Anda di halaman 1dari 5

A.

Nabi Ismail AS – Teladan Anak yang Berbakti Pada Orang Tua

Tentang Buku:
Nabi Ismail AS adalah contoh teladan anak yang cerdas, patuh kepada orangtua, dan taat kepada
Allah SWT. Suatu kali, Allah SWT mengujinya dengan memerintahkan ayahnya sendiri, Nabi
Ibrahim AS, untuk mengurbankannya dengan cara disembelih. Perintah itu datang lewat mimpi
yang dialami ayahnya berkali-kali. Nabi Ismail AS tidak menolak maupun membantah sama sekali
akan kebenaran isi mimpi tersebut. Hal itu karena beliau meyakini kebaikan dan keluhuran budi dan
ketaatan ayahnya kepada Allah SWT, di mana sepanjang hidupnya hanya dibaktikan bagi umatnya.

Penyembelihan atas Nabi Ismail AS kemudian tidak pernah benar-benar terjadi. Saat Nabi Ismail
AS hendak disembelih oleh ayahnya, alat pemotong yang akan digunakan tiba-tiba menjadi tumpul.
Rupanya Allah SWT hanya ingin menguji ketaatan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.
Selanjutnya Allah SWT memerintahkan agar pengurbanan Nabi Ismail AS diganti dengan
penyembelihan seekor kambing kibas.

B. Kisah Keteladanan Nabi Ishaq 'Alaihis salam


Nabi Ishaq as adalah salah satu nabi dari 25 nabi yang kita yakini, beliau adalah anak dari nabi
Ibrahim as dengan istrinya, Sarah. Sedangkan saudaranya, nabi Ismail as adalah anak dari nabi
Ibrahim as dengan istrinya, Hajar. Jadi nabi Ismail as dan nabi Ishaq as adalah saudara.

Kelahiran nabi Ishaq as

Ketika nabi Ibrahim as dan istrinya Sarah sudah mulai menua, mereka tidak lagi berharap bisa
mendapatkan anak karena merasa umur mereka sudah tidak mencukupi. Namun kuasa Allah SWT
lebih besar dari segala hal, dan ini kelahiran nabi Ishaq as adalah salah satu bukti kebesaran Allah
SWT.

Peristiwa ini ditandai dengan kedatangan malaikat utusan Allah SWT yang akan mengirimkan azab
kepada kaum nabi Luth as, dan mereka mampir terlebih dahulu mendatangi keluarga nabi Ibrahim
as dalam wujud manusia. Malaikat itu memberitahukan kepada nabi Ibrahim as bahwa Allah SWT
akan memberikan anak dari pernikahannya dengan Sarah, mendengar hal itu membuat Sarah dan
nabi Ibrahim as sulit mempercayainya karena umur mereka yang sudah tua (nabi Ibrahim as 100
tahun, Sarah 90 tahun). Memang kuasa Allah SWT melebihi segalanya, beberapa waktu kemudian
Sarah hamil dan melahirkan nabi Ishaq as kala usianya sudah sangat tua.

Nabi Ishaq as diangkat menjadi nabi untuk kaumnya

Tidak banyak penjelasan dari Al Qur'an dan hadits mengenai nabi Ishaq as, namun di sebagian
ayat menerangkan bahwa nabi Ishaq as adalah merupakan orang-orang yang terpuji dan disayangi
Allah SWT. Beliau juga ditugaskan untuk mendakwahkan ajaran yang benar, ajaran untuk
mengikuti kebaikan yang telah diajarkan oleh ayahnya, nabi Ibrahim as.

Silsilah keturunan nabi Ishaq as

Nabi Ishaq as memiliki istri yang bernama Rafqah, namun istrinya itu mandul dan mereka tak
memiliki anak. Nabi Ishaq as terus berdo'a kepada Allah SWT dan akhirnya dikaruniakanlah 2
orang anak kepada nabi Ishaq as. Anak pertama bernama'Iishu ('Iish) yang merupakan nenek
moyang kaum Romawi, dan anak kedua adalah nabi Ya'qub as yang merupakan nenek moyang
kaum Yahudi.
Dari kisah keteladanan nabi Ishaq as, kita bisa mengambil sebuah pelajaran berharga bagaimana
kekuasaan Allah SWT sangatlah besar. Hal ini dibuktikan dengan kelahiran nabi Ishaq as di saat
usia orang tuanya sudah sangat tua, begitu pula dengan istrinya yang mandul dan bisa memiliki
anak dengan kehendak dari Allah SWT.

Hal ini mengajarkan kepada kita semua yang saat ini terlalu percaya dengan vonis dokter, di atas
keyakinan vonis dokter itu sesungguhnya ada kekuasaan Allah SWT yang melebihi segalanya.
Kalau anda belum memiliki anak sampai sekarang, maka tirulah ibadah nabi Ibrahim as dan istrinya
Sarah, serta tirulah do'a nabi Ishaq as.

C. Nabi Yaqub
Nabi Ya’qub ‘alaihissalam adalah salah seorang di antara para nabi. Beliau adalah putera
Ishaq bin Ibrahim ‘alahimas salam. Kelahiran Ya’qub telah disampaikan oleh para tamu Nabi
Ibrahim yang terdiri dari beberapa malaikat dari istrinya Sarah. Allah Subhaanahu wa Ta’ala
berfirman,

“Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak
(akan lahir puteranya) Ya’qub. “ (QS. Huud: 71)
Kisah Nabi Ya’qub secara panjang lebar akan diceritakan bersama kisah Nabi Yusuf, insya
Allah. Oleh karena itu, kisah yang disebutkan di sini hanyalah sebatas pengantar saja.
Nabi Ya’qub dari sejak kecil hingga dewasa tumbuh dengan mendapatkan perhatian dari
Allah dan rahmat-Nya. Oleh karena itu, ia berjalan di atas jalan hidup ayahnya dan kakeknya.
Nabi Ya’qub memiliki dua belas orang anak yang Allah sebut mereka dengan sebutan asbath
(keturunan Ya’qub).

Dari istrinya yang bernama Rahiil lahirlah Nabi Yusuf ‘alaihissalam dan Bunyamin. Dan dari
istrinya yang bernama Laya lahirlah Ruubil, Syam’un, Laawi, Yahuudza, Isaakhar dan
Zabilon.
Dari budak milik Rahiil lahir Daan dan Naftaali, dan dari budak milik Layaa lahir Jaad dan
Asyir.

Di antara sekian anaknya, yang paling tinggi kedudukannya, paling bertakwa dan paling
bersih hatinya, di samping paling muda usianya adalah Nabi Yusuf ‘alaihissalam. Oleh
karena itulah Nabi Ya’qub memberikan perhatian dan kasih sayang lebih kepadanya. Hal ini
sudah menjadi tabiat, yakni ayah sangat sayang kepada anak yang paling kecil sampai ia
dewasa dan kepada yang sakit sampai ia sembuh.

Nabi Ya’qub adalah seorang ayah yang patut dijadikan teladan, dimana beliau mendidik
anak-anaknya dengan pendidikan yang baik, memberikan nasihat kepada mereka dan
menyelesaikan masalah mereka. Namun selanjutnya, saudara-saudara Yusuf dihasut oleh
setan untuk berlaku jahat kepada Yusuf ketika mereka mengetahui perhatian ayahnya
kepada Yusuf. Sampai-sampai mereka hendak membunuh Yusuf, namun kemudian
sebagian mereka mengusulkan untuk melempar Yusuf ke sumur yang jauh agar dibawa oleh
kafilah yang lewat dan menjadi budak mereka.

Ketika Yusuf tidak kunjung pulang, maka Nabi Ya’qub bersedih dengan kesedihan yang
dalam karena berpisah dengan puteranya, bahkan ia sampai menderita buta karena rasa
sedih yang begitu dalam. Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta’ala menjadikannya dapat
melihat kembali.

Setelah berlalu waktu yang cukup lama, Nabi Ya’qub ‘alaihissalam pun sakit, ia kumpulkan
anak-anaknya dan berpesan kepada mereka agar tetap beribadah kepada Allah
Subhaanahu wa Ta’ala, demikian juga tetap beriman dan beramal saleh. Allah Ta’ala
berfirman:
“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada
anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan
menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu)
Tuhan yang Mahaesa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.” (QS. Al Baqarah: 133)
Selesai dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya, wa shallallahu ‘alaa nabiyyinaa
Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Oleh: Marwan bin Musa
Tweet

D. Nabi Yusuf

Nabi Yusuf adalah putra Nabi Ya’qub yang diberi kelebihan memiliki wajah tampan. Waktu masih
kecil, Yusuf pernah dibuang ke dalam sumur oleh ke-10 saudaranya yang dengki kepadanya.
Kemudian dia ditemukan oleh seorang kafilah, lalu di bawa ke Mesir untuk dijual sebagai budak.

