Anda di halaman 1dari 7

Image menu

Image logo

Image loupe

Image download logo

Download Aplikasi

Download

Beranda

Masuk

Cari Dokter

Proteksi Alodokter

Penyakit A - Z

Obat A - Z

Tanya Dokter

Privasi

Syarat & Ketentuan

Kontak

Tentang Alodokter

Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik adalah kondisi pecahnya salah satu arteri dalam otak yang memicu perdarahan di
sekitar organ tersebut sehingga aliran darah pada sebagian otak berkurang atau terputus. Tanpa pasokan
oksigen yang dibawa sel darah, sel otak dapat cepat mati sehingga fungsi otak dapat terganggu secara
permanen.

Perdarahan saat pecahnya pembuluh darah dalam otak disebut dengan perdarahan intraserebral,
sedangkan perdarahan pada pembuluh darah pada ruang di antara lapisan pembungkus otak bagian
tengah dan dalam disebut dengan perdarahan subarachnoid.
autistic intellectual disability care concept

Gejala Stroke Hemoragik

Gejala yang muncul karena serangan stroke hemoragik dapat berbeda-beda, tergantung seberapa besar
jaringan yang terganggu, lokasi, serta tingkat keparahan perdarahan yang terjadi.

Gejala stroke hemoragik intraserebral (perdarahan otak), di antaranya adalah:

Sakit kepala berat.

Mual dan muntah.

Penurunan kesadaran.

Kejang.

Gejala lainnya yang dapat terjadi adalah lemah, kelumpuhan pada satu sisi tubuh, gangguan berbicara,
mata tidak dapat digerakkan menuju arah tertentu, gangguan penglihatan, dan terlihat bingung.

Sementara itu, stroke hemoragik subarachnoid (perdarahan subarachnoid) ditunjukkan dengan gejala
awal berupa penglihatan ganda dan sakit kepala yang terjadi tiba-tiba. Gejala tersebut terjadi sebelum
pembuluh darah pecah. Setelah pecahnya pembuluh darah, beberapa gejala yang dapat muncul antara
lain:

Nyeri di daerah wajah atau sekitar mata.

Penglihatan kabur.

Leher kaku.

Penurunan kesadaran.

Gejala pada perdarahan subarachnoid dapat memburuk dalam waktu 24 jam, di mana cairan
serebrospinal mengiritasi selaput pelindung otak (meningens) sehingga mengakibatkan gejala kaku leher,
nyeri punggung, pusing, serta dapat diikuti dengan muntah. Gejala perdarahan berat hingga penurunan
kesadaran dapat terjadi secara mendadak, sehingga penderita harus segera dilarikan ke rumah sakit.
Tidak jarang penderita menjadi koma atau bahkan meninggal sebelum sampai di rumah sakit.

Penyebab Stroke Hemoragik

Penyebab stroke hemoragik adalah pecahnya pembuluh darah di dalam otak. Beberapa faktor yang
dapat menjadi pemicunya, antara lain adalah:

Tekanan darah tinggi (hipertensi).

Cedera kepala berat.

Ketidaknormalan pembuluh darah di otak sejak lahir (cacat bawaan berupa malformasi pembuluh darah
arteri dan vena).

Aneurisma otak.

Penyakit liver.

Kelainan darah, contohnya penyakit anemia sel sabit dan hemofilia.

Tumor otak.

Efek samping penggunaan obat antikoagulan atau pengencer darah, seperti warfarin.

Diagnosis Stroke Hemoragik

Seorang pasien dapat didiagnosis mengalami stroke hemoragik berdasarkan gejala, yang ditunjang
dengan pemeriksaan. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah:

CT scan atau MRI untuk mengetahui seberapa besar kerusakan jaringan pada otak, serta angiografi otak
untuk mengetahui perkembangan perdarahan yang terjadi.

Pemeriksaan cairan serebrospinal dengan mengambil cairan dari area otak dan tulang belakang.
Pemeriksaan ini hanya dilakukan jika hasil CT scan atau MRI masih tidak memadai.

Pengobatan Stroke Hemoragik


Pengobatan stroke hemoragik dilakukan berdasarkan penyebab, tingkat keparahan, serta lokasi di mana
perdarahan tersebut terjadi. Penderita stroke hemoragik akan dirawat di unit rawat intensif agar dapat
dipantau kondisinya secara ketat.

Penanganan stroke hemoragik bertujuan untuk mengendalikan perdarahan dan mencegah terjadinya
komplikasi.

Penanganan dilakukan dengan pemberian obat. Dalam kasus stroke hemoragik, pasien yang rutin
mengonsumsi obat pengencer darah, akan dihentikan sementara, karena akan memperparah
perdarahan. Bahkan bila perlu, diberikan obat untuk membantu pembekuan darah. Di antaranya adalah
pemberian vitamin K, transfusi darah trombosit, atau faktor pembekuan.

Obat pereda nyeri juga bisa diberikan pada pasien guna meredakan sakit kepala. Namun, obat
antiinflamasi nonsteroid tidak dianjurkan untuk pasien stroke hemoragik karena hanya akan
memperburuk perdarahan. Selain itu, obat pencahar juga dapat diberikan guna mencegah pasien
mengejan terlalu keras saat BAB, yang dapat meningkatkan tekanan pada pembuluh darah di rangka
kepala.

Untuk mencegah perkembangan perdarahan yang lebih parah, dokter dapat memberi obat seperti
antagonis kalsium. Pengobatan ini bertujuan untuk menjaga tekanan darah tetap rendah agar tidak
terjadi perdarahan kembali. Jika pasien mengalami kejang, maka obat antikonvulsan akan diberikan.

Pada penderita perdarahan subarachnoid, dapat dilakukan pemasangan selang dalam otak untuk
mengeluarkan cairan serebrospinal. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi tekanan pada otak dan
mencegah hidrosefalus.

Untuk kasus stroke hemoragik yang sangat parah, dibutuhkan tindakan operasi guna memperbaiki
pembuluh darah dan menghentikan perdarahan, terutama jika stroke terjadi karena malformasi
(kelainan) arteri-vena. Namun demikian, tindakan ini perlu diperhitungkan baik-baik karena operasi
sendiri dapat menyebabkan kerusakan otak lebih lanjut.

Setelah menjalani pengobatan, pemulihan pasien tergantung dari tingkat keparahan stroke dan
kerusakan jaringan otak yang terjadi. Bagi penderita stroke hemoragik yang tidak mengalami komplikasi,
dapat pulih dalam waktu beberapa minggu setelah pulang dari rumah sakit. Tapi bagi pasien stroke
hemoragik di mana telah terjadi kerusakan jaringan, dibutuhkan terapi tambahan, seperti terapi fisik,
kegiatan, atau terapi bicara. Terapi-terapi tersebut dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi jaringan
yang rusak sehingga dapat bekerja secara normal kembali.

Komplikasi Stroke Hemoragik

Komplikasi yang dapat ditimbulkan pada penderta stroke hemoragik adalah:

Kejang.

Gangguan dalam berpikir dan mengingat.

Masalah pada jantung.

Kesulitan dalam menelan, makan, atau minum.

Pencegahan Stroke Hemoragik

Risiko terkena stroke hemoragik bisa dicegah dengan cara menghindari faktor-faktor yang dapat
memicunya. Misalnya apabila Anda memiliki penyakit darah tinggi atau hipertensi, maka tangani dengan
menggunakan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter dan menjalani gaya hidup sehat yang
dianjurkan. Misalnya, mengonsumsi makanan sehat dan rutin berolahraga. Lakukan pemeriksaan secara
berkala untuk memastikan tekanan darah tetap normal.

Selain itu, karena stroke hemoragik juga bisa disebabkan oleh cedera di kepala, maka berhati-hatilah saat
melakukan berbagai aktivitas, baik di dalam maupun di luar rumah. Misalnya ketika Anda mengendarai
sepeda motor, selalu gunakan helm dengan standar yang dianjurkan (SNI) dan selalu taati peraturan
berlalu lintas. Begitu pula jika Anda mengendarai mobil, selalu gunakan sabuk pengaman dan berhati-
hati dalam berkendara.

Terkait dengan risiko stroke hemoragik bagi pengguna obat warfarin, selalu taati aturan dan dosis yang
telah ditetapkan oleh dokter.

Terakhir diperbarui: 24 September 2018

Ditinjau oleh : dr. Tjin Willy


Referensi

Info Terkait

Ini Serius, Jaga Baik-baik Kesehatan Pembuluh Darah

Kesehatan

Ini Serius, Jaga Baik-baik Kesehatan Pembuluh Darah

Terapi Pasca Stroke Untuk Mengembalikan Kualitas Hidup

Kesehatan

Terapi Pasca Stroke Untuk Mengembalikan Kualitas Hidup

Kenali Penyebab Perdarahan Otak

Kesehatan

Kenali Penyebab Perdarahan Otak

Selanjutnya

Diskusi Terkait

User image

Cara merawat dan mengobati pasien stroke perdarahan

Oleh: Naiina

Check Dijawab oleh Dokter

hai dok,, sebelumnya tgl 16 november 2018 ibu saya punya stroke badan kiri yg kena dan darah tinngi
tapi sudah mulai membaik...

Reply 1 Balasan

Time 15 hari yang lalu

Chat dengan ribuan dokter di Aplikasi Alodokter!

Respons Cepat, Jawaban Akurat!

Google Play
App Store

Download App

Alodokter

Lainnya

Bagian dari Alodokter

Facebook

Twitter

Linkedin

Instagram

Youtube

Hak Cipta © 2019 Alodokter

Anda mungkin juga menyukai