ABSTRACT
ABSTRAK
Community Development (CD) merupakan salah satu metode yang tepat untuk
menjawab isu dan masalah sosial di Indonesia pada saat ini dan dimasa datang.
Pengusaha (industri) menempati kedudukan yang strategis untuk mengakomodasikan CSR
pada masyarakat yang dikehendakinya. Potensi CSR dapat diselaraskan dengan berbagai
program pemerintah daerah dalam kaitan pemberdayaan masyarakat petani di perdesaan
melalui kegiatan agribisnis, mengingat proses pemberdayaan masyarakat saat ini dan
dimasa datang tidak hanya cukup melalui inovasi, tetapi harus mempunyai keterkaitan (link)
program sebagai daya dukung terhadap pemberdayaan dari sisi yang lain. Kebijakan
pemerintah daerah melalui pendekatan otonomi, secara tidak langsung dapat dijadikan
fasilitas pengaturan kegiatan CSR bagi kegiatan pemberdayaan masyarakat perdesaan,
khususnya para petani yang tidak mendapat sumber kegiatan program dari APBD atau
APBN. Sementara BPTP dan lembaga teknis lain yang terkait dengan penyediaan inovasi
pertanian, tetap berfungsi sebagaimana perannya dalam pemenuhan kebutuhan teknologi
agribisnis. Melalui kebijakan pemerintah daerah dalam proses pengalokasian CSR, secara
tidak langsung mendukung pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat di wilayahnya,
sehingga proses pemerataan pembangunan di perdesaan menjadi terlaksana.
324
Pemberdayaan Masyarakat (Petani) Perdesaan dalam Perspektif
Corporate Social Responsibilty (CSR)
PENDAHULUAN
325
Iwan Setiajie Anugrah
326
Pemberdayaan Masyarakat (Petani) Perdesaan dalam Perspektif
Corporate Social Responsibilty (CSR)
327
Iwan Setiajie Anugrah
328
Pemberdayaan Masyarakat (Petani) Perdesaan dalam Perspektif
Corporate Social Responsibilty (CSR)
329
Iwan Setiajie Anugrah
Implementasi CSR
1. Perusahaan terlibat langsung
2. Melalui yayasan organisasi
sosial
3. Bermitra dengan pihak lain
4. Membentuk atau bergabung
dalam suatu konsorsium
330
Pemberdayaan Masyarakat (Petani) Perdesaan dalam Perspektif
Corporate Social Responsibilty (CSR)
Tabel 1. CSR Berdasarkan Jumlah Kegiatan dan Dana untuk Seluruh Indonesia
Data secara pasti belum diperoleh, namun berdasarkan realitas yang ada
berdasarkan potensi dan peluang pengembangan CSR di Provinsi Jawa Tengah
relatif cukup besar, jika dilihat dari indikator jumlah dan keberadaan beberapa
industri atau perusahaan yang berdomisili di wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Potensi pengembangan CSR juga dilihat dengan keberadaan beberapa BUMN,
Perseroan serta institusi sejenis yang memang secara finansial telah
dipersyaratkan untuk melakukan hal itu, sebagai bentuk kepedulian sosial
institusinya kepada masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang berada di
wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Dengan asumsi bahwa semua potensi tersebut dapat melakukan dan
mengimplementasikan program CSR dari masing-masing institusinya dengan
331
Iwan Setiajie Anugrah
332
Pemberdayaan Masyarakat (Petani) Perdesaan dalam Perspektif
Corporate Social Responsibilty (CSR)
333
Iwan Setiajie Anugrah
menabung air saat hujan dan memanfaatkan air tampungan saat kemarau
membuat lahan kering bisa ditanami sepanjang tahun. Keterkaitan air dari embung
itu akan dimanfaatkan diantaranya untuk menyiram tanaman durian monthong
yang ada. Diharapkan pada dua sampai tiga tahun mendatang, durian-durian itu
sudah akan berbuah dan daerah ini akan menjadi sentra durian. Pada tahun 2011,
wisma SPT telah selesai dibangun dan bibit durian monthong sedang dalam
proses penanaman sehingga diharapkan pada tahun 2014 program ini telah
selesai dilaksanakan dan lahan buah dapat diserahkan kepada petani.