Tak hanya memiliki wajah tampan, Nabi Yusuf juga diberi keunggulan dari sisi kecerdasan dan
mampu menakwilkan mimpi. Beliau dikenal sebagai sosok yang sabar dan penyayang. Yusuf
bahkan pernah berdoa kepada Allah untuk dijebloskan ke dalam penjara daripada harus tergoda
oleh hawa nafsu dari wanita-wanita cantik di Mesir, termasuk Zulaikha.

Dari kisah Nabi Yusuf yang diceritakan dalam Alquran, ada banyak suri teladan yang bisa kita petik.
Namun mencontoh sifat-sifat baik Nabi Yusuf tampaknya bakal sulit jika kita tidak memiliki iman
yang kuat.

KETELADANAN NABI YUSUF A.S.

Diposkan pada 15 November 2016 oleh ilahisite


Nabi Yusuf adalah putera ke tujuh daripada dua belas putera-puteri Nabi Ya’qub. Ada begitu
banyak keteladan yang bias diambil dari beliau.

Diantaranya sebagai berikut :

1) BERJIWA KEPEMIMPINAN DAN AHLI EKONOMI Dalam Al Quran tentang kisah Nabi Yusuf.
Nabi Yusuf yang menyatakan, “Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun berturut-turut secara
sungguh-sungguh, kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali
sedikit untuk kamu makan”. Dari sini kita dapat belajar bahwa: Pertama, hendaknya bercocok
tanam dengan bersungguh-sungguh, yakni dalam perspektif jangka panjang perlu dipikirkan benih,
pupuk, teknologi, tantangan alam, dan sebagainya. Kedua, dibiarkan pada tangkainya,
mangandung maksud perlunya melakukan upaya penyimpanan dan pengawetan makanan, sebagai
perspektif jangka menengah. Ketiga, pengendalian konsumsi dengan makan secukupnya atau
mengatur pola makanan, dalam perspektif jangka pendek. Dari sini lah kita dapat mengakui Nabi
Yusuf sebagi salah satu `The Best Economist Ever’.
Kalau kita percaya firman Allah SWT, seharusnya ini kita jadikan sebagai rujukan. Pelajaran
berharga yang dapat diambil teladan dari Nabi Yusuf yakni memenuhi kebutuhan secukupnya, dan
bukan keinginan, Selain itu, keteladanan dari Nabi Yusuf lainnya sebagai ciri pemimpin yang baik di
antaranya tata kelola yang baik (good governance), berilmu dan tidak harus putra daerah karena
Nabi Yusuf sendiri bukan berasal dari Mesir.

2) TAHAN SAAT DIUJI DENGAN WANITA Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya
menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya
berkata: “Marilah ke sini.” Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah
memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.
Yusuf berkata: “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka
kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan
cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang
bodoh.”(Qs Yusuf/12:33) PELAJARAN BERHARGA 1. Nabi Yusuf ‘Alaihissalam lebih memilih
menghuni penjara daripada berbuat maksiat. Demikianlah seharusnya seorang hamba, bila di
hadapkan pada dua pilihan ujian: berbuat maksiat atau hukuman duniawi, maka ia memilih sanksi
duniawi ketimbang melakukan perbuatan dosa yang mendatangkan hukuman berat di dunia dan
akhirat. Karena itulah, termasuk dari tanda keimanan, yaitu seorang hamba benci kembali kepada
kekufuran setelah diselamatkan Allah Ta’ala darinya, sebagaimana ia benci dicampakkan ke nyala
api. 2. Nabi Yusuf ‘Alaihissalam memilih masuk penjara daripada melakukan kemaksiatan meskipun
dibawah ancaman. Sikap ini termasuk dalam kategori tanda kebenaran iman.

3. Nabi Yusuf ‘Alaihissalam memilih bahaya yang lebih ringan. Ini merupakan kaidah syar’iyyah
yang telah dipakai oleh ulama-ulama terdahulu, untuk menghindari bahaya yang lebih berat.

4. Menghuni penjara tidak selalu menjadi petunjuk bahwa orang itu berkelakukan buruk. Sebab,
seperti dicontohkan, Nabi Yusuf ‘Alaihissalam adalah kekasih Allah Ta’ala . Bahkan masuk penjara
bisa menjadi tonggak awal bagi masa depan yang lebih baik.

5. Jika seorang hamba menyaksikan sebuah tempat yang mengandung fitnah dan faktor-faktor
penggoda untuk berbuat maksiat, semestinya ia bergegas pergi dan menjauh darinya.

6. Mewaspadai bahaya khalwat, Yaitu berduaan dengan wanita (laki-laki) asing, yang dikhawatirkan
menimbulkan fitnah. Juga, harus mewaspadai getaran cinta yang ditakutkan memantik bahaya.

7. Hasrat yang muncul pada Nabi Yusuf ‘Alaihissalam terhadap wanita tersebut, yang kemudian ia
singkirkan karena Allah, menjadi salah satu tangga yang mengangkatnya kepada Allah menuju
kedudukan yang dekat dengan-Nya.

8. Seorang hamba, seharusnya selalu mencari perlindungan kepada Allah dan bernaung di bawah
pemeliharaan-Nya ketika berhadapan dengan pemicu-pemicu maksiat, kemudian berlepas diri sikap
percaya diri yang ada pada daya dan kekuatan pribadinya.

9. Seseorang tidak terpelihara dari maksiat kecuali karena pertolongan dari Allah Ta’ala .

10. Allah tidak akan menyia-nyiakan keteguhan iman, keseriusan hati, dan usaha seorang hamba
yang muhsin.

11. Seseorang yang sudah tercelup keimanan pada hatinya, ia adalah seorang yang ikhlas karena
Allah pada semua perbuatannya. Allah Ta’ala akan menyingkirkan berbagai kejelekan, perbuatan
keji dan maksiat (dari dirinya) dengan kekuatan iman dan keikhlasannya, sebagai balasan bagi
keimanan dan keikhlasannya. Allah Ta’ala telah berfirman, yang artinya:Demikianlah agar Kami
memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-
hamba Kami yang terpilih.

12. Kisah ini menunjukkan keindahan batin Nabi Yusuf ‘Alaihissalam , yaitu sifat iffah (penjagaan
kehormatan diri) yang besar dari godaan maksiat.
13. Sesungguhnya ilmu yang benar dan akal yang sehat akan membimbing pemiliknya kepada
kebaikan dan menahannya dari kejelekan. Sebaliknya, kebodohan akan menjerumuskan seseorang
selalu memperturutkan bisikan hawa nafsunya, walaupun merupakan maksiat yang berbahaya bagi
pelakunya.

14. Kisah dalam ayat ini memperlihatkan tentang buruknya kebodohan, dan celaan bagi orang
bodoh (jahil).

D.E. Nabi Ayub

Di dunia ini, jika mau disebutkan manusia paling sabar maka jawabannya hanya ada dua,
Muhammad dan Ayyub AS. Nabi Ayyub adalah orang yang tak mengenal batas kesabaran. Tetapi,
sebelum mengenal lebih dekat sosok berikut, tak ada salahnya untuk mengetahui lebih jauh nasib
beliau. Secara garis keturunan, Ayyub masih berkerabat dengan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Dan
itu artinya juga masih berkaitan dengan Muhammad SAW.

Jika mau dibandingkan dengan semua ujian yang kita terima mungkin tak ada apa-apanya.
Sebelum jatuh miskin, Ayyub dahulunya dikenal sebagai orang yang kaya, Ia memiliki hewan
ternak, budak, dan juga tanah. Ia juga dikaruniai seorang istri dan anak-anak yang baik dan
sholelah. Tetapi, menjadi seorang utusan pasti lebih banyak dalam mendapat ujian, dan hal
tersebut juga ditimpakan kepada Ayyub AS.

Nabi Ayyub diberikan kesembuhan pada akhirnya. Lalu dia ingin melaksanakan sumpahnya yaitu
menghukum istrinya. Akan tapi karena mengingat ketulusan dan kesalehan si wanita, Ayyub
sempat dilanda kebingungan. Allah yang maha penyayang mengajari bagaimana menghukum
tanpa menyakiti. Caranya, 100 lidi diikat menjadi sapu lantas dipukulkan tanpa menyakiti. Ini berarti
telah memukul 100 kali sekaligus.
Itulah pelajaran berharga dari kisah Ayyub dan istrinya. Hal ini membuktikan bahwa sabar itu tak
berbatas, kesetiaan juga akan terbayar jika seorang perempuan ikhlas menemani suami dalam
keadaan terburuk sekalipun. Semoga dengan membaca kisah ini, kita semua bisa masuk dalam
golongan orang yang sabar dan ikhlas nan setia

Anda mungkin juga menyukai