Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS

SKIZOAFEKTIF TIPE DEPRESI REMISI PARSIAL

Disusun oleh:
Fadhli Dzil Ikram
1820221075

Pembimbing:
dr. Mardi Susanto, Sp.KJ (K)
dr. Tribowo Tuahta Ginting Sugihen, Sp.KJ (K)
dr. Alvinia Hayulani, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
PERIODE 9 DESEMBER 2019 – 11 JANUARI 2020
SURAT PERNYATAAN

Laporan kasus ini diajukan oleh :


Nama : Fadhli Dzil Ikram
NIM : 1820221075
Program Studi : Profesi Dokter
Periode : 9 Desember 2019 – 11 Januari 2019

Dengan ini menyatakan bahwa saya tidak melakukan tindakan plagiarisme dalam
penulisan laporan kasus berjudul :

SKIZOAFEKTIF TIPE DEPRESI REMISI PARSIAL

Apabila suatu saat terbukti saya melakukan plagiat, maka saya akan menerima
sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya.

Jakarta, Desember 2019

Fadhli Dzil Ikram

2
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. H
Usia : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Pada tanggal 12 Desember 2019 dilakukan autoanamnesis dengan


Tn. H pukul 11.00 WIB di Poliklinik Jiwa RSUP Persahabatan Jakarta.

A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Jiwa RSUP Persahabatan Jakarta oleh
karena ingin meminta obat kembali karena keluhan tidak bisa tidur

B. Riwayat Gangguan Sekarang


Pasien datang ke Poliklinik Jiwa RSUP Persahabatan Jakarta
pukul 11.00 WIB karena tidak bisa tidur sejak 3 bulan lalu semenjak
berhenti meminum obat. Pasien dtang sendiri ke poliklinik dengan
penampilan yang agak sedikit kurang rapih, tidak berlebihan, dan
sesuai dengan usia pasien. Ketika masuk kedalam poliklinik, pasien
tampak tenang, berjalan dengan sedikit tidak seimbang, dan langkah
sedikit lambat, lalu pasien duduk dibangku yang telah disediakan dan
mampu mengutarakan apa yang dikeluhkannya pada saat duduk
dalam sesi wawancara pasien sering melakukan gerakan-gerakan
dilehernya.
Setelah itu Dokter mengajukan beberapa pertanyaan untuk melihat
adanya gangguan mental organik. Pertama, pasien diberi pertanyaan
100 dikurangi 7 lalu pasien menjawab 93 dilanjutkan 93 dikurangi 7

3
lalu pasien berfikir kira-kira 1 menit lalu mencoba untuk menjawab,
kalimat pertama yang di sebut adalah 84, lalu pasien mencoba berfikir
lagi dan kemudian mengatakan 86. Kemudian diberikan pertanyaan
kedua mengenai pengetahuan umum,pada pemilu presiden yang
terkahir pemenangnya adalah siapa, lalu pasien bisa menjawab
dengan benar jawabannya Jokowi. Selanjutnya diajukan pertanyaan
pada pasien untuk menilai kemampuan daya ingat jangka panjang,
menegah, pendek dan segera. Pertama, pasien diberikan pertanyaan
dimana pasien bersekolah lalu pasien menjawab SD, SMP, dan di
SMA 10 di Jakarta dan sempat berkuliah di Universitas Jayabaya
mengambil jurusan S1 Ekonomi dan dapat menyelesaikan studinya
dan pasien juga mengatakan ia punya banyak teman sejak SD SMP
maupun SMA. Pertanyaan kedua lebaran kemarin pergi kemana lalu
pasien menjawab tidak kemana – mana dirumah saja, pertanyaan
ketiga hari ini ke RS diantar siapa dan naik apa lalu pasien menjawab
sendiri naik angkutan umum, lalu ditanya lagi naik angkutan umunya
itu sekali naik atau sambung, lalu pasien menjawab 1 kali saja.
Selanjutnya dokter meminta pasien menyebutkan kembali tiga benda
yang disebutkan dokter sebelumnya, yaitu meja, kursi, buku
kemudian pasien dapat mengikuti dan menyebutkan kembali tiga kata
tersebut lalu diselingi beberapa pertanyaan yang ditanyakan ke
pasien, kemudian pasien diminta untuk mengulangi tiga kata yang
telah disebutkan sebelumnya lalu pasien dapat menjawab dengan
benar dan lengkap. Selanjutnya pasien diberikan pertanyaan untuk
menilai orientasi terhadap tempat, waktu, personal dan situasi.
Ditanyakan pada pasien sekarang sedang berada dimana lalu pasien
menjawab Poliklinik Jiwa RS Persahabatan. Selanjutnya diberikan
pertanyaan saat ini pagi, siang, sore atau malam pasien menjawab
pagi kemudian pasien ditanyakan saat ini pasien sedang berbicara
dengan siapa dan sedang melakukan apa lalu pasien menjawab
sedang bersama dokter senior spesialis kesehatan jiwa dan dokter
muda serta sedang berbincang mengenai keluhannya. Dari beberapa

4
pertanyaan mengenai fungsi kognitif, pengetahuan umum, memori
dan orientasi pasien baik.
Lalu pasien ditanya apakah pasien pernah menggunakan obat-obat
terlarang, ganja atau sejenisnya, dan Pasien mengatakan tidak pernah
menggunakan zat – zat psikoaktif atau obat – obatan terlarang,
merokok, dan minum alkohol, hal ini menunjukkan keluhan pasien
tidak berhubungan dengan penggunaan zat psikotropika dan alkohol
serta pasien tidak memiliki gangguan mental dan perilaku akibat zat
psikoaktif.
Pasien ditanyakan apakah pernah mendengar suara suara namun
tidak ada wujudnya, lalu pasien mengatakan bahwa ia mendengar ada
suara laki-laki dan perempuan yang tidak didengar oleh orang lain
yang dirasakan ingin mengendalikan tubuh pasien, pasien menyebut
bahwa suara tersebut “mengakomodir” tubuhnya, dan
memerintahkan apa yang harus dilakukannya. Pasien ditanya kembali
apakah pernah melihat sesuatu atau wujud yang ia lihat namun orang
lahit tidak melihatnya, pasien menjawab bahwa ia dapat melihat
“jiwa” yang berwarna gelap dan terang dan hanya ia yang bisa
melihatnya, kemudian pasien ditanya kembali apakah pernah
mencium bebauan yang tidak ada sumbernya, pasien menjawab tidak
pernah namun ia bisa mencium bebauan seperti pasrfum yang ada
wujud bentuknya. Pasien ditanya kembali apakah pernah merasa ada
yang berjalan ditubuhnya, lalu pasien mengatakan tidak pernah
merasakan hal tersebut. Pasien ditanya kembali oleh dokter apakah
pasien pernah merasa presenter di tv itu menejelek-jelekkan pasien,
kemudian pasien menjawab dirinya meresa memiliki hubungan
telepati kepada presenter tersebut dan merasa bahwa presenter di tv
itu moncoba untuk memanfaatkan dirinya, kemudian pasien ditanya
kembali apakah dirinya yang sekarang tidak seprti yang dulu, dan
pasien menjawab bahwa tubuhnya itu seperti wadah, ia merasa
tubuhnya seperti di gantikan oleh sesuatu yang menurtnya dari suara-
suara yang ia dengar. Lalu pasien ditanya lagi apakah ia pernah

5
merasa barang-barang atau ukuran rumahnya menjadi lebih kecil atau
lebih besar dari biasanya dan pasien menjawab tidak pernah
merasakan hal tersebut.
Pasien ditanyakan apa yang sedang dirasakan pasien, apakah sedih
atau senang, lalu pasien menjawab bahawa dirinya merasa depresi,
depresi karena suara yang berada dipikirannya yang menyuruhnya
untuk depresi dan suara tersebut menetralisir dengan cara
mengeluarkan air mata.
Pasien diberikan pertanyaan untuk menilai abstraksi, apakah arti
dari air susu dibalas air tuba, pasien menjawab dapat menjawabnya
dengan benar yaitu ”kebaikan di balas dengan kejahatan”. Pasien
ditanya kembali jika ada anak kecil yang sedang ingin
menyebrangnya apa yang akan dilakukannya, pasien menjawab ia
akan menolongnya. Terakhir ketika pasien diberikan pertanyaan
mengenai 3 keinginannya pasien mengatakan ingin sehat, punya
semangat hidup, dan bekerja kembali.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien tidak memiliki gangguan psikiatri sebelumnya
2. Riwayat Penggunaan NAPZA
Pasien tidak pernah mengonsumsi zat psikoaktif.
3. Riwayat Gangguan Medik
Pasien ada riwayat DM yang terkontrol dengan insulin dan
Hipertensi
4. Riwayat Gangguan Neurologi
Paien tidak memiliki riwayat gangguan neurologi sebelumya.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Prenatal
Pasien lahir normal tanpa adanya penyulit
2. Riwayat Masa Kanak – Kanak Awal

6
Pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai dengan anak –
anak seusianya.
3. Riwayat Masa Kanak – Kanak Akhir
Pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai dengan anak –
anak seusianya.
4. Riwayat Masa Remaja
Pasien bergaul selayak anak-anak di usianya dan memiliki
banyak teman
5. Riwayat Pendidikan
SD, SMP dan SMA Jakarta dan pendidikan terakhir kuliah
jurusan S1 Ekonomi di Universitas jayabaya namun tidak
terselesaikan karena keluhan yang dialaminya.
6. Riwayat Pekerjaan
Pasien mengaku pernah bekerja sekolah.
7. Riwayat Beragama
Pasien beragama Islam.
8. Riwayat Pernikahan
Belum menikah.
9. Hubungan dengan Keluarga
Pasien tinggal bersama adiknya di rumah pribadi milik adiknya.
Biaya sehari-hari pasien termasuk makan juga ditanggung oleh
adiknya.
10. Riwayat Keluhan Serupa dalam Keluarga
Tidak ada keluhan serupa dalam keluarga.
11. Situasi Sosial Sekarang dan Ekonomi
Pasien laki-laki berusia 55 tahun, belum menikah dan tidak
bekerja. Pasien tinggal bersama adiknya di rumah pribadi milik
adiknya. pasien mengatakan sulit bersosialisasi dengen tetangga
sekitarnya karena menurutnya orang-orang di sekitarnya tidak
mau menerima situasinya yang sekarang. Pasien berobat ke
RSUP Persahabatan dengan menggunakan BPJS.Penghasilan
bulanan didapat dari pekerjaan antar jemput dan dari kedua adik

7
laki – lakinya. Pasien merasa cukup dan dapat memenuhi
kebutuhan hidup sehari – hari. Pasien dapat bersosialisasi dengan
baik sejak dari bangku sekolah, kuliah namun hanya memiliki
satu sampai dua orang teman terdekat saja dan saat ini dapat
bersosialisasi dengan tetangga dan masyarakat di sekitar
lingkungan rumah.
12. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien memiliki keinginan yaitu menginginkan sehat, punya
semangat hidup kembali, dan kembali bekerja.

III. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Pasien laki-laki berusia 55 tahun, agak sedikit berantakan, bersih
dan penampilan sesuai dengan usia pasien datang ke Poliklinik
Jiwa RSUP Persahabatan Jakarta seorang diri.
b. Kesadaran
Pasien datang dengan kesadaran penuh.
c. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Pasien dapat berjalan sendiri namun sedikit terlihat tidak
seimbang, dan saat melakukan tanya jawab sering
menggerakkan lehernya. Pasien dapat menjawab pertanyaan
dengan baik. tanpa alat bantu berjalan dan pasien dapat
menjawab setiap pertanyaan dengan baik.
d. Pembicaraan
a. Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab semua
pertanyaan pemeriksa serta mengungkapkan keluhan yang
dialaminya dan isi hatinya dengan jelas.
b. Kualitas : Bicara spontan dan sopan, volume cukup,
artikulasi kurang jelas, pembicaraan terarah dan isi
pembicaraan dapat dimengerti pemeriksa.
e. Sikap terhadap Pemeriksaan

8
Pasien kooperatif terhadap pemeriksaan.

B. Keadaan Afektif
a. Mood : Depresi
b. Afek : Terbatas
c. Keserasian : Mood dan afek serasi
d. Empati : Pemeriksa tidak dapat merasakan apa yang
dirasakan pasien pada saat mengalami keluhan.

C. Fungsi Intelektual dan Kognitif


1. Taraf Pendidikan, Pengetahuan Umum dan Kecerdasan
Tingkat kecerdasan dan pengetahuan umum, serta kemampuan
berhitung pasien baik. Pasien dapat menyelesaikan studinya
sampai S1.
2. Daya Konsentrasi
Daya konsentrasi pasien baik. Pasien dapat mengikuti
wawancara dengan baik dari awal sampai akhir. Pasien dapat
menjawab pertanyaan hitung-hitungan . Pasien dapat menjawab
pertanyaan pengetahuan umum dengan baik.
3. Orientasi
a. Waktu
Baik, pasien mengetahui waktu berobat siang hari.
b. Tempat
Baik, pasien mengetahui sedang berada di Poliklinik Jiwa
RSUP Persahabatan.
c. Personal
Baik, pasien mengetahui sedang berbicara dengan dokter
spesialis kesehatan jiwa senior dan dokter muda.
d. Situasi
Baik, pasien sadar sedang berbincang dengan dokter
mengenai kelihannya.
4. Daya Ingat

9
a. Daya Ingat Jangka Panjang
Baik, pasien dapat mengingat pendidikannya mulai dari SD
sampai perkulihan
b. Daya Ingat Jangka Menengah
Baik, pasien dapat mengingat lebaran tahun lalu pasien
hanya dirumah saja.
c. Daya Ingat Jangka Pendek
Baik, pasien dapat mengingat pasien berangkat ke RSUP
Persahabatan dengan siapa dan naik apa.
d. Daya Ingat Segera
Baik, pasien dapat mengulang dan menyebutkan kembali 3
kata yang disebutkan oleh dokter yaitu buku meja kursi.
5. Pikiran Abstrak
Baik, pasien dapat mengerti makna pribahasa “air susu dibalas
air tuba” yaitu “kebaikan dibalas dengan kejahatan”.
6. Kemampuan Menolong Diri Sendiri
Baik, pasien dapat mengerjakan segala sesuatunya sendiri.

D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
a. Halusinasi Auditorik : pasien mendengar ada suara-suara
laki-laki maupun perempuan yang mengatur hidupny
b. Halusinasi Visual : pasien melihat objek yang tidak
dapat dilihat orang lain yang disebut sebagai “jiwa” yang
berwarna hitam dan putih
c. Halusinasi Olfaktori : Tidak ada
d. Halusinasi Taktil : Tidak ada
e. Halusinasi Gustatorik : Tidak ada
2. Depersonalisasi dan Derealisasi
a. Depersonalisasi : pasien merasa dirinya yang
sekarang bukan seperti yang dulu karena sekarang ada yang
mengendalikan tubuhnya

10
b. Derealisasi : Tidak ada

E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktivitas
Baik, pasien dapat menjawab secara spontan.
b. Kontinuitas
Pasien dapat menjawab semua pertanyaan dengan baik.
2. Isi Pikiran
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Gangguan Pikiran :
a. Delution of grandiosity : Tidak ada
b. Delution of reference : pasien merasa bahwa
penyiar tv ingin memanfaatkan dirinya
c. Delution of control : pasien merasa dirinya diatur
oleh suara-suara yang barada di kepalanya
d. Delution of persecution : Tidak ada
e. Thought of withdrawl : Tidak ada
f. Thought of broadcasting : Tidak ada

F. Pengendalian Impuls
Selama melakukan tanya jawab pasien tampak tenang, kooperatif,
namun ada gerakan involunter yaitu menggerkan lehernya dan
pasien dapat mengandalikan impuls dengan baik.

G. Daya Nilai
1. Nilai Sosial
Pasien mengatakan bahwa sulit bersosialisasi dengan ornag
sekitar karena merasa orang-orang tersebut tidak mau
menerimanya.
2. Uji Daya Nilai

11
Daya nilai pasien baik. Ketika pasien diberikan pertanyaan “apa
yang akan dilakukan jika ada anak kecil yang ingin menyeberang
jalan sendirian ?” lalu pasien engatakan akan menolongnya
menyeberang.
3. Penilaian realitas
Terganggu. Pasien memiliki gangguan waham dan halusinasi.

H. Persepsi Pemeriksa terhadap Diri dan Kehidupan Pasien


Pasien tidak menyadari dirinya sakit jiwa dan ingin sembuh. Pasien
datang kontrol atas kemauan diri sendiri karena sulit tidur.

I. Tilikan
Pasien ini memiliki tilikan derajat 2 karena kesadaran sedikit akan
penyakitnya dan terkadang menyangkal bahwa dirinya sakit.

