3. KERANGKA TEORI
A. Kefir
Kefir merupakan salah satu jenis susu yang difermentasi dengan
menggunakan starter berupa granula kefir dan mengandung mikroorganisme
menguntungkan untuk sistem pencernaan. Kefir grain atau biji kefir berbentuk
butiran-butiran seperti bunga kol berwarna putih atau krem, berdiameter 2 – 15
mm dan terdiri dari kumpulan bakteri antara lain Streptococcus sp., Lactobacilli
dan beberapa jenis ragi/ khamir non-patogen yang saling bersimbiosis meliputi
Streptoccus lactis, Streptoccus cremoris, Lactobacillus casei, Lactobacillus
acidophilus, Candida kefir dan Kluyveromyces fragilis (Usmiati, 2007). Bakteri
asam laktat menempati bagian luar biji sedangkan ragi/ khamir berasa dalam
intinya.
Kefir mengandung bakteri Lactobacilli sebanyak 5 x 106 CFU/ ml dan
yeast sebanyak 106 CFU/ ml (Anonim, 2013). Selain berperan sebagai probiotik,
kefir juga berperan sebagai sumber gizi, karena kefir mengandung lemak 1,5 %,
protein 3,5 %, laktosa 4,5% dengan kadar air sebanyak 89 % dan pH 4,6
(Usmiati, 2007). Kefir dibuat dengan bahan baku susu sehingga kandungan
nutrisi di dalamnya tidak jauh berbeda dengan kandungan nutrisi susu.
Kandungan lemak kefir tergantung pada kadar lemak susu yang digunakan, jika
susu yang digunakan mengandung kadar lemak yang tinggi maka kefir yang
dihasilkan mengadung lemak yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Kefir juga
mengandung kalsium, asam amino, magnesium, berbagai vitamin B, vitamin K,
dan Zinc ( Anonim, 2011).
Saat ini kefir sering dikonsumsi oleh manusia sebagai probiotik, namun
penggunaan terhadap unggas masih jarang dilakukan terutama pada ayam
broiler.Kefir berpotensi digunakan sebagai probiotik pada ayam broiler karena
bakteri asam laktat yang diperlukan oleh saluran pencernaan broiler seperti
Lactobacillus terkandung dalam kefir. Menurut Wijaningsih (2008) probiotik
(Lactobacillus sp) akan membentuk koloni di saluran cerna, menempel pada
mukosa usus, menciptakan lingkungan yang sesuai bagi keseimbangan
mikrobial, membatasi pembususkan di usus sehingga dapat mengontrol produksi
racun dan menghambat bakteri patogen.
4. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Kegiatan kewirausahaan dilaksanakan pada bulan September sampai
dengan November 2018 di kandang ayam pedaging Bapak Jhoni fendi Desa
Tlogosari Kecamatan Sumbermalang Kabupaten Situbondo Jawa Timur.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam kegiatan kewirausahaan ini adalah :
kandang, tempat pakan dan minum, pemanas, tabung gas, timbangan,
sprayer, timba, sekop, wadah kefir, pendingin, dan kompor.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah : DOC (Day Old
Chicken) Strain MB 202 Platinum 100 ekor, pakan komersial BR1 produksi
PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk , susu segar, starter kefir, air, vitamin,
vaksin, gula, desinfektan, kertas koran dan sekam.
C. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan Kandang
Seminggu sebelum kegiatan dimulai, dilakukan persiapan kandang.
Persiapan kandang dimulai dai pencucian kandang dengan menggunakan
bahan-bahan desinfektan. Kemudian mempersiapkan peralatan yang akan
digunakan selama pemeliharaan. Semua peralatan yang akan digunakan
selama pemeliharaan dicuci dengan menggunkan campuran air dan
desinfektan.
2. Persiapan Brooding
Setelah persiapan kandang selesai dilaksanakan, kemudian melakukan
pemasangan brooding, yaitu dengan memasang kanopi, pemasangan lampu,
pemasangan litter (sekam), pemasangan alas koran, dan pemasangan pakan dan
tempat minum. Masa brooding dilaksanakan hingga ayam berumur 10 hari.
3. Penerimaan DOC
Pada saat DOC datang, bobotnya ditimbang dan langsung dimasukkan
dalam brooding yang telah disiapkan serta diberikan air gula untuk mengganti
energi yang hilang selama perjalanan.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan ayam meliputi pemberian pakan dan minum, pembersihan
kandang, dan kontrol kesehatan yang dilakukan setiap hari.Pemberian pakan
pada sebanyak 6 kali sehari pada ayam berumur 1-2 minggu, kemudian
frekuensi pemberian pakan dikurangi menjadi 3 kali sehari. Pakan yang
digunakan adalah pakan komersial BR 1-S hasil produksi PT. Japfa Comfeed
Indonesia, Tbk dengan kandungan protein kasar minimal 20% dan kandungan
serat kasar maksimal 5%. Pergantian air minum dilakukan 2 kali sehari yaitu
pagi hari (sesuai perlakuan) dan sore hari.
5. Prosedur Pembuatan Probiotik (Kefir)
a. Peremajaan Starter
Grain kefir terlebih dahulu diremajakan dalam susu segar yang telah
dipasteurisasi. Susu segar pasteurisasi kemudian didinginkan hingga suhu 20oC
dan diinokulasi dengan kefir grain selama 20 jam pada suhu kamar. Selanjutnya
dilakukan penyaringan untuk memisahkan susu dan kefir grain. Kefir grain
kemudian disimpan selama 30 menit pada suhu 4oC dan siap digunakan sebagai
kefir grain dalam pembuatan kefir selanjutnya (Kustiawan, 2010).
b. Pembuatan Kefir
Langkah- langkah pembuatan kefir didasarkan pada penelitian Usmiati
(2008) adalah sebagai berikut: Susu segar dipasteurisasi, yaitu dipanaskan pada
suhu 90 oC selama 15 menit, kemudian didinginkan sampai mencapai suhu
kamar (±32oC). Susu pasteurisasi kemudian diinokulasi dengan memasukkan
3% butir-butir kefir dan diaduk merata. Diamkan atau diinkubasi selama 24 jam
pada suhu kamar agar proses fermentasi berlangsung. Bila susu sudah
menggumpal lalu disaring dengan menggunakan saringan plastik untuk
mendapatkan butir-butir kefir kembali. Fitrat yang sudah disaring (bagian
cairnya) siap untuk diberikan pada ternak atau didinginkan pada suhu 5oC
selama 2-3 jam untuk proses pematangan. Butir-butir kefir yang diperoleh dicuci
dengan air matang dingin untuk dipakai lagi pada waktu lain, demikian
seterusnya. Berikut secara sederhana adalah prosedur atau langkah-langkah
pembuatan kefir oleh Kustiawan (2010) dalam bagan yang telah dimodifikasi:
Susu segar
Dipanaskan 90oC (15 menit)
Penyaringan
Butir kefir
Kefir
6. Perlakuan
Ayam dipelihara hingga umur 35 hari dengan perlakuan adalah kadar
kefir dalam air minum broiler, P1 (0 ml/ liter air minum) dan P2 (4,2 ml/ liter air
minum). Setiap perlakuan atau populasi terdiri dari 50 ekor ayam
broiler.Pemberian kefir dalam air minum ayam broiler dimulai saat ayam
berumur 1 - 35 hari dan dilakukan setiap hari yaitu pagi hari hingga sore hari,
kemudian diganti dengan air biasa.Pengambilan data dilakukan sejak hari
pertama hingga ayam panen dengan data yang diambil adalah konsumsi pakan,
pertambahan bobot badan, dan konversi pakan.
D. Parameter Pengamatan
1. Konsumsi Pakan
Pengambilan data konsumsi pakan diambil setiap hari yaitu dengan
menghitung selisih antara jumlah pakan yang diberikan dengan jumlah pakan
yang tersisa.
2. Pertambahan Bobot Badan
Data pertambahan bobot badan diperoleh dari hasil penimbangan ayam
pada akhir minggu dengan hasil penimbangan pada awal minggu.
3. Konversi Pakan
Perhitungan konversi pakan dilakukan setiap minggu dengan cara
membandingkan hasil konsumsi pakan dengan pertambahan bobot badan.
4. Mortalitas
Perhitungan mortaliltas dilakukan selama pemeliharaan dengan cara
membandingkan antara jumlah ayam yang mati pada setiap populasi dengan
jumlah total ayam yang dipelihara dan dinyatakan dalam bentuk persen (%).
5. Efisiensi Pakan
Efisiensi pakan dihitung setiap minggu dengan cara membandingkan
pertambahan bobot badan dengan konsumsi pakan dan menyatakannya dalam
persen (%).
6. AnalisaUsaha
a. Analisa R/C ( Revenue/Cost )
Analisa R/C dihitung dengan rumus :
R/C = Total penerimaan penjualan
Total biaya
b. Analisa B/C ( Benefit / Cost)
Analisa B/C dihitung dengan rumus :
B/C = Tingkat keuntungan
Total biaya
c. Analisa BEP ( Break Even Point)
Analisa BEP produksi dihitung dengan rumus :
BEP Produksi =Total biaya
Harga jual
Analisa BEP harga dihitung dengan rumus :
BEP Harga = Total biaya
Total Produksi
5. ANALISA DATA/PEMBAHASAN
A. Konsumsi Pakan
Data konsumsi pakan ayam broiler dengan penambahan kefir dalam air
minum dan tanpa penambahan kefir disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1 Konsumsi Pakan Mingguan dan Kumulatif P1 dan P2
Daud. M. 2005. Performan ayam Pedaging Yang Diberi Probiotik Dan Prebiotik
dalam Ransum.Jurnal Ilmu Ternal.Vol 5. No 2.
Hidayah, N., Gobel, R. B., Djide, M, N., Hassan, M. S. Tanpa Tahun. Pengaruh
Penambahan Variasi Konsentrasi Starter Probiotik Pada Pakan Terhadap
Perkembangan Ayam Kampung Galllus domesticus. Jurnal Ilmiah.
Institut Pertanian Bogor. Tanpa Tahun. Tinjauan Pustaka (Bakteri Asam Laktat).
Sari, M.L., Arfan, A., Merint.2013. Isolasi Dan Karakteristik Bakteri Asam Laktat
Pada Usus Ayam Broiler.Agripot.Vol 13. No 1.
Suryo, H,. Yudiarti, T,.Isroli. 2012. Pengaruh Pemberian Probiotik Sebagai Aditif
Pakan Terhadap Kadar Kolesterol, High Desity Lipoptotein (HDL) dan
Low Density Lipoprotein (LDL) Dalam Darah Ayam Kampung.Animal
Agriculture Journal. Vol 1/.No 2.
Oleh :
Jhoni effendi