Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN HERNIA INGUINALIS LATERAL


DI RUANG NURI RSD IDAMAN BANJARBARU

Tanggal 25 Maret– 30 Maret 2019

Oleh:
ERNAWATI, S.Kep
NIM. 1830913320039

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Ernawati, S.Kep

NIM : 1830913320039

JUDUL LP : - Laporan Pendahuluan Hernia Inguinalis Lateral


- Asuhan Keperawatan Pasien Hernia Inguinalis Lateral di
RSD Idaman Banjarbaru
- Resume Pasien di Ruang Nuri RSD Idaman Banjarbaru

Banjarbaru, 25 Maret 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Agianto, Ns.,MNS, Ph.D Sri Wahyuni, S. Kep., Ns


NIP. 19820818 200812 1 003 NIP. 19891225 201101 2 002
HERNIA INGUINALIS LATERAL
ETIOLOGI
PENGERTIAN
1. Kerja otot terlalu kuat dan mengangkat beban
Hernia inguinalis lateral adalah prolaps sebagian usus ke
yang berat
dalam anulus ingunalis di atas
2. Kelemahan otot dinding perut
kantong skrotum, yang disebabkan oleh kelemahan atau
3. Batuk kronik
kegagalan menutup yang bersifat kongenital
4. Mengejan waktu miksi dan defekasi
Syamsuhidayat (2010)
5. Peregangan otot abdomen karena meningkatkan
tekanan intra abdomen (TIA
6. Diare atau kejang perut
7. Aktifitas fisik yang berlebihan

KLASIFIKASI

Secara Garis Besar Hernia Dibagi Menjadi


MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang ditimbulkan adalah penonjolan 1. Hernia Femoralis
di daerah inguinal, nyeri pada benjolan, obstruksi usus 2. Hernia Inguinalis
3. Hernia lain – lain
yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti
kram, terdengar bising usus pada eliminasi BAB

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalitas kadar gas dalam usus / obstruksi usus
2. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit),
peningkatan sel darah putih (leukosit >10.000-18.000mm3) dan ketidakseimbangan elektrolit

PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
a. Herniaplasty: memperkecil annulus inguinalis
internus dan memperkuat dinding belakang
b. Herniatomy: pembebasan kantong hernia sampai
ke lehernya, kantong di buka dan isi hernia
dibebaskan jika ada perlekatan, kemudian di
reposisi.
c. Herniorraphy: mengembalikan isi kantong hernia
ke dalam abdomen dan menutup celah yang
terbuka dengan menjahit pertemuan transversus
internus dan muskulus internus abdominus ke
ligamen inguinal
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Istirahat ditempat tidur dan menaikkan kaki,
hernia ditekan secara perlahan menuju abdomen
(reposisi)
b. Gunakan celana penyokong
c. Istirahat baring
d. Diet cairan hingga saluran gastrointestinal
berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi
seimbang dan tinggi protein
e. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri
PATHWAY HERNIA INGUINALIS LATERAL

Etiologi

Hernia Inguinalis Lateral

Peningkatan isi abdomen (usus) memasuki kantong hernia

Peningkatan tekanan

Saluran limfe terbendung Gangguan penyaluran isi

Edema Makanan tdk dpt dicerna

Penekanan pembuluh darah


Ketidakseimbangan
nutrisi
Iskemia jaringan

Kerusakan jaringan

Pelepasan mediator nyeri Nekrosis

Diterima reseptor nyeri di Penumpukan jaringan mati


perifer

Respon inflamasi
Impuls ke SSP

Fagositosis oleh sel darah


Diterima otak putih

Persepsi nyeri Abses

Nyeri Akut Statis cairan tubuh

Resiko Infeksi
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HERNIA INGUINALIS LATERAL

Pengkajian Identitas pasien, Keluhan Utama, Riwayat Penyakit, Pola Fungsional Gordon, Pemeriksaan Fisik
Diagnosis 1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis
2. Ketidakseimbangan Nutrsisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d asupan diet kurang
3. Resiko infeksi dengan faktor resiko statis cairan tubuh karena adanya hernia
Intervensi Nyeri akut Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari keb. tubuh Resiko Infeksi
NOC NOC NOC
Pain Level Nutritional Status: Food and Fluid Intake Infection control
Pain control Setelah dilakukan tindakan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
Keperawatan selama 3 x 24 jam 3 x 24 jam pasien tidak mengalami infeksi
60 menit klien menunjukkan tanda penurunan nyeri
dengan kriteria hasil: Intake nutrisi pasien adekuat, dengan kriteria hasil: dengan kriteria hasil :
1. Menggunakan analgesik yang 1. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan 1. Suhu dan TTV normal
direkomendasikan 2. Tidak ada penurunan berat badan yang berarti 2. Hasil lab : leukosit dalam batas normal
2. Melaporkan nyeri berkurang
3. Ekspresi wajah menunjukkan nyeri berkurang
NIC NIC NIC
Pain Management Management nutrisi Control Infection
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif. 1. Kaji adanya alergi makanan 1. Monitor tanda-tanda vital
2. Observasi tanda-tanda nyeri secara nonverbal 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah 2. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
3. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi aktivitas perawatan pasien
(relaksasi, terapi musik, distraksi, kompres
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
3. Mempertahankan lingkungan aseptik yang
hangat/dingin, dan massage) 3. Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan
optimal
Analgesic Administration dengan ahli gizi) 4. Anjurkan istirahat
1. Cek order medis untuk obat, dosis dan frekuensi 4. Ajarkan pasien tentang bagaimana cara membuat 5. Ajarkan pasien dan anggota keluarga cara
analgesik yang diberikan catatan makanan harian mencegah infeksi
2. Cek adanya alergi obat
5. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori. Perlindungan Infeksi
3. Monitor TTV sebelum dan sesudah memberikan
Monitor Nutrisi 1. Monitor adanya tanda dan gejala infeksi
analgesik narkotik
1. Timbang BB pasien sistemik dn local
4. Dokumentasikan respon klien terhadap
penggunaan analgesik 2. Monitor adanya mual muntah 2. monitor kerentanan terhadap infeksi
3. Lakukan pemeriksaan laboratorium (mis: elektrolit) 3. pertahankan asepsis untuk untuk pasien
4. Evaluasi kemampuan menelan pasien beresiko
5. Identiikasi abnormalitas eliminasi bowel 4. berikan perawatan kulit yang tepat untuk area
DAFTAR PUSTAKA

Bluechek, G. M., Butcher, H. M., Dochterman, J. M. & Wagner, C. M., 2013. Nursing
Interventions Classification (NIC) Edisi Bahasa Indonesia. 6 ed. Yogyakarta:
Mocomedia.
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Herdman, T. H. & Kamitsuru, S., 2018. Diagnosa Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2018-
2020. Jakarta: EGC.
Moorhead, S., Johnson, M., Mass, M. L. & Swanson, E., 2013. Nursing Outcomes
Classification (NOC) Edisi Bahasa Indonesia. 5 ed. Yogyakarta: Mocomedia.
Price & Wilson, 2007. Patofisiologi Kosep Klinis Proses-Pross Penyakit. Jakarta: EGC.

Syamsuhidayat R dan Jong W. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. 3rd ed. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai