Anda di halaman 1dari 30

Case Report Session

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS AMBACANG

Oleh :

Dezy Dwi Putri Aldelya

1740312015

Preseptor:

Dr. dr. Yuniar Lestari, M. Kes

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

2018
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................3

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................4

1.4 Metode Penulisan ...........................................................................................5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................6

2.1 Definisi Puskesmas ........................................................................................6

2.2 Klasifikasi Puskesmas ....................................................................................6

2.3 Struktur Organisasi Puskesmas ......................................................................9

2.4 Organisasi Puskesmas Menurut Tata Kelola PPK BLUD .............................17

BAB 3 ANALISIS SITUASI ...................................................................................26

3.1 Sarana dan Prasarana ......................................................................................29

3.2 Ketenagaan .....................................................................................................30

3.3 Struktur Organisasi ........................................................................................31

BAB 4 DISKUSI .......................................................................................................30

BAB 5 PENUTUP.....................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................33

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang

wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-

Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir

dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan

sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Pasal 34 ayat (3) “Negara

bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas

pelayanan umum yang layak”.1

Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan

nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan;

Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan

lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Menurut

Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2014, Puskesmas merupakan unit

pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab dalam membangun derajat

kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya dalam mewujudkan kecamatan sehat.

Pada dasarnya, aktivitas Puskesmas dalam membangun derajat kesehatan

masyarakat tidak lepas dari konsep dasar organisasi.2

Puskesmas sebagai penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan

tingkat pertama tentu harus memiliki struktur organisasi. Berdasarkan Peraturan

3
Menteri Kesehatan No.75 tahun 2014 tentang Puskesmas, struktur organisasi

Puskesmas disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kota berdasarkan kategori,

upaya kesehatan dan beban kerja Puskesmas. Organisasi Puskesmas ini paling

sedikit terdiri dari atas kepala Puskesmas, kepala sub bagian tata usaha,

penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat, penanggung

jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium dan penanggung jawab pelayanan

Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.

Puskesmas sebagai suatu organisasi merupakan unit pelaksana teknis dinas

kesehatan kabupaten/kota. Salah satu Puskesmas yang terdapat di kota Padang

adalah Puskesmas Ambacang dengan wilayah kerja untuk kelurahan Anduring,

Pasar ambacang, Ampang, dan Lubuk Lintah. Oleh karena itu, penulis

mengangkat makalah dengan judul “Struktur Organisasi Puskesmas” untuk

mengetahui gambaran struktur organisasi di Puskesmas Ambacang Kota Padang.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana struktur organisasi di Puskesmas Ambacang Kota Padang ?

1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1. Tujuan Umum

Makalah ini dibuat untuk memberikan informasi mengenai struktur

organisasi Puskesmas Ambacang Kota Padang.

4
1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui implementasi struktur organisasi Puskesmas

berdasarkan Permenkes nomor 75 tahun 2014 di Puskesmas

Ambacang

2. Mengetahui implementasi PPK-BLUD dalam struktur

organisasi Puskesmas Ambacang

1.4. Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang

merujuk pada beberapa literatur dan Laporan Tahunan Puskesmas

Ambacang tahun 2017

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.1

2.2 Klasifikasi Puskesmas

Puskesmas dapat diklasifikasikan berdasarkan karakteristik wilayah kerja

dan kemampuan penyelenggaraan dalam rangka memenuhi pelayanan kesehatan.

Berdasarkan karakteristik wilayah kerja, Puskesmas dikategorikan menjadi

Puskesmas kawasan perkotaan, Puskesmas kawasan pedesaan, serta Puskesmas

kawasan terpencil dan sangat terpencil. Berdasarkan kemampuan

penyelenggaraan, Puskesmas dikategorikan menjadi Puskesmas non rawat inap

dan Puskesmas rawat inap.1

2.2.1 Puskesmas Kawasan Perkotaan

Puskesmas kawasan perkotaan adalah Puskesmas yang wilayah kerjanya

meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria

kawasan perkotaan sebagai berikut:

1. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada

sektor non agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa;

6
2. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius

2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel;

3. Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik;

dan/atau

4. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan

sebagaimana dimaksud pada poin 2.

Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan perkotaan

memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Memprioritaskan pelayanan UKM;

2. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat;

3. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat;

4. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas

dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan

5. Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan

permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan.