Hakekat dari SPT tidak hanya hibah dalam bentuk infrastruktur waduk mini
dan kebun buah, namun yang lebih dari itu adalah mengajari petani untuk
berbudidaya buah modern dengan cara transfer teknologi dan pemberdayaan
sampai dengan buah bisa di panen. Informasi yang diakses dari situs Yayasan
Obor, bahwa perusahaan-perusahan yang sudah memberikan hibah SPT melalui
yayasan tersebut selain PT Pertamina adalah : PT Marimas, Cengkeh Zanzibar,
Nusa Raya Cipta, Yayasan Tirto Utomo (Aqua), Hendro Siswoyo, Budi
Dharmawan, Karoseri Laksana, Harsono Enggalharjo, Saprotan Utama, Nutrifood,
Bank Jateng dan yang terakhir hibah untuk 3 Desa SPT dari PT. Pertamina.
334
Pemberdayaan Masyarakat (Petani) Perdesaan dalam Perspektif
Corporate Social Responsibilty (CSR)
335
Iwan Setiajie Anugrah
336
Pemberdayaan Masyarakat (Petani) Perdesaan dalam Perspektif
Corporate Social Responsibilty (CSR)
337
Iwan Setiajie Anugrah
Kasus 5. Implementasi Program CSR dari PT Sarana Patra Hulu Cepu (SPHC)
Program corporate social responsibility (CSR) dari PT Sarana Patra Hulu
Cepu (SPHC), telah diserahkan kepada pelaku UMKM dan koperasi di Kabupaten
Blora. PT Sarana Patra Hulu Cepu (SPHC), merupakan salah satu BUMD
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang obyek pekerjaannya menangani
pengelolaan aset hasil penambangan minyak di wilayah Blok Cepu Blora yang
dikerjakan oleh Exxon Mobile, sehingga PT SPHC ikut berpartisipasi aktif dalam
membangun, memajukan, dan mengembangkan perekonomian masyarakat Blora
dan Jawa Tengah.
Para pemangku kepentingan dan stakeholders lainnya mengharapkan
bahwa penerapan program CSR yang responsif dan peduli terhadap kepentingan
masyarakat perlu terus digalakkan, sekaligus menjadi motivasi kalangan dunia
usaha, termasuk BUMN dan BUMD seperti PT SPHC dan Perum Perhutani Unit I
Jawa Tengah agar senantiasa proaktif membangun ekonomi kerakyatan dan
membantu kepentingan masyarakat. Program CSR sangat membantu, namun
mengaplikasikan program CSR ini juga harus tepat, benar-benar menyentuh dan
membantu masyarakat agar terangkat perekonomian dan kesejahteraannya.
Bantuan CSR harus bisa mendorong aktivitas ekonomi masyarakat,
sehingga program CSR ini diserahkan melalui koperasi atau kelompok usaha
masyarakat maupun UMKM, mengingat bahwa dua sektor ini menjadi tumpuan
utama perekonomian Jawa Tengah, untuk mempercepat implementasi Misi ke-2
Pembangunan Jawa Tengah 2008-2013, yaitu “pemberdayaan ekonomi
kerakyatan dengan intensifikasi pertanian dalam arti luas, serta UMKM dan industri
padat karya”, sekaligus menjadi fokus pembangunan di Jawa Tengah, dalam
kerangka semangat gerakan Bali nDeso mBangun Deso. Kedua sektor ini
merupakan kekuatan utama ekonomi di Jawa Tengah dan menjadi mata
pencaharian bagi mayoritas masyarakat Jawa Tengah yang terbukti mampu
bertahan pada saat krisis ekonomi global, serta banyak menyerap tenaga kerja.
Bantuan corporate social responsibility (CSR) dari PT SPHC, berupa
peralatan komputer, perlengkapan pertanian, ATK maupun bantuan modal senilai
total Rp 88.500.000,- kepada 4 koperasi, 2 kelompok tani dan 2 unit UMKM serta
dari Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah senilai Rp 125.000.000,- untuk PKBL,
Desa Model PHBM dan SMK Kehutanan.
338
Pemberdayaan Masyarakat (Petani) Perdesaan dalam Perspektif
Corporate Social Responsibilty (CSR)
339
Iwan Setiajie Anugrah
340
Pemberdayaan Masyarakat (Petani) Perdesaan dalam Perspektif
Corporate Social Responsibilty (CSR)
341
Iwan Setiajie Anugrah
diketahui oleh pemerintah daerah, pada saat CSR tersebut diberikan langsung
kepada masyarakat oleh para pelaksana dari masing-masing unit sumber tadi.