J. Taraf dapat Dipercaya


Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban
pasien dapat dipercaya karena pasien dapat menjawab pertanyaan
sesuai dengan apa yang ditanyakan.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. Status Generalis
 Keadaan Umum/ Kesadaran : Baik, Compos Mentis
 Tanda Vital
 Tekanan Darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 86 x/menit
 Laju Pernapasan : 20 x/menit
 Suhu : 36.5 C
 Berat Badan : 70 kg
 Tinggi Badan : 170 cm
 Sistem Kardiovaskular : Hipertensi
 Sistem Muskuloskeletal : Tidak ada kelainan

12
 Sistem Gastrointestinal : Tidak ada kelainan
 Sistem Urogenital : Tidak ada kelainan
 Gangguan Khusus : Diabetes Melitus

B. Status Neurologis
 Saraf Kranial : Kesan dalam batas normal
 Saraf Motorik : Gerakan involunter
 Sensibilitas : Kesan dalam batas normal
 Susunan Saraf Vegetatif : Tidak ada kelainan
 Fungsi Luhur : Tidak ada kelainan
 Gangguan Khusus : Tidak ada kelainan

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


a. Pasien laki-laki usia 55 tahun datang untuk kontrol karena keluahan
sulit tidur semenjak berhenti minum obat 3 bulan lalu.
b. Pasien menempuh pendidikan sampai dengan bangku kuliah.
Selama pendidikan mampu menerima pelajaran dengan baik dan
dapat menyelesaikan studinya sampai S1.
c. Pasien memiliki keluhan adanya suara-suara yang mengatur
hidupnya dan sesuatu yang dapat dihatny namun tidak dapat dilihat
oleh orang lain.
d. Kesadaran, fungsi kognitif, pengetahuan umum, daya ingat dan
orientasi pasien dalam keadaan baik.
e. Pasien tidak pernah konsumsi alkohol dan obat – obat terlarang atau
zat psikoaktif.
f. Pasien saat ini mengalami halusinasi auditorik karena mendengar
suara laki-laki dan perempuan namun tidak ada wujudnya, dan
visual karena pasien melihat objek yang orang lain tidak dapat
melihatnya. Pasien memiliki waham rujukan karena merasa
presenter TV ingin memanfaatkan dirinya.
g. Mood depresi dan afek sempit.

13
h. Pasien mengalami depersonalisasi karena merasa dirinya yang
sekarang bukan dirinya yang dulu akibat dipengaruhi oleh suara-
suara yang ada di kepalanya.
i. Pasien dapat bersosialisasi dengan baik saat bersekolah, kuliah
dengan teman – temannya namun pasien sekarang sulit
bersosialisasi dengan tetangganya karena merasa orang-orang
disekitarnya tidak mau menerima kondisinya sekarang.
j. Pasien memiliki riwayat DM terkontrol dan hipertensi.
k. Pasien tinggal bersama adiknya dirumah adiknya.
l. Pasien berobat ke RSUP Persahabatan menggunakan BPJS
m. Pasien memiliki gejala sedang dan disabilitas sedang.

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK


Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan
pada pasien ini terdapat sekumpulan gejala atau perilaku yang
menimbulkan penderitaan dan yang berkaitan dengan disabilitas.
Berdasarkan hasil tersebut, pasien dikatakan menderita Gangguan
Jiwa.
A. Diagnosis Aksis I
 Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, tidak terdapat
penyakit yang meyebabkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai
dari tingkat kesadaran, fungsi kognitif, daya ingat, konsentrasi
serta orientasi yang masih baik sehingga pasien ini bukan
penderita Gangguan Mental Organik (F.0)
 Berdasarkan anamnesis didapatkan pasien tidak pernah memiliki
riwayat mengonsumsi alkohol, psikoaktif dan penggunaan
napza. Maka dari itu pasien bukan penderita Gangguan
Mental dan Perilaku Akibat Zat Psikoaktif atau Alkohol
(F.1).
 Berdasarkan anamnesis pada pasien ditemukan adanya
gangguan menilai realita berupa halusinasi dan waham sehingga
pada pasien ini mengalami Psikotik. Pasien pmengalami

