ETIK DALAM KEPERAWATAN REMAJA FIX Print
ETIK DALAM KEPERAWATAN REMAJA FIX Print
ADOLESCENT
OLEH : KELOMPOK 1
A. TUJUAN
1. Membedakan hak dan nilai-nilai remaja dalam kaitannya dengan
dimensi fisiologis, psikologis, sosial, dan budaya.
2. Menentukan peran perawat sebagai advokat pasien remaja dalam
pelayanan kesehatan.
3. Mengembangkan peran perawat dan kontroversi dengan orangtua,
dan autonomy remaja
4. Memperkenalkan tugas dan tanggungjawab remaja terhadap diri
sendiri, keluarga dan masyarakat dan orang-orang yang saling
bergantung dalam model partnership family
B. PENDAHULUAN
Remaja adalah tahap perkembangan dari anak-anak menjadi
individu dewasa yang matang. Remaja berbeda dari anak-anak dalam
derajat otonomi yang mereka klaim dalam aktivitas. Beberapa segmen
kelas menengah dan atas dari masyarakat ini mendukung remaja dalam
ketergantungan yang lama pada orang tua. Remaja ini menjalankan hak
pengambilan keputusan serta hak untuk menerima perawatan. Hal ini
termasuk hak atas dukungan finansial, pendidikan, pakaian, rekreasi, dan
perawatan kesehatan. Namun demikian, penekanannya adalah pada
perbedaan remaja dari semua kelompok umur lainnya dalam hal pakaian,
komunikasi, musik, konsumsi narkoba dan alkohol, aktivitas seksual, gaya
hidup, dan nilai-nilai. Masalah budaya remaja adalah konflik antara
kemerdekaan yang mereka klaim dan ketergantungan mereka pada orang
tua dan bentuk-bentuk lain dari dukungan masyarakat atas nama hak.
Hak-hak ini termasuk kegiatan seperti kebebasan seksual. Masalah ini
menimbulkan banyak pertanyaan mengenai tanggung jawab orang tua
untuk masalah remaja seperti: aborsi untuk kehamilan yang tidak
diinginkan, kepatuhan terhadap tindakan kontrasepsi, dan perawatan medis
untuk penyakit menular seksual, termasuk AIDS. Dengan demikian,
masalah utama dari perawatan kesehatan remaja adalah sejauh mana
otonomi seorang remaja dalam kaitannya dengan tugas, tanggung jawab,
dan hak-hak orang tua.
Masalah terkait adalah sejauh mana hak-hak remaja dan kewajiban
masyarakat untuk melindungi dan memberikan hak-hak tersebut.
Deklarasi PBB tentang Hak-Hak Anak mencantumkan hak yang harus
disediakan oleh masyarakat dan orang tua. Terlepas dari niat baiknya,
deklarasi dapat dilihat sebagai doktrin Paternalistik atau doktrin utopis,
karena deklarasi menempatkan tanggung jawab mendasar anak pada orang
tuanya. Selain itu, ketentuan-ketentuannya dalam beberapa kasus
mungkin merupakan cita-cita yang sangat tidak diinginkan, tetapi tidak
praktis atau tidak layak. Ada anggapan yang meragukan di sini bahwa
remaja kurang memiliki minat sehingga mereka dengan lembut
memperhatikan minat dan nilai-nilai orang tua mereka, guru, dan orang
lain dalam otoritas. Argumen dapat dikemukakan bahwa remaja umumnya
kompeten untuk mempertahankan kepentingan mereka sendiri. Argumen
lain menunjukkan bahwa remaja masih belum matang dan belum
berpengalaman. Oleh karena itu, dalam masalah kesehatan yang penting,
kepedulian orangtua terhadap kepentingan terbaik anak-anak mereka
mungkin bertentangan langsung dengan nilai-nilai, prinsip-prinsip moral,
dan otonomi remaja. Ini dapat menempatkan perawat ditengah – tengah
konflik yang dapat mereka rekonsiliasi atas nama dialog orangtua-anak
yang berkelanjutan mengenai hak, tugas, tanggung jawab, kepercayaan,
keadilan, dan nilai-nilai moral lainnya
Pembahasan Kelompok :
Pembahasan kelompok :
Pembahasan kelompok :
UU Republik Indonesia Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia, dalam Pasal 9 menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk
hidup dan dipasal 42 mengatakan setiap warga negara yang berusia lanjut,
cacat fisik dan atau cacat mental memperoleh perawatan, pendidikan dan
pelatihan atas biaya negara. Oleh karena itu menurut kelompok tindakan
orang tua Philip tidak sesuai dengan Undang – Undang yang ada di
Indonesia. Kehidupan anak dibawah 18 tahun merupakan tanggung jawab
orang tua. Orang tua berkewajiban memelihara mendidik dan merawat
anaknya. ( Undang – Undang RI, no 74). Peran perawat sebagai advokat
sangat dibutuhkan dalam memberikan edukasi kepada orang tua tertutama
dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputasan harus
mempertimbangkan masalah etik.
Anak yang belum mencapai umur 18 tahun atau belum pernah
melangsungkan perkawinan pengambilan keputusan ada di bawah
kekuasaan orang tuanya. Pada kasus remaja usia 13 -18 tahun, kelompok
tidak setuju remaja tersebut melakukan aborsi.
Berdasarkan UU Kesehatan RI No. 36 Thn 2009, Pasal 75 bahwa setiap
orang dilarang melakukan aborsi dapat dikecualikan berdasarkan indikasi
kedaruratan media yang dideteksi sejak usia dini kehamilan dan aturan ini
diperkuat dengan Pasal 77 yang berisi pemerintah wajib melindungi dan
mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75
mengenai tindakan aborsi yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak
bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma agama dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pada kasus ini Peran perawat sangat diperlukan pendekatan kepada
anak remaja dan perlu konseling sehingga anak remaja tidak merasa
ketakutakutan, malu tetapi bertanggung jawab terhadap tindakanya dengan
belajar jujur kepada orang tua, karena usia sebelum 18 tahun masih
dibawah tanggung jawab orang tua. Perawat juga melakukan pendekatan
kepada orang tua supaya tidak menyalahkan anak tetapi merangkul anak
supaya anak jujur dan mau bertanggung jawab.
Pengambilan keputusan perawat senantiasa memperhatikan prinsip
veracity dimana perawat memiliki keberanian dalam mengatakan hal yang
benar. Ketika orang tua mengatakan bahwa mati lebih baik, maka perawat
sebagai advokat melakukan pendekatan kepada orang tua sehingga orang
tua bisa merubah keputusan kearah yang benar. Kelompok juga
memperhatikan prinsip hormat yaitu hormat terhadap hidup yang telah
diberikan Tuhan. Apapun kondisi kesehatan seseorang, semua orang
memiliki hak untuk hidup. Philip berhak untuk hidup. Hal tersebut dapat
dijadikan pertimbangan bagi orangtua untuk mengambil keputusan, begitu
juga bayi dalam kandungan, meskipun wanita tersebut belum cukup umur
atau belum menikah, namun janin dalam kandungan mempunya haki
untuk hidup.
Pembahasan kelompok :
I. KESIMPULAN