S DENGAN CA
OVARIUM POST OPERASI + ANEMI DI RUANG
GONEKOLOGI KEBIDANAN RSUP DR M.DJAMIL PADANG
OLEH:
KELOMPOK H’18
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kanker merupakan suatu pertumbuhan sel abnormal yang dapat menyerang
organ-organ tubuh. Penyakit kanker merupakan kasus terbanyak kedua yang
dapat menyebabkan kematian secara global, yakni 8,8 juta kematian pada tahun
2015 (WHO, 2017). Menurut WHO, kanker merupakan salah satu dari empat
jenis Penyakit Tidak Menular (PTM) utama. Selain kanker terdapat penyakit
kardiovaskular (penyakit jantung koroner dan stroke), penyakit pernapasan
kronis (asma dan penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2013).
Kanker ovarium merupakan kanker alat genital perempuan yang dapat
menyebabkan kematian tertinggi. Pada diagnosis penyakit kanker ovarium di
USA, jumlah kasus baru didapatkan sekitar 22.220 kasus setiap tahunnya dan
sekitar 16.210 kematian akibat penyakit ini.Terdapat 6% kanker ovarium dari
total kanker pada perempuan dan terdapat 1 dari 68 perempuan yang menderita
kanker ovarium (Prawirohardjo & Kampono, 2013).
Tingkat insidensi dan kematian kanker ovarium menempati urutan ketujuh
terbanyak pada wanita di dunia dan merupakan kanker alat genital ketiga setelah
kanker serviks dan kanker korpus uteri. Berdasarkan data yang dikumpulkan
sampai tahun 2012, insidensi kanker ovarium mencapai 238.719 (3,6%) dan
jumlah kematian akibat kanker ovarium mencapai 151.917 (4,3%) di dunia. Di
Indonesia, terdapat 10.238 (6,4%) insiden kanker ovarium dan angka kematian
akibat penyakit ini mencapai 7.075 (7,7%) (GLOBOCAN, 2012).
Di Indonesia menurut data Indonesian Society of Gynecologic Oncology,
kanker ovarium menempati urutan kedua terbanyak setelah kanker servik. Pada
umumnya kanker ovarium ditemukan pada stadium lanjut. Tumor membesar dan
menyebar keorgan sekitarnya tanpa keluhan. Itulah sebabnya tumor ini dikenal
sebagai penyakit yang tumbuh diam-diam namun mematikan (silen killer)
(Cyntia, 2018)
Berdasarkan data yang diperoleh penulis selama masa dinas di Kebinan
RSUP M.Djamil Padang yang dimulai sejak tanggal 13 Mei 2019 didapatkan
dari 13 kasus 6 kasus pasien dengan diagnosa Ca Ovarium dan pada bulan
Februari sampai Juli 2018 tercatat sebanyak 136 kasus Ca Ovarium. Berdasarkan
uraian diatas mendorong penulis untuk mengangkat permasalahan yang ada pada
gangguan sistem reproduksi yaitu Ca Ovarium. Maka penulis ingin memaparkan
asuhan keperawatan pada pasien penderita Ca Ovarium dengan judul “Asuhan
Keperawatan pada pasien dengan Ca Ovarium”.
TAMBAHIN DATA PENDERITA CA OVARIUM TAHUN 2017, 2018
DI RS M.DJAMIL
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mampu mmenerapkan Asuhan Keperawatan pada klien Ny. S dengan Ca
Ovarium di ruang Kebinanan RSUP DR M Djamil Padang.
b. Tujuan Khusus
1) Mampu memahami dan mengetahui defenisi, etiologi, manifestasi,
pemeriksaan dan penatalaksaan serta komplikasi dari penyakit Ca
Ovarium.
2) Mampu melakukan pengkajian, menganalisa, menentukan diagnosa
keperawatan, membuat intervensi keperawatan, mampu melakukan
perawatan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah
diberikan.