2.2.2 Puskesmas Kawasan Pedesaan

Puskesmas kawasan pedesaan merupakan Puskesmas yang wilayah

kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat)

kriteria kawasan pedesaan sebagai berikut:

1. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor

agraris;

7
2. Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan

perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak

memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel;

3. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (Sembilan puluh persen;

dan

4. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas sebagaimana

dimaksud pada poin 2.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan pedesaan

memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat;

2. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat;

3. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas

dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan

4. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola

kehidupan masyarakat perdesaan.

2.2.3 Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil

Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil merupakan Puskesmas

yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil,

gugus pulau, atau pesisir;

2. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh

pulang pergi dari ibu kota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam,

dan transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat terhalang iklim atau cuaca;

8
3. Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak

stabil.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil dan

sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi

tenaga kesehatan;

2. Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan

kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan;

3. Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan lokal;

4. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola

kehidupan masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil;

5. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas

dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan;

6. Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus

pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan

aksesibilitas.

2.3 Struktur Organisasi Puskesmas

Struktur organisasi puskesmas dalam permenkes 75 tahun 2014 dibagi

menjadi 3 (tiga) macam sesuai dengan kategori puskesmas. Walaupun secara

umum memiliki kesamaan, namun terdapat beberapa bagian yang berbeda dari

masing-masing kategori puskesmas.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.75 tahun 2014 pasal 33 ayat (1),

Puskesmas dipimpin oleh seorang kepala Puskesmas. Sementara itu, organisasi

9
Puskesmas terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.75 tahun 2014 pasal

34 ayat (1) dan (2). Pada ayat (1) dijelaskan bahwa organisasi Puskesmas disusun

oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan kategori, upaya kesehatan dan

beban kerja Puskesmas. Pada ayat (2), Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri

atas:

1. Kepala Puskesmas

Kepala puskesmas merupakan seorang Tenaga Kesehatan dengan kriteria

sebagai berikut:

a. Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi

manajemen kesehatan masyarakat;

b. Masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun;

c. Telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.

Kecuali dalam hal Puskesmas tersebut berada di kawasan terpencil dan

sangat terpencil yang tidak tersedia seorang tenaga kesehatan dengan tingkat

pendidikan paling rendah sarjana, maka tenaga kesehatan dengan tingkat

pendidikan paling rendah diploma tiga dapat menjadi kepala Puskesmas.

Kepala puskesmas bertanggung jawab atas semua kegiatan puskesmas dan

mengusulkan kebutuhan sumber daya puskesmas kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota. Kepala puskesmas berfungsi memimpin, mengawasi, dan

melaksanakan koordinasi kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan

struktural dan jabatan fungsional.

2. Kepala sub Bagian Tata Usaha

Kepala sub bagian tata usaha bertugas membantu pimpinan dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsi di bidang :

10
 Data dan informasi

 Perencanaan dan penilaian

 Keuangan

 Umum dan kepegawaian

3. Penanggungjawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan

masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan.

Berdasarkan World Health Organization (WHO) yang dikenal dengan Basic

Seven menjelaskan tentang program pokok pelayanan kesehatan dasar yang

meliputi: 1

1. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana (maternal and

child health care)

Program pelayanan kesehatan KIA dan KB di Puskesmas yang

ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia

Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin, dan nifas serta

pelayanan bayi dan balita.

2. Pelayanan pengobatan (medical care)

Bentuk pelayanan kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan

tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan oleh seorang

dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama

anamnesis dan pemeriksaan.

3. Pelayanan kesehatan lingkungan (environmental sanitation)

Program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas untuk

meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi

11
dasar, pengawasan mutu lingkungan, dan tempat umum termasuk

pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta

masyarakat.

4. Pelayanan promosi kesehatan (health education)

Program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan untuk

membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan

penyuluhan (individu, kelompok maupun masyarakat).

5. Laboratorium sederhana (simple laboratory)

6. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit (communicable

disease control)

Program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan

mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD,

Kusta dll).

