Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat ini penerapan Pancasila khususnya di lingkungan
masyarakatmengalami penurunan. Masyarakat sekarang cenderung lebih condong
padakehidupan hedonisme. Ini menjadi bukti bahwa penerapan nilai- nilai Pancasila
dikehidupan belum mereka terapkan di kehidupan mereka.Masyarakat harusnya bukan
hanya menjadikan nilai- nilai Pancasila sebagai teoriyang hanya didengarkan. Namun
juga harus dipraktikkan dalam kehidupan berbangsadan bernegara juga dalam kehidupan
di lingkungan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dapat dibagi menjadi :
A.Pengertian Pancasila Secara Etimologis, Historis, & Terminologis
B.Pancasila sebagai Sumber Nilai
C.Persepsi masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penulisannya adalah
A. mengetahui pengertian pancasila secara etimologis, historis dan terminologis
B. mengetahui pancasila sebagai sumber nilai
c. mengetahui persepsi masyarakat terhadap nilai-nilai pancasila
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila Secara Etimologis, Historis, & Terminologis


Hakikat PancasilaKedudukan dan fungsi Pancasila bilamana dikaji secara ilmiah
memiliki pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, sebagai
pandangan hidup bangsa, sebagai ideologi bangsa dan Negara, sabagai kepribadian bangs
a bahkan dalam proses terjadinya terdapat berbagai macam terminologi yangharus
didesktipsikan secara objektif. Selain itu, pancasila secara kedudukan danfungsinya juga
harus dipahami secara kronologis.Oleh karena itu, untuk memahami Pancasila secara
kronologis baik menyangkutrumusannya maupun peristilahannya maka pengertian
Pancasila tersebut meliputi lingkup pengertian sebagai berikut :
a) Pengertian Pancasila secara Etimologis
Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari
India (bahasa kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa
Prakerta. Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa sansekerta
perkataan “Pancasila” memilki dua macam arti secara leksikal yaitu :
“panca” artinya “lima” “syila” vokal I pendek artinya “batu sendi”,
“alas”, atau “dasar” “syiila” vokal i pendek artinya “peraturan tingkah
laku yang baik, yang penting atau yang senonoh” Kata-kata tersebut
kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa Jawa diartikan “susila
“ yang memilki hubungan dengan moralitas. Oleh karena itu secara
etimologis kata “Pancasila” yang dimaksudkan adalah adalah istilah
“Panca Syilla” dengan vokal i pendek yang memilki makna leksikal
“berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima
unsur”. Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf Dewanagari i
bermakna 5 aturan tingkah laku yang penting.
b) Pengertian Pancasila secara Historis
Pengertian Pancasila secara Historis Proses perumusan Pancasila
diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertamadr.Radjiman
Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan
dibahas pada sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon
rumusan dasarnegara Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah
pada sidang tersebut tigaorang pembicara yaitu Mohammad Yamin,
Soepomo dan Soekarno.Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siaing tersebut
Ir. Soekarno berpidatosecara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan
dasar negara Indonesia. Kemudian untuk memberikan nama “Pancasila”
yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas saran dari salah
seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidakdisebutkan
namanya.Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan
kemerdekaannya,kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945
disahkannya Undang-UndangDasar 1945 termasuk Pembukaan UUD
1945 di mana didalamnya termuat isirumusan lima prinsip atau lima
prinsip sebagai satu dasar negara yang diberi namaPancasila.Sejak saat
itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia danmerupakan
istilah umum. Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tidak
termuat istilah “Pancasila”, namun yang dimaksudkan Dasar Negara
RepublikIndonesia adalah disebut dengan istilah “Pancasila”. Hal ini
didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan
calon rumusan dasar negara,yang secara spontan diterima oleh peserta
sidang secara bulat

c) Pengertian Pancasila secara Terminologis


Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah
melahirkannegara Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat
perlengkapan negarasebagaimana lazimnya negara-negara yang merdeka,
maka panitia Panitia PersiapanKemerdekaan Indonesia (PPKI) segera
mengadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal18 Agustus 1945 telah
berhasil mengesahkan UUD negara Republik Indonesia yangdikenal
dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945 terdiri atas dua bagian
yaituPembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945 yang berisi 37
pasal, 1 aturanAturan Peralihan yang terdiri atas 4 pasal dan 1 Aturan
Tambahan terdiri atas 2 ayat.Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang
terdiri atas empat alinea tersebuttercantum rumusan Pancasila sebagai
berikut :
1.Ketuhanan Yang Maha Esa
2.Kemanusiaan yang adil dan beradab
3.Persatuan Indonesia
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan bagi seluruh rakyat IndonesiaRumusan Pancasila sebagaimana
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945inilah yang secara konstisional
sah dan benar sebagai dasar negara RepublikIndonesia, yang disahkan
oleh PPKI yang mewakili seluruh rakyat Indonesia.

2.2 Pancasila sebagai Sumber Nilai


Diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional
membawakonsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok,
landasanfundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila
yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-
nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai Kemanusi
aan YangAdil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin
olehhikmat kebijaksanaan dalan permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Dengan pernyataan secara singkat bahwanilai dasar
Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilaikerakyatan, dan
nilai keadilan.
1. Makna Nilai dalam Pancasila
a. Nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dankeyakin
an bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengannilai ini
menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsayang ateis.
Nilai ketuhanan juga memiliki arti adanya pengakuan akan kebebasanuntuk memeluk
agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan sertatidak berlaku
diskriminatif antarumat beragama.
b. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikapdan
perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutanhati
nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
c. Nilai Persatuan
Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalamkebula
tan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan RepublikIndonesia.
Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnyaterhadap
keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia..
d. Nilai Kerakyatan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawara
tan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat,oleh rakyat, dan untuk
rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.
e. Nilai Keadilan
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung maknasebagai
dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adildan Makmur
secara lahiriah ataupun batiniah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif.
Karena sifatnya abstrak dannormatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat
bersifat operasional daneksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh
nilai instrumentaltersebut adalah UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya.
Sebagai nilaidasar, nilai-nilai tersebut menjadi sumber nilai. Artinya, dengan bersumber
padakelima nilai dasar diatas dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai
instrumental penyelenggaraan negara Indonesia.

2.3 Persepsi masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila


a) Nilai Ketuhanan
Menurut saudara Billy Aprinosa (mahasiswa STIMIK) di daerah
tempattinggalnya yaitu di wilayah Tolai (Parigi Moutong), toleransi antar
umat beragama sangat baik. Hal itu dapat dilihat dari empat agama (Kristen,Kath
olik, Hindu, dan Islam) yang berada di wilayah tersebut saling menghargaiantara
satu dan lainnya. Sebagi contoh, di Tolai sendiri sebagian besarmasyarakatnya
memeluk agama Hindu, ini memiliki beberapa perayaankeagamaan yang telah
menjadi kebudayaan khas suku Bali, Salah satunyaadalah hari raya Nyepi. Hari
raya Nyepi merupakan hari raya bagi
umat beragama Hindu di tolai untuk merayakan tahun baru Saka. Pada hari rayate
rsebut seluruh masyarakat beragama Hindu tidak melaksanakan aktifitasdiluar
rumah. Dan bagi masyarakat/warga beragama lain turut sertamenghargai hal
tersebut dengan mengurangi aktivitas mereka diluar rumah,seperti tidak kebut-
kebutan di jalanan, tidak memutar music secara keras, danlain sebagainya. Begitu
pula dengan agama lain yang merayakan hari raya besarnya, maka agama-
agama yang lain turut serta mnghargainya satu samalain.2.
b) Nilai Kemanusian
Penerapan dari nilai kemanusian akhir-akhir ini semakain bentumbuh
dan berkembang. Menurut Ni Made Susila (PNS di Puskemas Tomini, ParigiMou
tong) kita bisa melihat dari kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501
dimana banyak korban yang meninggal dunia dan hingga saat ini belum ditemuka
nkeberadaan pesawatnya. Hal ini menumbuhkan rasa kemanusian dari
semuakalangan bahkan dari berbagai Negara. Salah satunya dengan banyaknya
relawan yang ikut serta membantu untuk mencari para korban. Meskipun
tidakturun langsung ketempat kejadian, tapi seperti yang bisa kita saksikan
ditelevisi ada yang ikut membantu dengan cara menyediakan 1000
makanan perhari di posko bantuan untuk memberi makanan kepada keluarga kor
ban, para jurnalis dan para petugas Basarnas. Hal tersebut bisa terjadi karenamun
culnya rasa memiliki dan turut serta merasakan kesedihan keluarggakorban yang
di tinggalkan.3.
c) Nilai Persatuan
Nilai persatuan mulai menurun. Menurut I Gede Muliawan (POLRI) nilai
persatuan akhir akhir
ini mulai menurun, hal itu dikarenakan masih seringterjadinya bentrok antara
kelompok warga. Sebagai contoh yaitu bentrok antarwarga di wilayah Nunu
Tavanjuka (Palu, Sulawesi Tengah). Akar dari permasalahannya masih belum
jelas hingga saat ini. Tapi bisa diambil kesimpulan bahwa hal tersebut terjadi
karena nilai-nilai persatuan mulai meluntur dan ketamakan dan egoism masing-
masing kelompok.4.
4. Nilai Kerakyatan
Menurut Bonaventura Alfando (Mahasiswa) nilai dari pengamalan sila ke-4sudah
diterapkan dari saat kita berada di jenjang pendidikan SMP dan SMA.Dimana adanya
suatu organisasi di sekolah yaitu OSIS. Sebagai mantan KetuaOsis, dia berpendapat
bahwa melalui rapat-rapat dari kegiatan OSIS kita bisa belajar untuk menghargai
pendapat orang lain, dan kita bisa belajar untukmemperoleh suatu keputusan melalui
rapat tersebu
5. Nilai Keadilan
Menurut Setia Budi, S.Pd (petani) Fokus pembangunan pemerintah saat inisudah
beralih, bukan lagi sektor pertanian seperti dulu, saat pertanianmerupakan senjata
utama yang seharusnya kita pergunakan, namun pemerintahterus fokus pada
pembangunan yang diiringi dengan industri berbasis teknologitinggi yang seringkali di
dalam industri itu terbangun paradigma yang salahyaitu semua bahan bakunya harus
impor apabila industri tersebut ingin maju.Seperti yang kita tahu sekarang, arah dari
pembangunan di Indonesia secaratidak langsung selalu mengarah kepada teknologi dan
teknologi, itu tidak salah
Namun sumber daya konvensional kita seperti dalam sektor pertanian mulaidilupakan.
Menjadi sebuah ironi ketika di mana Industri barang elektronik dinegara kita terus
diangkat dan diangkat, sektor pertanian dan pangan kita justru
„dihadiahi‟ dengan impor beras, kelapa sawit, dan lain
-lain. Di saat industri alat berat terus digalakkan, para petani kita tercabik-
cabik haknya karena hargahasil panen mereka yang merosot jauh di pasaran, yang sudah
dibanjiri oleh produk impor. Di saat musim panen buah-
buahan, kulkas rumah tanggadisesaki oleh aneka buah impor. Di saat supermarket-
supermarket penuh sesakoleh konsumen yang berbondong-bondong ingin menyerbu
produk impor, produk asli kita dilirik pun tidak sama sekali.
BAB III
PRNUTUP
3.1 kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai