I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Sdr. IB
Tempat, Tanggal Lahir : Cilacap, 16 September 1995
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Cilacap
Pendidikan :-
Status Perkawinan : Belum Menikah
Tanggal Masuk RS : Selasa, 26 November 2019
No RM : 02002101
II. ANAMNESIS
Alloanamnesis (Ayah dan Ibu)
Alloanamnesis dilakukan di Bangsal Anggrek RSUD Margono Soekarjo pada
hari Jumat, 29 November 2019.
Identitas
(Alloanamnesis)
Nama : Tn. N
Usia : 50 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Supir
Pendidikan : SD
Alamat : Cilacap
Hubungan : Ayah Kandung
Nama : Ny. S
Usia : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SD
Alamat : Cilacap
Hubungan : Ibu Kandung
A. Keluhan Utama
Sering marah-marah
B. Keluhan Tambahan
1. Dada berdebar
2. Kejang
3. Tubuh dirasakan gemetar
4. Gatal pada sela jari kaki, tangan, dan pantat
Autoanamnesis
Pasien merasa dada sering berdebar dan sering marah-marah. Pasien
merasa akan marah-marah jika tubuh yang dirasa tidak nyaman. Selain itu,
jika dada berdebar-debar dan pusing maka pasien akan kumat dan kejang.
Akibat hal ini pasien sering mengkonsumsi paramex dan puyer yang dibeli
di warung untuk mencegah kejang. Apabila pasien tidak mengonsumsi
Paramex pasien merasa akan kumat dan kejang. Pasien merasa ingin sembuh
dari penyakit karena pasien ingin kerja dan menikah seperti temannya yang
lain.
Pasien juga mengeluhkan gatal-gatal pada kedua tangan, kedua kaki
dan badan, semakin lama semakin memberat.
H. Riwayat Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir di Cilacap dengan kehamilan yang dikehendaki, lahir dibantu
oleh bidan desa. Lahir secara pervaginam, menangis spontan dan tidak
ada penyulit saat kehamilan maupun persalinan. Berat bayi saat lahir
4000 gram, dan masa kehamilan cukup bulan.
2. Masa Kanak-Kanak
Pasien merupakan anak yang ceria dan sering bermain dengan teman-
temannya. Pasien mulai bisa berjalan saat usia 2 tahun dengan satu kaki
yang belum menapak sempurna (posisi kaki berjinjit) dan baru bisa
berjalan dengan normal setelah dibawa pijat rutin. Pasien mulai berbicara
lancar saat berusia 6 tahun. Tangan kanan pasien diakui keluarga kurang
berfungsi dengan normal sejak pasien sering kejang. Pasien lebih sering
menggunakan tangan kiri untuk beraktivitas. Pasien kejang dengan mata
mendelik ke atas dan kaku seluruh tubuh diakui terjadi hampir setiap hari.
3. Masa Remaja
Pasien tidak bersekolah, dan menghabiskan waktu di rumah dan di
lingkungan sekitar. Pasien memiliki 4 teman sepermainan, sering
bersepeda di lingkungan rumah.
4. Riwayat Perkembangan Seksual
Pasien tidak mengalami gangguan dalam perkembangan seksualnya.
5. Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah hingga kelas 4 SD di sekolah reguler, kemudian pasien
pindah ke SLB selama 1 tahun. Pasien kemudian keluar dari SLB karena
pasien mengamuk di sekolah akibat masalah dengan temannya.
6. Riwayat Perkembangan Jiwa
Menurut keluarga, semasa balita pasien merupakan tipe anak yang ceria
dan bermain dengan teman-temannya. Ketika pasien mulai bersekolah
pasien awalnya dapat bergaul dengan teman-temannya. Namun saat kelas
2 SD pasien sering diusili oleh teman-temannya sehingga pasien merasa
marah. hal ini berlanjut hingga pasien sering marah dan mengamuk di
sekolah. Pasien terbuka dan sering menceritakan masalah dan kejadian
yang dialami pada keluarga. di rumah pasien cukup dimanja oleh
keluarga, dengan hampir seluruh permintaan pasien dituruti. Karena
pasien akan marah ketika permintaannya tidak dijalankan. Hal ini
berlanjut hingga kini di mana pasien sering marah dan mengamuk ketika
permintaanya tidak dijalankan.
7. Kegiatan moral spiritual
Pasien beragama Islam. Saat ini pasien sudah jarang shalat dan beribadah.
8. Aktivitas sosial
a. Dalam keluarga
Pasien memiliki hubungan yang baik dengan kedua orang tua dan
adiknya.
b. Dengan tetangga
Pasien memiliki hubungan yang tidak buruk dengan tetangga, namun
banyak tetangga yang menghindari karena takut dengan kemarahan
pasien.
9. Sikap keluarga terhadap penderita
Keluarga sangat peduli terhadap kondisi kesehatan pasien.
III.KESIMPULAN ANAMNESIS
A. Pasien seorang laki-laki berusia 24 tahun, belum menikah, beragama Islam,
suku Jawa.
B. Pasien dibawa keluarganya ke poli Jiwa RS Margono Soekarjo pada tanggal
26 November 2019 karena pasien sering mengamuk dan marah-marah
C. Faktor pencetus dari munculnya gejala ini adalah masalah psikososial
karena kejadian bullying pada saat sekolah dasar.
D. Pasien memiliki epilepsi.
E. Pasien memiliki keterlambatan dalam perkembangan bahasa di mana pasien
baru dapat berbicara dengan lancar ketika usia 6 tahun.
12. Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi Ictus :cordis tidak kuat angkat, teraba di SIC V
LMCS
Perkusi : cBatas kiri atas SIC II LPSS, batas kiri bawah SIC
V LMCS, batas kanan atas SIC II LPSD, batas
kanan bawah SIC IV LPSD
13. Pulmo
Inspeksi : Jejas (-), simetris kanan-kiri
Palpasi : Vocal fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+, tidak ada suara
tambahan
14. Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus normal
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen
Tidak ada nyeri nyeri tekan, tidak ada defans
Palpasi :
muskular, tidak teraba masa, tidak teraba hepar
dan lien.
15. Ekstremitas : Akral hangat (+/+/+/+), tidak terdapat edem pada keempat
ekstremitas, terdapat fraktur antebrachi sinistra dan femur dextra
16. Integumen : Terdapat papul multipel di interdigiti manus dan pedis dextra et
sinistra, dan gluteus. Terdapat hipopigmentasnistrasi disertai
dengan skuama di regio antebrachi dextra et sinistra
V. PEMERIKSAAN PSIKIATRI
1. Kesan umum : Seorang laki-laki, sesuai usia, tampak sakit jiwa
perawatan diri buruk
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Orientasi O/W/T/S : Baik/Baik/Baik/Baik
4. Sikap : Non-Kooperatif
5. Tingkah laku : Hipoaktif
6. Proses pikir
Bentuk pikir : Non-Realistik, Autisme
Isi pikir : Miskin isi pikir, thought of echo
Progresi pikir : Remming, verbigerasi
7. Persepsi : Halusinasi auditori (+), Halusinasi visual (-)
8. Roman muka : Normomimik
9. Afek : Labil
10. Mood : Disforik
11. Perhatian : Mudah ditarik, sukar dicantum
12. Hubungan jiwa : Buruk
13. Insight : derajat 3
VI. SINDROM
Sindrom psikosis : halusinasi, thought of echo
Sindrom depresi : remming, disforik, sulit tidur
Sindrom skizofren : autism, halusinasi dengar, thought of echo
IX. Penatalaksanaan
A. Terapi
1. Perawatan rawat inap
2. Terapi Medikamentosa
a. PO Triheksilpenidil 2x2 mg
b. PO Risperidone 2x2 mg
c. PO Fridep 1x50 mg (pagi)
d. PO Olanzapine 1x10 mg (malam)
e. PO Fenitoin 2x100 mg
f. PO Setirizin 1x10 mg
g. PO Metilprednisolon 8 mg 1-0-0 selang 1 hari
h. Scabimite 1 ue
i. Desoksimethason 0.25% cream 15 gram ue
3. Terapi Non-Medikamentosa
a. Terapi perilaku
Melatih kemampuan perilaku pasien yang dititik beratkan pada masalah
pribadi pasien, dengan tujuan untuk menstabilkan emosi pasien agar
segera kembali normal dan mencegah terjadinya kekambuhan.
b. Psikoterapi edukatif
1) Terhadap pasien
Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien mengenai
penyakitnya, kondisinya, faktor pencetus, serta rencana pengobatan
selanjutnya.
2) Terhadap keluarga
a) Memberikan informasi dan edukasi mengenai penyakit pasien,
gejala, faktor penyebab dan pencetus, komplikasi, pengobatan,
dan prognosis.
c. Psikoterapi suportif
1) Memberikan motivasi kepada pasien untuk bercerita kepada keluarga
atau teman terdekat mengenai masalahnya.
2) Memberikan motivasi kepada pasien untuk minum obat secara teratur
dan sesuai petunjuk dokter.
3) Memberikan motivasi kepada pasien untuk melakukan berbagai
aktivitas yang produktif untuk mengurangi dan mengalihkan beban
pikiran yang selama ini dianggap masalah.
4) Memberikan motivasi kepada pasien untuk belajar mengendalikan
emosi dan pikiran yang dimiliki agar tidak memicu timbulnya gejala-
gejala lain.
d. Sosioterapi
Meminta keluarga untuk memberikan penjelasan kepada lingkungan
sekitar rumah ataupun teman-temannya agar menganggap pasien
gangguan jiwa adalah sama seperti penyakit
B. Prognosis
1. Premorbid
Faktor yang mempengaruhi Prognosis
Riwayat penyakit keluarga Ada Buruk
Stressor psikososial Ada Buruk
Sosial ekonomi Tidak ada Baik
Riwayat penyakit yang sama Tidak ada Baik
2. Morbid
Faktor yang mempengaruhi Prognosis
Onset usia Usia 8 tahun Buruk
Jenis penyakit Psikotik Buruk
3. Kesimpulan prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad malam
Quo ad sanationam : Dubia ad malam
C. Perkembangan Pasien
Subjektif Objektif Assessment Planning
HP-1 Alloanamnesis TD 113/65 mmHg Axis 1 : F20.3 Inj lodomer
Ayah pasien N 106x/menit Skizofrenia 2x1 amp stop
Rabu, mengatakan RR 20x/menit tak terinci Inj
27/11/20 pasien sempat T 36.6C Axis 2 : Ciri difenhidramin
19 terbangun dari kepribadian 2x1 amp stop
tidur dan cukup Kesan umum : emosional tak ijk SA 1 amp
Bangsal sulit untuk tidur tampak sakit jiwa stabil ekstra
Anggrek kembali. Pasien Kesadaran : Axis 3 : thp 2x2 mg
sering marah dan Komposmentis epilepsy, olanzapine
mengamuk Sikap : kooperatif fractus 1x10 mg
ketika Tingkah laku : antebrahii malam
permintaannya hiperaktif sinistea , risperidone
tidak dituruti. Orientasi: dematitis 2x2 mg
Ketika T/O/S/W baik Axis 4 : konsul SpKK
mengamuk Proses pikir psikososial
pasien dapat - Bentuk pikir : Axis 5 : GAF
menyerang realistis 21-30
orang-orang di - Isi pikir : -
sekitarnya. - Progresi pikir :
Pasien juga blocking,
pernah marah stereotypi
kemudian Roman muka :
mengendarai hipermimik
motor dengan Mood : disforik
kecepatan tinggi Afek : labil,
hingga inappropriate
kecelakaan pada Gangguan
tahun 2017. persepsi :
Pasien memiliki halusinasi (-)
penyakit kejang Perhatian : mudah
sejak usia 9 ditarik sukar
tahun dicantumkan
Hubungan jiwa :
Autoanamnesis baik
Pasien Insight : 1
mengeluhkan
mudah kumat
karena pasien
masih merasakan
dada berdebar-
debar dan badan
gatal. Pasien
mengaku sering
merasa marah
dan emosi karena
dipicu oleh rasa
kurang nyaman
pada badannya.
Pasien juga
mengatakan
bahwa jika
tubuhnya merasa
tidak nyaman
(pusing,
berdebar-debar)
maka pasien akan
kumat dan
kejang. Pasien
mengaku ingin
sembuh supaya
bisa bekerja dan
menikah.
HP-2 Alloanamnesis TD 113/78 mmHg Axis 1 : F20.3 thp 2x2 mg
Ibu pasien N 93x/menit Skizofrenia olanzapine
Kamis, mengatakan RR 20x/menit tak terinci 1x10 mg
28/11/20 bahwa pasien T 36.6C Axis 2 : Ciri malam
19 sudah lebih kepribadian risperidone
tenang dari Kesan umum : emosional tak 2x2 mg
Bangsal sebelum dibawa tampak sakit jiwa stabil cetrizine
Anggrek ke RS, sebelum Kesadaran : Axis 3 : 1x10mg
dibawa ke RS Komposmentis epilepsy, metilprednisol
pasien sempat Sikap : kooperatif fractus one 8mg 1-0-0
memberontak Tingkah laku : antebrahii selang sehari
dan ngamuk- hiperaktif sinistea , scabimite salep
ngamuk. namun Orientasi: dematitis desoksimetaso
setelah dibawa ke T/O/S/W baik Axis 4 : ne salep 2x1
RS pasien terlihat Proses pikir psikososial hari
lebih mendingan - Bentuk pikir : Axis 5 : GAF program EEG
dan nampak non realistis 40-31
tenang. ibu - Isi pikir :
pasien thought of echo
mengatakan - Progresi pikir :
pasien sering blocking,
berbicara dan stereotypi,
tertawa sendiri, ramming,
terkadang bicara tangensial,
dengan nada verbigerasi
tinggi seperti Roman muka :
orang marah. normomimik
Mood : disforik
Autoanamnesis Afek : labil,
Pasien inappropriate
mengeluhkan Gangguan
badannya terasa persepsi :
gatal dan tidak halusinasi (-)
nyaman, rasanya Perhatian : mudah
ingin terus ditarik sukar
digaruk. Pasien dicantumkan
mengatakan Hubungan jiwa :
sudah jarang baik
mendengar Insight : 2
suara-suara yang
aneh, dan tidak
pernah melihat
sesuatu yang
aneh. pasien
mengeluhkan
badannya sering
gemetar bila
badannya terasa
tidak nyaman.
tadi malam
pasien tidak bisa
tidur karena
kambuh
kejangnya