PEMERINTAH DAERAH
Perusahaan Swasta
Lembaga
Program CSR Perantara
Sektor Pertanian (Obor Tani)
BUMN/Perseroan
BUMD/Institusi Lain
Gambar 2. Alur Pelaksanaan dan Implementasi Program CSR di Provinsi Jawa Tengah
342
Pemberdayaan Masyarakat (Petani) Perdesaan dalam Perspektif
Corporate Social Responsibilty (CSR)
tersebut. Pertama, ketidakjelasan perusahaan mana dan seperti apa yang wajib
melakukan CSR. Apakah semua perusahaan mempunyai kewajiban yang sama
untuk melaksanakan CSR? Jika, CSR dijadikan kewajiban setiap perusahaan,
maka nilai dasar CSR yang bersifat sukarela akan hilang. Pada akhirnya, hal ini
berpulang pada komitmen dan kesadaran perusahaan masing-masing, karena
dasar dari pelaksanaan CSR ini secara teoritis lebih bersifat sukarela.
Kepatuhan terhadap hukum adalah kewajiban ‘standar’ yang harus
dipenuhi. Namun melakukan sesuatu yang beyond the law adalah lebih baik lagi.
Saat ini salah satu kriteria penilaian masyarakat dan stakeholder (termasuk
shareholder) terhadap suatu perusahaan, adalah bagaimana komitmen
perusahaan tersebut pada masyarakat dan lingkungan. Ada kecenderungan
bahwa yang mendapat kepercayaan dan yang memiliki reputasi baik adalah
perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam peningkatan kualitas hidup
masyarakat dan lingkungan.
Kedua, selain itu, kegiatan seperti apakah yang dapat dinamakan sebagai
CSR? Bagaimana kita bisa menilai bahwa suatu perusahaan telah melakukan
CSR? Jika menilik pada konsep asalnya, maka sebenarnya perusahaan yang telah
memperhatikan kepentingan dan mengusahakan kesejahteraan tenaga kerja dan
keluarganya, melalui pemberian upah dan tunjangan-tunjangan kesehatan dan
lain-lain serta yang telah menjaga serta melestarikan lingkungan hidup dalam
kegiatan-kegiatan operasional perusahaan, sebenarnya telah melakukan CSR.
Begitu juga dengan perusahaan-perusahaan yang memperhatikan dan
mengutamakan kepentingan konsumen, dengan memberikan produk yang terbaik
dan aman telah juga melakukan CSR. Hal-hal tersebut di atas sebenarnya dapat
dikategorikan sebagai pelaksanaan CSR dalam arti sempit, atau dalam arti
pelaksanaan CSR secara ‘minimum’, mengingat kegiatan-kegiatan tersebut adalah
berhubungan langsung dengan pelaksanaan bisnisnya, meski merupakan
pelaksanaan CSR secara ‘minimum’.
Ketiga, aspek lain yang patut diperhatikan adalah aspek keberlanjutan
atau ‘sustainability’ dari setiap kegiatan CSR. Sebagai contoh, banyak perusahaan
yang melakukan kegiatan-kegiatan ‘charity’, seperti sumbangan sembako atau
bantuan lainnya kepada masyarakat yang terkena musibah banjir, dan
mengklaimnya sebagai salah satu bentuk CSR Perusahaan. Padahal dalam
konsep CSR sangat erat kaitannya dengan aspek CSR, seperti definisi CSR dalam
pasal 1 (3) UU PT. Sehingga, kegiatan-kegiatan CSR Perusahaan haruslah dibuat
dalam rencana jangka panjang dan yang memiliki efek jangka panjang bagi
masyarakat atau lingkungan.
