Abstrak
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki temperatur udara rata-rata berkisar
antara 27 °C sampai dengan 34 °C pada kelembaban udara relatif yang cukup tinggi yaitu
antara 75% - 90%. Temperatur dan kelembaban udara yang tinggi ini berpengaruh kepada
kinerja turbin gas PLTG yang ada di Indonesia. Temperatur udara standar masuk kompresor
yang ditetapkan oleh pabrik pembuat turbin adalah 15 °C dengan kelembaban udara 60%
(kondisi ISO). Semakin tinggi temperatur udara yang masuk ke kompresor maka berpengaruh
kepada semakin menurunnya daya output yang dihasilkan. Oleh karena itu diperlukan suatu
sistem pendingin udara masuk kompresor agar penurunan daya tersebut dapat diminimakan.
Kajian yang dilakukan akan membahas sistem pendinginan udara masuk turbin gas untuk
menaikkan daya output sebuah Pembangkit Listrik tenaga Gas PLTG di pulau Bali yang
beroperasi pada waktu beban puncak.
Data yang diolah merupakan data cuaca disekitar lokasi PLTG dan data karakteristik
dari turbin gas. Hasil pengolahan data dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih sistem
pendingin. Data pengolahan lain berupa cooling load selanjutnya digunakan untuk
merancang komponen-komponen dari sistem pendingin yang akan diterapkan.
Hasil kajian menunjukkan bahwa dengan menurunkan temperatur udara luar masuk
kompressor turbin gas sampai 22 °C, dapat menaikkan daya output turbin gas PLTG lebih
dari 10 MW.
Kata kunci: Cooling load, daya luaran turbin, PLTG, sistem pendingin, temperatur udara
masuk kompresor.
KE-19
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
Penjelasan dari diagram p-υ dan T-s pada tinggi dari standard ISO, dengan
Gambar 1 diatas : temperatur dry bulb sekitar 27-33 oC dan
1-2 Kompresi isentropik (terjadi di RH 80%. Temperatur yang lebih tinggi
kompressor). tersebut menjadikan daya output turbin
menjadi lebih kecil jika dibandingan
2-3 Penambahan panas pada tekanan dengan kondisi ISO.
konstan (terjadi di ruang bakar)
Perhitungan daya output turbin gas
3-4 Ekspansi isentropik (terjadi di merupakan perkalian antara aliran massa
turbin). udara masuk dengan beda enthalpi gas
4-1 Pembuangan panas pada tekanan yang masuk dan keluar turbin gas. Aliran
konstan (terjadi di heat exchanger massa udara bergantung pada nilai
tambahan) temperatur lingungan, udara dengan
temperatur yang lebih rendah memiliki
massa jenis udara yang lebih besar
Pengaruh Temperatur Udara Terhadap dibandingkan dengan udara yang memiliki
Daya Luaran Turbin Gas temperatur yang lebih tinggi, T2 < T1 ,
Pada saat pengujian kinerja turbin gas, maka ρ2 > ρ1
pabrikan melakukannya dalam kondisi uji Sedangkan beda enthalpi gas
ISO, yaitu kondisi pada temperatur dry masuk/keluar turbin gas, merupakan nilai
bulb 15oC, temperatur wet bulb 7,2 oC, yang sudah definitif sesuai temperatur dan
relative humidity 60% dan pada tekanan 1 tekanan udara.
bar. Hasil pengujian pada kondisi ini
kemudian dijadikan acuan pada kondisi- Berikut merupakan karakteristik dari
kondisi yang lain. variabel-variabel lain yang nilainya akan
terpengaruh dengan adanya perubahan
Indonesia memiliki temperatur dry temperatur udara yang masuk kompressor
bulb dan RH rata-rata harian yang lebih
.
KE-19
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
Cuaca Tahunan di Gilimanuk bulan yang diambil dari PLTU Gilimanuk
Berikut ini merupakan grafik selama tahun 2013:
temperatur udara harian yang mewakili 1
Gambar 4. Grafik temperatur udara pada waktu beban beban puncak pemakaian listrik
KE-19
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
Temperatur rata-rata udara di PLTG Pengaruh Temperatur Udara
Gilimanuk berdasarkan dari perhitungan Lingkungan Terhadap Daya Output
dan grafik di atas yaitu sebesar 31,375 oC. Turbin Gas PLTG Gilimanuk.
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai Berikut merupakan grafik dari hasil
relatif humidity di Gilimanuk berkisar 74- perhitungan yang menunjukkan pengaruh
87%. Nilai RH tersebut relatif sama seperti temperatur udara masuk kompresor
di wilayah Indonesia yang lain, yang mana terhadap daya output turbin PLTG
memiliki nilai yang relatif tinggi. Gilimanuk:
Gambar 5. Pengaruh temperatur udara masuk kompresor terhadap daya output turbin PLTG
Gilimanuk
Pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa menghasilkan daya output sebesar
semakin tinggi temperatur udara masuk ke 123,13MW atau mengalami kenaikan daya
kompresor maka akan semakin rendah output sebesar 13,18 MW dibandingkan
daya output yang dibangkitkan oleh turbin sebelum menggunakan sistem pendingin.
PLTG. Pemilihan Sistem Pendingin Udara
Pada saat turbin beroperasi pada waktu Masuk Turbin Gas
beban puncak (temperatur udara Beberapa jenis sistem pendingin yang
o
31,375 C), didapatkan daya output yang dapat diterapkan untuk menurunkan
dihasilkan besarnya 109,95MW atau temperatur udara lingkungan:
mengalami penurunan daya dibanding
kondisi ISO sebesar 23,85MW. 1. Evaporative Air Cooling System
2. Fog Inlet Ait Cooling System
Penurunan daya tersebut cukup besar,
3. Mechanical Refrigeration – Direct
yaitu 17,86% dari kapasitas maksimal
system
pada kondisi ISO. Untuk mengatasi
4. Mechanical Refrigeration –
penurunan daya output tersebut maka
Indirect system
dibutuhkan sistem pendingin udara masuk
5. Mechanical Refrigeration - Ice
agar dapat menurunan temperatur udara
storage
masuk ke kompresor.
6. Mechanical refrigeration – Chilled
Jika diinginkan temperatur yang masuk Water Storage
kompresor sebesar 22oC, maka turbin akan
KE-19
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
7. Absorption chiller inlet air cooling menggunakan Evaporative Cooling
system Process dan Inlet Chilling Process. Jenis
Proses pendinginan udara dari jenis- sistem pendingin nomor 1 dan 2 diatas
jenis sistem pendingin diatas terlihat dalam menggunakan Evaporative Cooling
diagram Psychrometric pada gambar 6. Process, sedangkan nomor 3 sampai 7
menggunakan prinsip Inlet Chilling
Pada diagram Psychrometric tersebut Process.
terdapat 2 proses pendinginan udara yaitu
Gambar 6. Proses evaporative cooling dan chilling system, GE Power System GER-3567H
Daerah Gilimanuk memiliki kondisi Gilimanuk tidak bekerja sepanjang hari,
udara dengan RH tinggi atau temperatur waktu turbin tidak beroperasi yaitu 20 jam
tabung basah yang tinggi, maka proses per hari sehingga tidak terdapatnya beban
pendinginannya terbatas hanya sampai kalor selama 20 jam tersebut, hal tersebut
temperatur tabung basah, RH 100%, dapat menjadi potensi untuk menyimpan
sehingga penurunan temperatur tabung air dingin di dalam Chilled Water Storage.
kering tidak besar sehinngga jika Sehingga kapasitas Chiller yang akan
diterapkan pada PLTG, kenaikan daya dipakai akan lebih kecil dibanding Chiller
outputnya kurang berarti. yang mengatasi beban secara langsung
Oleh karenanya, maka sistem pendingin pada waktu beban puncak. Pembebanan
dengan proses evaporating tidak dipilih yang stabil pada Chiller menjadi alasan
untuk mendinginkan temperatur udara lain dalam memilih menggunakan Chilled
masuk turbin gas PLTG Gilimanuk. Water Storage ini.