7. Pencatatan dan pelaporan (simple statistic)

4. Penanggungjawab UKM Pengembangan

Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan

masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya bersifat inovatif dan/atau

bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas

masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang

tersedia di masing-masing Puskesmas. Upaya pengembangan puskesmas yang

dibawahi adalah : 3

a. Pelayanan kesehatan jiwa

12
Program pelayanan kesehatan jiwa yang dilaksanakan oleh tenaga

Puskesmas dengan didukung oleh peran serta masyarakat, dalam rangka

mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat yang optimal melalui kegiatan

pengenalan/deteksi dini gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan jiwa dan

konseling jiwa. Sehat jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu

menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan

mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Misalnya ada

konseling jiwa di Puskesmas.

b. Pelayanan kesehatan gigi masyarakat

Program pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan Puskesmas

kepada masyarakat baik didalam maupun diluar gedung (mengatasi kelainan atau

penyakit rongga mulut dan gizi yang merupakan salah satu penyakit yang

terbanyak di jumpai di Puskesmas.

c. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer

Program pembinaan terhadap pelayanan pengobatan tradisional, pengobat

tradisional dan cara pengobatan tradisional. Yang dimaksud

pengobatan tradisional adalah pengobatan yang dilakukan secara turun temurun,

baik yang menggunakan herbal (jamu), alat (tusuk jarum, juru sunat) maupun

keterampilan (pijat, patah tulang).

d. Pelayanan kesehatan olahraga

Semua bentuk kegiatan yang menerapkan ilmu pengetahuan fisik untuk

meningkatkan kesegaran jasmani masyarakat, baik atlet maupun masyarakat

umum. Misalnya pembinaan dan pemeriksaan kesegaran jasmani anak sekolah

dan kelompok masyarakat yang dilakukan puskesmas di luar gedung.

13
e. Pelayanan kesehatan indera

Program pelayanan kesehatan mata terutama pemeliharaan kesehatan

(promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dibidang mata dan pencegahan

kebutaan oleh tenaga kesehatan Puskesmas dan didukung oleh peran serta aktif

masyarakat. Misalnya upaya penanggulangan gangguan refraksi pada anak

sekolah.

f. Pelayanan kesehatan lansia

Program pelayanan kesehatan usia lanjut atau upaya kesehatan khusus

yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan dukungan peran serta aktif

masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat usia lanjut.

Misalnya pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi dini penyakit degeneratif,

kardiovaskuler seperti : diabetes melitus, hipertensi dan osteoporosis pada

kelompok masyarakat usia lanjut.

g. Pelayanan kesehatan kerja

Program pelayanan kesehatan kerja puskesmas yang ditujukan untuk

masyarakat pekerja informal maupun formal diwilayah kerja puskesmas dalam

rangka pencegahan dan pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang berkaitan

dengan pekerjaan dan lingkungan kerja. Misalnya pemeriksaan secara berkala di

tempat kerja oleh petugas puskesmas.

5. Penanggungjawab UKP, Kefarmasian, dan Laboratorium

Penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium membawahi

beberapa kegiatan,yaitu : 3

a. Pelayanan pemeriksaan umum

14
b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut

c. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP

d. Pelayanan gawat darurat

e. Palayanan gizi yang bersifat UKP

f. Pelayanan persalinan

g. Pelayanan rawat inap untuk puskesmas dengan pelayanan rawat

inap

h. Pelayanan kefarmasian

i. Pelayanan laboratorium

6. Penanggungjawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring

Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Penanggungjawab jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas

pelayanan kesehatan membawahi :3

a. Puskesmas Pembantu

Puskesmas pembantu adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan

berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam

ruang lingkup wilayah yang lebih kecil dan masih dalam wilayah kerja

puskesmas. Tujuan puskesmas pembantu adalah untuk meningkatkan jangkauan

dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya, sedangkan

fungsi puskesmas pembantu adalah menunjang dan membantu melaksanakan

kegiatan yang dilakukan puskesmas di wilayah kerjanya.

Penanggung jawab puskesmas pembantu adalah seorang perawat atau

bidan, yang ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan atas usulan kepala puskesmas.

