Anda di halaman 1dari 8

“Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Pada

Lansia”

OLEH :
Ni Putu Dina Sherlyna Sari
15.321.2364
A10-B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA BALI
2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses menua merupakan proses alami yang dialami setiap orang (Waruwu,2015).

Menurut WHO dan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang

Kesejahteraan Lanjut Usia pada bab 1 ayat 2, yang dimaksud dengan lanjut usia (lansia)

adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas (Kushariyadi, 2012). Penuaan

(aging) adalah suatu proses menghilangnya perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri dan mempertahankan struktur fungsi normalnya sehingga tidak dapat

memperbaiki kekurangan yang diderita menyebabkan rentan terhadap infeksi. Tahapan

inilah yang membuat lansia akan rentan terhadap berbagai masalah kesehatan lansia pada

umumnya seperti penyakit degenerative yang berimplikasi terhadap masalah psikis

(Padila, 2013).

Menurut WHO, jumlah lansia diseluruh dunia diperkirakan melebihi 900 juta jiwa

pada tahun 2015. Indonesia termasuk dalam negara yang memasuki era penduduk

berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk yang berusia

60 tahun keatas sekitar 7,18%. Pada tahun 2010 jumlah lansia sebanyak 14,439,967 jiwa

(7,18%) dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 23.992.553 jiwa (9,77%)

sementara pada tahun 2011 jumlah lansia sebesar 20 juta jiwa (9,51%), dengan usia

harapan hidup 67,4 tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%) ,

dengan usia harapan hidup 71,1 tahun (Depkes, 2012).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (2018) jumlah penduduk lansia

yang berumur 60 keatas di Bali tahun 2018 berjumlah sekitar 19.651 juta jiwa. Jumlah

lansia di Kabupaten Karangasem tahun 2018 berjumlah 50.025 jiwa dengan jumlah laki –
laki 25.621 jiwa dan perempuan 24.404 jiwa (Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem,

2018). Jumlah Lansia di Desa Nongan, Karangasem sebanyak 701 jiwa dengan jumlah laki

– laki 335 jiwa dan perempuan 366 jiwa. Senam lansia adalah olahraga yang mudah

dilakukan, bersifat low impact, dan sesuai dengan fisik lansia. Senam lansia merupakan

gabungan gerakan otot dan teknik pernafasan. Teknik pernafasan dilakukan secara sadar

dan memungkinkan dada terangkat penuh. Teknik tersebut dapat memperlancar aliran

darah dan meningkatkan aliran darah ke otak. Sekresi melatonin menjadi optimal sehingga

dapat membantu peningkatan kualitas tidur pada lansia. Beberapa jenis senam lansia

adalah senam lansia Menpora, senam lansia Tera, SKJ Lansia, dan senam Osteoporosis.

Berbagai masalah yang ditemukan pada lansia yang disebabkan oleh terjadinya

kemunduran fisik maupun mental adalah penurunan kualitas tidur. Tidur adalah suatu

perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun.

Tidur dikateristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang

bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh dan penurunan respon terhadap stimulus

eksternal (Mubarak, 2012).

Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kualitas tidur antara lain terapi

farmakologi dan terapi nonfarmakologi. Terapi farmakologi dapat dilakukan dengan

pemberian obat tidur, namun penggunaan terapi farmakologi dapat menimbulkan

penurunan fungsi pada beberapa organ tubuh diantaranya adalah ginjal, karena pada lansia

fungsi ginjal mulai tidak efektif dalam mengekresi obat-obatan (Stanley, 2007 dalam Aziz,

2016). Terapi nonfarmakologi yang bertujuan meningkatkan kualitas tidur pada lansia

yaitu dari asupan nutrisi, modofikasi lingkungan, kebersihan diri serta berolahraga

(Rafiudin, 2014)

Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur yang dijalani seorang individu menghasilkan

kesegaran dan kebugaran saan terbangun (Khasanah, 2012). Kualitas tidur adalah
kemampuan setiap orang untuk mempertahankan keadaan tidur dan untuk mendapatkan

tahap tidur REM dan NREM yang pantas (Khasanah, 2012). Kualitas tidur mencakup

aspek kuantitatif dari tidur, seperti durasi tidur, latensi tidur serta aspek subjektif dari tidur.

Kebutuhan tidur lansia bergantung pada tingkat perkembangan. Seseorang lanjut usia

akan membutuhkan waktu lebih lama untuk memulai tidur dan memilik waktu lebih

sedikit untuk tidur nyenyak. Seiring dengan penurunan fungsi tubuh dalam kaitannya

dengan fisiologi tidur, jumlah kebutuhan tidur lansia mengalami penurunan. Semakin tua

usia seseorang maka semakin sedikit jumlah jam tidur yang dibutuhkan (Heny, Sutresna,

Wira, 2013). Aktivitas olahraga akan membantu tubuh lanjut usia agar tetap bugar dan

segar, karena senam lanjut usia ini mampu melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung

bekerja secara optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di

dalam tubuh (Widianti & Proverawati, 2010). Senam lanjut usia merangsang penurunan

aktivitas saraf simpatis dan peningkatan aktifitas para simpatis yang berpengaruh pada

penurunan hormon adrenalin, norepinefrin dan katekolamin serta vasodilatasi pada

pembuluh darah yang mengakibatkan transpor oksigen ke seluruh tubuh terutama otak

lancar sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan nadi menjadi normal (Rahayu,

2008).

Senam lansia adalah olahraga yang ringan yang mudah dilakukan tidak memberatkan,

yang dapat diterapkan pada lansia. Aktivitas olahraga ini akan membantu tubuh lansia agar

tetap bugar dan tetap segar, karena senam lansia ini mampu melatih tulang tetap kuat,

mendorong jantung bekerja secara optimal dan mampu membantu menghilangkan radikal

bebas yang berkaitan dalam tubuh (Widianti & Proverawati, 2010). Senam mampu

mengembalikan posisi dan kelenturan sistem saraf dan aliran darah. Senam mampu

memaksimalkan supply oksigen ke otak, mampu menjaga sistem kesegaran tubuh serta

sistem pembuangan energi negatif dari dalam tubuh (Heri, 2014).


1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Menurunnya kualitas fisik pada lansia salah satunya disebabkan oleh gangguan

kualitas tidur yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Senam lansia

menjadi salah satu alternatif yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas tidur,

karena senam lansia dapat memberikan kesegaran jesmani sehingga dapat meningkatkan

kualitas fisik maupun hidup pada lansia. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat

dirumuskan permasalahan penelitian yaitu “Adakah Pengaruh Latihan Senam Lansia

Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Latihan

Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi kualitas tidur pada lansia sebelum diberikan latihan senam

lansia.

2. Mengidentifikasi kualitas tidur pada lansia setelah diberikan latihan senam

lansia.

3. Menganalisa pengaruh latihan senam lansia terhadap kualitas tidur pada lansia

sebelum dan setelah diberikan latihan senam lansia.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis


Manfaat praktis dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat bagi lansia dan masyarakat

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman dan memotivasi bagi lansia

maupun masyarakat dalam menerapkan latihan senam lansia untuk meningkatkan

kualitas tidur khususnya pada lansia dengan gangguan tidur.

2. Manfaat bagi petugas kesehatan

Penelitian ini dapat menjadi pedoman dalam bidang keperawatan gerontik

khususnya tentang terapi komplementer atau body manipulasi untuk

meningkatkan kualitas hidup lansia.

1.4.2 Manfaat teoritis

1. Manfaat bagi ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi sebagai upaya

mengembangkan program dalam langkah meningkatkan kesehatan lansia dengan

latihan senam lansia sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tidur

pada lansia.

2. Manfaat bagi institusi pendidikan

Penelitian ini dapat menjadi masukan dalam penyampaian materi pendidikan

keperawatan baik untuk pengembangan, penerapan, maupun latihan senam lansia

yang lebih lanjut.

3. Manfaat bagi peneliti selanjutnya


Hasil penelitian ini dapat dijadikan data dalam penelitian serta dapat

digunakan sebagai sumber informasi atau bahan rujukan untuk penelitian

selanjutnya.

1.5 Keaslian penelitian

Penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya antara lain:

1. Penelitian Famelia Yurintika (2015) PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP

KUALITAS TIDUR PADA LANSIA YANG INSOMNIA hasil penelitian didapatkan

penelitian 34 responden diperoleh hasil sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki sebanyak 19 orang (55,9%). Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas

responden yang mengalami gangguan tidur adalah laki-laki. Hasil dari penelitian yang

dilakukan pada 34 responden dengan hasil umur responden terbanyak adalah pada

rentang umur 60-74 tahun atau usia lanjut dengan presentase 85,3%. Semakin

bertambahnya usia berpengaruh terhadap penurunan dari periode tidur. Persamaan

dengan penelitian ini sama-sama menggunakan variable Kualitas Tidur Pada Lansia

perbedaannya penelitian Famelia Yurintika bertujuan untuk mendapatkan Pengaruh

Senam Lansia Terhadap Lansia yang Insomnia, sedangkan penelitian ini untuk

mendapatkan Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Lansia.


Daftar Pustaka

Kushariyadi. (2012). Asuhan Keperawatan dan Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba Medika.

Mubarak. (2012). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC.

Padila. (2013). Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.

Rafiudin. (2014). Gangguan tidur pada lansia, Cermin Dunia Kedokteran No. 157. Jakarta:
FKUI.

Widianti, & Proverawati. (2010). Senam Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Waruwu, S. (2015). Pengaruh Senam Otak Terhadap Fungsi Kognitif dan Kualitas Tidur
pada Lansia di Puskesmas Randang. Program Studi Ners Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai