TINGGI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS RIAU
Kampus Bina Widya KM. 12.5 Simpang Baru – Pekanbaru
LAPORAN DESAIN
DISUSUN OLEH:
DESEMBER 2019
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS RIAU
Kampus Bina Widya KM. 12.5 Simpang Baru – Pekanbaru
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN DESAIN STRUKTUR BAJA II
DISUSUN OLEH:
DISETUJUI OLEH:
ASISTEN PEMBIMBING
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Desain Struktur
Beton II ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Desain Struktur Beton II ini merupakan pemantapan dari dasar teori yang
telah didapatkan pada mata kuliah struktur beton I dan II, dan mata kuliah
lainnya yang ada hubunganya dengan desain ini.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Dosen Pembimbing Desain
Struktur Beton Ir.Enno Yuniarto, MT yang telah memberikan bimbingannya
atas desain ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada asisten
pembimbing Dian Nanda Islami yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing penulis dalam menyelesaikan Desain Struktur Beton II ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan Desain Struktur Beton II ini masih
terdapat kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan Desain ini dimasa akan datang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
dengan tempat kedudukan baik yang ada di atas, di bawah tanah dan/atau di air.
Bangunan biasanya dikonotasikan dengan rumah, gedung ataupun segala sarana,
prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam
membangun peradabannya seperti halnya bangunan Sekolah.
Desain Struktur Beton II merupakan salah satu tugas yang harus
diselesaikan oleh mahasiswa Program Studi Teknik Sipil S1 untuk dapat lulus
dalam mata kuliah Struktur Beton II setelah mempelajari tentang Struktur Beton
I. Dimana tugas desain ini akan membantu mahasiswa dalam menerapkan
materi-materi yang telah dipelajari di dalam kelas menjadi suatu perencanaan
struktur yang lebih nyata.
Struktur yang merupakan rangka dari suatu bangunan memiliki peranan
yang sangat penting dalam berdirinya bangunan tersebut, juga kestabilannya.
Struktur yang direncanakan harus mampu menahan gaya-gaya yang disebabkan
oleh beban-beban yang bekerja pada bangunan dan kemudian menyalurkan
secara bertahap dari balok, kolom, sampai akhirnya ke fondasi. Ada beberapa
bahan bangunan yang dapat digunakan untuk pembangunan struktur suatu
gedung seperti beton, baja, baja komposit dan kayu.
Struktur bangunan dengan beban beton memiliki berbagai keunggulan dan
kekurangan. Adapun keunggulannya antara lain adalah:
1. Beton memiliki kuat tekan yang relatif tinggi dibandingkan dengan
kebanyakan bahan lain.
2. Beton bertulang memiliki ketahanan yang tinggi terhadap api dan air.
3. Struktur beton bertulang sangat kokoh.
4. Beton bertulang tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi.
5. Usia layan beton sangat panjang.
6. Merupakan bahan yang cukup ekonomis.
7. Beton dapat dicetak dalam bentuk yang beragam.
2.2.1 Semen
Semen merupakan suatu jenis bahan yang memiliki sifat yang adesif dan
kohesif yang memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral menjadi
Gambar 2. 4 Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Non Gedung untuk Beban
Gempa
Sumber : SNI 1726-2012
Sistem penahan gaya gempa yang berbeda diijinkan untuk digunakan., untuk
menahan gaya gempa dimasing – masing arah kedua sumbu orthogonal
struktur. Sehingga nilai R,Cd, dan Ωo diatur pada tabel berikut:
Apabila Lx < 0,4 Ly seperti pada gambar, pelat tersebut dapat dianggap
sebagai pelat menumpu balok B1 dan B3, sedangkan balok B2 dan B4 hanya
kecil didalam memikul beban pelat. Dengan demikian pelat dapat dipandang
sebagai pelat satu arah (arah x), tulangan utama dipasang pada arah x dan pada
arah y hanya sebagai tulangan pembagi.
2.6 Balok
Balok adalah suatu bagian konstruksi dari bangunan yang berfungsi sebagai
penerima beban dari pelat lantai lalu menyalurkan beban-beban tersebut ke
kolom. Balok merupakan elemen pendukung struktur yang mengalami momen
lentur, gaya geser, gaya torsi, dan gaya aksial baik berupa tarik maupun tekan.
