Anda di halaman 1dari 2

GHIBAH

Oleh : Kristian Budi S

Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia merupakan tempatnya salah, tempatnya


dosa, banyak manusia didunia ini berbuat salah tanpa disengaja banyak pula yang
berbuat salah dengan disengaja begitu pula dengan dosa, banyak manusia berbuat dosa
tanpa disengaja dan banyak pula manusia didunia ini berbuat dosa dengan disengaja.
Bahkan dijaman sekarang ini perbuatan dosa yang disengaja makin meraja rela sampai
sampai perbuatan dosa tersebut sudah seperti budaya pada masyarakat di zaman
modern ini. Saking banyaknya perbuatan dosa maka akan memunculkan penyakit,
yakni penyakit yang menyerang hati seorang manusia.

Hati merupakan unsur yang sangat berarti bagi diri manusia, tidak hanya yang
bersifat materi, lebih-lebih yang immateri. Dalam hal ini Nabi memperingatkan kepada
kita: “ Ketahuilah, didalam tubuh manusia ada segumpal daging. Apabila segumpal
daging itu baik,baiklah tubuh seluruhnya, dan apabila daging itu rusak, rusaklah tubuh
seluruhnya. Ketahuilah olehmu, bahwa segumpal daging itu adalah qalbu (hati)” (H.R.
Bukhari).

Dalam al-quran Allah S.W.T berfirman dalam surah al-baqarah yang artinya
“Di dalam hati mereka ada penyakit, maka Allah menambah penyakit tersebut, dan
mereka akan mendapatkan siksa yang pedih akibat apa yang mereka dustakan“. (Qs.
al-Baqarah: 10). Banyak sekali penyakit hati yakni ada marah, iri hati, sombong, egois
dan ghibah. Pengertian Ghibah sendiri adalah menggunjing atau membicarakan aib
orang lain, dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa rasulullah bersabda : “Tahukah
kamu, apakah menggunjing itu? “Sahabat berkata: Allah dan Rasul-Nya lebih
mengetahui. Lalu Nabi bersabda : “Yaitu kamu menceritakan tentang saudaramu
mengenai hal-hal yang dibencinya. Kemudian sahabat bertanya lagi: “Bagaimana, jika
yang saya katakan itu sebetulnya terdapat pada saudara tersebut ? Nabi menjawab:
“Jika yang kamu katakan itu ada padanya, berarti kamu telah menggunjingnya, dan jika
tidak seperti apa yang kamu katakan itu, sungguh kamu telah berbuat dusta tentang
dirinya (kamu telah memfitnah). (H.R. Muslim, Abu Daud, Tirmizi dan Nasa’i).

Dalam al-quran juga disebutkan dalam surah al-hujurat yang artinya “Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena
sebagian dari prasangka itu dosa, dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang”. (Q.S. Al Hujurat [49] : 12). Dalam quran surah al-hujurat
disebutkan bahwa mereka yang suka menggunjing itu diibaratkan seperti orang yang
memakan bangkai saudaranya sendiri, sedangkan di jaman modern ini ghibah seperti
jadi tren di kalangan remaja akhir yakni katergori remaja yang berkuliah. Ghibah
sangat sangat popluer bahkan seperti menjadi budaya di kalangan remaja tingkat ini,
bahkan ada pernyataan seperti ini “Kumpul ora ghibah ora afdal” atau dalam Bahasa
Indonesia yang berarti, “Kumpul tidak ghibah tidak afdal”.

Muda mudi nampaknya tidak mengetahui berapa bahayanya ghibah. Dalam


hadits lain rasulullah pernah bersabda yang artinya “Dari Jabir dan Abu Sa'id mereka
berkata, Rasulullah SAW pernah bersabda: Jauhilah olehmu sifat ghibah karena ghibah
itu lebih besar dosanya dari pada zina. Ditanyakan kepada Rasul "bagaimana bisa?"
Rasulullah menjawab: seorang laki-laki berzina kemudian bertaubat Allah akan
mengampuni kepadanya dan orang yang mempunyai sifat ghibah Allah tidak akan
mengampuninya sehingga temannya mau mengampuninya. Dalam hadits tersebut
dijelaskan bahwa dosa seorang penggibah tidak akan diampuni oleh Allah S.W.T
sebelum yang dighibahi memberika ampunan kepadanya. Sehingga dapat diartikan
secara sempit jika dosa kepada Allah lebih mudah meminta ampunan daripada dosa
kepada selain Allah

Anda mungkin juga menyukai