Anda di halaman 1dari 45

Fasya Yosifa

1619103006

PSAK 4
a. Ruang Lingkup
 Pernyataan ini diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk
sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk.
 Pernyataan ini tidak berhubungan dengan metode akuntansi untuk kombinasi bisnis dan dampaknya
dalam konsolidasi, termasuk goodwill yang muncul dari kombinasi bisnis (lihat PSAK 22: Kombinasi
Bisnis).
 Pernyataan ini juga diterapkan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian
bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika suatu entitas menyajikan laporan keuangan tersendiri
sebagai informasi tambahan.

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN


Entitas induk menyajikan laporan keuangan konsolidasian yang mengonsolidasikan investasinya dalam
entitas anak sesuai Pernyataan ini.

RUANG LINGKUP LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Pengendalian dianggap ada ketika entitas induk memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui
entitas anak lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas, kecuali dalam keadaan yang jarang
dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian.
Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas
jika terdapat: (a) kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;
(b) kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar
atau perjanjian; (c) kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar dewan direksi atau organ
pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut; atau (d) kekuasaan
untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur setara dan
mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut.

PROSEDUR KONSOLIDASI

Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian, entitas menggabungkan laporan keuangan entitas
induk dan entitas anak satu per satu dengan menjumlahkan pos-pos sejenis dari aset, kewajiban,
ekuitas, penghasilan, dan beban. Agar laporan keuangan konsolidasian dapat menyajikan informasi
keuangan dari kelompok usaha tersebut sebagai entitas ekonomi tunggal, dilakukan langkah-langkah
berikut: (a) jumlah tercatat investasi entitas induk pada setiap entitas anak dengan porsi entitas induk
atas ekuitas entitas anak dieliminasi (lihat PSAK 22 yang menjelaskan perlakuan goodwill yang
dihasilkan); (b) kepentingan nonpengendali atas laba atau rugi entitas anak yang dikonsolidasikan
selama periode pelaporan diidentifi kasi; (c) kepentingan nonpengendali dari bagian kepemilikan entitas
induk atas aset neto entitas anak yang dikonsolidasikan diidentifi kasi secara terpisah. Kepentingan
nonpengendali atas aset neto terdiri dari: (i) jumlah kepentingan nonpengendali pada tanggal kombinasi
bisnis awal yang dihitung sesuai PSAK 22; dan (ii) bagian kepentingan nonpengendali atas perubahan
ekuitas sejak tanggal kombinasi tersebut.

Saldo, transaksi, penghasilan, dan beban intra kelompok usaha dieliminasi secara penuh.

Saldo dan transaksi intra kelompok usaha, termasuk penghasilan, beban dan dividen, dieliminasi secara
penuh. Keuntungan dan kerugian hasil dari transaksi intra kelompok usaha yang diakui dalam aset,
misalnya persediaan dan aset tetap, dieliminasi secara penuh. Kerugian intra kelompok usaha mungkin
mengindikasikan suatu penurunan nilai yang mensyaratkan pengakuan dalam laporan keuangan
konsolidasian. PSAK 46: Pajak Penghasilan diterapkan untuk perbedaan temporer yang timbul dari
eliminasi keuntungan dan kerugian hasil dari transaksi intra kelompok usaha.

Laporan keuangan entitas induk dan entitas anak yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
konsolidasian disusun dengan tanggal yang sama. Jika akhir periode pelaporan entitas induk berbeda
dengan entitas anak, maka entitas anak menyusun laporan keuangan tambahan dengan tanggal yang
sama dengan laporan keuangan entitas induk untuk tujuan konsolidasi, kecuali tidak praktis.

Jika, sesuai dengan paragraf 19, laporan keuangan entitas anak yang digunakan dalam peyusunan
laporan keuangan konsolidasian disusun dengan tanggal yang berbeda dengan laporan keuangan entitas
induk, maka penyesuaian dilakukan atas dampak transaksi atau peristiwa signifi kan yang terjadi antara
tanggal laporan keuangan entitas anak dengan tanggal laporan keuangan entitas induk. Dalam hal ini,
perbedaan antara akhir periode pelaporan entitas anak dengan entitas induk tidak lebih dari tiga bulan.
Lamanya periode pelaporan dan perbedaan antar akhir periode pelaporan adalah sama dari periode ke
periode.

Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk
transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa.

Kepentingan nonpengendali disajikan di ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah
dari ekuitas pemilik entitas induk.

Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan
hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas (dalam hal ini transaksi dengan pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik).

KEHILANGAN PENGENDALIAN

Entitas induk dapat kehilangan pengendalian atas entitas anak dengan atau tanpa perubahan absolut
atau relatif tingkat kepemilikan. Hal ini terjadi, misalnya, ketika entitas anak menjadi subyek
pengendalian pemerintah, pengadilan, administrator, atau regulator. Hal ini dapat terjadi pula sebagai
akibat suatu perjanjian kontraktual.

Satu atau lebih hal berikut ini mengindikasikan bahwa entitas induk mencatat lebih dari satu perjanjian
sebagai transaksi tunggal: (a) Perjanjian tersebut disepakati pada waktu yang sama atau terkait satu
dengan yang lain. (b) Perjanjian tersebut membentuk suatu transaksi tunggal yang didesain untuk
mencapai suatu dampak komersial secara keseluruhan. (c) Keterjadian satu perjanjian tergantung pada
keterjadian perjanjian lain. (d) Satu perjanjian yang berdiri sendiri tidak dapat dijustifi kasi secara
ekonomi, tetapi perjanjian tersebut dapat dijustifi kasi secara ekonomi jika bergabung dengan perjanjian
lain. Misalnya, ketika saham dijual di bawah harga pasar dan dikompensasikan dengan penjualan
berikutnya di atas harga pasar.

Jika entitas induk kehilangan pengendalian atas entitas anak, maka entitas induk: (a) menghentikan-
pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan kewajiban entitas anak pada nilai tercatatnya ketika
pengendalian hilang; (b) menghentikan-pengakuan jumlah tercatat setiap kepentingan nonpengendali
pada entitas anak terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian (termasuk setiap komponen
pendapatan komprehensif lain yang diatribusikan pada kepentingan nonpengendali); (c) mengakui: (i)
nilai wajar pembayaran yang diterima (jika ada) dari transaksi, peristiwa atau keadaan yang
mengakibatkan hilangnya pengendalian; dan (ii) distribusi saham, jika transaksi yang mengakibatkan
hilangnya pengendalian melibatkan distribusi saham entitas anak ke pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik; (d) mengakui setiap sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada nilai wajarnya pada tanggal
hilangnya pengendalian; (e) mereklasifi kasi ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke
saldo laba jika disyaratkan oleh SAK lain, sejumlah yang diidentifi kasi dalam paragraf 32; dan (f)
mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi
yang dapat diatribusikan pada entitas induk.

AKUNTANSI INVESTASI PADA ENTITAS ANAK, PENGENDALIAN BERSAMA ENTITAS, DAN ENTITAS
ASOSIASI DALAM LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI
Jika entitas induk menyusun laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan, maka entitas
induk tersebut mencatat investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi
pada: (a) biaya perolehan; atau (b) sesuai PSAK 55. Entitas menerapkan akuntansi yang sama untuk
setiap kategori investasi. Investasi yang dicatat pada biaya perolehan dicatat sesuai dengan PSAK 58:
Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ketika investasi tersebut diklasifi
kasikan sebagai dimiliki untuk dijual (atau termasuk kelompok lepasan yang diklasifi kasikan sebagai
dimiliki untuk dijual) sesuai dengan PSAK 58. Pengukuran investasi yang dicatat sesuai dengan PSAK 55
tidak berubah dalam keadaan yang demikian.

Entitas induk mengakui dividen dari entitas anak, pengendalian bersama entitas, atau entitas asosiasi
pada laporan laba rugi dalam laporan keuangan tersendiri ketika hak menerima dividen ditetapkan.

Investasi dalam pengendalian bersama entitas dan entitas asosiasi yang dicatat sesuai dengan PSAK 55
dalam laporan keuangan konsolidasian dicatat dengan cara yang sama dalam laporan keuangan
tersendiri investor.

PENGUNGKAPAN

Pengungkapan berikut dibuat dalam laporan keuangan konsolidasian: (a) sifat hubungan antara entitas
induk dan suatu entitas anak jika entitas induk tidak memiliki (secara langsung maupun tidak langsung
melalui entitas anak) lebih dari setengah kekuasaan suara; (b) alasan mengapa kepemilikan (secara
langsung maupun tidak langsung melalui entitas anak) lebih dari setengah kekuasaan suara atau
kekuasaan suara potensial atas investee tidak diikuti dengan pengendalian; (c) akhir periode pelaporan
dari laporan keuangan entitas anak jika laporan keuangan tersebut digunakan untuk menyusun laporan
keuangan konsolidasian dan tanggal atau periode berbeda dari tanggal laporan keuangan entitas induk,
dan alasan menggunakan tanggal atau periode yang berbeda; (d) sifat dan luas setiap restriksi signifikan
(misalnya akibat dari perjanjian pinjaman yang diterima atau persyaratan regulator) dalam kemampuan
entitas anak untuk mentransfer dana ke entitas induk dalam bentuk deviden tunai, atau pembayaran
kembali pinjaman atau uang muka; (e) suatu rincian yang menunjukan dampak setiap perubahan bagian
kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian atas
ekuitas yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk; dan (f) jika pengendalian atas entitas anak
hilang, maka entitas induk mengungkapkan keuntungan atau kerugian (jika ada) yang diakui sesuai
dengan paragraf 31, dan: (i) porsi dari keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan pada
pengakuan sisa investasi pada entitas anak terdahulu dengan nilai wajar pada tanggal hilangnya
pengendalian, dan (ii) pos keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
(jika tidak disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif).

Ketika entitas induk menyusun laporan keuangan tersendiri, maka laporan keuangan tersendiri tersebut
mengungkapkan: (a) laporan keuangan tersebut adalah laporan keuangan tersendiri yang merupakan
informasi tambahan dalam laporan keuangan konsolidasian; (b) daftar investasi yang signifi kan dalam
entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi, termasuk nama, negara atau tempat
kedudukan, proporsi kepemilikan, dan proporsi hak suara yang dimiliki (jika berbeda); dan (c) penjelasan
tentang metode yang digunakan untuk mencatat investasi yang terdaftar di (b)
PSAK 65

Secara umum perbedaan ED PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian dengan PSAK 4: Laporan
Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri dan ISAK 7: Entitas Bertujuan Khusus adalah
sebagai berikut :
PERBEDAAN DENGAN IFRSs PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian mengadopsi seluruh pengaturan
dalam IFRS 10 Consolidated Financial Statements per 1 Januari 2013, kecuali:

1. IFRS 10 paragraf 4(a) tentang pengecualian bagi entitas induk tidak menyajikan laporan keuangan
konsolidasian, tidak diadopsi, karena: – Pengecualian bagi entitas induk untuk tidak menyajikan laporan
keuangan konsolidasian merupakan suatu pilihan, bukan keharusan. – Pengecualian tersebut tidak
relevan dengan konteks di Indonesia karena manfaatnya lebih sedikit dibandingkan biayanya (cost and
benefit consideration).

2. IFRS 10 paragraf C1 yang menjadi PSAK 65 paragraf C01 tentang tanggal efektif dengan meniadakan
penerapan dini. Opsi penerapan dini tidak ditawarkan dengan pertimbangan keselarasan penerapan
(pemberlakuan efektif) antara PSAK 65 dengan PSAK/ISAK lain yang terkena dampaknya.
3. IFRS 10 paragraf C1A tentang amandemen Consolidated Financial Statements, Joint Arrangements
and Disclosure of Interests in Other Entities: Transition Guidance (Amendments to IFRS 10, IFRS 11 and
IFRS 12) tidak diadopsi karena tidak relevan. Adopsi IFRS 10 menjadi PSAK 65 menggunakan IFRS 10 per
1 Januari 2013 yang telah mengakomodir amandemen tersebut.

4. IFRS 10 paragraf C1B tentang amandemen Investment Entities, tidak diadopsi karena tidak relevan.
Adopsi IFRS 10 menjadi PSAK 65 sudah menggunakan IFRS 10 setelah amandemen tersebut.

5. IFRS 10 paragraf C2A yang menjadi PSAK 65 paragraf 03 tentang perlakuan saat diadopsinya
amandemen Investment Entities setelah adopsi IFRS 10, tidak diadopsi karena tidak relevan. Adopsi IFRS
10 menjadi PSAK 65 menggunakan IFRS 10 per 1 Januari 2013 yang telah mengakomodir amandemen
tersebut.

6. IFRS 10 paragraf C3C tentang referensi nilai wajar apabila IFRS 13 Fair Value Measurement belum
diadopsi ketika mengadopsi IFRS 10 tidak diadopsi karena tidak relevan. Tanggal efektif PSAK 65 dan
PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar yang diadopsi dari IFRS 13 Fair Value Measurements dilakukan
bersamaan yaitu 1 Januari 2015.

7. IFRS 10 paragraf C3F tentang “referensi tanggal penerapan pertama kali” ketika amandemen
Investment Entities diterapkan kemudian setelah penerapan IFRS 10, tidak diadopsi karena tidak
relevan. Adopsi IFRS 10 menjadi PSAK 65 menggunakan IFRS 10 per 1 Januari 2013 yang telah
mengakomodir amandemen tersebut.

8. IFRS 10 paragraf C4B tentang referensi terhadap PSAK 22: Kombinasi Bisnis, tidak diadopsi karena
tidak relevan. PSAK 22 telah diadopsi dari IFRS 3 Business Combinations per 1 Januari 2009.

9. IFRS 10 paragraf C4C(b) tentang referensi terhadap PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan
Laporan Keuangan Tersendiri tidak diadopsi karena tidak relevan. PSAK 4 telah diadopsi dari IAS 27
Consolidated Financial Statements and Separate Financial Statements per 1 Januari 2009.

10. IFRS 10 paragraf C6 tentang persyaratan yang harus diterapkan entitas yang terkait dengan
pengaturan dalam amandemen IAS 27 pada tahun 2008 dan pengaturan tersebut diteruskan dalam IFRS
10 ketika entitas tidak menerapkan paragraf C3 atau C4–C5A tidak diadopsi karena tidak relevan. Hal ini
karena PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri diadopsi dari IAS 27
per 1 Januari 2009, sehingga amandemen sudah termasuk di dalamnya.

11. IFRS 10 paragraf C7 tentang referensi ke IFRS 9: Financial Instruments, tidak diadopsi. Hal ini karena
Indonesia belum mengadopsi IFRS 9, sehingga referensi yang digunakan adalah PSAK 55: Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran yang diadopsi dari IAS 39: Financial Instruments: Recognition and
Measurements.

12. IFRS 10 Appendix D tentang amandemen terhadap IFRS lainnya tidak diadopsi karena tidak relevan.

PENDAHULUAN

Tujuan

01. Pernyataan ini bertujuan untuk menetapkan prinsip penyusunan dan penyajian laporan keuangan
konsolidasian ketika entitas mengendalikan satu atau lebih entitas lain.
Pencapaian Tujuan

Untuk mencapai tujuan pada paragraf 01, Pernyataan ini: (a) mensyaratkan entitas (entitas induk) yang
mengendalikan satu atau lebih entitas lain (entitas anak) untuk menyajikan laporan keuangan
konsolidasian; (b) mendefinisikan prinsip pengendalian dan menetapkan pengendalian sebagai dasar
konsolidasi; (c) menetapkan bagaimana cara menerapkan prinsip pengendalian untuk mengidentifikasi
apakah investor mengendalikan investee sehingga investor mengonsolidasi investee; (d) menetapkan
persyaratan akuntansi untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian; dan (e) mendefinisikan
entitas investasi dan menetapkan pengecualian untuk mengonsolidasi entitas anak tertentu dari entitas
investasi.

Ruang Lingkup

Entitas yang merupakan entitas induk menyajikan laporan keuangan konsolidasian. Pernyataan ini
berlaku untuk seluruh entitas, kecuali: (a) program imbalan pascakerja atau program imbalan kerja
jangka panjang lain yang diatur dalam PSAK 24: Imbalan Kerja. (b) entitas investasi tidak perlu
menyajikan laporan keuangan konsolidasian jika entitas investasi disyaratkan untuk mengukur seluruh
entitas anaknya pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai dengan paragraf 31.

PENGENDALIAN

Investor, terlepas dari sifat keterlibatannya dengan entitas (investee), menentukan apakah investor
merupakan entitas induk dengan menaksir apakah investor tersebut mengendalikan investee.

Investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel
dari keterlibatannya dengan investee dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil
tersebut melalui kekuasaannya atas investee.

Dengan demikian, investor mengendalikan investee jika dan hanya jika investor memiliki seluruh hal
berikut ini: (a) kekuasaan atas investee (lihat paragraf 10–14); (b) eksposur atau hak atas imbal hasil
variabel dari keterlibatannya dengan investee (lihat paragraf 15 dan 16); dan (c) kemampuan untuk
menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi jumlah imbal hasil investor (lihat
paragraf 17 dan 18).

Kekuasaan

Investor memiliki kekuasaan atas investee ketika investor memiliki hak yang ada saat ini yang memberi
investor tersebut kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan, yaitu aktivitas yang secara
signifikan mempengaruhi imbal hasil investee.

Imbal Hasil

Investor terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee,
ketika imbal hasil investor dari keterlibatannya tersebut berpotensi untuk bervariasi sebagai akibat dari
kinerja investee. Imbal hasil investor dapat hanya positif, hanya negatif atau positif dan negatif.

Meskipun hanya satu investor yang dapat mengendalikan investee, lebih dari satu pihak dapat berbagi
imbal hasil investee. Sebagai contoh, pemilik kepentingan nonpengendali dapat berbagi laba atau
distribusi dari investee.
Hubungan antara Kekuasaan dan Imbal Hasil

Investor mengendalikan investee jika investor tidak hanya memiliki kekuasaan atas investee dan
eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee, tetapi juga memiliki
kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya dalam mempengaruhi imbal hasil investor dari
keterlibatannya dengan investee.

PERSYARATAN AKUNTANSI

Entitas induk menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan menggunakan kebijakan akuntansi
yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa.

Konsolidasi atas investee dimulai sejak tanggal investor memperoleh pengendalian atas investee dan
berakhir ketika investor kehilangan pengendalian atas investee.

Kepentingan Nonpengendali

Entitas induk menyajikan kepentingan nonpengendali di ekuitas dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk. Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas
induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian entitas induk pada entitas
anak adalah transaksi ekuitas (yaitu transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik).

Kehilangan Pengendalian

Jika entitas induk kehilangan pengendalian pada entitas anak, maka entitas induk: (a) menghentikan
pengakuan aset dan liabilitas entitas anak terdahulu dari laporan posisi keuangan konsolidasian; (b)
mengakui sisa investasi apapun pada entitas anak terdahulu pada nilai wajarnya pada tanggal hilangnya
pengendalian dan selanjutnya mencatat sisa investasi tersebut dan setiap jumlah terutang oleh atau
kepada entitas anak terdahulu sesuai dengan SAK lain yang relevan. Nilai wajar tersebut dianggap
sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai dengan PSAK 55: Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran atau (jika sesuai) biaya perolehan pada saat pengakuan awal
investasi pada entitas asosiasi atau ventura bersama; (c) mengakui keuntungan atau kerugian terkait
dengan hilangnya pengendalian yang dapat diatribusikan pada kepentingan pengendali terdahulu.

PENENTUAN APAKAH ENTITAS ADALAH ENTITAS INVESTASI

Entitas induk menentukan apakah entitas induk adalah entitas investasi. Entitas investasi adalah entitas
yang: (a) memperoleh dana dari satu atau lebih investor dengan tujuan memberikan investor tersebut
jasa manajemen investasi; (b) menyatakan komitmen kepada investor bahwa tujuan bisnisnya adalah
untuk menginvestasikan dana yang semata-mata untuk memperoleh imbal hasil dari kenaikan nilai
modal, penghasilan investasi, atau keduanya; dan (c) mengukur dan mengevaluasi kinerja dari seluruh
investasinya yang substansial berdasarkan pada nilai wajar. Paragraf PP86-PP98 memberikan pedoman
penerapan yang terkait.

ENTITAS INVESTASI: PENGECUALIAN TERHADAP KONSOLIDASI

Kecuali sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 32, entitas investasi tidak mengonsolidasi entitas
anaknya atau menerapkan PSAK 22: Kombinasi Bisnis ketika entitas tersebut memperoleh pengendalian
atas entitas lain. Malahan, entitas investasi mengukur investasi dalam entitas anak pada nilai wajar
melalui laba rugi sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.
PSAK 22

Secara umum, perbedaan antara Draf Eksposur (DE) Amendemen PSAK 22: Kombinasi Bisnis tentang
Definisi Bisnis dengan PSAK 22: Kombinasi Bisnis yang berlaku efektif 1 Januari 2019 adalah sebagai
berikut :
PERBEDAAN DENGAN IFRSs

ED PSAK 22 (revisi 2010): Kombinasi Bisnis mengadopsi seluruh IFRS 3 Business Combinations per 1
Januari 2009, kecuali:

(1) IFRS 3 paragraf 64 yang menjadi ED PSAK 22 (revisi 2010) paragraf 64 tentang tanggal efektif dengan
meniadakan penerapan dini.

Pertimbangan: Penerapan dini tersebut hanya akan dapat dilakukan dengan tepat jika seluruh
pengaturan dalam IFRS diadopsi secara bersamaan menjadi SAK. Adopsi IFRS menjadi SAK di Indonesia
dilakukan secara bertahap.

(2) IFRS 3 paragraf 66 dan B68-B69 tentang ketentuan transisi untuk kombinasi bisnis yang melibatkan
entitas bersama (mutual entity) tidak diadopsi.

Pertimbangan: Tidak relevan karena (a) PSAK 22: Penggabungan Usaha tidak mengecualikan kombinasi
bisnis entitas bersama; (b) Peraturan yang berlaku melarang reksa dana mengakui reksa dana lain (reksa
dana merupakan contoh entitas bersama).

(3) IFRS 3 paragraf 67 tentang penerapan dini tidak diadopsi.

Pertimbangan: Sama dengan pertimbangan di angka (1).

ED PSAK 22 (revisi 2010): Kombinasi Bisnis menambah beberapa paragraf yang tidak ada di IFRS 3
Business Combinations per 1 Januari 2009, yaitu:

(4) ED PSAK 22 (revisi 2010) paragraf 66 tentang ketentuan transisi untuk goodwill yang berasal dari
kombinasi bisnis sebelum 1 Januari 2011 (tanggal efektif). Paragraf tersebut mengadopsi IFRS 3 Business
Combinations yang dikeluarkan pada 31 Maret 2004 (IFRS 3/2004) paragraf 79 dengan meniadakan
ketentuan transisi untuk goodwill yang berasal dari akuisisi pengendalian bersama entitas, karena jenis
ventura bersama tersebut tidak diatur sebelumnya dalam SAK, yaitu PSAK 12: Pelaporan Keuangan
mengenai Bagian Partisipasi dalam Pengendalian Bersama Operasi dan Aset.

(5) ED PSAK 22 (revisi 2010) paragraf 67 tentang ketentuan transisi untuk negative goodwill yang
berasal dari kombinasi bisnis sebelum 1 Januari 2011 (tanggal efektif). Paragraf tersebut mengadopsi
IFRS 3/2004 paragraf 81 dengan meniadakan ketentuan transisi untuk negative goodwill yang berasal
dari akuisis pengendalian bersama entitas, dengan alasan yang sama dengan angka (4).

(6) ED PSAK 22 (revisi 2010) paragraf 68 tentang ketentuan transisi untuk aset tidak berwujud yang
berasal dari kombinasi bisnis sebelum 1 Januari 2011 (tanggal efektif). Paragraf tersebut mengadopsi
IFRS 3/2004 paragraf 82 dengan meniadakan ketentuan transisi untuk aset tidak berwujud yang berasal
dari akuisisi pengendalian bersama entitas, dengan alasan yang sama dengan angka (4).

(7) ED PSAK 22 (revisi 2010) paragraf 69 tentang ketentuan transisi untuk investasi yang dicatat dengan
metode ekuitas. Paragraf tersebut mengadopsi IFRS 3/2004 paragraf 83-84.

Pertimbangan: Tambahan paragraf yang disebutkan di angka (4) sd (7) adalah relevan karena IFRS
3/2004 mengatur tentang ketentuan transisi perubahan akuntansi kombinasi bisnis dari IAS 22 Business
Combinations (dikeluarkan pada 1993) yang menjadi rujukan PSAK 22: Penggabungan Usaha
(dikeluarkan pada 1994).
PENDAHULUAN

Tujuan

Pernyataan ini bertujuan untuk meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding dari informasi
yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya mengenai kombinasi bisnis dan
dampaknya. Untuk mencapai tujuan tersebut, Pernyataan ini mengatur prinsip dan persyaratan tentang
bagaimana pihak pengakuisisi (acquirer): (a) mengakui dan mengukur dalam laporan keuangannya aset
teridentifi kasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil-alih dan kepentingan nonpengendali dari pihak
yang diakuisisi (acquiree); (b) mengakui dan mengukur goodwill yang diperoleh dari kombinasi bisnis
atau keuntungan dari pembelian dengan diskon; dan (c) menentukan jenis informasi yang diungkapkan
untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari
kombinasi bisnis.

Ruang Lingkup

Pernyataan ini diterapkan untuk transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi bisnis.
Pernyataan ini tidak diterapkan untuk: (a) Pembentukan ventura bersama. (b) Akuisisi aset atau
kelompok aset yang bukan merupakan suatu bisnis. Dalam hal ini, pihak pengakuisisi mengidentifi kasi
dan mengakui setiap aset teridentifi kasi yang diperoleh (termasuk aset yang memenuhi defi nisi dari,
dan kriteria pengakuan untuk, aset tidak berwujud sebagaimana diatur dalam PSAK 19 (revisi 2010):
Aset Tidak Berwujud) dan liabilitas yang diambilalih. Biaya perolehan dari kelompok aset tersebut
dialokasikan kepada masing-masing aset teridentifi kasi dan liabilitas berdasarkan nilai wajar relatifnya
pada tanggal pembelian. Transaksi atau peristiwa tersebut tidak menimbulkan goodwill. (c) Kombinasi
entitas atau bisnis sepengendali (paragraf B01-B04 memberikan panduan aplikasi yang terkait).

Identifi kasi Kombinasi Bisnis

Entitas menentukan apakah suatu transaksi atau peristiwa lain merupakan kombinasi bisnis dengan
menerapkan defi nisi dalam Pernyataan ini yang mensyaratkan bahwa aset yang diperoleh dan liabilitas
yang diambil-alih merupakan suatu bisnis. Jika aset yang diperoleh bukan suatu bisnis, maka entitas
pelapor mencatat transaksi atau peristiwa lain tersebut sebagai akuisisi aset. Paragraf B05B12
memberikan panduan untuk mengidentifi kasi suatu kombinasi bisnis dan defi nisi suatu bisnis.

METODE AKUISISI

Entitas mencatat setiap kombinasi bisnis dengan menerapkan metode akuisisi.

Penerapan metode akuisisi mensyaratkan: (a) Pengidentifi kasian pihak pengakuisisi; (b) Penentuan
tanggal akuisisi; (c) Pengakuan dan pengukuran aset teridentifi kasi yang diperoleh, liabilitas yang
diambil-alih, dan kepentingan nonpengendali pihak yang diakuisisi; dan (d) Pengakuan dan pengukuran
goodwill atau keuntungan dari pembelian dengan diskon.

Identifi kasi Pihak Pengakuisisi

Untuk setiap kombinasi bisnis, salah satu dari entitas yang bergabung diidentifikasikan sebagai pihak
pengakuisisi.
Penentuan Tanggal Akuisisi

Pihak pengakuisisi mengidentifi kasi tanggal akuisisi, yaitu tanggal pihak pengakuisisi memperoleh
pengendalian atas pihak yang diakuisisi.

Tanggal pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi umumnya adalah
tanggal pihak pengakuisisi secara hukum mengalihkan imbalan, memperoleh aset, dan mengambil-alih
liabilitas pihak yang diakuisisi, yaitu tanggal penutupan. Namun demikian, pihak pengakuisisi mungkin
memperoleh pengendalian pada tanggal sebelum atau setelah tanggal penutupan. pengakuisisi secara
hukum mengalihkan imbalan, memperoleh aset, dan mengambil-alih liabilitas pihak yang diakuisisi,
yaitu tanggal penutupan. Namun demikian, pihak pengakuisisi mungkin memperoleh pengendalian pada
tanggal sebelum atau setelah tanggal penutupan.

Pengakuan dan Pengukuran Aset Teridentifikasi yang Diperoleh, Liabilitas yang Diambil-alih dan
Kepentingan Nonpengendali pada Pihak yang diakuisisi

Prinsip Pengakuan

Pada tanggal akuisisi, pihak pengakuisisi mengakui, secara terpisah dari goodwill, aset teridentifikasi
yang diperoleh, liabilitas yang diambil-alih, dan kepentingan nonpengendali pihak yang diakuisisi.
Pengakuan aset teridentifi kasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambilalih tunduk kepada ketentuan
yang dijelaskan di paragraf 11 dan 12.

Ketentuan Pengakuan

Untuk memenuhi kualifikasi pengakuan sebagai bagian dari penerapan metode akuisisi, aset teridentifi
kasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih harus memenuhi defi nisi aset dan liabilitas dalam
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan pada tanggal akuisisi. Misalnya, pihak
pengakuisisi memperkirakan biayabiaya, tetapi tidak terjadi di masa depan, yang mempengaruhi
rencananya untuk menghentikan suatu aktivitas pihak yang diakuisisi atau menghilangkan pekerjaan
atau memindahkan karyawan pihak yang diakuisisi bukan merupakan liabilitas pada tanggal akuisisi.
Oleh karena itu, pihak pengakuisisi tidak mengakui biaya tersebut sebagai bagian dari penerapan
metode akuisisi. Akan tetapi, pihak pengakuisisi mengakui biaya tersebut dalam laporan keuangan
pascakombinasi sesuai dengan SAK lain.

Sebagai tambahan, untuk memenuhi kualifikasi pengakuan sebagai bagian dari penerapan metode
akuisisi, aset teridentifi kasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih merupakan bagian yang
dipertukarkan antara pihak pengakuisisi dan pihak yang diakuisisi (atau pemilik sebelumnya) dalam
transaksi kombinasi bisnis, bukan hasil transaksi terpisah. Pihak pengakuisisi menerapkan panduan di
paragraf 51-53 untuk menentukan aset yang diperoleh atau liabilitas yang diambilalih yang merupakan
bagian dari pertukaran dengan pihak yang diakuisisi, serta aset dan liabilitas (jika ada) hasil transaksi
terpisah yang dicatat sesuai dengan sifatnya dan SAK terkait.
Pengklasifikasian atau Penentuan Aset Teridentifikasi yang Diperoleh dan Liabilitas yang Diambil-alih
dalam Kombinasi Bisnis

Pada tanggal akuisisi, pihak pengakuisisi mengklasifikasikan atau menentukan aset teridentifikasi yang
diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih sebagaimana diperlukan untuk menerapkan SAK lain
selanjutnya. Pihak pengakuisisi membuat klasifi kasi atau penentuan tersebut berdasarkan pada
persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi, kebijakan operasional atau akuntansinya, dan kondisi terkait
lainnya yang ada pada tanggal akuisisi.

Pernyataan ini memberikan dua pengecualian atas prinsip dalam paragraf 15, yaitu: (a) Klasifi kasi suatu
kontrak sewa sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan sesuai dengan PSAK 30 (revisi 2007): Sewa;
dan (b) Klasifi kasi suatu kontrak sebagai kontrak asuransi sesuai dengan PSAK 28: Akuntansi Asuransi
Kerugian dan PSAK 36: Akuntansi Asuransi Jiwa.

Prinsip Pengukuran

Pihak pengakuisisi mengukur aset teridentifi kasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih dengan
nilai wajar pada tanggal akuisisi.

Pengecualian dari Prinsip Pengakuan atau Pengukuran

Pernyataan ini memberikan pengecualian terbatas terkait prinsip pengakuan dan pengukuran. Paragraf
22-31 menentukan pos-pos tertentu yang dikecualikan dan sifat pengecualian tersebut. Pihak
pengakuisisi memperhitungkan pos-pos tersebut dengan menerapkan ketentuan pada paragraf 22-31,
yang akan menyebabkan beberapa pos: (a) diakui dengan menerapkan ketentuan pengakuan sebagai
tambahan atas ketentuan pada paragraf 11 dan 12 atau dengan menerapkan ketentuan dari SAK lain,
dengan hasil yang berbeda jika menerapkan prinsip dan ketentuan pengakuan di atas. (b) diukur pada
suatu jumlah selain nilai wajar pada tanggal akuisisi.

Pengecualian dari Prinsip Pengakuan

Liabilitas Kontinjensi

PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi mendefi nisikan liabilitas
kontinjensi sebagai: (a) kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya
menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa depan yang tidak
sepenuhnya berada dalam kendali entitas; atau (b) kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa
masa lalu, tetapi tidak diakui karena: (i) tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber
daya yang mengandung manfaat ekonomis untuk menyelesaikan kewajiban; atau (ii) jumlah kewajiban
tersebut tidak dapat diukur secara andal.

Pengecualian dari Prinsip Pengakuan dan Pengukuran

Pajak Penghasilan

Pihak pengakuisisi mengakui dan mengukur aset atau liabilitas pajak tangguhan yang timbul dari aset
yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih dalam kombinasi bisnis sesuai PSAK 46 (revisi 2010):
Akuntansi Pajak Penghasilan.
Pihak pengakuisisi memperhitungkan kemungkinan dampak pajak dari perbedaan temporer dan sisa
kompensasi kerugian dari pihak yang diakuisisi yang ada pada tanggal akuisisi atau yang timbul sebagai
hasil akuisisi sesuai PSAK 46 (revisi 2010): Akuntansi Pajak Penghasilan.

Imbalan Kerja

Pihak pengakuisisi mengakui dan mengukur liabilitas (atau aset, jika ada) terkait dengan kesepakatan
imbalan kerja dari pihak yang diakuisisi sesuai PSAK 24 (revisi 2004): Imbalan Kerja.

Aset Indemnifi kasi (Indemnifi cation)

Penjual dalam kombinasi bisnis dapat secara kontraktual menjamin pihak pengakuisisi atas hasil dari
suatu kontinjensi atau ketidakpastian terkait dengan seluruh atau sebagian dari aset atau liabilitas
tertentu. Dengan demikian, pihak pengakuisisi memperoleh aset indemnifi kasi. Pihak pengakuisisi
mengakui aset indemnifi kasi pada saat yang sama dengan saat mengakui hal yang dijamin, yang diukur
dengan dasar yang sama dengan hal yang dijamin, tunduk kepada kebutuhan untuk suatu penilaian
penyisihan jumlah yang tidak tertagih. Oleh karena itu, jika jaminan tersebut terkait dengan aset atau
liabilitas yang diakui pada tanggal akuisisi dan diukur dengan nilai wajar pada tanggal akuisisinya, maka
pihak pengakuisisi mengakui aset indemnifi kasi pada tanggal akuisisi yang diukur dengan nilai wajarnya
pada tanggal akuisisi. Untuk aset indemnifi kasi yang diukur dengan nilai wajar, dampak ketidakpastian
mengenai arus kas masa depan karena pertimbangan kolektibilitas dimasukkan ke dalam pengukuran
nilai wajar dan penilaian penyisihan secara terpisah tidak diperlukan (paragraf B41 memberikan
panduan aplikasi terkait).

Pengecualian dari Prinsip Pengukuran

Hak yang Diperoleh Kembali

Pihak pengakuisisi mengukur nilai hak yang diperoleh kembali yang diakui sebagai aset tak berwujud
berdasarkan sisa jangka waktu perjanjian terkait tanpa memperhatikan apakah pelaku pasar
mempertimbangkan kemungkinan pembaruan perjanjian dalam menentukan nilai wajarnya.

Penghargaan Pembayaran Berbasis Saham

Pihak pengakuisisi mengukur instrumen liabilitas atau ekuitas yang terkait dengan penggantian atas
penghargaan pembayaran berbasis saham pihak yang diakuisisi dengan penghargaan pembayaran
berbasis saham pihak pengakuisisi sesuai dengan metode yang diatur dalam PSAK 53 (revisi 2010):
Pembayaran Berbasis Saham. (Pernyataan ini mengacu pada hasil dari metode tersebut sebagai ‘ukuran
berdasarkan pasar’ dari penghargaan).

Aset Dimiliki untuk Dijual

Pihak pengakuisisi mengukur aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diperoleh, yang
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual pada tanggal akuisisi sesuai PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak
Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan, pada nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual sesuai PSAK 58 (revisi 2009) paragraf 15-18.

Pengakuan dan Pengukuran Goodwill atau Keuntungan dari Pembelian dengan Diskon
Pihak pengakuisisi mengakui goodwill pada tanggal akuisisi yang diukur sebagai selisih lebih (a) atas (b)
di bawah ini:

a. nilai agregat dari: (i) imbalan yang dialihkan yang diukur sesuai dengan Pernyataan ini, yang
pada umumnya mensyaratkan nilai wajar tanggal akuisisi (lihat paragraf 37); (ii) jumlah setiap
kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi yang diukur sesuai dengan Pernyataan
ini; dan (iii) untuk kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap (lihat paragraf 41 dan 42),
nilai wajar pada tanggal akuisisi kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki oleh pihak
pengakuisisi pada pihak yang diakuisisi.
b. selisih jumlah dari aset teridentifi kasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih pada
tanggal akuisisi, yang diukur sesuai Pernyataan ini.

Pembelian dengan Diskon

Kadang kala, pihak pengakuisisi melakukan pembelian dengan diskon, yaitu suatu kombinasi bisnis yang
mana jumlah pada paragraf 32 (b) melebihi nilai agregat dari jumlah yang dinyatakan pada paragraf
32(a). Jika selisih lebih itu tetap ada setelah penerapan ketentuan pada paragraf 36, maka pihak
pengakuisisi mengakui keuntungan yang dihasilkan dalam laporan laba rugi pada tanggal akusisi.
Keuntungan tersebut diatribusikan kepada pihak pengakuisisi.

Pembelian dengan diskon dapat terjadi, misalnya, dalam kombinasi bisnis yang merupakan penjualan
terpaksa (forced sale) yang terjadi karena pihak penjual melakukannya karena diwajibkan. Namun
demikian, pengecualian pengakuan atau pengukuran untuk pos-pos (items) tertentu dalam paragraf 22-
31 mungkin juga mengakibatkan pengakuan keuntungan (atau perubahan jumlah keuntungan yang
diakui) pada pembelian dengan diskon.

Sebelum mengakui keuntungan dari pembelian dengan diskon, pihak pengakuisisi menilai kembali
apakah telah mengidentifi kasi dengan tepat seluruh aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih
serta mengakui setiap aset atau liabilitas tambahan yang dapat diidentifi kasi dalam pengkajian kembali
tersebut. Pihak pengakuisisi selanjutnya mengkaji kembali prosedur yang digunakan untuk mengukur
jumlah yang dipersyaratkan Pernyataan ini untuk diakui pada tanggal akuisisi untuk seluruh hal-hal
berikut ini: (a) aset teridentifi kasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih; (b) kepentingan non
pengendali pada pihak yang diakuisisi, jika ada; (c) untuk kombinasi bisnis yang dilakukan secara
bertahap, kepentingan ekuitas pihak pengakuisisi yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi;
dan (d) imbalan yang dialihkan.

Tujuan dari kajian kembali ini untuk meyakinkan bahwa pengukuran tersebut telah mencerminkan
dengan tepat semua informasi yang tersedia pada tanggal akuisisi.
Imbalan yang Dialihkan

Imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai wajar, yang dihitung sebagai hasil
penjumlahan dari nilai wajar tanggal akuisisi atas seluruh aset yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi,
liabilitas yang diakui oleh pihak pengakuisisi kepada pemilik sebelumnya dari pihak yang diakuisisi dan
kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh pihak pengakuisisi.

Imbalan yang dialihkan mungkin termasuk aset atau liabilitas dari pihak pengakuisisi yang memiliki nilai
tercatat yang berbeda dari nilai wajarnya pada tanggal akuisisi (misalnya, aset nonmoneter atau suatu
bisnis dari pihak pengakuisisi).

Imbalan Kontinjensi

Imbalan yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi dalam pertukaran untuk pihak yang diakuisisi termasuk
setiap aset atau liabilitas yang dihasilkan dari suatu kesepakatan imbalan kontinjensi (lihat paragraf 37).
Pihak pengakuisisi mengakui nilai wajar tanggal akuisisi atas imbalan kontinjensi sebagai bagian dari
imbalan yang dialihkan dalam pertukaran untuk pihak yang diakuisisi.

Pihak pengakuisisi mengklasifikasikan liabilitas untuk membayar imbalan kontinjensi sebagai liabilitas
atau ekuitas berdasarkan defi nisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas dalam PSAK 50 (revisi 2006):
Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan paragraf 07, atau SAK lain.

Panduan Tambahan untuk Menerapkan Metode Akuisisi untuk Jenis Kombinasi Bisnis Tertentu

Kombinasi Bisnis yang Dilakukan Secara Bertahap

Pihak pengakuisisi kadang memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi dimana pihak
pengakuisisi memiliki kepentingan ekuitas sesaat sebelum tanggal akuisisi.

Kombinasi Bisnis yang Dilakukan Tanpa Pengalihan Imbalan

Pihak pengakuisisi kadang memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi tanpa adanya
pengalihan imbalan. Metode akuisisi untuk kombinasi bisnis diterapkan pada kombinasi tersebut.
Kondisi tersebut termasuk: (a) Pihak yang diakuisisi membeli kembali sahamnya sendiri dengan jumlah
yang memadai sehingga investor yang ada (pihak pengakuisisi) memperoleh pengendalian. (b) Hilangnya
hak veto minoritas, yang sebelumnya menghalangi pihak pengakuisisi untuk mengendalikan pihak yang
diakuisisi, dimana pihak pengakuisisi memiliki hak suara mayoritas. (c) Pihak pengakuisisi dan pihak yang
diakuisisi sepakat untuk mengkombinasikan bisnisnya dengan kontrak semata. Pihak pengakuisisi tidak
mengalihkan imbalan dalam pertukaran dengan pengendalian atas pihak yang diakuisisi dan tidak
memiliki kepentingan ekuitas pada pihak yang diakuisisi, baik pada tanggal akuisisi maupun sebelumnya.

Periode Pengukuran

Jika proses akuntansi awal untuk kombinasi bisnis belum selesai pada akhir periode pelaporan saat
kombinasi terjadi, maka pihak pengakuisisi melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos (items) yang
proses akuntansinya belum selesai dalam laporan keuangannya. Selama periode pengukuran, pihak
pengakuisisi menyesuaikan secara retrospektif jumlah sementara yang diakui pada tanggal akuisisi untuk
mencerminkan informasi baru yang diperoleh tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akusisi
dan, jika diketahui, telah berdampak pada pengukuran jumlah yang diakui pada tanggal tersebut.
Selama periode pengukuran, pihak pengakuisisi juga mengakui aset atau liabilitas tambahan jika
informasi baru diperoleh mengenai fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi dan, jika diketahui,
telah berakibat terhadap pengakuan aset dan liabilitas dimaksud pada tanggal tersebut. Periode
pengukuran berakhir segera setelah pihak pengakuisisi menerima informasi yang dicari tentang fakta
dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi atau mempelajari bahwa informasi lebih tidak dapat
diperoleh. Namun demikian, periode pengukuran tidak boleh melebihi satu tahun dari tanggal akuisisi.

Periode pengukuran adalah periode setelah tanggal akuisisi selama pihak pengakuisisi dapat
menyesuaikan jumlah sementara yang diakui atas suatu kombinasi bisnis. Periode pengukuran
memberikan waktu yang cukup pada pihak pengakusisi untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
untuk mengidentifi kasi dan mengukur hal-hal sebagai berikut pada tanggal akuisisi sesuai dengan
persyaratan dalam Pernyataan ini: (a) Aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil-alih,
dan setiap kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi; (b) Imbalan yang dialihkan untuk
pihak yang diakuisisi (atau jumlah lain yang digunakan untuk mengukur goodwill); (c) Dalam kombinasi
bisnis yang dilakukan secara bertahap, kepentingan ekuitas pada pihak yang diakuisisi yang sebelumnya
dimiliki oleh pihak pengakuisisi; dan (d) Goodwill yang dihasilkan atau keuntungan dari pembelian
dengan diskon.

Pihak pengakuisisi mengakui kenaikan (penurunan) dalam jumlah sementara yang diakui untuk aset
(liabilitas) teridentifi kasi melalui penurunan (kenaikan) goodwill.

Penentuan Bagian dari Transaksi Kombinasi Bisnis

Pihak pengakuisisi dan pihak yang diakuisisi mungkin telah memiliki hubungan yang telah ada
sebelumnya atau perjanjian lainnya sebelum negosiasi kombinasi bisnis dimulai, atau mereka mungkin
melakukan suatu perjanjian selama negosiasi yang terpisah dari kombinasi bisnis. Dalam kedua situasi
tersebut, pihak pengakuisisi mengidentifi kasi setiap jumlah yang bukan merupakan bagian yang
dipertukarkan oleh pihak pengakuisisi dan pihak yang diakuisisi (atau pemilik sebelumnya) dalam
kombinasi bisnis, yaitu jumlah yang bukan merupakan bagian yang dipertukarkan untuk pihak yang
diakuisisi. Pihak pengakuisisi mengakui hanya atas imbalan yang dialihkan untuk pihak yang diakuisisi
serta aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih yang dipertukarkan untuk pihak yang diakuisisi
sebagai bagian dari penerapan metode akuisisi. Transaksi terpisah lainnya diperlakukan sesuai dengan
SAK yang relevan.

Transaksi yang dilakukan oleh atau atas nama pihak pengakuisisi atau utamanya untuk kepentingan
pihak pengakuisisi atau entitas hasil penggabungan, dan bukan utamanya untuk kepentingan pihak yang
diakuisisi (atau pemilik sebelumnya) sebelum kombinasi, adalah mungkin merupakan suatu transaksi
terpisah. Berikut ini adalah contoh transaksi terpisah yang tidak dimasukkan dalam menerapkan metode
akuisisi: (a) transaksi yang bertujuan untuk menyelesaikan hubungan yang telah ada sebelumnya antara
pihak pengakuisisi dan pihak yang diakuisisi; (b) transaksi yang memberikan remunerasi kepada
karyawan atau pemilik sebelumnya dari pihak yang diakuisisi untuk jasa masa depan; dan (c) transaksi
yang merupakan penggantian kepada pihak yang diakuisisi atau pemilik sebelumnya atas pembayaran
biaya-terkait akuisisi yang dikeluarkan oleh pihak pengakuisisi.
Biaya Terkait Akuisisi

Biaya-terkait akuisisi adalah biaya yang dikeluarkan pihak pengakuisisi dalam rangka kombinasi bisnis.
Biaya tersebut mencakup biaya makelar (fi nder’s fees); advis, hukum, akuntansi, penilaian dan biaya
profesional atau konsultasi lainnya; biaya administrasi umum, termasuk biaya pemeliharaan
departemen akuisisi internal; dan biaya pendaftaran serta penerbitan efek utang dan efek ekuitas. Pihak
pengakuisisi mencatat biayaterkait akuisisi sebagai beban pada periode saat biaya tersebut terjadi dan
jasa diterima, dengan satu pengecualian

AKUNTANSI DAN PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL

Secara umum, pihak pengakuisisi mengukur dan mencatat aset yang diperoleh, liabilitas yang diambil-
alih atau terjadi, dan instrumen ekuitas yang diterbitkan dalam kombinasi bisnis sesuai dengan SAK
terkait untuk pos-pos (items) tersebut, tergantung dari sifatnya. Namun demikian, Pernyataan ini
memberikan panduan atas akuntansi dan pengukuran setelah pengakuan awal untuk aset yang
diperoleh, liabilitas yang diambil-alih atau terjadi, dan instrumen ekuitas yang diterbitkan dalam
kombinasi bisnis sebagai berikut: (a) hak yang diperoleh kembali; (b) liabilitas kontinjensi yang diakui
pada tanggal akuisisi; (c) aset indemnifi kasi; dan (d) imbalan kontinjensi.

Hak yang Diperoleh Kembali

Hak yang diperoleh kembali yang diakui sebagai aset tidak berwujud diamortisasi selama sisa periode
kontraktual dari kontrak yang mendasari pemberian hak tersebut. Pihak pengakuisisi yang selanjutnya
menjual hak yang diperoleh kembali kepada pihak ketiga memasukan nilai tercatat aset tidak berwujud
tersebut dalam menentukan keuntungan atau kerugian dari penjualan.

Liabilitas Kontinjensi

Setelah pengakuan awal dan sampai dengan liabilitas diselesaikan, dibatalkan atau kadaluarsa, pihak
pengakuisisi mengukur liabilitas kontinjensi yang diakui dalam kombinasi bisnis pada nilai yang lebih
tinggi antara: (a) jumlah yang seharusnya diakui sesuai dengan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas
Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi; dan (b) jumlah yang pada awalnya diakui setelah dikurangi, jika dapat
diterapkan, akumulasi amortisasi yang diakui sesuai dengan PSAK 23 (revisi 2010): Pendapatan.
Ketentuan ini tidak berlaku bagi kontrak yang dicatat sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.

Aset Indemnifi kasi (Indemnifi cation)

Pada setiap akhir periode pelaporan selanjutnya, pihak pengakuisisi mengukur aset indemnifi kasi yang
diakui pada tanggal akuisisi dengan dasar yang sama dengan liabilitas atau aset yang dijamin, tunduk
kepada setiap pembatasan kontraktual atas jumlahnya dan, untuk aset indemnifi kasi yang setelah
pengakuan awalnya tidak diukur pada nilai wajarnya, subyek dari penilaian manajemen tentang
kolektibilitas aset indemnifikasi tersebut. Pihak pengakuisisi menghentikan pengakuan aset indemnifi
kasi hanya ketika pihak pengakusisi mengambil aset, menjualnya, atau kehilangan hak atasnya.
Imbalan Kontinjensi

Beberapa perubahan nilai wajar imbalan kontinjensi yang diakui pihak pengakuisisi setelah tanggal
akuisisi mungkin disebabkan adanya informasi tambahan yang didapatkan pihak pengakuisisi setelah
tanggal tersebut tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi. Perubahan tersebut
merupakan penyesuaian periode pengukuran sesuai dengan paragraf 45–49. Namun demikian,
perubahan yang dihasilkan dari peristiwa setelah tanggal akuisisi, seperti pencapaian target laba,
pencapaian harga saham tertentu, atau pencapaian tonggak (milestone) dalam proyek riset dan
pengembangan, bukan merupakan penyesuaian periode pengukuran. Pihak pengakuisisi
memperhitungkan perubahan nilai wajar imbalan kontinjensi yang bukan merupakan penyesuaian
periode pengukuran sebagai berikut:

a. Imbalan kontinjensi yang diklasifi kasikan sebagai ekuitas tidak diukur kembali dan penyelesaian
selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas.
b. Imbalan kontinjensi yang diklasifi kasikan sebagai aset atau liabilitas yang: (i) merupakan
instrumen keuangan dan termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran yang diukur pada nilai wajar, dengan keuntungan atau
kerugian yang dihasilkan diakui baik dalam laporan laba rugi atau pendapatan komprehensif lain
sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006); (ii) tidak termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55 (revisi
2006) dicatat sesuai dengan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset
Kontinjensi atau SAK lain.

PENGUNGKAPAN

Pihak pengakuisisi mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan dapat
mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari kombinasi bisnis yang terjadi: (a) selama periode
pelaporan berjalan; atau (b) setelah akhir periode pelaporan tetapi sebelum tanggal penyelesaian
laporan keuangan.

Pihak pengakuisisi mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan dapat
mengevaluasi dampak keuangan dari penyesuaian yang diakui pada periode pelaporan berjalan yang
berhubungan dengan kombinasi bisnis yang terjadi pada periode tersebut atau periode pelaporan
sebelumnya.
PSAK 15

IKHTISAR RINGKAS

Secara umum perbedaan ED PSAK 15 (2013): Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
dengan PSAK 15 (2009): Investasi pada Entitas Asosiasi adalah sebagai berikut:
PERBEDAAN DENGAN IFRSs PSAK 15 (2013): Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
mengadopsi seluruh IAS 28 Investments in Associates and Joint Ventures per 1 Januari 2013, kecuali: 1.
IAS 28 paragraf 6 yang menjadi PSAK 15 paragraf 06 mengenai organ pengatur (governing body) yang
disesuaikan dengan sistem hukum untuk perseroan terbatas di Indonesia yang menggunakan dua
dewan, yaitu dewan direksi dan dewan komisaris. 2. IAS 28 paragraf 16 yang menjadi PSAK 15 paragraf
16 mengenai pengecualian penerapan metode ekuitas atas IAS 28 paragraf 17 tidak diadopsi. Lihat
penjelasan angka 3. 3. IAS 28 paragraf 17 mengenai pengecualian bagi investor untuk tidak menerapkan
metode ekuitas atas investasinya pada entitas asosiasi dan ventura bersama jika investor merupakan
entitas induk yang dikecualikan untuk tidak membuat laporan keuangan konsolidasian, tidak diadopsi.
Hal ini karena: – Pengecualian bagi entitas induk untuk tidak menyajikan laporan keuangan
konsolidasian merupakan suatu pilihan, bukan keharusan. – Pengecualian tersebut tidak relevan dengan
konteks di Indonesia karena manfaatnya lebih sedikit dibandingkan biayanya (cost and benefit
consideration). 4. IAS 28 paragraf 44 mengenai penyajian laporan keuangan tersendiri oleh investor.
Pengaturan tersebut tidak diadopsi, disesuaikan dengan pengaturan dalam PSAK 4: Laporan Keuangan
Tersendiri. 5. IAS 28 paragraf 45 yang menjadi PSAK 15 paragraf 43 tentang tanggal efektif dengan
meniadakan penerapan dini. Opsi penerapan dini tidak ditawarkan dengan pertimbangan keselarasan
penerapan (pemberlakuan efektif) antara PSAK 15 dengan PSAK/ISAK lain yang terkena dampaknya. 6.
IAS 28 paragraf 46 tentang referensi ke IFRS 9 tidak diadopsi. Hal ini karena Indonesia belum
mengadopsi IFRS 9, sehingga referensi yang digunakan adalah PSAK 55: Instrumen Keuangan: Penyajian
dan Pengukuran yang diadopsi dari IAS 39: Financial Instruments: Recognition and Measurements.

PENDAHULUAN

Tujuan

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi investasi pada entitas asosiasi dan
mengatur penerapan metode ekuitas pada akuntansi investasi pada entitas asosiasi dan ventura
bersama

Ruang Lingkup

Pernyataan ini diterapkan oleh seluruh entitas yang merupakan investor dengan pengendalian bersama
atau pengaruh signifikan atas investee.

Berikut adalah istilah yang didefinisikan dalam PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri paragraf 03 dan
PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian Lampiran A dan digunakan dalam Pernyataan ini dengan
pengertian yang sama sebagaimana telah didefinisikan dalam kedua PSAK tersebut: – pengendalian atas
investee – kelompok usaha – entitas induk – laporan keuangan tersendiri – entitas anak.

PENGARUH SIGNIFIKAN

Jika entitas memiliki, secara langsung maupun tidak langsung (contohnya melalui entitas anak), 20%
atau lebih hak suara investee, maka entitas dianggap memiliki pengaruh signifikan, kecuali dapat
dibuktikan dengan jelas bahwa entitas tidak memiliki pengaruh signifikan. Sebaliknya, jika entitas
memiliki, secara langsung mapun tidak langsung (contohnya melalui entitas anak), kurang dari 20% hak
suara investee, maka entitas dianggap tidak memiliki pengaruh signifikan, kecuali pengaruh signifikan
tersebut dapat dibuktikan dengan jelas. Kepemilikan substansial atau mayoritas oleh investor lain tidak
menghalangi entitas untuk memiliki pengaruh signifikan.

Keberadaan pengaruh signifikan oleh entitas umumnya dibuktikan dengan satu atau lebih cara berikut
ini: (a) keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara di investee; (b)
partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam pengambilan keputusan
tentang dividen atau distribusi lainnya; (c) adanya transaksi material antara entitas dengan investee; (d)
pertukaran personel manajerial; atau (e) penyediaan informasi teknis pokok.
METODE EKUITAS

Dalam metode ekuitas, pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi atau ventura bersama diakui
sebesar biaya perolehan, dan jumlah tercatat tersebut ditambah atau dikurang untuk mengakui bagian
investor atas laba rugi investee setelah tanggal perolehan. Bagian investor atas laba rugi investee diakui
dalam laba rugi investor. Penerimaan distribusi dari investee mengurangi nilai tercatat investasi.
Penyesuaian terhadap jumlah tercatat tersebut juga diperlukan jika terdapat perubahan dalam proporsi
bagian investor atas investee yang timbul dari penghasilan komprehensif lain investee. Perubahan
tersebut termasuk perubahan yang timbul dari revaluasi aset tetap dan selisih penjabaran valuta asing.
Bagian investor atas perubahan tersebut diakui dalam penghasilan komprehensif lain investor (lihat
PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan).

PENERAPAN METODE EKUITAS

Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas investee mencatat investasi pada
entitas asosiasi atau ventura bersama dengan menggunakan metode ekuitas, kecuali ketika investasi
tersebut memenuhi syarat pengecualian penerapan metode ekuitas sesuai dengan paragraf 17–18.

Pengecualian Penerapan Metode Ekuitas

Ketika investasi pada entitas asosiasi atau ventura bersama dimiliki oleh, atau dimiliki secara tidak
langsung melalui, entitas yang merupakan organisasi modal ventura, atau reksa dana, unit perwalian
dan entitas sejenis termasuk dana asuransi terkait investasi, entitas dapat memilih untuk mengukur
investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama tersebut pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai
dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.

Ketika entitas memiliki investasi pada entitas asosiasi, yang sebagiannya dimiliki secara tidak langsung
melalui organisasi modal ventura, atau reksa dana, unit perwalian dan entitas sejenis termasuk dana
asuransi terkait investasi, entitas tersebut dapat memilih untuk mengukur bagian dari investasi pada
entitas asosiasi tersebut pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran terlepas dari apakah organisasi modal ventura, atau reksa dana, unit
perwalian dan entitas sejenis termasuk dana asuransi terkait investasi, memiliki pengaruh signifikan atas
bagian dari investasi tersebut. Jika entitas membuat pilihan tersebut, maka entitas menerapkan metode
ekuitas untuk setiap bagian yang tersisa dari investasi pada entitas asosiasi yang tidak dimiliki melalui
organisasi modal ventura atau reksa dana, unit perwalian dan entitas sejenis termasuk dana asuransi
terkait investasi.

Klasifikasi sebagai Dimiliki untuk Dijual

Entitas menerapkan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
untuk investasi, atau sebagian dari investasi pada entitas asosiasi atau ventura bersama yang memenuhi
kriteria untuk diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual. Sisa bagian apapun dari investasi pada entitas
asosiasi atau ventura bersama yang belum diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas sampai pelepasan bagian yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk
dijual terjadi. Setelah pelepasan terjadi entitas mencatat bagian yang tersisa dalam entitas asosiasi atau
ventura bersama sesuai dengan PSAK 55 : Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran kecuali
bagian yang tersisa tetap menjadi entitas asosiasi atau ventura bersama, dalam kasus ini entitas
menggunakan metode ekuitas.
Penghentian Penggunaan Metode Ekuitas

Entitas menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal ketika investasinya berhenti menjadi
investasi pada entitas asosiasi atau ventura bersama sebagai berikut: (a) Jika investasi menjadi investasi
entitas anak, maka entitas mencatat investasinya sesuai dengan PSAK 22: Kombinasi Bisnis dan PSAK 65:
Laporan Keuangan Konsolidasian. (b) Jika sisa kepentingan dalam entitas asosiasi atau ventura bersama
merupakan aset keuangan, maka entitas mengukur sisa kepentingan tersebut pada nilai wajar. Nilai
wajar dari sisa kepentingan dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal sebagai aset
keuangan sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Entitas mengakui
dalam laba rugi selisih apapun antara: (i) nilai wajar sisa kepentingan apapun dan hasil apapun dari
pelepasan sebagian kepentingan pada entitas asosiasi atau ventura bersama; dan (ii) jumlah tercatat
investasi pada tanggal penggunaan metode ekuitas dihentikan. (c) Ketika entitas menghentikan
penggunaan metode ekuitas, entitas mencatat seluruh jumlah yang sebelumnya telah diakui dalam
penghasilan komprehensif lain yang terkait dengan investasi tersebut menggunakan dasar perlakuan
yang sama dengan yang disyaratkan jika investee telah melepaskan secara langsung aset dan liabilitas
terkait.

Jika investasi pada entitas asosiasi menjadi investasi pada ventura bersama atau sebaliknya investasi
pada ventura bersama menjadi investasi pada entitas asosiasi, maka entitas melanjutkan penerapan
metode ekuitas dan tidak mengukur kembali kepentingan yang tersisa.

Perubahan dalam Bagian Kepemilikan

Jika bagian kepemilikan entitas pada entitas asosiasi atau ventura bersama berkurang, tetapi entitas
tetap menerapkan metode ekuitas, maka entitas mereklasifikasi ke laba rugi proporsi keuntungan atau
kerugian yang telah diakui sebelumnya dalam penghasilan komprehensif lain yang terkait dengan
pengurangan bagian kepemilikan tersebut jika keuntungan atau kerugian tersebut disyaratkan untuk
direklasifikasi ke laba rugi atas pelepasan aset atau liabilitas yang terkait.

Prosedur Metode Ekuitas

Banyak prosedur yang sesuai untuk penerapan metode ekuitas yang serupa dengan prosedur
konsolidasi sebagaimana dijelaskan dalam PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian. Selanjutnya,
konsep yang mendasari prosedur yang digunakan dalam pencatatan untuk perolehan entitas anak
digunakan dalam pencatatan untuk perolehan investasi pada entitas asosiasi atau ventura bersama.

Laporan keuangan terkini entitas asosiasi atau ventura bersama yang tersedia digunakan oleh entitas
dalam menerapkan metode ekuitas. Jika akhir periode pelaporan entitas berbeda dengan entitas
asosiasi atau ventura bersama, maka entitas asosiasi atau ventura bersama menyajikan (untuk
digunakan oleh entitas) laporan keuangan dengan tanggal yang sama dengan laporan keuangan entitas,
kecuali hal tersebut tidak praktis.

Jika (sesuai dengan paragraf 32) laporan keuangan entitas asosiasi atau ventura bersama yang
digunakan dalam menerapkan metode ekuitas disusun berbeda dari tanggal entitas, maka penyesuaian
dilakukan terhadap dampak dari transaksi atau peristiwa signifikan yang terjadi di antara tanggal laporan
keuangan entitas asosiasi atau ventura bersama dengan tanggal laporan keuangan entitas. Dalam kasus
apapun, perbedaan antara akhir periode pelaporan entitas asosiasi atau ventura bersama dengan akhir
pe riode pelaporan entitas tidak boleh lebih dari tiga bulan. Panjangnya periode pelaporan dan
perbedaan apapun antara akhir periode pelaporan adalah sama dari periode ke periode.

Laporan keuangan entitas disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi
dan peristiwa dalam keadaan serupa.

Rugi Penurunan Nilai

Setelah menerapkan metode ekuitas, termasuk pengakuan kerugian entitas asosiasi atau ventura
bersama sesuai dengan paragraf 37, maka entitas menerapkan persyaratan dalam PSAK 55: Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran untuk menentukan apakah diperlukan untuk mengakui
tambahan rugi penurunan nilai dengan memperhatikan investasi neto entitas pada entitas asosiasi atau
ventura bersama.

Entitas juga menerapkan persyaratan dalam PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
untuk menentukan apakah tambahan rugi penurunan nilai apapun diakui dengan memperhatikan
bagian entitas pada entitas asosiasi atau ventura bersama yang bukan merupakan bagian dari investasi
neto dan jumlah rugi penurunan nilai.

Karena goodwill yang membentuk bagian dari nilai tercatat investasi pada entitas asosiasi atau ventura
bersama tidak diakui secara terpisah, maka tidak dilakukan pengujian penurunan nilai secara terpisah
dengan menerapkan persyaratan pengujian penurunan nilai goodwill dalam PSAK 48: Penurunan Nilai
Aset. Sebagai gantinya, seluruh nilai tercatat investasi diuji penurunan nilai berdasarkan PSAK 48 sebagai
suatu aset tunggal, dengan membandingkan antara jumlah.

terpulihkan (mana yang lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual)
dengan jumlah tercatatnya, kapanpun penerapan persyaratan dalam PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pe
ngakuan dan Pengukuran mengindikasikan bahwa investasi mungkin telah mengalami penurunan nilai.
Rugi penurunan nilai yang diakui pada keadaan tersebut tidak dialokasikan pada setiap aset, termasuk
goodwill, yang membentuk bagian dari nilai tercatat pada entitas asosiasi atau ventura bersama. Dengan
demikian, pembalikan dari penurunan nilai diakui sesuai dengan PSAK 48 sepanjang jumlah terpulihkan
dari investasi tersebut kemudian meningkat. Dalam menentukan nilai pakai investasi, entitas
mengestimasi: (a) bagiannya atas nilai kini arus kas masa depan estimasian yang diharapkan akan
dihasilkan oleh entitas asosiasi atau ventura bersama, termasuk arus kas dari operasional entitas
asosiasi atau ventura bersama dan hasil dari pelepasan investasi; atau (b) nilai kini arus kas masa depan
estimasian yang diharapkan timbul dari dividen yang akan diperoleh dari investasi dan pelepasan
investasi. Dengan asumsi yang tepat, kedua metode tersebut akan memberikan hasil yang sama.

42. Jumlah terpulihkan dari investasi pada entitas asosiasi atau ventura bersama dinilai untuk setiap
entitas asosiasi atau ventura bersama, kecuali entitas asosiasi atau ventura bersama tersebut tidak
menghasilkan arus kas masuk dari pemakaian berkelanjutan yang sebagian besar independen dari aset
lain.

TANGGAL EFEKTIF

43. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 2015.
PSAK 67

Operasi Bersama

Operator bersama mengakui hal berikut terkait dengan kepentingannya dalam operasi bersama: (a)
aset, mencakup bagiannya atas setiap aset yang dimiliki bersama; (b) liabilitas, mencakup bagiannya
atas liabilitas yang terjadi bersama; (c) pendapatan dari penjualan bagiannya atas output yang dihasilkan
dari operasi bersama; (d) bagiannya atas pendapatan dari penjualan output oleh operasi bersama; dan
(e) beban, mencakup bagiannya atas setiap beban yang terjadi secara bersama-sama.

Operator bersama mencatat aset, liabilitas, pendapatan, dan beban terkait dengan kepentingannya
dalam operasi bersama sesuai dengan SAK yang dapat diterapkan untuk aset, liabilitas, pendapatan, dan
beban tertentu.

Ketika entitas mengakuisisi kepentingan dalam operasi bersama yang aktivitas operasi bersamanya
merupakan bisnis, sebagaimana didefi nisikan dalam PSAK 22: Kombinasi Bisnis, entitas tersebut,
sepanjang bagiannya sesuai dengan paragraf 20, menerapkan seluruh prinsip akuntansi kombinasi bisnis
dalam PSAK 22 dan PSAK lain yang tidak bertentangan dengan pedoman dalam Pernyataan ini dan
mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam PSAK tersebut yang terkait dengan kombinasi bisnis.

LAPORAN KEUANGAN PARA PIHAK DALAM PENGATURAN BERSAMA (Paragraf 21A–22)

Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama

PP33A. Ketika entitas mengakusisi kepentingan dalam operasi bersama yang aktivitas operasi
bersamanya merupakan bisnis, sebagaimana didefi nisikan dalam PSAK 22: Kombinasi Bisnis, entitas
tersebut, sepanjang bagiannya sesuai dengan paragraf 20, menerapkan seluruh prinsip akuntansi
kombinasi bisnis dalam PSAK 22 dan PSAK lain yang tidak bertentangan dengan pedoman dalam
Pernyataan ini dan mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh Pernyataan ini yang terkait dengan
kombinasi bisnis. Prinsip akuntansi kombinasi bisnis yang tidak bertentangan dengan pedoman dalam
Pernyataan ini termasuk, namun tidak terbatas pada: (a) pengukuran aset dan liabilitas teridentifi kasi
pada nilai wajar, selain item yang dikecualikan dalam PSAK 22: Kombinasi Bisnis dan PSAK lain; (b)
pengakuan biaya terkait akuisisi sebagai beban pada periode dimana biaya tersebut terjadi dan jasa
diterima, dengan pengecualian bahwa biaya penerbitan instrumen utang atau ekuitas diakui sesuai
dengan PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian dan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran; (c) pengakuan aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan yang timbul dari
pengakuan awal aset atau liabilitas, kecuali untuk liabilitas pajak tangguhan yang timbul dari pengakuan
awal goodwill, sesuai dengan yang disyaratkan oleh PSAK 22: Kombinasi Bisnis dan PSAK 46: Pajak
Penghasilan untuk kombinasi bisnis; (d) pengakuan selisih lebih imbalan yang dialihkan atas jumlah neto
pada tanggal akuisisi atas aset teridentifi kasi yang diperoleh dan liabilitas yang diasumsikan, jika ada,
sebagai goodwill; dan (e) pengujian penurunan nilai unit penghasil kas yang goodwillnya dialokasikan
setidaknya secara tahunan dan ketika terdapat indikasi bahwa unit tersebut mengalami penurunan nilai,
sesuai dengan yang disyaratkan oleh PSAK 48: Penurunan Nilai Aset untuk goodwill yang diperoleh
dalam kombinasi bisnis.
PSAK 67

PERBEDAAN DENGAN IFRSs

PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain mengadopsi seluruh pengaturan dalam IFRS 12
Disclosure of Interests in Other Entities per 1 Januari 2013, kecuali:

1. IFRS 12 paragraf C1A tentang amandemen Consolidated Financial Statements, Joint Arrangements
and Disclosure of Interests in Other Entities: Transition Guidance (Amandemen terhadap IFRS 10, IFRS
11 dan IFRS 12) tidak diadopsi karena tidak relevan. Adopsi IFRS 12 menjadi PSAK 67 sudah
menggunakan IFRS 12 per 1 januari 2013 yang telah mengakomodir amandemen tersebut.

2. IFRS 12 paragraf C1B tentang amandemen Investment Entities (Amendemen terhadap IFRS 10, IFRS
12 and IAS 27) tidak diadopsi karena tidak relevan. Adopsi IFRS 12 menjadi PSAK 67 sudah menggunakan
IFRS 12 per 1 januari 2013 yang telah mengakomodir amandemen tersebut.

3. IFRS 12 paragraf C3 tentang referensi ke IFRS 9: Financial Instruments, tidak diadopsi. Hal ini karena
Indonesia belum mengadopsi IFRS 9, sehingga referensi yang digunakan adalah PSAK 55: Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran yang diadopsi dari IAS 39: Financial Instruments: Recognition and
Measurements

4. IFRS 12 Appendix D tentang amandemen terhadap IFRS lainnya tidak diadopsi karena tidak relevan.

IKHTISAR RINGKAS Secara umum perbedaan ED PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain
dengan pengaturan pengungkapan dalam PSAK 4 (2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri, PSAK 12 (2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama, dan PSAK 15 (2009):
Investasi pada Entitas Asosiasi.
PENDAHULUAN

Tujuan

Pernyataan ini bertujuan mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan
para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi: (a) sifat dan risiko yang terkait dengan
kepentingannya dalam entitas lain; dan (b) dampak dari kepentingan tersebut terhadap posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas.

Pemenuhan Tujuan

Untuk memenuhi tujuan dalam paragraf 01, entitas mengungkapkan:

a. Pertimbangan dan asumsi signifikan yang telah dibuat dalam menentukan: (i) sifat dari
kepentingannya dalam entitas lain atau peng aturan; (ii) jenis pengaturan bersama di mana
entitas memiliki kepentingan (paragraf 07–09); (iii) bahwa entitas memenuhi definisi entitas
investasi, jika dapat diterapkan (paragraf 10); dan
b. Informasi mengenai kepentingannya dalam: (i) entitas anak (paragraf 12–21); (ii) pengaturan
bersama dan entitas asosiasi (paragraf 29–33); dan (iii) entitas terstruktur yang tidak
dikendalikan oleh entitas induk (entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi) (paragraf 34-42).

Ruang Lingkup

Pernyataan ini diterapkan oleh entitas yang memiliki kepentingan dalam apapun dari hal berikut: (a)
entitas anak; (b) pengaturan bersama (yaitu operasi bersama atau ventura bersama); (c) entitas
asosiasi; (d) entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi.

Pernyataan ini tidak diterapkan untuk: (a) program imbalan pascakerja atau program imbalan kerja
jangka panjang lain yang telah diatur dalam PSAK 24: Imbalan Kerja; (b) laporan keuangan tersendiri
entitas yang telah diatur dalam PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri; (c) kepentingan yang dimiliki oleh
entitas yang berpartisipasi dalam pengaturan bersama, tetapi tidak memiliki pengendalian bersama,
kecuali kepentingan tersebut menyebabkan pengaruh signifikan atas pengaturan bersama atau
merupakan kepentingan dalam entitas terstruktur; (d) kepentingan dalam entitas lain yang dicatat
sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Akan tetapi, entitas
menerapkan Pernyataan ini: (i) ketika kepentingan tersebut adalah kepentingan dalam entitas asosiasi
atau ventura bersama yang sesuai dengan PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura
Bersama, diukur pada nilai wajar melalui laba rugi; atau (ii) ketika kepentingan tersebut adalah
kepentingan dalam entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi.

PERTIMBANGAN DAN ASUMSI SIGNIFIKAN

Entitas mengungkapkan informasi mengenai pertimbangan dan asumsi signifikan yang telah dibuat (dan
perubahan pertimbangan dan asumsi tersebut) dalam menentukan: (a) bahwa entitas memiliki
pengendalian terhadap entitas lain, yaitu investee seperti yang dijelaskan dalam PSAK 65: Laporan
Keuangan Konsolidasian paragraf 05 dan 06; (b) bahwa entitas memiliki pengendalian bersama
terhadap pengaturan atau pengaruh signifikan atas entitas lain; dan (c) jenis pengaturan bersama (yaitu
operasi bersama atau ventura bersama) ketika pengaturan tersebut telah dibentuk melalui kendaraan
terpisah.

Status Entitas Investasi

Ketika entitas induk menentukan bahwa entitas tersebut adalah entitas investasi sesuai dengan PSAK
65: Laporan Keuangan Konsolidasian paragraf 27, entitas investasi mengungkapkan informasi mengenai
pertimbangan dan asumsi signifikan yang telah dibuat dalam menentukan bahwa entitas induk adalah
entitas investasi. Jika entitas investasi tidak memiliki satu atau lebih dari karakteristik khusus entitas
investasi (lihat PSAK 65 paragraf 28), maka entitas induk mengungkapkan alasannya dalam
menyimpulkan bahwa entitas induk adalah tetap merupakan entitas investasi.

KEPENTINGAN ENTITAS ANAK

Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan konsolidasinya
(a) untuk memahami: (i) komposisi kelompok usaha; dan (ii) kepentingan yang dimiliki oleh
kepentingan nonpengendali dalam aktivitas dan arus kas kelompok usaha (paragraf 14); dan (b) untuk
mengevaluasi: (i) sifat dan luas pembatasan signifikan atas kemampuan entitas untuk mengakses atau
menggunakan aset dan menyelesaikan liabilitas kelompok usaha tersebut (paragraf 15); (ii) sifat dan
perubahan risiko yang terkait dengan kepentingannya dalam entitas terstruktur yang dikonsolidasi
(paragraf 1619); (iii) konsekuensi perubahan bagian kepemilikan dalam entitas anak yang tidak
mengakibatkan hilangnya pengendalian (paragraf 20); dan (iv) konsekuensi hilangnya pengendalian atas
entitas anak selama periode pelaporan (paragraf 21).

Kepentingan yang Dimiliki oleh Kepentingan Nonpengendali dalam Aktivitas dan Arus Kas Kelompok
Usaha

Entitas mengungkapkan untuk entitas anaknya manapun yang memiliki kepentingan nonpengendali
yang bersifat material terhadap entitas pelapor: (a) nama entitas anak; (b) lokasi utama kegiatan usaha
(dan negara tempat pendirian jika berbeda dari lokasi utama kegiatan usaha) entitas anak; (c) proporsi
bagian kepemilikan yang dimiliki oleh kepentingan nonpengendali; (d) proporsi hak suara yang dimiliki
oleh kepentingan nonpengendali, jika berbeda dari proporsi bagian kepemilikan yang dimiliki; (e) laba
atau rugi yang dialokasikan kepada kepentingan nonpengendali dari entitas anak selama periode
pelaporan; (f) akumulasi kepentingan nonpengendali dari entitas anak pada akhir periode pelaporan; (g)
ringkasan informasi keuangan mengenai entitas anak (lihat paragraf PP10).

Sifat dan Luas Pembatasan Signifikan

Entitas mengungkapkan: (a) pembatasan signifikan (contohnya pembatasan undang-undang,


kontraktual, dan peraturan regulator) atas kemampuannya untuk mengakses atau menggunakan aset
dan menyelesaikan liabilitas kelompok usaha tersebut, seperti: (i) pembatasan signifikan yang
membatasi kemampuan entitas induk atau entitas anaknya untuk mengalihkan kas atau aset lainnya
untuk (atau dari) entitas lain dalam kelompok usaha tersebut; (ii) jaminan atau persyaratan lain yang
mungkin membatasi pembagian dividen dan distribusi modal lainnya atau pinjaman dan uang muka
yang dibuat atau dibayar kembali, kepada (atau dari) entitas lain dalam kelompok usaha tersebut. (b)
sifat dan luas yang mana hak protektif kepentingan nonpengendali dapat membatasi kemampuan
entitas secara signifikan untuk mengakses atau menggunakan aset dan menyelesaikan liabilitas
kelompok usaha (seperti ketika entitas induk diwajibkan untuk menyelesaikan liabilitas entitas anak
sebelum menyelesaikan liabilitasnya sendiri, atau persetujuan dari kepentingan nonpengendali
disyaratkan baik untuk mengakses aset atau untuk menyelesaikan liabilitas entitas anak); (c) jumlah
tercatat dalam laporan keuangan konsolidasi atas aset dan liabilitas yang terkena pembatasan tersebut.

KEPENTINGAN DALAM ENTITAS ANAK YANG TIDAK DIKONSOLIDASI (ENTITAS INVESTASI)

Entitas investasi yang sesuai dengan PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian disyaratkan untuk
menerapkan pengecualian terhadap konsolidasi dan sebaliknya mencatat investasinya dalam entitas
anak pada nilai wajar melalui laba rugi harus mengungkapkan fakta tersebut.

Untuk entitas anak manapun yang tidak dikonsolidasi, entitas investasi mengungkapkan: (a) nama
entitas anak; (b) lokasi utama kegiatan usaha (dan negara tempat pendirian jika berbeda dari lokasi
utama kegiatan usaha) entitas anak; dan (c) proporsi bagian kepemilikan yang dimiliki oleh entitas
investasi dan, jika berbeda, proporsi hak suara yang dimiliki.

KEPENTINGAN DALAM PENGATURAN BERSAMA DAN ENTITAS ASOSIASI

Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangannya untuk


mengevaluasi: (a) sifat, luas, dan dampak keuangan dari kepentingannya dalam pengaturan bersama
dan entitas asosiasi, termasuk sifat dan dampak hubungan kontraktualnya dengan investor lain yang
memiliki pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas pengaturan bersama dan entitas asosiasi
(paragraf 30 dan 32); dan (b) sifat dan perubahan risiko yang terkait dengan kepentingannya dalam
ventura bersama dan entitas asosiasi (paragraf 33).

Sifat, Luas, dan Dampak Keuangan dari Kepentingan Entitas dalam Pengaturan Bersama dan Entitas
Asosiasi

Entitas mengungkapkan:

a. untuk setiap pengaturan bersama dan entitas asosiasi yang material bagi entitas pelapor: (i)
nama pengaturan bersama atau entitas asosiasi; (ii) sifat hubungan entitas dengan pengaturan
bersama atau entitas asosiasi (sebagai contoh, dengan menggambarkan sifat aktivitas
pengaturan bersama atau entitas asosiasi dan apakah mereka strategis terhadap aktivitas
entitas); (iii) lokasi utama kegiatan usaha (dan negara tempat pendirian, jika dapat diterapkan
dan berbeda dari lokasi utama kegiatan usaha) pengaturan bersama atau entitas asosiasi; (iv)
proporsi bagian kepentingan atau penyertaan modal yang dimiliki oleh entitas dan, jika berbeda,
proporsi hak suara yang dimiliki (jika dapat diterapkan).
b. untuk setiap ventura bersama dan entitas asosiasi yang material bagi entitas pelapor: (i) apakah
investasi dalam ventura bersama atau entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode
ekuitas atau pada nilai wajar; (ii) ringkasan informasi keuangan mengenai ventura bersama atau
entitas asosiasi sebagaimana dijelaskan dalam paragraf PP12 dan PP13; (iii) jika ventura bersama
atau entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, maka nilai wajar investasi
dalam ventura bersama atau entitas asosiasi, jika terdapat harga pasar kuotasian untuk investasi
tersebut.
c. informasi keuangan sebagaimana dijelaskan dalam paragraf PP16 tentang investasi entitas
dalam ventura bersama dan entitas asosiasi yang jumlahnya tidak material secara individual: (i)
dalam gabungan dan secara terpisah untuk seluruh ventura bersama yang tidak material secara
individual; (ii) dalam gabungan untuk seluruh entitas asosiasi yang tidak material secara
individual.

KEPENTINGAN DALAM ENTITAS TERSTRUKTUR YANG TIDAK DIKONSOLIDASI

Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangannya: (a) untuk
memahami sifat dan luas dari kepentingannya dalam entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi
(paragraf 37–39); dan (b) untuk mengevaluasi sifat dan perubahan risiko yang terkait dengan
kepentingannya dalam entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi (paragraf 40–42).

KEPENTINGAN DALAM ENTITAS TERSTRUKTUR YANG TIDAK DIKONSOLIDASI

Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangannya: (a) untuk
memahami sifat dan luas dari kepentingannya dalam entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi
(paragraf 37–39); dan (b) untuk mengevaluasi sifat dan perubahan risiko yang terkait dengan
kepentingannya dalam entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi (paragraf 40–42).

Anda mungkin juga menyukai