3) Mampu memberikan tindakan keperawatan yang diharapkan dapat
mengatasi masalah keperawatan pada kasus tersebut.
4) Mampu mengungkapkan faktor-faktor yang menghambat dan
mendukung serta permasalahan yang muncul dari asuhan keperawatan
yang diberikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3) Pemeriksaan Fisik
- Kepala
Rambut kering dan mudah patah, perubahan warna, dan mudah
rontok.
- Wajah
Terdapat udem pada wajah.
- Mata
Mengalami penurunan penglihatan, konjungtiva anemis, sklera
ikterik atau tidak
- Hidung
Tidak ada polip, simetris kiri kanan, dipsnea, kussmaul
breathing, nafas cuping hidung
- Telinga
Simetris kiri kanan, serumen dalam batas normal
- Mulut
Mukosa bibir kering kering, nafas bau amonia, gigi karies
- Leher
Terlihat vena jugularis, kelenjar tiroid normal, kelenjar limfe
meningkat jika terjadi hipertermi
- Jantung
I : ictus kordis tampak
P : ictus kordis teraba lemah/cepat, pembengkakan
P : pekak kadang sonor jika ada penumpukan cairan
A : irama jantung ireguler
- Paru-paru
I : pergerakaan dinding dada asimetris
P : nyeri tekan dan nyeri lepas
P : pekak
A : vesikuler
- Abdomen
I : apakah distensi abdomen, apakah ada pembesaran abdomen
(ascites )
P : nyeri tekan pada abdomen, rasa tidak nyaman pada rongga
abdomen
P : timpani
A : bising usus dapat normal, hipoaktif, maupun hiperaktif
- Genitalia
Keluarnya cairan abnormal pervaginam (vaginal discharge),
nyeri saat berhubungan seksual
- Ekstremitas
Ekstremitas terasa kram, edema kaki, kekuatan otot menurun,
CRT </> 3 s
- Kulit
Tonus kulit hilang, terbentuk kristal-kristal bewarna putih, kulit
tampak pucat, kering dan bersisik.
a. Secara umum
Tinggi badan, berat badan, bentuk, sistem pernafasan,sistem
kardiovaskuler, dan sistem persyrafan.
b. Secara khusus
i. Pemeriksaan payudara : ukuran, kesimetrisan, massa,
retraksi jaringan parut dan kondisi puting susu.
ii. Pemeriksaan abdomen : adanya masa abdominopelvic
iii. Genetalia eksterna : inspeksi dan palpasi dengan posisi
lototmi bertujuan untuk mengkaji kesesuaian umur dengan
perkembangan sistem reproduksi, kondisi rambut pada
simpisis pubis dan vulva, kulit dan mukosa vulva, tanda
tanda peradangan, bengkak dan pengeluaran cairan dari
vagina.
iv. Pelvis : dengan menggunakan speklum dilakukan inpeksi
servik yaituwarna, bentuk dilatasi servik, erosi nodul, masa,
cairan pervaginam, perdarahan, lesi atau luka. Setelah
speklum dilepas dapat dilakukan pemeriksaan bimanual
yaitu : memasukkan dua jari kedalam vagina untuk
pemeriksaan dinding posterior vagina ( adanya masa,
ukuran, bentuk, konsistensi,mobilitas uterus, mobilitas
ovarium dan adneksa)
v. Pemeriksaan rectum dan rekto vagina
c. Data psikologi
Pasien biasnyanya mengalami gangguan harga diri dimana ovarium
adalah bagian dari organ reproduksi wanita, dan ovarium sebagai
penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut, pasien
dengan kanker ovarium akan mempengaruhi mental klien yang
ingin hamil atau punya keturunan. Klien biasanya juga mengalami
gangguan citra tubuh dikarena perubahan fisik yang terjadi akibat
pengobatan seperti kemoterapi, yaitu rambut yang rontok, badan
yang kurus karena nafsu makan yang menurun, kulit kering.
B. Diagnosa Keperawatan
1) Pre operasi
a. Nyeri berhubungan dengan agen injury
b. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor biologis.
c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan pernafasan
akibat penekanan asites pada diafragma.
d. Cemas berhubungan dengan akibat kurangnya pengetahuan
tentang penyakit dan penatalaksanaanya.
2) Intra operasi
a. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
3) Post operasi
a. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biophysical
Pemberian analgesik
Aktivitas :
- Menentukan lokasi ,
karakteristik, mutu, dan
intensitas nyeri sebelum
mengobati pasien
- Periksa order/pesanan
medis untuk obat, dosis,
dan frekuensi yang
ditentukan analgesik
- Cek riwayat alergi obat
- Tentukan analgesik yang
cocok, rute pemberian dan
dosis optimal.
- Monitor TTV sebelum dan
sesudah pemberian obat
narkotik dengan dosis
pertama atau jika ada
catatan luar biasa.
Memberikan perawatan
yang dibutuhkan dan
aktifitas lain yang
memberikan efek relaksasi
Indikator :
Bantuan penambahan berat
- Asupan makanan badan
Oral
Aktivitas :
- Asupan makan
melalui selang - Menimbang berat badan
- Asupan cairan pada jarak waktu tertentu
mulut jika diperlukan.
- Asupan cairan - Memantau mual dan
intravena muntah
- Asupan nutrisi - Mengontrol konsumsi
parenteral kalori harian
- Anjurkan meningkatkan
intake kalori
- Menunjukan bagaimana
cara meningkatkan intake
kalori
3. Pola Nafas Tidak Kepatenan jalan Manajemen jalan nafas
Efektif nafas:
Aktivitas :
berhubungan
Indikator :
dengan gangguan - Buka jalan nafas dengan
- Suara nafas
normal Monitor pernafasan
- Tidak ada suara Aktivitas :
nafas tambahan
- Monitor frekuensi, rata-
Status tanda-tanda
rata, irama, kedalaman dan
vital
usaha bernafas
Indikator : - Catat pergerakkan dada,
sistolik dengkuran
- Monitor pola nafas seperti
bradipnu, takipnu,
hiperventilasi, pernafasan
kussmaul, Ceyne stokes,
apnu, biot dan pola ataksi
Pendidikan:
Prosedur/Pengobatan
Aktifitas:
- Menentukan harapan-
harapan pasien dari
pembedahan
Pengetahuan: - Memperbaiki harapan
Perawatan Penyakit yang tidak terwujudkan
dari pembedahan, dengan
Indikator:
tepat
- Diet - Menyediakan waktu
- Proses penyakit kepada pasien untuk
- Mengontrol bertanya dan
infeksi mendiskusikan masalah
- Prosedur - Mengikutsertakan
pengobatan keluarga/orang penting
- Cara pengobatan lainnya, dengan
tepatInformasikan pada
pasien bagaimana mereka
dapat membantu pada
proses penyembuhan
- Menguatkan informasi
yang diberikan anggota
tim pelayanan kesehatan
yang lain, dengan tepat
- Menyediakan waktu
kepada pasien untuk
melatih lagi peristiwa
yang akan terjadi, dengan
tepat
Intra- Operasi
Post-Operasi
Aktivitas :
Risk control (pengendalian
- Monitor tanda dan
risiko)
gejala infeksi sistemik
Indikator : dan lokal
- Mengakui faktor risiko - Monitor kerentanan
- Monitor Lingkungan faktor terhadap infeksi
risiko - Partahankan teknik
- Memonitor risiko perilaku aspesis pada pasien
pribadi yang beresiko
- Mengatur strategi - Berikan perawatan
pengendalian risiko kulit pada area
- Berkomitmen terhadap epidema
strategi pengendalian risiko - Inspeksi kulit dan
- Mengikuti strategi membran mukosa
pengendalian risiko yang terhadap kemerahan,
dipilih panas, drainase
- Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
- Dorong masukan
cairan
- Dorong istirahat
- Ajarkan keluarga
tanda dan gejala
infeksi
Ajarkan keluarga cara
menghindari infeksi
BAB III
LAPORAN KASUS
D. Riwayat Menstruasi
Pasien mengatakan usia manarche pada usia 13 tahun, siklus
menstruasi teratur, selama 7-10 hari dengan jumlah banyak. Pasien juga
mengatakan selalu merasa dismenore dan payudara terasa padat ketika
akan menstruasi
E. Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah pada tahun 2014, dan sampai sekarang
masih belum di karunia anak
Masalah Keperawatan : -
Masalah Keperawatan : -
= Perermpuan
= Pasien
Masalah Keperawatan :
X. Aspek Psikososial
A. Persepsi Diri
- Hal yang amat di pikirkan saat ini : Pasien hanya berpikir akan
kesembuhan yang sangat di harapkan sehingga pasien bisa dapat
beraktivitas dengan normal seperti yang sudah di jalanii selama ini,
apsien juga tidak ingin menjadi beban bagi keluarganya terutama ibu
dan suami pasien
Pasien jug amengatakan malu akan penampilannya sekarng ini yang
sudah sangat kurus, emah dan bau akibat dari luka di bagian perut.
Psien juga mengatakan sulit menerima bentuk tubuhnya sekarang
pasien juga tampak bersikap psif dan sering menghindari kontak mata
dengan perawat dan orang lain
- Harapan setelah menjalani perawatan : Paien berharap pengobatan
yang di lakukan sekarang berhasil, sehingga tidak lagi merasakan nyeri
dan penyakit kanker ovarium pasien benar-benar dapat hilang
B. Pertahanan Koping
Dalam menghadapi penyakitnya pasien mengatakan selalu rajin
berobat dan kontrol untuk memonitor perkembangan penyakitnya,
serta dukungan keluarga dan suami yang selalu menemani dalam
proses pengobatan yang dijalani pasien.
C. Sistem Nilai dan Kepercayaan
Pasien beragama islam
Masalah Keperawatan : -
DATA MASALAH
DS : Nyeri Akut
- Pasien mengatakan nyeri pada
pinggang dan luka pada bekas
operasi
- Pasien mengatakan nyeri hilang
timbul bertambah saat bergerak
- Pasien mengatakan nyeri terasa
menusuk-nusuk
DO:
- Pasien tampak meringis dan pucat
- Pasien melindungi dan memegang
area nyeri
- P : nyeri pada bekas operasi dan
fisiologis dari penyakit
- Q : menusuk-nusuk
- R : sekitar pinggang dan bekas luka
insisi
- S:5
- T : hilang timbul
DS : Resiko infeksi
- Pasien mengatakan terdapat nanah
pada luka
- Pasien mengatakan luka basah dan
berbau
DO :
- Panjang luka + 15 cm
- Warna luka kemerahan dan basah
- Terdapat nanah
- Luka berbau
DS : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- Pasien mengatakan nafsu makan
kurang
- Pasien mengatakan sering mual dan
kadang muntah
- Pasien mengatakan keinginan untuk
makan tidak ada
DO :
- Pasien terlihat kurus
- Mata pasien cekung
- Makan tidak habis
- BB turun + 19 kg
- IMT : 16,19
DS: Harga diri rendah kronik
- Pasien mengatakan malu kan
penampilannya sekarang yang kurus
dan mengeluarkanaroma bau tidak
sedap
- Psien mengatakan sulit menerima
kondisi kesehatannya sekrang
dengan ikhlas
DO :
- Pasien tampak tidak mau melakukan
kontak mata
- Psien tampak malu dengan kondisi
saat ini
- Pasien tampak sering
mengungkapkan respon negatif
dirinya
NANDA, NOC, NIC
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Kelompok akan membahas mengenai kesenjangan antara teori dengan
studi kasus asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny.S dengan diagnosa
CA Ovarium Di Bangsal Kebidanan RSUP Dr. M.Djamil Padang, pada
tanggal 14 Mei 2019. Pembahasan yang penulis lakukan meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian dimulai dari riwayat kesehatan pasien meliputi keluhan utama,
riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, dan riwayat kesehatan
keluarga. Klien masuk rumah sakit pada tanggal 25 April Ny. S di rawat di
RSUP Dr. M.Djamil Padang rujukan dari RSUD Painan masuk melalui
Poliklinik dengan keluhan luka bekas operasi di bagian tengah perut pasien
yang dilakukan pada Bulan Maret 2019 mengeluarkan cairan berwarna
kuning dan nanah dan disertai dengan rasa nyeri. Cairan menimbulakan bau
yang tidak sedap.
Pada saat pengkajian tanggal 14 Mei 2019 pukul 14.30 WIB didapatkan
hasil bahwa pasien mengeluhkan tidak nyaman pada bagian perut bekas
operasi, luka basah dan bau, mengeluhkan nyeri pada pinggang sesekali dan
BB menurun drastir, pasien tampak pucat, Hb: 8,5 g/dl, IMT: 16,9, mata
cekung, lemah dan pucat, mukosa bibir kering, selama rawatan pasien sudah
mendapatkan 3 kantong darah merah dan sudah menjalani kemotrapi
sebanyak 2 kali.
TAMBAHIN JURNAL YANG MENDUKUNG
2. Diagnosa
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan penulis terhadap pasien
kelolaan, penulis mendapatkan 3 diagnosa yaitu nyeri akut, resiok infeksi dan
nutris kurang dari kebutuhan tubuh.
Diagnosa nyeri akut b.d luka post operasi. Dengan data subjektif pasien
mengatakan nyeri pada pinggang dan luka pada bekas operasi, pasien
mengatakan nyeri hilang timbul bertambah saat bergerak, pasien mengatakan
nyeri terasa menusuk-nusuk. Data objektif pasien tampak meringis dan pucat,
pasien melindungi dan memegang area nyeri, P : nyeri pada bekas operasi dan
fisiologis dari penyakit, Q : menusuk-nusuk, R : sekitar pinggang dan bekas
luka insisi, S : 5, T : hilang timbul
Diagnosa kedua resiok infeksi b.d menurunnya sistem pertahanan tubuh
(Imunosupresien). Dengan data subjektif pasien mengatakan terdapat nanah
pada luka, pasien mengatakan luka basah dan berbau. Data objektif panjang
luka + 15 cm, warna luka kemerahan dan basah, terdapat nanah, luka berbau.
Selanjutnya untuk diagnosa ketiga nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
asupan diet kurang. Dengan data subjektif pasien mengatakan nafsu makan
kurang, pasien mengatakan sering mual dan kadang muntah, pasien
mengatakan keinginan untuk makan tidak ada. Data objektif pasien terlihat
kurus, mata pasien cekung, makan tidak habis, BB turun + 19 kg, IMT : 16,19
Secara teori diagnosa yang didapatkan pada penderita CA Ovarium pada
pasien yang dikelola kelompok sudah sesuai diantaranya nyeri akut, resiok
infeksi dan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
3. Implementasi
Diagnosa nyeri akut b.d luka post operasi yaitu manajemen nyeri, monitor
TTV dan managemen pengobatan. Diagnosa kedua resiok infeksi b.d
menurunnya sistem pertahanan tubuh (Imunosupresien) yaitu manajemen
resiko infeksi, perawatan luka.. Selanjutnya untuk diagnosa ketiga nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh b.d asupan diet kurang yaitu manajemen nutrisi,
terapi intavena.
Implementasi yang sudah kelompok lakukan kepada pasien kelolaan ialah
pemeriksa denyut nadi, edema, waktu pengisian kapiler, warna dan suhu, m
onitor status hidrasi (membran mukosa lembaba, denyut nadi adekuat),
monitor hasil laboratorium, monitor TTV, pemberian terapi IV, monitor
status gizi, mempersiapkan produk darah, monitor tingkat kesadaran, monitor
mual dan muntah, monitor keadaan dan kelembapan kulit, warna,
pertahankan lingkungan yang maksimal, perawatan luka.
Adapun implementasi yang tidak dapat dilakukan oleh kelompok ialah
memonitor status hemodinamik, menimbang berat badan setiap hari,
perencanaan rujukan. Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya kompotensi
dan kemampuan kelompok dalam melakukan tindakan tersebut dan fasilitas
yang kurang memadai.
4. Evaluasi
Berdasarkan evaluasi dari data subjektif dan data objektif yang diperoleh
setelah melakukan implementasi terhadap pasien didapatkan hasil bahwa
masalah teratasi sebagian dari outcome yang ingin diharapkan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian bab pembahasan dan disesuaikan dengan tujuan khusus dari
penulisan studi kasus, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pengkajian utama pada Ny. Sg dengan diagnosa Ca ovarium terfokus pada
pengkajian gangguan sistem reproduksi. monitoring keadaaan luka bekas
operasi, nyeri, cairan dan nutrisi pada pasien. Seluruh data didapatkan dari
pasien dan kelurga selama wawancara di rumah sakit.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran yang
diharapkan bermanfaat.
1. Bagi rumah sakit
Menyediakan dan memfasilitasi apa yang dibutuhkan pasien untuk
penyembuhan, rumah sakit menyediakan perawat professional guna
membantu penyembuhan pasien.
2. Bagi pasien
Perlunya peningkatan pengetahuan bagi pasien dan keluarga tentang
informasi penyakit yang diderita, khususnya keteraturan minum obat
pasien dan ketaatan menjalani pengobatan yang telah disusun dan di
konsulkan oleh tim kesehatan seluruhnya baik perawat, dokter, gizi,
farmasi, atau lainnya.
3. Bagi institusi
Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana yang
merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan ketrampilannya dalam melalui praktek klinik dan
pembuatan laporan khususnya pada asuhan keperawatan medikal bedah.
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. 2014. Cancer facts & figures. CA: A Cancer Journals
of Clinicians,63(1).
Doufekas K, Olaitan A. 2014. Clinical Epidemiology of Epithelial Ovarian
Cancer in the UK. Int J Womens Heal. 2014;6:537–45.
Ellis, Harold. 2006. Clinical Anatomy: Applied Anatomy for Student & Junior
Doctors. 11th edition. USA: Blackwell Publishing.
George, Jennifer and Gareth R Jones. (2012). Understanding and Managing
Organizational Behavior. Pearson Education, Inc, New Jersey.
Globocan. 2012. EstimatedCancer Incidence, Mortality,Prevalence and
Disability-adjusted life years (DALYs) Worldwide in 2008. IARC Cancer
Base No. 11.
Cyntia,Dewi. 2018. Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Kanker Ovarium
Post Operasi Histerektomi Totsl di RSUP M.Djamil Padang. Fakultas
Keperawatan Unand
Kang, et. al. 2012. “Creativity and character education in Korean elementary
mathematics textbooks”.pada 12THinternational Congress on mathematical
education ,seoul Korea
Kemenkes Ri. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes Ri
Moore KL, Dalley AF, Agur AMR, Moore ME. 2013. Anatomi berorientasi
klinis. Edisi ke−5. Jakarta: Erlangga.
Nurlailiyani. (2013). Hubungan antara usia pasien dengan derajat keganasan
tumor ovarium di RSUD DR. Moewardi tahun 2011-2012. Surakarta.
Universitas Sebelas Maret. Skripsi
Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sherwood L. 2013. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta: EGC
World Health Organization (2017). Cancer. World Health Organization.