Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN HIPERTENSI
DI RUANG KASWARI RSD IDAMAN KOTA BANJARBARU

Tanggal 11-16 Maret 2019

Oleh:
Ledy Ovel Anggreny, S.Kep
NIM. 1830913320029

PENDIDIKAN PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2019
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Ledy Ovel Anggreny, S.Kep

NIM : 1830913320029

JUDUL LP : - Laporan Pendahuluan Hipertensi


- Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Hipertensi di
ruang Kaswari RSD Idaman Kota Banjarbaru

Banjarbaru, 11 Maret 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Noor Diani, Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.MB Ahmad Rijani, S.Kep.,Ns


HIPERTENSI

MANIFESTASI KLINIK PENGERTIAN ETIOLOGI

Penderita hipertensi mungkin tidak Hipertensi adalah peningkatan tekanan a. Hipertensi esensial (primer)
menunjukkan gejala selama bertahun- darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan Hipertensi primer atau esensial
tahun. Bila terdapat gejala biasanya tekanan darah diastolik lebih dari 90 merupakan hipertensi yang belum
hanya bersifat spesifik, misalnya sakit mmHg pada dua kali pengukuran diketahui penyebabnya walaupun
kepala atau pusing. Akan tetapi, pada dengan selang waktu lima menit dalam dikaitkan dengan kombinasi faktor
penderita hipertensi berat biasanya keadaan cukup istirahat/tenang. gaya hidup 28 seperti obesitas,
akan timbul gejala antara lain: Sakit alkohol, merokok, kurang bergerak
kepala, kelelahan, mual dan muntah, (inaktivitas) dan pola makan.
sesak nafas, gelisah, pandangan
menjadi kabur, mata berkunang- b. Hipertensi sekunder Hipertensi
Hipertensi yang disebabkan/sebagai
kunang, mudah marah, sulit tidur, rasa
akibat dari adanya penyakit lain.
berat ditengkuk, nyeri di daerah bagian Beberapa hal yang menjadi penyebab
belakang. terjadinya hipertensi sekunder adalah
penyakit ginjal, kelainan hormonal,
obat-obatan
KOMPLIKASI

1. Penyakit jantung FAKTOR RISIKO


2. Stroke
3. Penyakit Ginjal a. Faktor risiko yang tidak dapat diubah, antara lain genetik,
4. Retinopati usia, jenis kelamin
b. Faktor risiko yang dapat diubah yaitu obesitas, alkohol,
konsumsi makanan asin, konsumsi makanan berlemak,
stres
Non farmakologi :

Dapat dilakukan dengan cara modifikasi gaya hidup seperti menurunkan


berat badan bila status gizi berlebih, membatasi asupan garam,
meningkatkan aktivitas fisik, membatasi konsumsi kafein, membatasi
makan makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi, menghindari alkohol.

PENATALAKSANAAN

Pengobatan hipertensi dapat dilakukan


dengan dua cara yaitu non farmakologi
dan farmakologi.

Terapi farmakologi:

Obat anti hipertensi yang dianjurkan oleh JNC VII yaitu: Diuretika,
Vasodilator, Antagonis kalsium, Penghambat ACE.
Pathway
Asuhan Keperawatan