Mechanical refrigeration – Chilled
water storage dipilih sebagai sistem Skema Mechanical Refrigeration–
pendingin yang akan di terapkan di PLTG Chilled Water Storage yang Akan
Gilimanuk. Hal ini dikarenakan Dipasang di PLTG Gilimanuk.
mechanical refrigeration sytem dapat Berikut merupakan usulan skema
menurunkan temperatur udara yang lebih, mechanical refrigeration-chilled water
sehingga akan berdampak pada kenaikan storage tank yang dipasang di PLTG
daya output yang signifikan. Chilled Water Gilimanuk.
Storage diperlukan karena PLTG
KE-19
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
KE-19
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
Perhitungan Perkiraan Cooling Load = 9416 kW
pada Sistem Pendingin Latent cooling load dapat cari dari
Setelah nilai temperatur rata-rata hubungan:
udara ambient diketahui, dapat diperoleh Latent cooling load = Total cooling
nilai load – Sensible cooling load
beban pendinginan sensibel udara yang sehingga,
masuk ke kompressor dengan rumus: L udara = 9416 – = 5781 kW
s udara = ṁ udara Cp udara T Beban pendinginan yang harus diatasi
dimana : oleh mesin pendingin tidak hanya beban
ṁ udara = laju alir massa udara (kg/s) pendinginan yang berasal dari udara yang
Cp udara = koefisien panas jenis udara masuk kompressor saja, heat losses pada
(kJ/kg.K) perpipaan, Thermal Energy Storage dan
T = beda temperatur (oC atau K) pompa perlu diperhatikan sebagai beban
Dari data Turbin Gas merk Alstom 13 tambahan pada chiller.
E 2 yang digunakan oleh PLTG Diasumsikan bahwa heat loss dari
Gilimanuk, diketahui aliran masa udara komponen-komponen sistem pendingin
sebesar (ṁ) 385 kg/detik. Nilai Cp udara tadi besarnya 5% (safety margin) dari total
adalah sebesar 1,0071 kJ/kg,K. Sehingga cooling load udara masuk ke kompressor.
nilai sudara menjadi : Sehingga total cooling load system:
s udara = 385 1,0071 Total cooling loadsystem
= 9416 + (5% × 9416)
= 3635 kW = 9887 kW
Sensible cooling load, latent cooling load
dan total cooling load dapat dihubungkan Total cooling load dari sistem ini
dengan rumus: kemudian akan diolah untuk merancang
komponen-komponen sistem pendingin
Total cooling load = Sensible cooling load
yang akan dibuat di PLTG Gilimanuk
+ latent cooling load
total udara = s udara + L udara
Pemilihan Chiller
Karena massa alir udara telah
diketahui, maka total cooling load dapat Telah diketahui pada bahwa nilai total
ditentukan nilainya jika telah didapat nilai cooling load pada PLTG Gilimanuk
entalphy udara saat sebelum dan setelah sebesar 9887 kW. PLTG Gilimanuk ini
melewati cooling coil. Nilai entalpy dapat bekerja selama 4 jam yaitu pukul 18.00
diketahui nilainya dari diagram hingga 20.00 WITA, sehingga total
psychrometric jika 2 parameter lain cooling load selama 4 jam adalah:
diketahui nilainya Cooling Load (4 jam) = 9887 kW × 4
Kondisi 1 yaitu temperatur udara jam
sebelum masuk cooling coil 31,375oC, = 39547 kWh
RH sebesar 76%, nilai entalphy yang Dengan dipasangnya thermal energy
didapat nilainya 86,698 kJ/kg. Kondisi 2 storage, chiller akan bekerja selama 20
yaitu temperatur udara setelah keluar jam (diluar waktu beban puncak).
cooling coil, 22oC dan nilai RH Sehingga total cooling load diatas akan
diasumsikan 95%, nilai entalphy yang dibagi selama 20 jam tersebut, nilai yang
didapat nilainya sebesar 62,231 kJ/kg. akan didapat merupakan kapasitas chiller.