Berdasarkan fungsinya balok dibagi atas beberapa jenis, antara lain sebagai
berikut.
1. Balok sloof
Balok sloof berfungsi sebagai penerima beban dari dinding lalu diteruskan ke
fondasi.
2. Balok induk dan balok anak
Balok induk berfungsi sebagai penerima beban dari slab lantai lalu disalurkan
ke kolom, sedangkan balok anak berfungsi sebagai penghubung antara balok
induk sehingga konstruksi lebih stabil.
4,7 m
5.2 m
Untuk menentukan Ib, perlu ditentukan dulu lokasi titik pusat luasan:
A = 150 × (450+600-150) + (450 × (600-150)) = 337500 mm2
yc = ((202500 x 375) + (135000 x 380))/337500 = 255 mm
Tabel 3. 1 Perhitungan Io (Balok Eksterior)
Io = 1/12 bh3 A(y-yc)2
No Luas (mm2) y (mm) y-yc (mm)
(mm4) (mm4)
1 135000.000 75.000 -180.000 6834375000 4374000000
2 202500.000 375.000 120.000 3417187500 2916000000
Sumber : Perhitungan
150 mm
750 mm
600 mm
450 mm Hw = 450m
5200 mm
t=150 mm
750 mm
450 mm
Gambar 3. 5 Luasan untuk menentukan Ib
Sumber : Anonim
4750*(0.8+490/1400)
= = 130.806 mm
36 + (5.1,12)(1.231-0,2)
= 150 mm
4.7 m
5.7 m
150
t= 125mm
mm
600
400mm
mm
mm
450
200mm
mm 450
200mm
mm
(a). Balok Eksterior (b). Balok Interior
4.2 Pembebanan
4.2.1 Pelat Lantai
A. Lantai 11 (Atap)
Beban Mati (DL)
Plesteran (2,5 cm) = 5 2,50 kg/m2
Water proofing = 5,00 kg/m2
Mekanikal dan elektrikal = 2 5,00 kg/m2
Plafon + penggantung = 1 8,00 kg/m2 +
100,50 kg/m2
Beban Hidup (LL)
Atap datar (dapat dicapai dan dibebani) = 100,00 kg/m2
B. Lantai 1 - 10
Beban Mati (DL)
Plesteran (2,5 cm) = 5 2,50 kg/m2
Keramik = 2 5,00 kg/m2
Mekanikal dan elektrikal = 2 5,00 kg/m2
Plafon + penggantung = 1 8,00 kg/m2 +
119.50 kg/m2
Beban Hidup (LL)
Lantai Gedung Kantor = 2 50,00 kg/m2
Lantai 1 = 1,0 x 250 kg/m2 = 250,00 kg/m2
2. Klasifikasi situs
A. Statik Equivalen
Fa = 1 (SNI Tabel 4, Pasal 6.2)
SMS = Fa . SS = 1.457
2
SDS = /3 . SMS = 0,9713
CS = SDS / (R / I) = 0,08245
Cara perhitungan beban gempa dilakukan secara otomatis dengan software
ETABS, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Gempa X
Gempa Y
Beban gempa (F) dianggap bekerja 100% pada sumbu utama (arah x)
bersamaan dengan 30% pada daerah tegak lurus sumbu utama (arah y). Maka
kombinasi beban di atas dapat dijabarkan menjadi 18 kombinasi sebagai berikut:
1) 1,4 DL Kombinasi 1
2) 1,2 DL + 1,6 LL Kombinasi 2
3) 1,2 DL + LL + Fx + 0,3 Fy Kombinasi 3-1
4) 1,2 DL + LL + Fx - 0,3 Fy Kombinasi 3-2
5) 1,2 DL + LL - Fx + 0,3 Fy Kombinasi 3-3
6) 1,2 DL + LL - Fx - 0,3 Fy Kombinasi 3-4
7) 0,9 DL + Fx + 0,3 Fy Kombinasi 4-1
8) 0,9 DL + Fx - 0,3 Fy Kombinasi 4-2
9) 0,9 DL - Fx + 0,3 Fy Kombinasi 4-3
10) 0,9 DL - Fx - 0,3 Fy Kombinasi 4-4
11) 1,2 DL + LL + 0,3 Fx + Fy Kombinasi 3-5
12) 1,2 DL + LL + 0,3 Fx - Fy Kombinasi 3-6
13) 1,2 DL + LL - 0,3 Fx + Fy Kombinasi 3-7
14) 1,2 DL + LL - 0,3 Fx - Fy Kombinasi 3-8
15) 0,9 DL + 0,3 Fx + Fy Kombinasi 4-5
16) 0,9 DL + 0,3 Fx - Fy Kombinasi 4-6
17) 0,9 DL - 0,3 Fx + Fy Kombinasi 4-7
18) 0,9 DL - 0,3 Fx - Fy Kombinasi 4-8
Keterangan:
DL = Beban mati (Dead Load) Fx = Beban gempa arah x
LL = Beban hidup (Live Load) Fy = Beban gempa arah y
F = Beban gempa (Earthquake)
Dari tabel tersebut, didapat nilai momen pada balok yang paling besar
yaitu Balok B2 di lantai 10 atap untuk balok eksterior bentang 5,2 m seperti
pada gambar diatas. Nilai momen maksimum ini digunakan untuk menghitung
perencanaan tulangan pada balok.
Dari tabel tersebut, didapat nilai gaya aksial pada kolom yang paling
besar yaitu Kolom C3 di lantai 1 sesuai yang ditinjau untuk kolom ukuran
650x650 mm2. Nilai gaya aksial maksimum ini digunakan untuk menghitung
perencanaan tulangan pada kolom.
Gambar5.5 Diagram Nilai Gaya Aksial dan Torsi Maksimum Kolom C3 Lantai 1
Sumber : ETABS
6.1 Umum
Untuk penyederhanaan, desain pelat lantai 1 (dasar) sampai lantai atap
akan disamakan dengan mengambil gaya dalam terbesar.
34−27,6 𝑀𝑃𝑎
𝛽1 = (0,85 − 0,05 × = 0,809 < 0,85
6,9 𝑀𝑃𝑎
𝛽1 = 0,65
𝜀𝑢 = 0,003
𝑓′𝑐 𝜀𝑢
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,85 × 𝛽1 × ×
𝑓𝑦 𝜀𝑢 + 0,005
34 0,003
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,85 × 0,65 × × = 0,0171814
410 0,003 + 0,005
𝜌 min 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑖 ∶
33,2
𝜌𝑚𝑖𝑛 = 0,249 × √ = 0,0035412
410
1,379
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = 0,003363
410
𝜌𝑚𝑖𝑛 = 0,0035412
𝑀𝑢 = 𝑀𝑦(+) × 𝑏
𝑀𝑢 = 2,645 × 1 = 2,645 𝑘𝑁. 𝑚
𝑀𝑢
𝑀𝑛 =
0.9
2,645
𝑀𝑛 = = 2,938 𝑘𝑁. 𝑚
0.9
Mn
R= × 106 = 0,2301581 𝑀𝑃𝑎
(𝑏 × 1000 × 𝑑2 )
𝑓′𝑐
𝜌 = 0,85 ×
2×𝑅
𝑓𝑦 × (1 − √1 − ( ))
0,85 × 𝑓 ′ 𝑐
34
𝜌 = 0,85 × = 0,0005636