PENGKAJIAN 1. Makanan / Cairan 9. Keamanan


Gejala : makanan yang disukai yang Gejala : Gangguan koordinasi, cara
4. Aktivitas / istirahat dapat mencakup makanan tinggi garam, jalan
Gejala : kelemahan, letih, napas lemak dan kolesterol
pendek, gaya hidup monoton 10. Pembelajaran/Penyuluhan
Tanda : BB normal atau obesitas, Gejala : faktor resiko keluarga,
Tanda : frekuensi jantung meningkat, adanya edema hipertensi, aterosklerosis, penyakit
perubahan irama jantung, takipnea jantung, DM , penyakit ginjal, Faktor resiko
2. Neurosensori etnik, penggunaan pil KB atau hormone
5. Sirkulasi Gejala : keluhan pusing/pening, sakit
Gejala : Riwayat hipertensi, kepala, berdenyut sakit kepala, berdenyut,
aterosklerosis, penyakit jantung koroner, gangguan penglihatan, episode epistaksis
penyakit serebrovaskuler
Tanda :perubahan orientasi,
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi penurunan kekuatan genggaman, DIAGNOSA KEPERAWATAN
postural, takhikardi, perubahan warna kulit, perubahan retinal optik
suhu dingin Nyeri akut
3. Nyeri/ketidaknyamanan
6. Integritas Ego Gejala : Angina, nyeri hilang timbul Intoleransi aktivitas
Gejala :Riwayat perubahan pada tungkai, sakit kepala oksipital berat,
kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, nyeri abdomen Kelebihan volume cairan
factor stress multipel
8. Pernapasan Penurunan curah jantung
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, Gejala : dispnea yang berkaitan
penyempitan kontinue perhatian, tangisan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea,
yang meledak, otot muka tegang, dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan
pernapasan menghela, peningkatan pola atau tanpa sputum, riwayat merokok
bicara
Tanda : distress respirasi/ penggunaan
7. Eliminasi otot aksesoris pernapasan, bunyi napas
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau tambahan, sianosis
yang lalu

ta
NOC DAN NIC

NOC NOC NOC NOC


a. Pain level a. Self care: ADLs a. Electrolit and acid base balance a. Cardiac Pump effectiveness
b. Pain control b. Toleransi aktivitas b. Fluid balance b. Circulation Status
c. Comfort level c. Hydration c. Vital Sign Status
Kriteria Hasil:
Kriteria Hasil: a. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik Kriteria Hasil: Kriteria Hasil:
a. Mampu mengontrol nyeri tanpa disertai peningkatan tekanan a. Terbebas dari edema, efusi, anaskara
b. Melaporkan bahwa nyeri darah, nadi dan RR b. Bunyi nafas bersih, tidak ada a. Tanda Vital dalam rentang normal
b. Mampu melakukan aktivitas sehari- dyspneu/ortopneu (Tekanan darah, Nadi, respirasi)
berkurang
hari secara mandiri c. Terbebas dari distensi vena jugularis, b. Tidak ada edema paru, perifer, dan
c. Menyatakan rasa nyaman setelah c. Keseimbangan aktivitas dan d. Memelihara tekanan vena sentral, tidak ada asites
nyeri berkurang istirahat tekanan kapiler paru, output jantung dan c. Tidak ada distensi vena leher
vital sign DBN d. Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada
kelelahan
e.

NIC: NIC: NIC: NIC :


Pain Management Energy Management Fluid Management Cardiac Care
a. Evaluasi adanya nyeri dada (
a. Ajarkan pada pasien dan orang terdekat a. Pertahankan catatan intake dan output intensitas,lokasi, durasi)
a. Lakukan pengkajian nyeri
tentang teknik perawatan diri yang akan yang akurat b. Catat adanya disritmia jantung
PQRST meminimakan konsumsi oksigen c. Catat adanya tanda dan gejala
b. Pasang urin kateter jika diperlukan
b. Observasi reaksi non verbal dari b. Ajarkan tentang pengaturan aktivitas penurunan cardiac output
c. Monitor hasil lab yang sesuai dengan
ketidaknyamanan dan teknik manajemen waktu untuk retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas d. Monitor status kardiovaskuler
c. Gunakan komunikasi terapeutik mencegah kelelahan urin ) e. Monitor status pernafasan yang
d. Kontrol lingkungan yang dapat c. Berikan pengobatan nyeri sebelum d. Monitor vital sign menandakan gagal jantung
mempengaruhi nyeri aktivitas, apabila nyeri merupakan salah e. Monitor indikasi retensi / kelebihan f. Monitor abdomen sebagai indicator
satu penyebab cairan (cracles, CVP , edema, distensi penurunan perfusi
e. Pilih penanganan nyeri non
d. Hindari menjadwalkan pelaksanaan vena leher, asites) g. Monitor balance cairan
farmakologi aktivitas perawatan selama periode h. Monitor adanya perubahan tekanan
f. Kaji lokasi dan luas edema
f. Ajarkan tentang tehnik non istirahat darah
g. Monitor masukan makanan / cairan
farmakologi e. Bantu pasien untuk mengubah posisi h. Monitor status nutrisi i. Monitor respon pasien terhadap efek
g. Kurangi faktor presipitasi nyeri secara berkala, jika perlu i. Berikan diuretik sesuai interuksi pengobatan antiaritmia
h. Berikan analgetik untuk f. Pantau tanda-tanda vital sebelum, j. Atur periode latihan dan istirahat
selama dan sesudah aktivitas untuk menghindari kelelahan
mengurangi nyeri
g. Rencanakan aktivitas bersama pasien k. Monitor toleransi aktivitas pasien
i. Tingkatkan istirahat secara terjadwal antar istirahat dan l. Monitor adanya dyspneu, fatigue,
j. Monitor TTV sebelum dan latihan tekipneu dan ortopneu
sesudah melakukan tindakan
NIC 2: NIC 2: NIC 2: NIC 2:
Analgetic Management Activity Therapy Fluid Monitoring Vital Sign Monitoring

1. Bantu klien untuk mengidentifikasi 1. Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake 1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
1. Tentukan lokasi, karakteristik,
aktivitas yang mampu dilakukan cairan dan eliminasi 2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
kualitasdan tingkat nyeri sebelum 2. Tentukan kemungkinan faktor resiko dari 3. Monitor VS saat pasien berbaring,
2. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten
mengobati pasien. yang sesuai dengan kemampuan fisik, ketidak seimbangan cairan (Hipertermia, duduk, atau berdiri
2. Cek obat meliputi jenis, dosis, dan psikologi dan social terapi diuretik, kelainan renal, gagal 4. Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
frekuensi pemberian analgetik. 3. Bantu untuk mengidentifikasi dan jantung, diaporesis, disfungsi hati, dll ) selama, dan setelah aktivitas
3. Tentukan jenis analgetik mendapatkan sumber yang diperlukan 3. Monitor berat badan 5. Monitor kualitas dari nadi
(Narkotik, Non-Narkotik) untuk aktivitas yang diinginka 4. Monitor serum dan elektrolit urine 6. Monitor jumlah dan irama jantung
4. Bantu pasien/keluarga untuk 5. Monitor BP, HR, dan RR 7. Monitor bunyi jantung
disamping tipe dan tingkat nyeri.
mengidentifikasi kekurangan dalam 6. Monitor tekanan darah orthostatik dan 8. Monitor frekuensi dan irama
4. Tentukan Analgetik yang tepat, beraktivitas perubahan irama jantung pernapasan
cara pemberian dan dosisnya 5. Sediakan penguatan positif bagi yang 7. Monitor adanya distensi leher, ronchi,
secara tepat. aktif beraktivitas eodem perifer dan penambahan BB
5. Monitor tanda-tanda vital sebelum 6. Bantu pasien untuk mengembangkan 8. Monitor tanda dan gejala dari odema
dan setelah pemberian analgetik. motivasi diri dan penguatan
7. Monitor respon fisik, emosi, social dan
spiritual
DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, Gloria M, dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi 6. Elsevier
Hardman, T Heather. 2015. Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan :definisi & klasifikasi 2015-2017
Edisi 10. Jakarta: EGC
Kemenkes RI. 2014. Infodatin Hipertensi. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.
Moorhead, Sue, dkk. 2013. Nirsing Outcomes Classification (NOC) Edisi 5. Elsevier
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC NOC Jilid 2. Jakarta:EGC
Pudiastuti, R.D. 2013. Penyakit-Penyakit Mematikan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai