Perizinan Kosmetika PDF
Perizinan Kosmetika PDF
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, sehingga
penyusunan Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Izin Produksi Kosmetika dapat diselesaikan.
Penyusunan buku ini dimaksudkan sebagai petunjuk pelaksanaan izin produksi kosmetik
bagi pelaku usaha, dan juga merupakan upaya untuk menjamin pelaksanaan pelayanan
prima kepada masyarakat sebagai wujud dari penerapan prinsip-prinsip clean government
dan good governance secara universal.
Semoga pedoman ini dapat digunakan sebagai acuan bagi petugas kesehatan pusat dan
daerah, pelaku usaha yang melaksanakan izin produksi kosmetika.
Jakarta, 2011
i
KATA SAMBUTAN
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, bahwa atas
rahmat dan hidayah-Nya, kita dapat menyelesaikan penyusunan buku Pedoman
Pelaksanaan Pelayanan Izin Produksi Kosmetika.
Dengan telah disusunnya pedoman ini, diharapkan tatacara izin produksi kosmetik menjadi
lebih terarah dan dapat dijadikan dasar untuk menyamakan alur sistem dari proses
perizinan tersebut, sehingga dapat menjamin ketepatan waktu yang efisien dan efektif.
Pedoman ini merupakan salah satu upaya merespon adanya perubahan dalam Izin Produksi
Kosmetik, yaitu dengan adanya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1175/Menkes/Per/VIII/2010 tanggal 20 Agustus 2010 tentang Izin Produksi Kosmetika.
Kami berharap dengan diterbitkannya buku Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Izin Produksi
Kosmetika ini dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan proses perizinan dan dapat
memberi manfaat bagi pelaku usaha dalam melakukan pengajuan perijinan secara efektif,
efisien dan transparan sehingga dapat menciptakan iklim yang kondusif dalam berusaha.
Akhirnya, kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak atas
bantuan dan perhatian yang telah diberikan dalam rangka penyusunan Pedoman
Pelaksanaan Pelayanan Izin Produksi Kosmetika.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan kekuatan bagi kita sekalian.
Direktur Jenderal
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
KATA SAMBUTAN...........................................................................................................ii
SK TIM PENYUSUNAN..................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1. LATAR BELAKANG......................................................................................... 1
2. TUJUAN........................................................................................................ 2
3. SASARAN...................................................................................................... 2
BAB II RUANG LINGKUP IZIN PRODUKSI…………………………………………………...................... 3
1. GOLONGAN PRODUSEN…………………………………………………….......................... 3
2. JENIS PERMOHONAN………………………………………..........................…............... 3
a. IZIN BARU................................................................................................ 3
b. PERUBAHAN IZIN..................................................................................... 3
c. PERPANJANGAN IZIN............................................................................... 4
3. PENCABUTAN IZIN........................................................................................ 4
4. MASA BERLAKU IZIN..................................................................................... 4
5. BENTUK DAN JENIS SEDIAAN KOSMETIKA.....................................................4
6. KATEGORI DAN SUB KATEGORI..................................................................... 5
BAB III PELAYANAN PERIZINAN...................................................................................... 8
1. ALUR PELAYANAN........................................................................................ 8
2. PERSYARATAN PERIZINAN............................................................................ 9
3. MONITORING DAN EVALUASI PELAYANAN................................................... 10
3.1 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL................................................... 11
a. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN......................... 11
b. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN KELUHAN...... 11
c. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENILAIAN BERKAS............... 11
d. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENYERAHAN IZIN................. 11
3.2 KENDALI KERJA.................................................................................... 11