15
Puskesmas pembantu didirikan dengan perbandingan satu puskesmas pembantu

untuk dua sampai tiga desa/kelurahan. Perannya adalah :

1. Meningkatkan akses dan jangkauan pelayanan dasar di wilayah kerja

puskesmas

2. Mendukung pelaksaan pelayanan kesehatan terutama UKM

3. Mendukung pelaksanaan kegiatan posyandu, imunisasi,

pemberdayaan masyarakat, dan lain-lain

4. Mendukung pelayanan rujukan

5. Mendukung pelayanan promotif dan preventif

b. Puskesmas Keliling

Puskesmas Keliling adalah jaringan pelayanan puskesmas yang sifatnya

bergerak, untuk meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan bagi masyarakat

di wilayah kerja puskesmas yang belum terjangkau oleh pelayanan dalam gedung

puskesmas. Puskesmas keliling dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan dengan memperhatikan siklus kebutuhan pelayanan. Fungsinya

menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan Puskesmas dalam

wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan terutama di

daerah terpencil dan terisolasi. Peran puskesmas keliling adalah : 3

1. Meningkatkan akses dan jangkauan pelayanan dasar di wilayah

kerja puskesmas

2. Mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan di daerah yang

jauh dan sulit

16
3. Mendukung pelaksanaan kegiatan luar gedung seperti

posyandu, imunisasi, KIA, penyuluhan kesehatan, surveilans,

pemberdayaan masyarakat, dan lain-lain.

4. Mendukung pelayanan promotif dan preventif

c. Bidan Desa

Bidan desa merupakan bidan yang ditempatkan dan bertempat tinggal

pada satu desa dalam wilayah kerja Puskesmas sesuai penugasan kepala

puskesmas. Tugas bidan desa yaitu :

1. Pelayanan KIA-KB

2. Pelayanan promotif, preventif, dan pemberdayaan masyarakat

3. Deteksi dini dan pengobatan awal terkait kesehatan ibu dan anak,

termasuk gizi.

d. Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan

2.5 Organisasi Puskesmas Menurut Tata Kelola PPK BLUD

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah Satuan Kerja Perangkat Derah

(SKPD) atau unit kerja pada SKPD di lingkungan pemerintah daerah yang

dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan

barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan

dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktifitas.

BLUD juga merupakan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) yang diterapkan pada

SKPD atau unit kerja dengan diberikan fleksibilitas, yaitu berupakeleluasaan

untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan

17
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pengelolaan keuangan negara diatur dalam Undang-Undang Nomor 1

tahun 2004 tentang Perbendaharaan, pada pasal 68 dan 69. Dalam pelaksanaannya

diatur oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 dan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum.

Struktur Organisasi Puskesmas setelah penerapan Pola Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) ditetapkan berdasarkan

SK Walikota tentang Pemberlakuan Pola Pengelolaan Pada Dinas Kesehatan Kota

sebagai Badan Layanan Umum Daerah. Pembentukan dan Susunan Organisasi

Puskesmas sebagai berikut :

A. Pejabat Pengelola Puskesmas

Pimpinan BLUD (Puskesmas) adalah seorang Pejabat Pengelola

Puskesmas. Pejabat Pengelola adalah pimpinan tertinggi sebagai penanggung

jawab umum operasional dan keuangan puskesmas yang bertanggungjawab

kepada Walikota melalui Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang.

B. Pejabat Keuangan

1. Umum dan Kepegawaian,

2. Inventaris Barang

3. Keuangan

Kepala Sub Bagian Tata Usaha bertindak sebagai Koordinator

Keuangan, Inventaris dan Kepegawaian yang bertanggungjawab kepada

18
pimpinan BLUD (Kepala UPT) dan berfungsi sebagai penanggung jawab

keuangan Puskesmas.

C. Pejabat Teknis

1. Pejabat Teknis Upaya kesehatan masyarakat, terdiri dari :

a. Program Promosi Kesehatan.

Tugas koordinator: Menggerakkan dan membimbing masyarakat kearah

preventif dengan meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan di

wilayah kerja puskesmas.

b. Program Gizi.

Tugas koordinator: Mengamati keadaan gizi masyarakat dan

mengupayakan perbaikan gizi masyarakat.

c. Program Kesehatan Lingkungan.

Tugas koordinator : Mengkoordinir dan menyelenggarakan

pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan sesuai standar yang telah

ditentukan.

d. Program Pemberantasan Pengendalian Penyakit ( P2P).

Tugas koordinator: Mengkoordinir dan menyelenggarakan pelaksanaan

kegiatan Pemberantasan Penyakit menular dan tidak menular diwilayah

kerja Puskesmas Andalas.

e. Program Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB)

Tugas koordinator: Menyelenggarakan pelayanan KIA dan KB di

puskesmas.

19
f. Pengobatan.

Tugas koordinator: Mengkoordinir penyelenggaraan, pemeriksaan dan

pengobatan rawat jalan, UGD dan PUSTU/Puskeskel

2. Pejabat Teknis Upaya Kesehatan Perorangan, terdiri dari :

a. Program Kesehatan Indera.

Tugas koordinator : Membantu pimpinan dalam upaya pelayanan

kesehatan mata di wilayah kerja puskesmas.

b. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Tugas koordinator : Membina dan mengawasi upaya kesehatan sekolah

yang ada di wilayah kerja puskesmas.

c. Program Kesehatan Gigi dan Mulut.

Tugas Koordinator : Menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan

pencegahan penyakit gigi dan mulut dalam wilayah kerja puskesmas.

d. Program Kesehatan Jiwa.

Tugas koordinator : Membina dan mengawasi pelayanan kesehatan

masyarakat yang berhubungan dengan kejiwaan yang ada diwilayah

kerja puskesmas

e. Program Kesehatan Olahraga.

Tugas koordinator : Membina dan mengawasi upaya kesehatan yang

berhubungan dengan kegiatan olahraga.

f. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tugas koordinator : Membina kesehatan, keselamatan pekerja, serta

lingkungan tempat kerja yang sehat.

20
g. Program Kesehatan Usia Lanjut

Tugas koordinator : Melaksanakan kegiatan pembinaan, perawatan,

pemeriksaan penyuluhan kesehatan kepada penduduk usia lanjut di

wilayah kerja puskesmas.

h. Perawatan Kesehatan Masyarakat.

Tugas koordinator : Membantu pimpinan dalam membina kegiatan

perawatan kesehatan masyarakat di luar gedung puskesmas.

i. Penyakit Tidak Menular (PTM)

Tugas koordinator : Membina dan mengawasi pelayanan kesehatan

masyarakat dengan menjaring Penyakit tidak menular yang ada di

wilayah kerja puskesmas.

3. Pejabat Teknis Upaya Kesehatan Penunjang, terdiri dari :

a. Laboratorium.

Tugas koordinator: Mengkoordinir pemeriksaan laboratorium dan

penyediaan reagensia yang diperlukan oleh puskesmas.

b. Pencatatan & Pelaporan ( SP2TP ).

Tugas koordinator: Menyiapkan laporan, perencanaan, monitoring dan

evaluasi kegiatan puskesmas serta membantu pimpinan dalam proses

menajemen yang ada di puskesmas.

c. Farmasi.

Tugas koordinator: Mengkoordinir penyelenggaraan Apotek

puskesmas, termasuk administrasi obat–obatan serta penyimpannya.

21
4. Puskesmas Pembantu

Tenaga Puskesmas Pembantu terdiri dari bidan dan perawat kesehatan

yang dalam kesehariannya memiliki tugas pokok sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan sebagian kegiatan pokok Puskesmas sesuai dengan

kompetensi tenaga dan peralatan yang dimiliki.

2. Menyusun dan mengajukan rencana kerja dan anggaran (RKA) dan

dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) Puskesmas Pembantu sebagai

bagian dari rencana kerja dan anggaran (RKA) dan dokumen

pelaksanaan anggaran (DPA) Puskesmas Induk.

3. Sebagai unsur penunjang kegiatan Puskesmas dalam mendekatkan dan

meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan dasar kepada

masyarakat di wilayah kerja puskesmas.

4. Merujuk penderita / klien sesuai dengan kebutuhan kepada dokter

Puskesmas, dokter rumah sakit terdekat yang diperkirakan

mempunyai kemampuan mengatasi kasusnya.

5. Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada posyandu serta

kegiatan peran serta masyarakat di wilayah kerjanya.

6. Melaporkan adanya kejadian luar biasa dalam waktu 24 jam kepada

Pejabat Pengelola Puskesmas untuk diteruskan kepada Kepala Dinas

Kesehatan Kota Padang.

22
BAB III

ANALISIS SITUASI

3.1 Situasi Sumber Daya Kesehatan

Sarana Kesehatan Puskesmas Ambacang mempunyai fasilitas 1

puskesmas, 1 pustu, 4 puskeskel. Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas

Ambacang pada bulan April 2018 berjumlah 59 orang terdiri dari dokter umum 3

orang, dokter gigi 2 orang, bidan 19 orang, perawat 12 orang, perawat gigi 1

orang, apoteker 1 orang, kesmas 4 orang, asisten apoteker 2 orang, analis 2 orang,

sanitarian 2 orang, nutrisionis 2 orang, RR 2 orang, sopir 1 orang, clening service

1 orang.

3.2 Struktur Organisasi Puskesmas Ambacang Tahun 2017

1. Kepala Puskesmas, membawahi langsung

a. Kepala Tata Usaha, mengatur:

 Bagian umum dan kepegawaian

 Perencanaan data dan infokes

 Bendahara dan inventaris

b. Koordinator upaya kesehatan masyarakat (UKM) Esensial dan Perkesmas

mengatur:

 Promosi kesehatan

 Kesehatan Lingkungan (Kesling)

 Keluarga Berencana (KB) UKM

23
 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) UKM

 P2P : Surveillance, TB dan kusta, HIV/AIDS, campak, rabies, dan malaria,

filariasis, ISPA

 Gizi

 Perkesmas

 Pencegahan Tidak Penyakit Menular

 Imunisasi

c. Koordinator upaya kesehatan perorangan (UKP), Kefarmasian, dan

Laboratorium mengatur:

 Balai Pengobatan Umum

 Balai Pengobatan Gigi dan mulut

 Balai Pengobatan KIA

 UGD

 Klinik Gizi, Laktasi

 Klinik Sanitasi

 Kefarmasian

 Laboratorium

 RR/Loket

d. Koordinator upaya kesehatan pengembangan, mengatur:

 Kesehatan jiwa

 Gigi Masyarakat

 Kesehatan Olahraga

24
 Kesehatan Lansia

 Kesehatan Indra (Mata)

 UKS/UKGS

 Penyakit Tidak Menular

 Prolanis

e. Koordinator jaringan pelayanan puskesmas, mengatur:

 Pustu (Lubuk Lintah)

 Puskeskel (Lubuk Lintah, Ampang, Anduring, Pasar Ambacang)

25
BPP Kepala Puskesmas Camat
Trice Erwiza, S.KM, M.KS

KA Tata Usaha
Hakrimida, SKM

 Perencanaan : TIM PTP


 SP2TP : Riri Delia
 Kepegawaian : Hakrimida, SKM
 Umum : Rusmia Rahmi
 Keuangan :
- Bendahara BOK : Ismawira, S.Sit
- Bendahara JKN : aswhita Damayanti
- Bendahara APBD : Ismawira, S.Sit
- Bend.P.Penerima : Riri Delia
- Bend.P.Pengurus Barang: Rusmia R
-

Koordinator Koordinator UKM Koordinator UKP, Kefarmasian


UKM Esensial dan Perkesmas Pengembangan dan Laboratorium
Dr. Rina Indra Puspita Drg. Sri Zirma Hartati

 Promkes: Ns. Yetti Varida  Jiwa: Yen Elfi  BP Umun : Laila Rahmi
 Kesling : Afriyeni Zulkifli AMKL  Gigi Masya : Yesmarita  BP GIMUL : drg.Kurniati.S
 KESORGA : Linda Astuti,  BP KIA : Lismayeni,S.Sit
 KIA/KB :
BAB IV Amd.Keb  UGD : Sasrawati
- Ibu : Lismayeni, S.Sit
 Lansia : Mahyuni  Klinik Gizi, Laktasi : Rusmia
- Anak : Helsa Paduana, Amd.Keb
DISKUSI  Indera : Sasrawati Rahmi,
- KB : Nurhayati, Amd.Keb
 Klinik Sanitasi : Asrina.H, S.Sit
 P2P :  PKPR : Nurmayanti
 Kefarmasian : Erixon,Apt.Msi
- Surveilans : Surya, SKM  Prolanis : Devi Sartika, Amd
- Apotik :Nilawati
- TB dan Kusta : Ns. Titi Infanti, S.Kep  UKS : Nurmayanti
- Gudang Obat : Rasmiani
- HIV / AIDS : Ns. Titi Infanti, S.Kep  Laboratorium : Rozaolina Z
- Imunisasi dan Rabies : Fitri Yerni,  RR/Loket : Riri Delia
Amd.Keb
- Filariasis : Zamlismi Amd.Keb
- ISPA : Aswitaha D, Keb
 Gizi UKM : Mardalena,SKM Koordinator Jaringan Pelayanan Puskesmas dan
 Perkesmas : Sasrawati, AMK Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Dr.Dian Suryani
 PTM : Devi Sartika,Amd.Keb

 Pustu : Kartini
 Puskeskel :
- Pasar Ambacang : Neni Indriani, Amd.Keb
- Anduring : Wahyuni. H, Amd.Keb
- Lubuk Lintah : Verawati, Amd.Keb
- Ampang : Raadsma Delsy, Amd.Keb
 Jejaring Fas pely kes : Nurmayanti

26
BAB IV

DISKUSI

Struktur dan organisasi merupakan elemen penting puskesmas yang

menentukan suksesnya pelayanan kesehatan. Tiap unit di puskesmas memiliki

tugas masing-masing sesuai dengan bidangnya. Struktur organisasi di Puskesmas

Ambacang pada umumnya sudah sesuai dengan Permenkes nomor 75 tahun 2014

tentang Puskesmas. Struktur organisasinya sudah meliputi kepala puskesmas,

kepala tata usaha, sudah terdapat penanggungjawab UKM, penanggungjawab

UKP, kefarmasian dan laboratorium, serta penanggung jawab jaringan pelayanan

Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.

Terhitung tanggal 1 Januari 2018 ini, Puskesmas Ambacang telah

menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-

BLUD). BLUD ini diterapkan dalam rangka efisiensi anggaran dan peningkatan

pelayanan pada masyarakat.

Pada saat ini, Puskesmas Ambacang dipimpin oleh ibu Trice Erwiza,

S.KM, M.KS. Kepala Puskesmas saat ini telah memenuhi syarat, yaitu tingkat

pendidikan paling rendah sarjana, memiliki kompetensi manajemen kesehatan

masyarakat, masa kerja di Puskesmas minimal 2 tahun, dan telah mengikuti

pelatihan manajemen Puskesmas.

Struktur organisasi di Puskesmas Ambacang saat ini sudah cukup untuk

mengisi jabatan struktural tanpa memiliki kewenangan tumpang tindih. Namun

hal tersebut harus dipertimbangkan juga dengan beban kerja yang dialami staf

melalui analisis jabatan.

27
Dari segi rasio tenaga dengan penduduk, Sumber Daya Kesehatan pada

Puskesmas Ambacang relatif cukup. Tenaga medis dokter umum ada 3 orang

atau rasio 1 : 17.120 jiwa. Balai pengobatan dilayani oleh 1 orang dokter dan 1

orang dokter lagi di bagian IGD dan lansia. Sedangkan dokter gigi 2 orang dengan

ratio jumlah penduduk 1 : 25.680 jiwa. Jumlah tenaga perawat yang ada tahun

2017 di Puskesmas Ambacang adalah 12 orang dengan ratio 1 : 4.280 jiwa.

Jumlah bidan sebanyak 20 orang dengan ratio terhadap jumlah penduduk adalah

1 : 2.568 jiwa dan Ahli gizi sebanyak 2 orang ratio 1 : 25.680 orang.

Jumlah sumber daya tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas

Ambacang sudah memenuhi standar rata-rata secara kuantitatif. Meskipun

demikian, secara kualitatif tetap diperlukan upaya peningkatan kualitas SDM di

Puskesmas Ambacang melalui pendidikan dan pelatihan, demi terwujudnya

pengembangan upaya kesehatan yang lebih baik.

28
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Struktur organisasi di Puskesmas Ambacang sudah menerapkan sistem

yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.75 tahun 2014.

Struktur organisasi di Puskesmas Ambacang meliputi kepala puskesmas yang

membawahi bagian tata usaha, unit kesehatan masyarakat, unit kesehatan

perorangan, unit kesehatan pengembangan, dan unit kesehatan jaringan. Selain

dari itu Puskesmas Ambacang juga tealah menerapka PPK-BLUD dalam

struktur organisasinya.

5.2 Saran

Secara kualitatif tetap diperlukan upaya peningkatan kualitas SDM di

Puskesmas Ambacang melalui pendidikan dan pelatihan, demi terwujudnya

pengembangan upaya kesehatan yang lebih baik.

29
DAFTAR PUSTAKA

1. Permenkes No.75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. pp: 17-21

2. Kepmenkes No. 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan

Masyarakat. pp : 20-31

3. Laporan Tahunan Puskesmas Ambacang Tahun 2017

4. Tata Kelola BLUD Puskesmas Ambacang Tahun 2017

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

Diunduh dari

www.bpk.go.id/assets/files/storage/2013/12/file_storage_1386161111.pdf.

Diakses tanggal: 23 April 2018.

30

Anda mungkin juga menyukai