14
halusinasi visual yaitu melihat adanya objek yang berwarna
hitam dan putih yang ia sebut ‘Jiwa” dan halusinasi auditorik
yaitu pasien merasa ada suara-suara yang terdengar di kepalanya
namun tidak ada wujudnya dan waham rujukan yang merasa
presenter di tv seakan-akan ingin memanfaatkan dirinya, lalu
pasien mengatakan bahwa dirinya merasa depresi yang di
pengaruhi oleh suara yang ada dikepalanya dan pasien merasa di
netralisir oleh suara tersebut dengan cara menangis. Oleh karena
itu pasien ini merupakan penderita Skizoafektif tipe depresi
(F25.1). Pasien mengaku sebelumnya telah berobat dan
keluhannya mulai menghilang namun 3 bulan terakhir berhenti
minum obat dan keluhannya muncul kembali maka dapat
disimpulakan pasien ini adalah Skizoafektif tipe deprsi dengan
remisi parsial (F25.14)

B. Diagnosis Aksis II
 Pasien dapat berkomuniasi dengan baik dan memiliki teman
pada saat sekolah dulu sehingga pasien tidak menderita
gangguan kepribadian. Fungsi kognitif baik karena Pasien
dapat menempuh pendidikan sampai selesai S1 sehingga pasien
tidak terdapat mental retardasi. Karena tidak terdapat
gangguan kepribadian dan tidak terdapat retardasi mental maka
diagnosis pada Aksis II adalah tidak ada diagnosis.

C. Diagnosis Aksis III


 Pasien memiliki riwayat DM yang terkontrol dan hipertensi.

D. Diagnosis Aksis IV
Pasien adalah seseorang yang tidak bekerja dan tinggal bersama
adiknya, selama ini yang mengurusnya adalah adiknya untuk
memenuhi kebutuhan sehari-harinya maka pasien memiliki primary
support group yang baik. Pasien tidak dapat bergaul dengan

15
tetangganya karena merasa tidak dapat diteima oleh lingkungan
sekitar, dan pasien tidak dapat bekerja kembali karena memiliki
gangguan jiwa maka diagnosis pada Aksis IV adalah adanya
masalah dengan lingkungan social dan perekonomian.

E. Diagnosis Aksis V
 Pada pasien ini didapatkan beberapa gejala sedang dan
disabilitas sedang dalam social dan pekerjan sehingga aksis V
didapatkan GAF Scale 60 - 51

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL


 Aksis I : Skizoafektif tipe depresi dengan remisi parsial
 Aksis II : Tidak ada diagnosis
 Aksis III : DM terkontrol dan Hipertensi
 Aksis IV : Gangguan lingkungan social dan perekonomian
 Aksis V : GAF Scale 60 – 51

VIII. DAFTAR PROBLEM


 Organobiologik : Penyakit DM dan hipertensi.
 Psikologis : Adanya waham, halusinasi visual dan
auditorik, depersonalisasi.
 Sosio ekonomi : pasien tidak dapat bergaul dengan
lingkungan sekitarnya, dan tidak dapat bekerja kembali karena
gangguan jiwa yang dialaminya. Pasien belum menikah.

IX. PROGNOSIS
A. Prognosis ke Arah Baik
 Pasien datang berobat atas keinginan sendiri
 Pasien memiliki keinginan untuk sembuh
 Respon terapi baik
B. Prognosis ke Arah Buruk

16
 Gejala akan muncul jika pasien tidak mengonsumsi obat
secara rutin.
 Belum menikah
 Tidak bekerja
 Sakit jiwa sejak 4 tahun lalu
Berdasarkan data – data diatas, dapat disimpulkan prognosis
pada pasien ini adalah
 Ad Vitam : dubia ad bonam
 Ad Functionam : dubia ad bonam
 Ad Sanationam : dubia ad malam

X. TERAPI
A. Psikofarmaka
 Seroquel 1x1
 Clozapine 1x1
 Alprazolam 1x1

B. Psikoterapi
 Pasien diminta untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, lebih
rajin beribadah dan berdoa untuk meminta kesehatan dan
perlindungan.
 Melakukan hal – hal yang disenangi dan nikmati seperti jalan
– jalan atau bercengkrama dengan teman – teman ataupun
melakukan hobinya seperti berolah raga rutin seminggu tiga
kali.
 Pasien diminta untuk bercerita kepada adiknya jika ada
masalah atau sedang merasa sedih

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Ajar Psikiatri. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2013


2. Muslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta. 2013
3. Muslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropika. Jakarta. 2014

18

Anda mungkin juga menyukai