3.3 PELENGKAP INFORMASI...................................................................... 11
3.4 EVALUASI............................................................................................ 11
BAB IV PENUTUP............................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 13
LAMPIRAN
iii
KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
NOMOR : HK.03.05/V/443.1/2011
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN IZIN PRODUKSI KOSMETIKA
iv
1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 1998
Nomor 3781);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pekerjaan
Kefarmasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5044);
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1202/MENKES/SK/X/2004 tentang Pengamanan Kosmetika;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1175/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Izin Produksi Kosmetika;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1176/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Notifikasi Kosmetika;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT
KESEHATAN TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN IZIN
PRODUKSI KOSMETIK;
KEDUA : Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Izin Produksi Kosmetik, sebagaimana
dimaksud pada Diktum Kesatu sebagai landasan kerja pelaksanaan
perizinan kosmetik;
KETIGA : Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Izin Produksi Kosmetik, sebagaimana
dimaksud pada Diktum Kedua agar digunakan sebagai pedoman oleh bagi
semua pihak yang terkait dalam proses pelayanan izin produksi
kosmetika di Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan;
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Agustus 2011
Direktur Jenderal,
v
KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
NOMOR : HK.03.05/V/442.2/2011
TENTANG
TIM PENYUSUN PEDOMAN PELAKSANAAN
PELAYANAN IZIN PRODUKSI KOSMETIKA
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT
KESEHATAN TENTANG TIM PENYUSUN PEDOMAN PELAKSANAAN
PELAYANAN IZIN PRODUKSI KOSMETIKA;
vi
KETIGA : Tugas Tim sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA sebagai berikut:
1. Mengadakan rapat-rapat persiapan dan koordinasi dengan pihak
terkait;
2. Menyusun Draft Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Produksi
Kosmetika;
3. Melaksanakan pembahasan Draft Pedoman Pelaksanaan Pelayanan
Perizinan Produksi Kosmetika; dan
4. Menyempurnakan draft setelah mendapat masukan dalam
pembahasan.
KEENAM : Segala biaya yang timbul dalam pelaksanaan tugas Tim dibebankan pada
DIPA Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun 2011;
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Agustus 2011
Direktur Jenderal,
vii
Lampiran Keputusan
Direktur Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Nomor …
Tanggal …
TIM PENYUSUN
PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN IZIN PRODUKSI KOSMETIKA
viii
20. Yanto Eka Putera, S.Farm, Apt.;
21. Damaris Parrangan;
22. Sri Suratini, S.Si., Apt.;
23. Sandy Wifaqah, S. Farm., Apt.;
24. Nofiyanti;
25. Anwar Wahyudi, SE.
Sekretariat : 1. Yulia Yuliati Barkah, SH.;
2. Helfi Yanti A.R, S. Si.;
3. Fajar Ramaditya Putera, S.Si., Apt.
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam rangka meningkatkan daya saing produk ASEAN di era pasar bebas ASEAN
(AFTA), diupayakan adanya harmonisasi standar produk dalam harmonisasi ASEAN yang
salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan kerja sama antar Negara-negara ASEAN
dalam rangka menjamin mutu, keamanan dan klaim manfaat dari semua kosmetika yang
dipasarkan di ASEAN. Maka untuk itu perlu meningkatkan persiapan dan kesiapan
seluruh pemangku kepentingan, antara lain pemerintah, tenaga kesehatan maupun
pelaku usaha.
Kesiapan Industri Kosmetika di Indonesia juga patut didukung dan didorong untuk
menjawab tantangan perubahan ini. Keseluruhan kesiapan ini, tentunya harus didukung
dengan kesiapan sistem, perangkat regulasi dan pedoman pelaksanaannya.
2. TUJUAN
3. SASARAN
2
BAB II
1. GOLONGAN PRODUSEN
Izin produksi kosmetika diberikan sesuai bentuk dan jenis sediaan kosmetika yang akan
dibuat yang dibedakan atas 2 (dua) golongan sebagai berikut, yaitu golongan A dan B.
a. Golongan A :
yaitu izin produksi untuk industri kosmetika yang dapat membuat semua bentuk
dan jenis sediaan kosmetika.
b. Golongan B :
yaitu izin produksi untuk industri kosmetika yang dapat membuat bentuk dan jenis
sediaan kosmetika tertentu dengan menggunakan teknologi sederhana, bentuk dan
jenis sediaan kosmetika tertentu tersebut ditetapkan oleh Kepala Badan POM.
2. JENIS PERMOHONAN
a. IZIN BARU
Izin yang diberikan kepada pelaku usaha sebelum produksi berlangsung.
b. PERUBAHAN IZIN
Perubahan izin produksi harus dilakukan apabila :
1. Perubahan golongan produsen
Perubahan golongan dari B ke A karena akan memperluas usaha, menambah
jenis sediaan atau dari golongan A ke Golongan B karena akan memperkecil
usaha atau mengurangi bentuk dan jenis sediaan.
2. Penambahan bentuk dan jenis sediaan
Penambahan Bentuk Sediaan
misalnya ; yang telah diproduksi sediaan kosmetika bentuk cairan, dan
akan menambah sediaan kosmetika bentuk cairan kental, Cream dsb.
Penambahan Bentuk dan Jenis
misalnya ; yang telah diproduksi sediaan kosmetika bentuk padat (sabun),
akan menambah sediaan kosmetika bentuk padat (Lipstik) dan Cairan dsb,
maka produsen harus melakukan perubahan izin.
3. Pindah alamat/lokasi
Jika pelaku usaha akan pindah lokasi ke alamat yang baru.
4. Perubahan nama direktur/pengurus, penanggung jawab, pada alamat dan
lokasi industri yang sama
3
Pelaku usaha atau pemohon tidak perlu mengajukan izin seperti perizinan
baru, tetapi hanya membuat permohonan untuk Perubahan nama
direktur/pengurus, penanggung jawab, pada alamat dan lokasi industri yang
sama dan akan dibuatkan / diterbitkan Surat Keputusan dalam bentuk
addendum.
c. PERPANJANGAN IZIN
Izin Produksi yang telah habis masa berlakunya harus diperpanjang. Persyaratan
untuk perpanjangan sama dengan syarat Izin Produksi baru.
3. PENCABUTAN IZIN
Izin produksi berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang kembali.
BENTUK JENIS
1. Cair
2. Suspensi
3. Cairan Kental
4. Gel
5. Krim
6. Setengah Padat
7. Serbuk - Serbuk Tabur
- Serbuk Compact
- Sabun
8. Padat
- Lipstick
- Garam
9. Aerosol
4
6. KATEGORI DAN SUB KATEGORI
5
7 Sediaan mandi (garam Sediaan mandi Sabun mandi cair
mandi, busa mandi, minyak Sabun mandi antiseptik(cair)
gel dan lain-lain) Busa mandi
Minyak mandi (Bath oil)
Garam mandi (Bath salt)
Serbuk untuk mandi (Bath
powder)
Sediaan untuk mandi lainnya
Sediaan bayi Sabun mandi bayi, cair
Sediaan Perawatan Kulit Lulur
Mangir
8 Sediaan Depilatori Sediaan rambut Depilatori
9 Deodoran dan anti- Sediaan kebersihan Deodoran
perspiran badan Antiperspiran
Deodoran antiperspirant
10 Sediaan Rambut Sediaan pewarna Pewarna rambut
rambut Pemudar warna rambut (Hair
lightener)
Aktivator
Tata rias rambut fantasi
Sediaan rambut Pengeriting rambut (Permanent
wave)
Neutralizer
Pelurus rambut (Hair
straightener)
Hair styling
Sampo
Sampo ketombe
Pembersih rambut dan tubuh
(Hair and body wash)
Pomade (Hair dressing)
Kondisioner (Hair condisioner)
Hair creambath
Tonik rambut(Hair tonic)
Sediaan Bayi Sampo bayi
11 Sediaan cukur (krim, busa, Sediaan Cukur Sediaan pra cukur
cair, cairan kental, dan lain- Sediaan cukur
lain) Sediaan pasca cukur
12 Sediaan rias mata, rias Sediaan Rias mata Pensil alis
wajah, sediaan pembersih Bayangan mata
rias wajah dan mata Eye liner
Mascara
Sediaan rias mata lainnya
Pembersih rias mata (Eye make-up
remover)
Sediaan Rias wajah Bedak padat (Compact powder)
Pemerah pipi (Blush on)
Tata rias “Panggung”
Tata rias “Pengantin”
Make-up kit
Sediaan rias wajah lainnya
6
Sediaan Perawatan Kulit Pembersih kulit muka
Penyegar kulit muka
Astrigent
Jika tidak tercantum dalam kategori dan sub kategori di atas maka mengacu pada ACD
(ASEAN Cosmetic Directive).
7
BAB III
PELAYANAN PERIZINAN
1. ALUR PELAYANAN
8
Gambar alur tatacara memperoleh izin produksi
2. PERSYARATAN PERIZINAN
(1) Permohonan izin produksi industri kosmetika golongan A.
Kelengkapan persyaratan sebagai berikut :
a. Surat permohonan
b. Fotokopi izin usaha industri atau tanda daftar industri yang telah dilegalisir
c. Nama direktur/pengurus
d. Fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) direksi perusahaan/pengurus
e. Susunan direksi/pengurus
f. Surat pernyataan direksi/pengurus tidak terlibat dalam pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang farmasi (dibuat di atas materai)
g. Fotokopi akta notaris pendirian perusahaan yang telah disahkan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan
h. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
i. Denah bangunan yang disahkan oleh Kepala Badan
j. Bentuk dan jenis sediaan kosmetika yang dibuat
k. Daftar peralatan yang tersedia
l. Surat pernyataan kesediaan bekerja sebagai apoteker penanggung jawab (tidak
bekerja di tempat lain)
m. Fotokopi ijazah dan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) penanggung jawab
yang telah dilegalisir
n. Membayar PNBP ke Bank yang ditunjuk / ditentukan
9
Untuk izin produksi industri kosmetika golongan A diberikan apabila :
a. Memiliki Apoteker sebagai penanggung jawab
b. Memiliki fasilitas produksi sesuai dengan produk yang akan dibuat
c. Memiliki fasilitas laboratorium
d. Wajib menerapkan CPKB
Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi, dapat dilihat dari SPO yang telah dibuat.
10
3.1 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
a. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN
Merupakan suatu petunjuk kerja yang menguraikan kegiatan yang dilakukan
dalam perizinan produksi kosmetika. Alur yang dimulai dari pemohon sampai
kembali lagi kepada pemohon. Dapat dilihat pada lampiran 12.
Dalam rangka pelayanan publik prima, penyedia pelayanan harus membuat SOP,
kendali Kerja dan bahan-bahan informasi seperti leaflet / brosur ( terlampir ) dan
ada ruang konsultasi.
3.4 EVALUASI
11
BAB IV
PENUTUP
Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Izin Produksi Kosmetika merupakan suatu panduan bagi
pelaku usaha dalam pengurusan Izin dan sebagai acuan pelaksanaan serta sebagai standar
prosedur operasional bagi setiap petugas yang bekerja melayanani perizinan sehingga dapat
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya.
Mudah-mudahan buku Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Izin Produksi Kosmetika ini dapat
bermanfaat dalam melaksanakan proses perizinan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta.
13
LAMPIRAN 1
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Permohonan Izin Produksi Kosmetika
Yang terhormat,
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat kesehatan
di-
Jakarta
Dengan Hormat,
Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Izin Produksi
Kosmetik Golongan ………………………….. , dengan data sebagai berikut :
I. UMUM :
1. Pemohon
a. Nama Pemohon/Direktur : ……………………………………………………………
b. Alamat dan nomor telepon : ……………………………………………………………
2. Perusahaan
a. Nama Perusahaan : ……………………………………………………………
b. Alamat kantor & No. Telepon : ……………………………………………………………
c. Bidang Usaha : ……………………………………………………………
d. Bentuk Perusahaan : ……………………………………………………………
e. Akte pendirian yang telah disahkan
oleh Kementerian Kehakiman,
nomor & tanggal : ……………………………………………………………
f. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) : ……………………………………………………………
g. Pimpinan Perusahaan : ……………………………………………………………
(Daftar Nama Direksi dan Dewan
Komisaris dilampirkan)
14
( ) Daerah lainnya
b. Alamat Pabrik : ……………………………………………………………
c. Luas Tanah : ……………………………………………………………
Demikian keterangan tersebut di atas dibuat dengan sebenarnya, atas perhatian dan
persetujuan Bapak/Ibu kami sampaikan terima kasih.
………………… , ………………………………………….
Stempel Perusahaan
Materai Rp. 6000,-
( ……………………………………………… )
Nama Terang Direktur
Tembusan :
1. Kepala Badan POM
2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ………………………..
3. Kepala Balai Besar / Balai POM di ……………………….
4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota di ……………………….
16
LAMPIRAN 2
DINAS KESEHATAN
PROVINSI ……………………………………………..
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Rekomendasi
Yang terhormat,
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
di-
Jakarta
( ……………………………………… )
NIP :
17
LAMPIRAN 3
Nomor : ..................,...........
Lampiran :
Perihal : Laporan Analisis Hasil Pemeriksaan
Yang terhormat,
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
di-
Jakarta
Dengan hormat,
Bersama ini kami sampaikan laporan analisis hasil pemeriksaan permohonan Izin
Produksi Kosmetika :
Terlampir kami sampaikan pula Berita Acara Pemeriksaan Setempat oleh Balai Besar/ Balai
POM ................................................................................... dan denah bangunan yang sudah
disetujui.
( ……………………………… )
NIP :
Tembusan :
1. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan
2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi …………………………
18
BERITA ACARA PEMERIKSAAN SETEMPAT
BALAI BESAR/ BALAI POM di……………………….....................
Pemeriksaan ini dilakukan adalah sebagai persyaratan untuk memperoleh Izin Produksi
Kosmetika dengan hasil sebagai berikut :
6. Resume hasil pemeriksaan terhadap kesiapan pabrik kosmetika dan pemenuhan aspek
CPKB :
a. Sistem Manajemen Mutu : ....................................................................................
b. Personalia : ....................................................................................
c. Bangunan dan Fasilitas : ....................................................................................
d. Peralatan : ....................................................................................
e. Sanitasi dan Higiene : ....................................................................................
f. Produksi : ....................................................................................
g. Pengawasan Mutu : ....................................................................................
h. Dokumentasi : ....................................................................................
i. Inspeksi Diri : ....................................................................................
j. Penyimpanan : ...................................................................................
k. Kontrak Produksi & Pengujian : ....................................................................................
l. Penanganan Keluhan : ....................................................................................
19
m. Penarikan Produk : ....................................................................................
7. Kesimpulan
.................., ..................................
( ................................................ ) ( ..................................... )
Cap Perusahaan
Mengetahui :
Kepala Balai Besar / Balai POM di ...........................
( ..................................................... )
NIP :
20
LAMPIRAN 4
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Rekomendasi
Yang terhormat,
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
di-
Jakarta
( …………………………………………… )
NIP :
21
LAMPIRAN 5
Yang terhormat,
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
di-
Jakarta
Dengan hormat,
Sehubungan dengan surat permohonan kami, nomor ............................................ tanggal
...................., ....................... dengan alamat ....................................... perihal Izin Produksi
Kosmetika yang telah diterima oleh Kepala Balai dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi 30
hari kerja yang lalu, dan yang bersangkutan tidak melakukan pemeriksaan administrasi
dan/atau pemeriksaan setempat terhadap permohonan yang kami ajukan.
Dengan ini kami menyatakan bahwa kami telah siap untuk melakukan kegiatan produksi
kosmetika sebagaimana diterangkan dalam surat permohonan tersebut di atas.
Demikian pernyataan ini kami buat, untuk mendapat pertimbangan lebih lanjut.
.............., ..........................
Yang Menyatakan,
Nama : ...............................
Jabatan : ...............................
22
LAMPIRAN 6
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Kesatu : Memberikan Izin Produksi Kosmetika kepada :
Nama Perusahaan : .......................................................
Alamat Perusahaan : .......................................................
Nama Direktur : .......................................................
Nama Penanggung Jawab Teknis : .......................................................
Alamat Pabrik : .......................................................
Alamat Gudang : .......................................................
23
b. Harus selalu diawasi oleh penanggung jawab teknis yang namanya
tercantum pada Surat Keputusan ini.
c. Harus memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Melaksanakan dokumentasi pengadaan, penyimpanan dan
penyaluran Kosmetika dengan sebaik- baiknya sesuai ketentuan
yang berlaku.
Ketiga : Surat keputusan ini berlaku selama 5 (lima) tahun sejak tanggal
ditetapkan dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan
dengan catatan bahwa akan diadakan peninjauan atau perubahan
sebagaimana mestinya apabila terdapat kekurangan atau kekeliruan
dalam penetapan ini.
Ditetapkan di : ...............................
Pada tanggal : ...............................
( ............................................... )
24
LAMPIRAN 7
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
Yang terhormat,
Direktur ....................................
di-
Jakarta
1. …………………………………………………………………………………..........................................................
2. …………………………………………………………………………………….......................................................
3. …………………………………………………………………………………….......................................................
Selanjutnya kepada Saudara kami minta untuk melengkapi kekurangan tersebut selambat-
lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat ini.
Demikian untuk diketahui.
Direktur Jenderal
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Kementerian Kesehatan
( ............................................... )
25
LAMPIRAN 8
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
Yang terhormat,
Direktur ....................................
di-
Jakarta
1. ………………………………...………………………………………………….......................................................
2. ……………………………………………………...…………………………….......................................................
3. …………………………………………………………………………………….......................................................
Direktur Jenderal
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Kementerian Kesehatan
( ............................................... )
26
LAMPIRAN 9
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Permohonan Perubahan Golongan
Izin Produksi Kosmetika
Yang terhormat,
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat kesehatan
di-
Jakarta
Bersama ini kami mengajukan Izin Perubahan Golongan Produksi Kosmetika, dengan
data sebagai berikut :
1. Nama Pemohon : ……………………………………………………………
2. Alamat Pemohon : …………………………………………...………………
3. Nama Perusahaan : ……………………………………………………………
4. Alamat Perusahaan : ……………………………...……………………………
5. Bentuk Perusahaan : ……………………………………………………………
6. Akte Notaris Pendirian Perusahaan : ...............................................................
7. Alamat Surat Menyurat dan
Nomor Telepon : ...............................................................
8. Bentuk dan Jenis yang telah
diproduksi *) : ...............................................................
9. Bentuk dan Jenis yang akan
diproduksi *) : ...............................................................
10. Nama Penanggung Jawab Teknis
Produksi : ...............................................................
11. Pendidikan Penanggung Jawab
Produksi : …………………………………………………………
Stempel Perusahaan
Materai Rp. 6000,-
Tembusan :
( …………………………………………… )
1. Kepala Badan POM
Nama Terang Direktur
2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ………………………..
3. Kepala Balai Besar / Balai POM di ……………………….27
4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota di ………………………..
*) Coret yang tidak perlu
LAMPIRAN 10
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Permohonan Perubahan Nama Direktur / Pengurus / Penanggung
Jawab Produksi Kosmetika / alamat tanpa pindah lokasi *)
Yang terhormat,
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat kesehatan
di-
Jakarta
Bersama ini kami mengajukan Izin Perubahan Nama Direktur / Pengurus / Penanggung
Jawab Produksi Kosmetika / alamat tanpa pindah lokasi *) dengan data sebagai berikut :
1. Nama Pemohon : …………………………………………………………………..............
2. Alamat Pemohon : …………………………………………………………………..............
3. Nama Perusahaan : …………………………………………………………………..............
4. Alamat Perusahaan lama *) : ……………………………………………...………………................
5. Alamat Perusahaan baru *) : .................................................................................
6. Bentuk Perusahaan : …………………………………………………………………..............
7. Akte Notaris Pendirian Perusahaan : .................................................................................
8. Nama Direktur / Pengurus /
Penanggung Jawab lama *) : ..................................................................................
9. Nama Direktur / Pengurus /
Penanggung Jawab baru *) : ..................................................................................
10. Status Permodalan : ..................................................................................
11. Alamat Surat Menyurat dan
Nomor Telepon : ..................................................................................
12. Bentuk dan Jenis yang akan
Diproduksi : ..................................................................................
13. Pendidikan Penanggung Jawab
Produksi : …………………………………………………………………..............
Bersama permohonan ini kami sertakan dokumen- dokumen persyaratan sesuai Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor .............................. tentang Izin Produksi Kosmetika.
………………… , ………………………………………….
Pas Foto Pemohon
Uk. 4 x6 Pemohon,
Tanda Tangan
Stempel Perusahaan
Materai Rp. 6000,-
Tembusan : (………………………......................... )
1. Kepala Badan POM Nama Terang Direktur
2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ……………………….. 28
3. Kepala Balai Besar / Balai POM ……………………….
4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota ………………………..
ADDENDUM
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
NOMOR : ........................
TENTANG IZIN PRODUKSI KOSMETIK
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Semula Menjadi
29
Ketiga : Addendum Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
sampai dengan berakhirnya Izin Produksi Kosmetika dengan catatan
bahwa akan diadakan peninjauan atau perubahan sebagaimana
mestinya apabila terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam
penetapan ini.
Ditetapkan di : JAKARTA
Pada tanggal : ...............................
DIREKTUR JENDERAL
BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
( ............................................... )
NIP .
Tembusan :
1. Menteri Kesehatan RI
2. Menteri Perindustrian RI
3. Menteri Perdagangan RI
4. Kepala Badan POM RI
5. Kepala Balai Besar / Balai POM ......................
6. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ...................
7. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota ......................
8. Persatuan Pengusaha Kosmetik (PERKOSMI) di Jakarta
30
LAMPIRAN 12
3. Berkas lengkap diterima dengan tanda terima dan penomoran yang sesuai.
4. Berkas tidak lengkap ditolak (dikembalikan untuk dilengkapi dan diberikan
informasi).
5. Berkas lengkap diagendakan di TU Direktorat.
6. Serahkan berkas ke Subdit, untuk didisposisi kepada Ka Sie.
7. Berkas dilimpahkan oleh Kasie kepada petugas penilai.
8. Lakukan analisa administrasi kelengkapan berkas sesuai persyaratan.
9. Buat draft izin produksi sambil menunggu 2 rekomendasi dari POM dan Dinkes.
10. Buat verbal sebagai pengantar izin produksi original untuk diparaf Kasie dan
Kasubdit.
11. Buat izin produksi original dan 2 copy untuk diparaf Direktur.
12. Berkas disampaikan kepada Dirjen melalui Sesditjen.
13. Kontrol waktu ke TU Dirjen.
14. Izin produksi yang telah selesai dari TU Dirjen disampaikan ke Direktorat.
15. Serahkan izin produksi ke produsen dengan tanda terima dan surat kuasa
pengambilan.
Mengesahkan
Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian
31
LAMPIRAN 13
Mengesahkan
Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian
32
LAMPIRAN 14
Mengesahkan
Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian
33
LAMPIRAN 15
Mengesahkan
Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian
34
LAMPIRAN 16
Kendali Kerja
2 Berkas diagendakan di TU
Direktorat
Menunggu - BPOM
Penghitungan 14 hari kerja dimulai sejak
Rekomendasi
rekomendasi diterima
- Dinkes
Berkas Rampung
35
LAMPIRAN 17
36