KE-19
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
Setelah mendapatkan nilai dari memiliki temperatur yang lebih tinggi
kapasitas chiller tersebut, penulis dibanding temperatur air saat keluar dari
kemudian mencari chiller lewat katalog thermal energy storage. Berdasarkan rule
produk melalui internet. Setelah of thumb yang biasa terjadi selama ini,
menyesuaikan dengan beban pendingin perbedaan temperatur air antara yang
maka dipilihlah ammonia chiller dengan masuk dan keluar thermal energy storage
kapasitas pendinginan 317 TR pada COP sebesar 5oC.
4.9. Chiller yang dibutuhkan berjumlah 2 Sehingga persamaan energinya
buah, sehingga kapasitas Chiller total = menjadi :
634 TR. ṁair Cpair Tair= Total cooling
load
Perancangan awal Chilled Water Storage ṁair =
Tank
Berdasarkan skema sebelumnya, ṁair =
terlihat bahwa air yang keluar dari chilled
water storage tank atau disebut juga ṁair = 473 kg/s
thermal energi storage akan menerima Jika dianggap massa jenis air adalah
kalor disepanjang perjalanannya, kalor 1000 kg/m3, maka volume thermal energy
yang diterima berasal dari perbedaan storage yang dibutuhkan untuk
temperatur yang terjadi antara di dalam menampung air selama PLTG beroperasi
dan di luar pipa, kalor dari pompa dan saat waktu beban puncak (4 jam) adalah :
kalor dari udara yang melewati cooling VTES = × (4 × 3600 detik)
coil. Selain itu pada thermal energy VTES = 6811 m3
storage pun akan terjadi pertukaran kalor Untuk menjaga ketersediaan air yang
dari lingkungan, hal ini disebabkan oleh mungkin akan berkurang, maka perlu
isolasi yang tidak sempurna. Beban-beban ditambahkan volume margin sebesar 5%,
kalor tersebut menyebabkan temperatur air sehingga volume thermal energy storage
yang masuk ke thermal energy storage menjadi 7152 m3.
(setelah proses mendinginkan udara) akan
Berikut merupakan spesifikasi tentang thermal energy storage yang akan dibuat:
Total water volume : 7152 m3
Required tank radius : 10 m
Required tank diamete: 20 m
Total usable height : 22,78 m
Thermocline : 0,6 m
Dead space margin : 2 × 0,25 m (diffuser) +0,2 m free board
Tank total height : 24,08 m
KE-19
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
Pemilihan Pompa Debit = 7152 : 20
Terdapat 2 jenis pompa yang = 357,6 m3/jam
dibutuhkan pada sistem kali ini, yaitu Dari katalog pompa yang tersedia, dipilih
pompa yang digunakan untuk pompa sentrifugal dengan kapasitas 400
mendinginkan air menuju ke chiller, dan m3/jam
pompa yang digunakan untuk mengalirkan Debit pompa yang diperlukan untuk
air sejuk ke cooling coil agar dapat mengalirkan air ke cooling coil yang
mendinginkan udara yang masuk ke bekerja selama 4 jam adalah:
kompressor. Debit = 7152 : 4
= 1788 m3/jam
Dari katalog pompa yang tersedia, dipilih
Debit pompa yang dibutuhkan dapat 4 buah pompa sentrifugal dengan kapasitas
diketahui dengan menggunakan nilai masing-masing 450 m3/jam
volume air yang dibutuhkan yaitu sesuai Perancangan Cooling Coil
dengan ukuran thermal energy storage
sebesar 7152 m3. Untuk pompa yang akan Perhitungan dimensi cooling coil
digunakan untuk mengalirkan air ke dilakukan dengan menggunakan bantuan
chiller, pompa ini bekerja selama 20 jam. software cooler yang didapat dari
Maka total debit pompa yang dibutuhkan: www.zcs.ch. Dengan memasukkan data
yang sesuai dengan kondisi lapangan,
diperoleh hasil sebagai berikut :
Given
Height (altitude) 20 m Chilled water in temperature, oC 7
Inlet air temperature, oC 31,4 Chilled water out temperature, oC 12
Outlet air temperature, oC 22 Frame height, mm 4,000
Air flow rate (humid), m3/h 1,155,000 Frame width, mm 5,500
Output
Tubes total 520 Finned width,mm 4961
Tubes blanc 12 Finned depth,mm 415
Tube rows on the depth 8 Fin spacing,mm 2
Tube rows on the height 65 Fin thickness,mm 0,5
Number of circuit 254 Tube diameter 22,4
Frame height,mm 4000 Tube thickness,mm 0,4
Frame width,mm 5500 Tube interval height,mm 60
Frame depth,mm 720 Tube interval depth,mm 52
Finned height,mm 3900
KE-19
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
Turbine Cooling System, US, Pacific
Kesimpulan Northwest National Laboratory.
3. Kavanaugh, Stephen P. 2006, HVAC
1. Berdasarkan kondisi iklim setempat, Simplified, Atlanta ,American Society
maka sistem pendingin yang sesuai of Heating, Refrigerating and Air
untuk diterapkan pada PLTG Conditioning Engineers, Inc.
Gilimanuk yang beroperasi pada waktu 4. Mansour , M Khamis. Hassab, M. 2012,
beban puncak adalah sistem Thermal Design of Cooling Coil and
mechanical refrigeration – chilled water Dehumidifying Coils.
storage. 5. Marzouk, Ali & Hanafi, Abdalla,
2. Dengan diterapkannya sistem pendingin Thermo-Economic Analysis of Inlet Air
udara masuk kompressor pada turbin Cooling In Gas Turbine Plants. Giza ,
gas, diharapkan akan menaikkan daya Mechanical Power Department Cairo
output turbin gas PLTG Gilimanukyang University.
sebesar 13,18 MW. 6. Moran, Michael J & Shapiro, Howard
3. Cooling load dari udara yang N., Termodinamika Teknik, Jakarta,
didinginkan besarnya yaitu 3635 kW Erlangga.
untuk sensibel cooling load dan 5781 7. Musser, Amy, Thermal Performance of
kW untuk latent cooling load. sehingga a Full-Scale Stratified Chilled-Water
total dari cooling loadnya sebesar 9416 Thermal Storage Tank, ASHRAE.
kW. 8. Santos, Ana Paula & Andrade, Claudia
4. Kapasitas chiller yang dibutuhkan R, 2012,Analysis of Gas Turbine
nilainya sebesar 1977 kW atau 562 TR. Performance with Inlet Air Cooling
Dipilih Ammonia Chiller dengan Techniques Applied to Brazilian Sites,
kapasitas 317 TR sebanyak 2 buah. Brazil.
5. Sebagai media penyimpanan air dingin,
besarnya volume chilled water storage
tank (CWST) adalah 7152 m3.
6. Total debit pompa untuk mengalirkan
air dari CWST menuju chiller besarnya
357,6 m3/jam sedangkan total debit
pompa untuk mengalirkan air dari
CWST menuju cooling coil besarnya
1788 m3/jam.
7. Kapasitas pompa yang digunakan untuk
mengalirkan air dari CWST menuju
chiller sebesar 400 m3/jam sebanyak 1
buah.
8. Kapasitas pompa yang digunakan untuk
mengalirkan air dari CWST menuju
cooling coil sebesar 450 m3/jam.
Daftar Pustaka
1. Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah dan Penanaman Modal. 2013,
Profil Kabupaten Jembrana Tahun
2013, Negara, Pemerintah Kabupaten
Jembrana.
2. Brown, DR. Katipamula, S &
Koynenbelt, J.H. 1996, A Comparative
Assesment of Alternative Combustion
KE-19