Tinea Korporis Et Kruris
Tinea Korporis Et Kruris
I. Identitas Pasien
Usia : 19 tahun
Suku : Melayu
Agama : Islam
Alamat : Marapalam
Negara : Indonesia
II. Anamnesis
A. Keluhan Utama
punggung, dan leher yang semakin gatal sejak 1 minggu yang lalu.
1
- Pasien sering berkeringat dan jarang mandi, sehari 1x dan jarang berganti
pakaian.
tsb memiliki penyakit kulit atau tidak (kucing botak atau bulu rontok)
- Tidak ada orang serumah pasien yang menderita penyakit yang sama.
E. Riwayat Pengobatan
- Pasien sudah mengobati kelainan dengan obat salep cina, warna merah-putih,
- Dioles 2x sehari.
F. Riwayat Sosial-Ekonomi
2
III. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
BB : 68 kg
TB : 165 cm
Status Dermatologikus
Distribusi : terlokalisir
Bentuk : bulat
Susunan : anular
Batas : Tegas
3
4
IV. Resume
Pasien laki-laki usia 19 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin pada
tanggal 4 April 2017 dari anamnesis didapatkan keluhan utama bercak kemerahan
di sela paha, perut, lengan bawah kiri yang semakin gatal sejak 1 minggu yang
lalu.
lengan kiri bawah. Pasien pulang kuliah sering tidak mandi dan beberapa kali
tidak mandi pagi. Dalam sehari terkadang mandi hanya 1x. Pasien sering
berkeringat. Pasien memakai barang pribadi (handuk, baju, dll) sendiri. Pasien
memelihara kucing, tapi tidak tau apakah peliharaan tsb memiliki penyakit kulit
atau tidak (kucing botak atau bulu rontok). Lesi semakin gatal apabila berkeringat,
dan pada 1 minggu yang lalu pasien gotong royong membersihkan lingkungan.
5
Pada pemeriksaan fisik didapatkan lokasi pada lipat paha, perut, dan lengan
kiri bawah, bentuk bulat, susunan polisiklik, batas tegas tepi lesi terlihat lebih
eritem, ukuran nummular hingga plakat, dan effloresensi plak eritem dengan
V. Diagnosis Kerja
Eritrasma
Ptiriasis Rosea
Psoriasis
Kultur
IX. Terapi
Umum :
6
Khusus :
Sistemik :
Topikal:
X. Prognosis
Quo ad cosmeticum
: bonam
7
DISKUSI
kelamin RSUP Dr. M. Djamil Padang, pada tanggal 4 April 2017, dari anamnesis
didapatkan keluhan utama bercak kemerahan di sela paha, perut, lengan bawah
lengan kiri bawah. Pasien pulang kuliah sering tidak mandi dan beberapa kali
tidak mandi pagi. Dalam sehari terkadang mandi hanya 1x. Pasien sering
berkeringat. Pasien memakai barang pribadi (handuk, baju, dll) sendiri. Pasien
memelihara kucing, tapi tidak tau apakah peliharaan tsb memiliki penyakit kulit
atau tidak (kucing botak atau bulu rontok). Lesi semakin gatal apabila berkeringat,
dan pada 1 minggu yang lalu pasien gotong royong membersihkan lingkungan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan lokasi pada lipat paha, perut, dan lengan
kiri bawah, bentuk bulat, susunan polisiklik, batas tegas tepi lesi terlihat lebih
eritem, ukuran nummular hingga plakat, dan effloresensi plak eritem dengan
menjaga kebersihan kulit, mandi 2x sehari, menjaga lesi agar tetap kering, tidak
8
menggaruk lesi, ganti baju kalo sudah berkeringat, baju tiap diganti jangan
digantung, tapi di cuci, jangan gunakan barang pribadi secara bersama, obati
peliharaan apabila ternyata ada penyakit kulit, kurangi berkontak, serta gunakan
obat secara teratur. Terapi khusus sistemik yang diberikan adalah Gliseofulvin
1x750mg/hari selama 2-6 minggu, Cetirizine 1x10mg selama 7 hari, serta topical