ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN HIPERTENSI
DI RUANG KASWARI RSD IDAMAN KOTA BANJARBARU
Oleh:
Ledy Ovel Anggreny, S.Kep
NIM. 1830913320029
NIM : 1830913320029
Mengetahui,
Penderita hipertensi mungkin tidak Hipertensi adalah peningkatan tekanan a. Hipertensi esensial (primer)
menunjukkan gejala selama bertahun- darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan Hipertensi primer atau esensial
tahun. Bila terdapat gejala biasanya tekanan darah diastolik lebih dari 90 merupakan hipertensi yang belum
hanya bersifat spesifik, misalnya sakit mmHg pada dua kali pengukuran diketahui penyebabnya walaupun
kepala atau pusing. Akan tetapi, pada dengan selang waktu lima menit dalam dikaitkan dengan kombinasi faktor
penderita hipertensi berat biasanya keadaan cukup istirahat/tenang. gaya hidup 28 seperti obesitas,
akan timbul gejala antara lain: Sakit alkohol, merokok, kurang bergerak
kepala, kelelahan, mual dan muntah, (inaktivitas) dan pola makan.
sesak nafas, gelisah, pandangan
menjadi kabur, mata berkunang- b. Hipertensi sekunder Hipertensi
Hipertensi yang disebabkan/sebagai
kunang, mudah marah, sulit tidur, rasa
akibat dari adanya penyakit lain.
berat ditengkuk, nyeri di daerah bagian Beberapa hal yang menjadi penyebab
belakang. terjadinya hipertensi sekunder adalah
penyakit ginjal, kelainan hormonal,
obat-obatan
KOMPLIKASI
PENATALAKSANAAN
Terapi farmakologi:
Obat anti hipertensi yang dianjurkan oleh JNC VII yaitu: Diuretika,
Vasodilator, Antagonis kalsium, Penghambat ACE.
Pathway
Asuhan Keperawatan
ta
NOC DAN NIC
1. Bantu klien untuk mengidentifikasi 1. Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake 1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
1. Tentukan lokasi, karakteristik,
aktivitas yang mampu dilakukan cairan dan eliminasi 2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
kualitasdan tingkat nyeri sebelum 2. Tentukan kemungkinan faktor resiko dari 3. Monitor VS saat pasien berbaring,
2. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten
mengobati pasien. yang sesuai dengan kemampuan fisik, ketidak seimbangan cairan (Hipertermia, duduk, atau berdiri
2. Cek obat meliputi jenis, dosis, dan psikologi dan social terapi diuretik, kelainan renal, gagal 4. Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
frekuensi pemberian analgetik. 3. Bantu untuk mengidentifikasi dan jantung, diaporesis, disfungsi hati, dll ) selama, dan setelah aktivitas
3. Tentukan jenis analgetik mendapatkan sumber yang diperlukan 3. Monitor berat badan 5. Monitor kualitas dari nadi
(Narkotik, Non-Narkotik) untuk aktivitas yang diinginka 4. Monitor serum dan elektrolit urine 6. Monitor jumlah dan irama jantung
4. Bantu pasien/keluarga untuk 5. Monitor BP, HR, dan RR 7. Monitor bunyi jantung
disamping tipe dan tingkat nyeri.
mengidentifikasi kekurangan dalam 6. Monitor tekanan darah orthostatik dan 8. Monitor frekuensi dan irama
4. Tentukan Analgetik yang tepat, beraktivitas perubahan irama jantung pernapasan
cara pemberian dan dosisnya 5. Sediakan penguatan positif bagi yang 7. Monitor adanya distensi leher, ronchi,
secara tepat. aktif beraktivitas eodem perifer dan penambahan BB
5. Monitor tanda-tanda vital sebelum 6. Bantu pasien untuk mengembangkan 8. Monitor tanda dan gejala dari odema
dan setelah pemberian analgetik. motivasi diri dan penguatan
7. Monitor respon fisik, emosi, social dan
spiritual
DAFTAR PUSTAKA
Bulecheck, Gloria M, dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi 6. Elsevier
Hardman, T Heather. 2015. Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan :definisi & klasifikasi 2015-2017
Edisi 10. Jakarta: EGC
Kemenkes RI. 2014. Infodatin Hipertensi. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.
Moorhead, Sue, dkk. 2013. Nirsing Outcomes Classification (NOC) Edisi 5. Elsevier
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC NOC Jilid 2. Jakarta:EGC
Pudiastuti, R.D. 2013. Penyakit-Penyakit Mematikan. Yogyakarta: Nuha Medika.