Kelemahan lain dengan praktek CSR yang selama ini terjadi, belum
mengedepankan pembangunan yang lebih terintegrasi. Sebagai contoh, ketika
sebuah perusahaan menitikberatkan pada program yang bersifat ekonomi seperti
pemberian modal kepada UKM, perusahaan tersebut belum memperhatikan
aspek-aspek lain seperti lingkungan dan kapasitas masyarakat tersebut. Secara
finansial masyarakat terbantu dengan bantuan modal yang diberikan, namun disisi
lain ada dampak yang harus diwaspadai yaitu apakah masyarakat mempunyai
kapasitas untuk mengelola uang yang telah didapat. Setelah itu apakah jika terjadi
343
Iwan Setiajie Anugrah
CSR
BAPPEDA :
PEMERINTAH DAERAH : BPMD :
- Perencanaan Pembangunan
- Gubernur - Data Sumber CSR
- Program Daerah
- Bupati/Wali Kota - Jumlah Dana CSR
- Program Dinas/instansi
- Sekretaris daerah - Jenis Kegiatan
- Lokasi kegiatan program
- Koordinator
- Sumber Pendanaan
- Lembaga terkait
- Lembaga terkait
Program Dinas1 Program Dinas2 Program Dinas3 Program Dinas4 Program Dinas5 Program Dinas6
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Gambar 3. Sinergisitas Perencanaan Program CSR dengan Perencanaan Program
Pembangunan Daerah dalam Kaitan Pemberdayaan Masyarakat dengan
Sistem Perencanaan Terpadu
344
Pemberdayaan Masyarakat (Petani) Perdesaan dalam Perspektif
Corporate Social Responsibilty (CSR)
345
Iwan Setiajie Anugrah
daerah juga bisa menjadi fasilitator untuk mengarahkan kegiatan CSR yang sesuai
dengan tujuan awal CSR yang sudah direncanakan oleh masing-masing sumber.
Paling tidak selain bisa berdampak pada pemberdayaan masyarakat juga
sekaligus perusahaan mendapat manfaat dari kegiatan CSR yang dilakukannya,
terutama terhadap proses kegiatan penyediaan bahan baku, termasuk juga
dampak pembangunan ekonomi masyarakat bagi pemerintah daerah setempat.
Dengan regulasi dan pengaturan dari pemerintahan daerah terhadap
pelaksanaan CSR yang terkoordinir dalam program Bappeda (provinsi), maka baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat disesuaikan dengan program-
program pembangunan yang ada dan diusulkan oleh masing-masing dinas instansi
dari berbagai kabupaten/kota, pada setiap perencanaan penyusunan program
kegiatan yang secara rutin dilakukan pada setiap tahun anggaran. Bappeda
Provinsi, dalam kaitan dengan berbagai hasil Musrembang/Musrembangda serta
berbagai usulan program dari dinas instansi berbagai kabupaten/kota, menjadi
lembaga yang sangat berkompeten dalam teknis kebijakan pembangunan daerah,
yang dikuatkan dengan legalitas formal dari gubernur sebagai kepala daerah di
tingkat provinsi untuk mendukung pengaturan/regulasi kesesuaian program daerah
dengan kegiatan CSR, ataupun kegiatan pembangunan daerah yang dilakukan
dengan sumber pendanaan APBN, APBD, Dana Hibah NGO, Program Kemitraan
serta kegiatan program pembangunan lainnya di masing-masing daerah.
Melalui gambar 4, secara spesifik ditunjukkan bagaimana sinergisitas
berbagai program pembangunan pertanian yang diusulkan oleh setiap
kabupaten/kota, melalui dinas pertanian dengan keberadaan CSR yang
sebelumnya sudah diinventarisi oleh Pemda/Bappeda, sehingga dalam model
pembangunan yang dilaksanakan dengan pola pemberdayaan masyarakat
dibeberapa daerah, senantiasa mengacu pada perencanaan program
pembangunan yang diusulkan oleh setiap kabupaten/kota ke provinsi terutama dari
hasil Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) sebagai upaya
mensinkronisasikan seluruh perencanaan program pembangunan daerah pada
SKPD di lingkup provinsi.
Inventarisasi CSR, harus dilakukan oleh suatu lembaga yang terkait
dengan perencanaan serta program pembangunan, seperti Bappeda, BKPMD
maupun dinas instansi terkait dengan sektoral, yang dikuatkan oleh pemimpin
daerah sebagai penjamin kegiatan pembangunan di masing-masing daerah.
Perhatian pemerintah daerah terhadap CSR juga senantiasa tidak hanya pada
jumlah alokasi pendanaan, alokasi-alokasi kegiatan, dan daftar peserta CSR saja,
melainkan juga dalam memadukan kegiatan CSR dengan program-program
pembangunan daerah melalui dinas instansi terkait di dalamnya. Dalam hal ini,
maka peran aktif Bappeda baik yang ada di tingkat provinsi maupun yang ada di
masing-masing kabupaten/kota dalam pendataan kegiatan CSR di masing-masing
daerahnya, dilakukan sejalan dengan verifikasi usulan perencanaan program
pembangunan yang disampaikan oleh masing-masing dinas instansi terkait
disetiap kabupaten/kota, maupun berdasarkan pada hasil Musrembang
sebelumnya yang dilakukan pada setiap menjelang penyusunan rencana kegiatan
dan program pembangunan di tingkat provinsi.
346
Pemberdayaan Masyarakat (Petani) Perdesaan dalam Perspektif
Corporate Social Responsibilty (CSR)
CSR
diinventarisir
oleh Pemda Program
Provinsi, melalui Pemberdayaan
Bappeda dan Masyarakat
BPMD Provinsi
MASYARAKAT
PERDESAAN/PETANI
347
Iwan Setiajie Anugrah
CSR yang akan dilakukan oleh berbagai perusahaan, BUMN, BUMD, perseroan
dan sumber kegiatan lainnya yang berkedudukan di wilayah administratif suatu
wilayah sudah lebih awal dilakukan, termasuk perkiraan dana anggaran yang akan
disalurkan, baik melalui perencanaan di Bappeda, BPMD ataupun Tim Konsorsium
(misalnya, Yayasan Obor Tani) yang sudah ditunjuk sebagai mediator institusi
CSR tersebut dengan pemerintahan daerah. Sehingga pada saat alokasi prioritas
kegiatan pembangunan, baik dalam bentuk pemberdayaan ataupun implementasi
dari suatu program pembangunan pada suatu daerah, bisa terpetakan dalam suatu
strategi dan mekanisme distribusi sektor pembangunan pada setiap wilayah dan
agro ekosistem, termasuk di dalamnya kegiatan pembangunan pertanian dan
perdesaan yang sebagian besar menjadi penciri utama kegiatan ekonomi bagi
sebagian besar masyarakat di berbagai wilayah di tanah air.
PENUTUP
348
Pemberdayaan Masyarakat (Petani) Perdesaan dalam Perspektif
Corporate Social Responsibilty (CSR)
DAFTAR PUSTAKA
Asy’ari. 2009. Implementasi Coorporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Modal Sosial
Pada PT Newmont. Tesis Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro Semarang 2009
349
Iwan Setiajie Anugrah
Maulana, M.R. 2009. Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Rekayasa Industri
dalam Rangka Pengembangan Masyarakat. Judul Makalah Kolokium (Seminar
Rencana Penelitian) Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat-IPB pada 21 April 2009. http://kolokiumkpmipb.wordpress.com/tag/csr/
Pambudi. 2005. CSR; Sebuah Keharusan. Bagian tulisan pada buku Investasi Sosial, Pusat
Penyuluhan Sosial (Puspensos) Departemen Sosial Republik Indonesia. Penerbit
La Tofi Enterprise. Jakarta.
Purnama. 2005. Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha. Bagian Tulisan pada buku Investasi
Sosial, Pusat Penyuluhan Sosial (Puspensos) Departemen Sosial Republik
Indonesia. Penerbit La Tofi Enterprise. Jakarta.
Siregar. 2007. Analisis Sosiologis terhadap Implementasi Corporate Social Responsibility
Pada Masyarakat Indonesia . Jurnal Sosioteknologi Edisi 12 Tahun 6, Desember
2007
Suharto. 2005. Pembangunan Sosial Sebagai Investasi Sosial. Bagian tulisan pada buku
Investasi Sosial, Pusat Penyuluhan Sosial (Puspensos) Departemen Sosial
Republik Indonesia. Penerbit La Tofi Enterprise. Jakarta.
Suparlan. 2005. Pembangunan Komuniti dan Tanggung Jawab Korporasi. Bagian tulisan
pada buku Investasi Sosial, Pusat Penyuluhan Sosial (Puspensos) Departemen
Sosial Republik Indonesia. Penerbit La Tofi Enterprise. Jakarta.
Tanudjaja, 2006. Perkembangan Corporate Social Responsibility di Indonesia. Jurnal
NIRMANA, VOL. 8, NO. 2, Juli 2006
Tim Universitas Katolik Parahyangan. 2010. Coorporate Social Responsiblity : Konsep,
Regulasi dan Implementasi. Bandung
http://ulzikidzie.blogspot.com/2011/03/program-program-csr-aqua.html : PROGRAM-
PROGRAM CSR AQUA
http://obortani.com/read/2010/06/30/para-sponsor-desa-corporate-social-responsibility-
csr.html : PT. PERTAMINA DENGAN CSR MEMBANGUN JAWA TENGAH
http://obortani.com/read/2011/06/15/obor-tani-jajagi-kerja sama-pertanian-corporate-social-
responsibility-csr.html : OBOR TANI KERJA SAMA DENGAN PEMKAB
TEMANGGUNG KEMBANGKAN KAWASAN KLEDUNG
http://www.fair-biz.org/berita.php?id=52&lang=1: BPM dorong perusahaan melakukan CSR,
Sumber: Bisnis Indonesia, 16-11-2007
http://obortani.com/read/2011/04/26/409-corporate-social-responsibility-csr.html : CSR
BANK JATENG, WAGUB RUSTRININGSIH TANAM PERDANA, DI SENTRA
PEMBERDAYAAN TANI DESA SEBORO
http://www.wonogirikab.go.id/home.php?mode=content&submode=detail&id=1464
http://www.cilacapkab.go.id/v2/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=970 : DUNIA USAHA
AGAR PEDULI DENGAN KESEHATAN MASYARAKAT, Rabu, 12 Mei 2010
15:27:28 - oleh : Humas Cilacap
http://www.luph1989.co.cc/2010/05/csr-di-perusahaan-besar-di-indonesia.html : CSR DI
PERUSAHAAN BESAR DI INDONESIA, Jumat, 14 Mei 2010
http://www.borneonews.co.id/news/kotawaringin-barat/12-kobar/10420-dprd-dorong-
pembentukan-perda-csr.html : DPRD DORONG PEMBENTUKAN PERDA CSR
350
Pemberdayaan Masyarakat (Petani) Perdesaan dalam Perspektif
Corporate Social Responsibilty (CSR)
http://www.promojateng-pemprovjateng.com/detailnews.php?id=11777 : Jateng
Kembangkan Pembangunan Sentra Pemberdayaan Tani
http://www.jatengprov.go.id/?document_srl=17317 : KABUPATEN BATANG MILIKI
POTENSI PENGEMBANGAN TANAMAN TEH RAKYAT
http://www.flickr.com/photos/obortani/3723482660: Meneg BUMN Sofyan Djalil Salurkan
CSR Pertamina dan PLN untuk Sentra Pemberdayaan Petani
http://www.seputarindonesia.com/edisicetak/content/view/355077/: Pertamina Kembangkan
SPT
http://lekadnews.blogspot.com/2011/03/perusahaan-anda-membutuhkan-csr-yang.html :
Skenario CSR
http://www.jatengprov.go.id/?document_srl=10908 : WAKIL GUBERNUR JATENG
RESMIKAN PEMBANGUNAN SENTRA PEMBERDAYAAN PETANI DI BOYOLALI
http://www.dikti.org/?q=node/505 : Submitted by mahmudisiwi on Sun, 03/29/2009 - 13:05:
DISKUSI TERBUKA: LET’S CSR ON CAMPUS “CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI STRATEGI PERUSAHAAN MENGHADAPI
KRISIS GLOBAL”
http://kolokiumkpmipb.wordpress.com/tag/csr/: Makalah Kolokium. Lussi Susanti.
Departemen : Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. IPB, Bogor
http://kolokiumkpmipb.wordpress.com/tag/csr /: Makalah Kolokium. M. Reza Maulana.
Departemen : Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. IPB, Bogor
www. aniunpad.files.wordpress.com. mengenai Latar Belakang Terjadinya CSR diakses
pada tanggal 16 Februari 2010 pukul 16.48 WIB.
http://mahmudisiwi.net/definisi-community-development/ pada 2 Mei 2010 : Artikel: Definisi
Community Development
www.pkbl.bumn.go.id . Edi Suharto PhD. Pekerjaan Sosial, CSR dan ComDev.
351