2 × 0,6440
410 × (1 − √1 − ( ))
0,85 × 33,2
1000
𝑠1 = 𝑏 ×
𝑛
1000 S = jarak antar tulangan
𝑠1 = 1 × = 290,888 𝑚𝑚 = 290 𝑚𝑚
3,437
𝑠2 = 𝑠 𝑚𝑎𝑥 = 300 𝑚𝑚
𝑠 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠1 𝑑𝑎𝑛 𝑠2 = 290 𝑚𝑚
𝑀𝑢 = 𝑀𝑦(−) × 𝑏
Mn
R= × 106 = 0,3438 𝑀𝑃𝑎
(𝑏 × 1000 × 𝑑 2 )
𝑓′𝑐
𝜌 = 0,85 ×
2×𝑅
𝑓𝑦 × (1 − √1 − ( ))
0,85 × 𝑓 ′ 𝑐
34
𝜌 = 0,85 × = 0.00084
2 × 0,3438
410 × (1 − √1 − ( ))
0,85 × 34
1000
𝑠1 = 𝑏 × S = jarak antar tulangan
𝑛
1000
𝑠1 = 1 × = 223,6933 𝑚𝑚 = 290 𝑚𝑚
3,437
𝑠2 = 𝑠 𝑚𝑎𝑥 = 290 𝑚𝑚
𝑠 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠1 𝑑𝑎𝑛 𝑠2 = 290 𝑚𝑚
𝑀𝑢 = 𝑀𝑥(+) × 𝑏
𝑀𝑢 = 5,832 × 1 = 5,832 𝑘𝑁. 𝑚
𝑀𝑢
𝑀𝑛 =
0.9
4,526
𝑀𝑛 = = 5,028 𝑘𝑁. 𝑚
0.9
Mn
R= × 106 = 0,3438 𝑀𝑃𝑎
(𝑏 × 1000 × 𝑑2 )
𝑓′𝑐
𝜌 = 0,85 ×
2×𝑅
𝑓𝑦 × (1 − √1 − ( ))
0,85 × 𝑓 ′ 𝑐
100
𝐴𝑠0 = 𝜇 × = 78,539 𝑚𝑚2
4
100
𝑛 = 𝐴𝑠 ×
𝐴𝑠0
100
𝑛 = 2.52 × = 3,437
78,539
𝑀𝑢 = 𝑀𝑥(−) × 𝑏
𝑀𝑢 = 3,122 × 1 = 12,325 𝑘𝑁. 𝑚
𝑀𝑢
𝑀𝑛 =
0.9
3,122
𝑀𝑛 = = 13,6944 𝑘𝑁. 𝑚
0.9
Mn
R= × 106 = 0,244 𝑀𝑃𝑎
(𝑏 × 1000 × 𝑑2 )
𝑓′𝑐
𝜌 = 0,85 ×
2×𝑅
𝑓𝑦 × (1 − √1 − ( ))
0,85 × 𝑓 ′ 𝑐
34
𝜌 = 0,85 × = 0.0005
2 × 0,244
410 × (1 − √1 − ( ))
0,85 × 34
100
𝑛 = 𝐴𝑠 ×
𝐴𝑠0
100
𝑛 = 2,7 × = 3,437
78,539
1000
𝑠1 = 𝑏 ×
𝑛
1000 S = jarak antar tulangan
𝑠1 = 1 × = 290,888 𝑚𝑚 = 290 𝑚𝑚
3,437
𝑠2 = 𝑠 𝑚𝑎𝑥 = 300 𝑚𝑚
𝑠 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠1 𝑑𝑎𝑛 𝑠2 = 290 𝑚𝑚
a. Balok Eksterior
Dari hasil analisis struktur dengan software ETABS, balok B3 (balok
Eksterior) memiliki gaya dalam momen terfaktor maksimum sebesar:
Momen positif maks, Mu+ : 24,9862 kN.m
Momen negatif maks, Mu- : -93,1126 kN.m
Panjang Balok (L) : 4,5 m
Torsi Maks (Tu) : -8,8236 kN.m
Gambar 7. 4 Balok T
Sumber : Anonim
Karena Smin < S < Smax, maka spasi aktual tulangan memenuhi syarat.
“Jadi , tahanan momen positif menggunakan 4 tulangan D-22”
Perencanaan tulangan momen negatif :
Gambar 7. 5 Balok T
Sumber : Anonim
Karena Smin < S < Smax, maka spasi aktual tulangan memenuhi syarat.
“Jadi , tahanan momen negatif menggunakan tulangan 5 tulangan D-22”
Hasil desain tulangan momen Lentur
Vc = 0,17 . λ . f’c0,5 . bw . d
= 166,33 kN
0,5 . φ . f’c = 62,37 kN
Karena 0,5 . φ . f’c (=62,37 kN) < Vu (= 166,33 kN) , maka dibutuhkan
sengkang untuk membantu balok menahan gaya geser Vu. Tetapi tetap
diperhitungkan untuk perencanaan ini.
Pengecekan kecukupan penampang:
Vs max = 0,66 . f’c0,5 . bw . d
= 665,31 kN
Vc + Vs max = 166,33 + 665,31
= 831,64 kN
Φ (Vc+ Vs max) = 623,73 kN
Karena Φ (Vc+ Vs max) = 623,73 > [Vu] = 76,6828 kN , maka penampang
balok cukup besar untuk menahan gaya geser.
Kebutuhan luasan sengkang
Vs perlu = Vu / φ – Vc
= 0 kN
Av/s = Vs perlu / (fyt . d )
= 0 mm2/mm
(Av)/s min 1 = 0,062 . f’c0,5 . bw . s / fyt
= 0,53 mm2/mm
(Av)/s min 2 = (0,35 . bw . s ) / fyt
= 0,51 mm2/mm
Karena nilai Av/s perlu (=0 mm2/mm) < Av/s min , maka digunakan (Av/s) =
0,53 mm2/mm.
Digunakan sengkang diameter 10 mm dengan 2 kaki.
8.1 Umum
Untuk penyederhanaan, kolom-kolom bangunan akan didesain dengan
dimensi dan detail penulangan yang sama, menggunakan beban kolom terbesar
(momen biaksial dan gaya aksial).
Penggambaran diagram interaksi menggunakan software SPColumn,
dengan persyaratan lainnya akan dicek secara manual.
Dari hasil software ETABS , kolom C3 memiliki gaya dalam sebagai berikut:
Gaya aksial (Pu) = -3176,2501 kN
Momen lentur arah x (Mux) = 25.336 kN.m
Momen lentur arah y (Muy) = -9,1831 kN.m
Gaya geser (Vu) = -5,9367 kN
40 mm
40 mm Digunakan Tulangan
Longitudinal 12D25
Tulangan Transversal
650 mm
Sengkang Persegi
D-10
650 mm
Karena 0,5 .ϕ. Vc = 198,0165 kN > |Vu| = 5,9367 kN, maka tidak
diperlukan tulangan untuk menahan geser tetapi tetap perlu disediakan
tulangan sengkang untuk kolom.
9.1 Identifikasi
Data dari perencanaan tangga yakni :
a. Tinggi tangga : 2,00 m
b. Lebat tangga : 2,25 m
c. Lebar datar : 3,00 m
d. Tebal plat tangga (ht) : 0,15 m
e. Tebal plat bordes : 0,15 m
f. Dimensi bordes : 1 x 4,5 m
g. Lebar bordes : 4,00 m
h. Dimensi balok bordes : 2 x 1,8m
i. Lebar antrade : 0,35 m
j. Jumlah antrade :9 buah
k. Tinggi optrade : 0.12 m
l. Jumlah optrade : 10 buah
m. α : arc. tg(tinggi tangga⁄lebar datar)
: arc. tg(1,95⁄5,2)
: 29,744˚
: 29,744˚ < 35˚ (Aman)
3,5 m
4m
0,35 m
0.20 m
2m
4,5 m
Gambar 9. 1 Detail Rencana Tangga
Sumber : Autocad
0.35m
0.20 m
t = 0.15 m
b. Pembebanan bordes
Beban mati (qD)
Berat tegel keramik (tebal 1 cm) = 0,01×4,5×1700 = 76,5 kg/m
Berat spesi (tebal 2 cm) = 0,02×4,5×2100 = 189 kg/m
Berat pelat bordes = 0,16×4,5×2400 =1512 kg/m
Berat sandaran tangga = 0,7×0,1×1000×2 = 140 kg/m
1917,5 kg/m
Beban hidup (qL)
qL = 4,5 × 250 kg/m2 = 1125 kg/m
Beban ultimate (qU)
qU = 1.2qD + 1.6qL = (1.2×2487,9)+(1.6×1250) = 4101kg/m
Daerah tumpuan
Mu = 46,95 KNm = 46950000 Nmm
Mn = Mu ⁄∅ = 46950000⁄0,8 = 58687500 Nmm
fy 410
m= = 0,85×34 = 7,26643
0.85×fc′
0.0866
ρmax = ∅ × ρb = 0,75 × 0,0866 = 0,0649
ρmin = 0.0025
Mn 58687500
Rn = = 2,25×1000×110,52 = 2,1361 N/mm2
b.d2
1 2×16,078×1,176
(1√1 − ) = 0,0041
16,078 410
0.0866
ρmax = ∅ × ρb = 0,75 × 0,0866 = 0,0649
ρmin = 0.0025
Mn 25447000
Rn = = 2.25×1000×110,52 = 0.766 N/mm2
b.d2
1 2×𝑚×𝑅𝑛
𝜌𝑎𝑑𝑎 = (1 − √1 − )=
𝑚 𝑓𝑦
1 2×7,266×0.766
(1√1 − ) = 0,00484
7,266 410
0,2 m
h = 200 mm
b = 180 mm
∅tulangan = 19 mm (polos)
∅sengkang = 8 mm (ulir)
d’ = p + 1⁄2 × ∅tulangan
= 20 + 1⁄2 × 19 = 29,5 mm
d = h – d’ = 500 – 29,5 = 470,5 mm
0.85 × fc ′ 600
ρb = ×β×( )
fy 600 + fy
0.85 × 34 600
= × 0.85 × ( ) = 0,086
410 600 + 410
ρmax = ∅ × ρb = 0,75 × 0,086 = 0,0649
ρmin = 1.4⁄fy = 0,0025
Mn 58687500
Rn = = 300×1000×110,52 = 2,136 N/mm2
b.d2
1 2 × 𝑚 × 𝑅𝑛
𝜌𝑎𝑑𝑎 = (1 − √1 − )=
𝑚 𝑓𝑦
1 2 × 7,266 × 2,136
(1 − √1 − ) = 0.0105
7,266 410
Vu = 85,6867 KN = 85686 N
Vc = 1⁄6 × 𝑏 × 𝑑 × √𝑓 ′ 𝑐 = 1⁄6 × 400 × 250 × √34 = 97182 N
∅Vc = 0.75× Vc = 0.75×145773 = 72886,9 N
∅Vc= 3∅Vc = 3×109330,3 = 218660,7 N
9.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh kombinasi
beban yang dibantu dengan software ETABS, maka dari perencanaan struktur
bangunan kantor 10 lantai ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Dari perhitungan kontrol masing-masing elemen aksial dan momen yang
menggunakan mutu beton f’c = 34 MPa (balok, kolom dan pelat) dan mutu
tulangan fy = 410 MPa, diperoleh bahwa desain masing-masing elemen telah
memenuhi syarat dan aman digunakan untuk portal gedung sekolah 10 lantai.
Balok Interior menggunakan dimensi 550.350 mm dengan tulangan momen
negatif 4D22, tulangan momen positif 4D22 dan sengkang D10-260 mm.
Balok aman terhadap momen.
Kolom pada lantai 1-10 menggunakan dimensi 650.650 mm, dengan tulangan
longitudinal 12D25 dan sengkang D10-170. Kolom aman terhadap gaya
tekan aksial dan momen.
Pelat lantai menggunakan ketebalan sebesar 140 mm, dengan tulangan
momen atas arah X D10-290, tulangan momen bawah arah X D10-290,
tulangan momen atas arah Y D10-290, dan tulangan momen bawah arah Y
D10-290 Pelat lantai aman terhadap momen.
Tangga menggunakan ketebalan sebesar 140 mm dengan tulangan 10D19
dengan jarak tulangan 280 mm. Pada bordes tangga menggunakan ketebalan
sebesar 140 mm dengan tulangan 10D19 serta tulangan geser ∅10 – 250 mm.
Tangga dan bordes aman terhadap momen dan geser.
9.2 Saran
Berdasarkan proses dalam perencanaan struktur bangunan sekolah ini,
saran yang perlu dikembangkan pada perencanaan ini adalah:
Perlu dilakukan analisis struktur secara menyeluruh. Perlu ditambahkan
beban lateral yaitu angin agar struktur bangunan lebih teruji sebagai
bangunan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai sekolah.