Anda di halaman 1dari 14

Jl. Danau Toba No 103, Bendungan Hilir Jakarta Pusat Telp/Fax. 021.

57953184
E-mail : lsp.lingkunganhidup@gmail.com, Website : www.intakindo.or.id

SKEMA SERTIFIKASI Auditor Lingkungan


Hidup
Skema sertfikasi Auditor Lingkungan Hidup merupakan skema sertifikasi okupasi nasional
yang dikembangkan oleh komite skema sertifikasi LSP Lingkungan Hidup. Kemasan
kompetensi yang digunakan mengacu pada SKKNI yang ditetapkan berdasarkan
keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 166 Tahun 2016
Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Katergori Jasa
Profesional,, Ilmiah dan Teknis Golongan Pokok Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis
Lainnya Pada Jabatan Kerja Auditor Lingkungan Hidup. Skema sertifikasi ini digunakann
untuk memastikan kompetensi Auditor Lingkungan Hidup dan sebagai acuan dalam
asesmen oleh LSP Lingkungan Hidup dan asesor kompetensi
Ditetapkan Tanggal : 01 Desember 2016 Oleh:
Perhatian: Dokumen ini tidak boleh disalin/dikopi atau digunakan untuk keperluan komersial atau tujuan lain baik
seluruhnya maupun sebagian tanpa ijin sebelumnya dari Ketua LSP-LH
Disahkan Tanggal: 01 Desember 2016 Oleh:
Endang Nurzaman
Ilan R. Suriadi
Ketua Komite Skema Ketua LSP Lingkungan Hidup
Nomor Dokumen : LSP-LH/SS-ALH/3 Nomor Salinan : ......... Revisi : 00 Status
Distribusi :

TERKENDALI
TIDAK TERKENDALI

1. LATAR
BELAKANG

1.1 Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup mengamanatkan bahwa agar lebih menjamin kepastian hukum dan
memberikan perlindungan terhadap hak setiap orang untuk mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari perlindungan terhadap keseluruhan
ekosistem, maka perlu pengaturan mengenai penyelenggaraan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup;

1.2 Undang-undang tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup tersebut


selanjutnya menyatakan bahwa terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan
dilakukan harus dikaji kelayakan lingkungannya terlebih dahulu, dan izin kegiatan
hanya diberikan bila rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut dinyatakan layak
lingkungan. Dalam pelaksanaan upaya pengelolaan lingkungan hidup, dilakukan
evaluasi (disebut audit lingkungan hidup) untuk menilai ketaatan penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan terhadap persyaratan hukum dan kebijakan yang ditetapkan
oleh pemerintah. Pelaksanaan audit lingkungan hidup oleh Pemerintah (disebut audit
lingkungan hidup wajib) dan pelaksanaan audit lingkungan hidup oleh penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan (disebut audit lingkungan hidup sukarela) dapat
dilaksanakan oleh setiap orang (orang perseorangan, kelompok orang, atau badan
usaha), yang dalam pelaksanaannya harus dilakukan oleh tenaga profesional yang
tersertifikasi di bidang Auditor Lingkungan Hidup;

1.3 Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 166 Tahun 2016
Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Jasa
Profesional, Ilmiah Dan Golongan Pokok Jasa Profesional, Ilmiah Dan Teknis Lainnya
Pada Jabatan Kerja Auditor Lingkungan Hidup, digunakan sebagai pelaksanaan
sertifikasi kompetensi, serta sebagai acuan dalam pembinaan dan penyiapan SDM
Auditor Lingkungan Hidup yang berkualitas, kompeten dan diakui oleh seluruh
pemangku kepentingan serta berlaku secara nasional

1.4 Otoritas kompeten dalam bidang Auditor Lingkungan Hidup salah satunya ialah
Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia yang melalui
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 03 tahun 2013 tentang Audit Lingkungan
Hidup, pada Pasal 8 mengatur sertifikasi kepada tenaga Profesional;

1.5 Permintaan dari dunia usaha yang dalam hal ini diwakili oleh Asosiasi Konsultan
Lingkungan Hidup Jakarta (AKLJ) dan Lembaga Penyedia Jasa Penyusun Audit
Lingkungan Hidup (LPJP), yang dalam menjalankan usahanya, mereka membutuhkan
sertifikasi Auditor Lingkungan Hidup, baik digunakan dalam mengikuti lelang
pengadaan barang/jasa maupun dalam pengembangan SDM perusahaan. Bagi
perusahaan akan sangat terbantu dalam memposisikan karyawannya yang sudah
bersertifikat okupasi Auditor Lingkungan Hidup;

2
1.6 Permintaan dunia profesi yang dalam hal ini diwakili oleh Ikatan Nasional Tenaga
Ahli Konsultan Indonesia (INTAKINDO) yang dalam menjalankan pembinaan
keprofesian, mereka membutuhkan salah satunya adalah sertifikat Auditor Lingkungan
Hidup, untuk digunakan dalam pembinaan SDM auditor, maupun secara umum untuk
menjalankan misi profesi INTAKINDO yaitu menjadikan sertifikasi sebagai Acuan
Kompetensi Profesional Auditor Lingkungan Hidup;

1.7 Lembaga Sertifikasi Profesi Lingkungan Hidup (LSP-LH), sebagai lembaga


pelaksana kegiatan sertifikasi profesi di bidang Lingkungan Hidup, perlu menyusun
paket kompetensi dan persyaratan spesifik berkaitan dengan okupasi Auditor
Lingkungan Hidup, berdasarkan SKKNI-Auditor Lingkungan Hidup dan jenjang
kualifikasi ke-tiga KKNI, yang dituangkan dalam skema sertifikasi kompetensi Auditor
Lingkungan Hidup.

2. RUANG LINGKUP SKEMA


SERTIFIKASI

1.1 Ruang Lingkup : Auditor Lingkungan Hidup

1.2 Lingkup Penggunaan :

1.2.1 Dunia usaha melalui Lembaga Penyedia Jasa Penyusun (LPJP), untuk
profesi
Auditor Lingkungan Hidup;

1.2.2 Dunia profesi Penyusun Audit Lingkungan Hidup melalui asosiasi profesi di
sektor lingkungan hidup;

1.2.3 Sektor pemerintah melalui instansi terkait yang menggunakan jasa Auditor
Lingkungan Hidup yang mempekerjakan Auditor Lingkungan
Hidup;

1.2.4 Sektor pendidikan melalui Lembaga Pendidikan yang menggunakan jasa


Auditor Lingkungan Hidup yang mempekerjakan Auditor Lingkungan
Hidup.

3. TUJUAN
SERTIFIKASI

Tujuan sertifikasi ini adalah untuk:

3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi kerja profesi Auditor Lingkungan


Hidup;

3.2. Sebagai acuan dalam melaksanakan asesmen oleh LSP Lingkungan Hidup dan
Asesor
Kompetensi.

4. ACUAN NORMATIF

4.1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan
4.2. Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;

3
4.3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan
Nasional Sertifikasi Profesi
4.4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
4.6. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 166 Tahun 2016 tentang
Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Aktivitas Profesional, Ilmiah,
dan Teknis Golongan Pokok Aktivitas Profesional, Ilmiah Dan Teknis Lainnya Pada Jabatan Kerja
Auditor Lingkungan Hidup;
4.7. Peraturan BNSP No. 1/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian –
Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi – Pedoman BNSP 201 versi 2014;
4.8. Peraturan BNSP No. 4/BNSP/VII/2014 tentang Pedoman Pengembangan dan
Pemeliharaan Skema Sertifikasi Profesi – Pedoman BNSP 210 versi 2014.
5. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI
5.1. Jenis Kemasan : KKNI / OKUPASI NASIONAL / KLASTER
5.2. Rincian Unit Kompetensi
Unit kompetensi yang diajukan sesuai standar LSP Lingkungan Hidup untuk okupasi: Auditor
Lingkungan Hidup.
Menerapkan Keselamatan dan
No Kode Unit Judul Unit Kompetensi 1. M.712020.001.01
Kesehatan Kerja

serta Lingkungan (K3L)


2. M.749090.002.01 Mempersiapkan Audit Lingkungan Hidup
3. M.749090.003.01 Merencanakan Audit Lingkungan Hidup
4. M.749090.004.01 Mengorganisasikan Pertemuan
5. M.749090.005.01 Melaksanakan Audit Lingkungan Hidup Lapangan
6. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI
6.1. Lulusan minimal D4/S1;
6.2. Memiliki sertifikat pelatihan Penyusun Audit Lingkungan Hidup; memiliki minimal 2 (dua)
sertifikat pelatihan pengelolaan lingkungan hidup (antara lain di bidang Air, Udara, Limbah B3,
Konservasi, dll), dan pernah magang pada pekerjaan penyusunan Audit Lingkungan Hidup
minimal 2(dua) kali yang dibuktikan dengan mengisi Formulir Pengalaman Magang No.Dok: LSP-
LH/F/9.1/2.
4
7. HAK DAN KEWAJIBAN PEMOHON SERTIFIKAT, PESERTA
SERTIFIKASI
DAN PEMEGANG
SERTIFIKAT
7.1. Hak Pemohon, Peserta Sertifikasi dan Pemegang
Sertifikat:

Pemohon Sertifikat LSP Lingkungan Hidup berhak


untuk:

1). mendapatkan informasi tentang sertifikasi kompetensi kerja okupasi Auditor


Lingkungan Hidup;

2). mendapatkan informasi setiap perubahan persyaratan tentang sertifikasi


kompetensi kerja okupasi Auditor Lingkungan
Hidup;

3). mendapatkan penjelasan dan informasi tambahan tentang program-program


sertifikasi LSP Lingkungan
Hidup;

4). menjadi peserta sertifikasi okupasi Auditor Lingkungan Hidup apabila


memenuhi
syarat yang ditetapkan.

Peserta Sertifikasi LSP Lingkungan Hidup, setelah mengikuti proses sertifikasi


dan dinyatakan Kompeten, berhak untuk:

1). mendapatkan sertifikat kompetensi kerja Auditor Lingkungan


Hidup;

2). mengajukan keluhan dan banding apabila ada ketidaksesuaian tentang


keputusan sertifikasi.

Pemegang Sertifikat LSP Lingkungan Hidup, berhak


untuk:

1). menggunakan sertifikat kompetensi kerja Auditor Lingkungan Hidup sesuai


dengan kegunaannya;

2). menggunakan sebutan sesuai dengan pedoman LSP Lingkungan


Hidup;

3). didaftarkan dalam direktori pemegang sertifikat kompetensi Auditor


Lingkungan
Hidup di LSP Lingkungan
Hidup.

7.2. Kewajiban Pemohon, Peserta Sertifikasi dan Pemegang


Sertifikat:

Pemohon Sertifikat LSP Lingkungan Hidup wajib


untuk:

1). memenuhi persyaratan proses sertifikasi yang ditentukan oleh LSP


Lingkungan
Hidup;

2). menyampaikan dan menjamin bahwa semua informasi yang diberikan kepada
LSP Lingkungan Hidup adalah valid, tepat, terkini,
mencukupi.

Peserta Sertifikasi LSP Lingkungan Hidup wajib untuk memenuhi peraturan dan
ketentuan yang ditentukan oleh LSP Lingkungan Hidup saat proses sertifikasi
berlangsung.

Pemegang Sertifikat LSP Lingkungan Hidup wajib


untuk:

1). memenuhi semua peraturan perundangan yang


berlaku;

5
2). menandatangani pernyataan sanggup mematuhi kode etik penyusun Audit
Lingkungan Hidup setelah diberikan sertifikat kompetensi dari LSP-
LH;

3). Menjamin bahwa sertifikat kompetensi Auditor Lingkungan Hidup dari LSP
Lingkungan Hidup tidak
disalahgunakan;

4). Menjamin tidak akan ada sertifikat LSP Lingkungan Hidup yang digunakan
untuk promosi yang dapat memberikan akibat salah paham dan salah pengertian
di masyarakat;

5). Memberikan layanan/ jasa kepada pengguna akhir (end-user)/ klien


berdasarkan persyaratan LSP Lingkungan Hidup, aturan dan kriteria sertifikasi,
pemeliharaan serta menjaga kredibilitas aktivitas sertifikasi profesi okupasi Tenaga
Auditor Lingkungan Hidup;

6). Memberikan layanan yang memungkinkan LSP Lingkungan Hidup melakukan


asesmen, survailen, verifikasi, serta aktivitas pemegang sertifikat LSP Lingkungan
Hidup;

7) Membantu LSP Lingkungan Hidup dalam melakukan investigasi dan


penyelesaian keluhan dan atau banding yang diajukan pihak ketiga terkait kegiatan
pemegang sertifikat LSP Lingkungan Hidup.

8. BIAYA
SERTIFIKASI

8.1. Biaya uji sertifikasi sebesar Rp 5.000.000 (lima juta


rupiah)

8.2. Biaya perpanjangan sertifikat sebesar Rp 5.000.000 (lima juta


rupiah)

8.3. Biaya Uji Ulang Sertifikasi sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta
rupiah)

9. PROSES
SERTIFIKASI

9.1. Persyaratan Pendaftaran.

Pendaftaran dapat dilakukan melalui LSP Lingkungan Hidup atau TUK (Tempat
Uji Kompetensi) yang ditentukan LSP dengan persyaratan sebagai berikut :

9.1.1. Pemohon memahami proses Asesmen untuk skema ini yang mencakup
persyaratan dan ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak
pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat.

9.1.2. Mengisi Formulir Permohonan Sertifikasi FR-APL-01-


AUDITOR LH.

9.1.3. Melampirkan kelengkapan sbb :


1) Formulir Asesmen Mandiri FR-APL-02-AUDITOR LH 2) Foto copy
terlegalisir Ijasah pendidikan dan atau sertifikat pelatihan, dan atau
sertifikat kompetensi yang dimiliki, dan atau bukti pengalaman magang
yang dimiliki sesuai butir 6 pada persyaratan dasar pemohon;
6
3) Foto copi KTP/ Identitas lainnya ;

4) Pas Foto berwarna 3x4 sebanyak 2 lembar ; 5) Bukti pembayaran


sesuai butir 8, setelah ditetapkan sebagai peserta.

9.1.4. Mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar secara lisan dan
tulisan.

9.1.5. Mengikuti jadual uji sesuai dengan kalender yang ditetapkan oleh LSP
Lingkungan Hidup.

9.1.6. Pemohon menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan


memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk
penilaian.

9.1.7. Bagian Administrasi LSP Lingkungan Hidup menerima permohonan


pendaftaran sertifikasi selanjutnya memverifikasi kelengkapan persyaratan
permohon

9.2. Proses Asesmen

9.2.1. Asesmen Auditor Lingkungan Hidup direncanakan dan disusun dengan cara
yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan
secara obyektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi untuk memastikan
kompetensi .

9.2.2. LSP Lingkungan Hidup menugaskan Asesor Kompetensi untuk


melaksanakan
Asesmen

9.2.3. Asesor memilih perangkat asesmen dan metoda asesmen untuk


mengkonfirmasikan bukti yang akan dikumpulkan dan bagaimana bukti tersebut
akan dikumpulkan

9.2.4. Asesor menjelaskan, membahas dan mensepakati rincian rencana


asesmen
dan proses asesmen dengan Peserta
Sertifikasi

9.2.5. Asesor melakukan pengkajian dan evaluasi kecukupan bukti dari dokumen
pendukung yang disampaikan pada lampiran dokumen Asesmen Mandiri APL-02,
untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan

9.2.6. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti direkomendasikan
Kompeten dan yang belum memenuhi aturan bukti direkomendasikan untuk
mengikuti proses lanjut ke proses uji kompetensi

9.3. Proses Uji Kompetensi

9.3.1. Uji Kompetensi diselenggarakan oleh LSP Lingkungan Hidup dikoordinir


oleh Bagian Sertifikasi, yang direncanakan khusus dan/atau sesuai dengan
kalender rencana kerja LSP Lingkungan Hidup;

9.3.2. Asesor Kompetensi Audit Lingkungan Hidup atau Asesor Kompetensi dan
Pakar Audit Lingkungan Hidup yang telah ditetapkan oleh LSP Lingkungan

7
Hidup melakukan koordinasi untuk persiapan uji meliputi penyiapan metode
uji dan Materi Uji Kompetensi (MUK) berdasarkan hasil penilaan terhadap
asesmen mandiri berserta bukti-bukti terdokumentasi yang diajukan oleh
pemohon;

9.3.3. Uji Kompetensi menggunakan metode uji tertulis/lisan/presentasi di TUK


Mandiri atau di TUK Sewaktu;

9.3.4. Asesor Kompetensi Audit Lingkungan Hidup atau Asesor Kompetensi dan
Pakar Audit Lingkungan Hidup yang telah ditetapkan oleh LSP Lingkungan Hidup
menyampaikan rekomendasi kompeten atau tidak kompeten kepada LSP
Lingkungan Hidup melalui Kepala Bagian Sertifikasi;

9.3.5. Bagian sertifikasi berkewajiban melaporkan hasil pelaksanaan uji


kompetensi
terdiri dari :

1) Jadwal Uji, Nama Asesor Uji dan No. Surat Tugas, Jumlah Peserta,
Nama dan Alamat Peserta dan Rekomendasi Hasil Uji (K=Kompeten atau
BK=Belum Kompeten), Berita Acara Pelaksanaan Uji, Berita Acara Hasil
Pelaksanaan Uji;

2) Semua berkas pelaksanaan uji harus dikirim kepada LSP Lingkungan


Hidup untuk keperluan persiapan rapat keputusan
sertifikasi.

9.4. Keputusan Sertifikasi

9.4.1. Keputusan Sertifikasi LSP Lingkungan Hidup ditentukan oleh Rapat Pleno
LSP
Lingkungan Hidup;
9.4.2. Keputusan Sertifikasi LSP Lingkungan Hidup ditetapkan atas dasar
rekomendasi dari asesor kompetensi serta berdasarkan informasi yang
dikumpulkan selama proses sertifikasi ;

9.4.3. Keputusan Sertifikasi LSP Lingkungan Hidup berupa dapat diberikan


sertifikat,
tidak dapat diberikan atau ditunda;

9.4.4. Keputusan LSP Lingkungan Hidup bersifat mutlak; ketidakpuasan


terhadap
keputusan tersebut dapat dilakukan melalui Proses
Banding ;

9.4.5. Penerbitan sertifikat kompetensi kepada semua yang telah berhak


menerima sertifikat dalam bentuk surat dan/atau kartu, yang ditandatangani oleh
Ketua LSP;

9.4.6. SERTIFIKAT BERLAKU 3 TAHUN SEJAK DITETAPKAN DAN TIDAK


DAPAT
DIPINDAH
TANGANKAN.

9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat

9.5.1. Pembekuan dan pencabutan sertifikat dilakukan jika terdapat laporan


pelanggaran Kode Etik Pemegang Sertifikat Auditor Lingkungan Hidup yang telah
ditentukan oleh LSP-Lingkungan Hidup.

8
9.5.2. LSP Lingkungan Hidup menetapkan masa pembekuan setelah melakukan
investigasi terhadap laporan pelanggaran kode etik sesuai dengan butir 9.5.1 dan
menyampaikan surat pemberitahuan.

9.5.3. LSP Lingkungan Hidup dapat mencabut pembekuan apabila pemegang


sertifikat dapat menyampaikan bukti-bukti pendukung yang dapat membuktikan
tidak terjadinya pelanggaran kode etik sesuai yang dilaporkan.

9.5.4. LSP-LH dapat malakukan pencabutan sertifikat, apabila pemegang sertifikat


tidak dapat menyampaikan bukti-bukti pendukung baru sebagaimana butir 9.5.3
maksimal 1 (satu) bulan sejak pemberitahuan pembekuan disampaikan.

9.6. Pemeliharaan Sertifikasi

9.6.1. Dalam rangka memastikan dan memelihara kompetensi para Pemegang


Sertifikat LSP LINGKUNGAN HIDUP, maka minimal setahun sekali dilakukan
survailen terhadap seluruh Pemegang Sertifikat LSP LINGKUNGAN HIDUP;

9.6.2. Survailen dilaksanakan dengan menggunakan metoda KUESIONER yang


dikirimkan ke perusahaan/pimpinan tempat pemegang sertifikat bekerja, atau
Auditor Utama Lingkungan Hidup No.Dok : LSP-LH/P/9.6.2/1

9.6.3. Kelalaian dan atau kegagalan dari survailen akan mengakibatkan tidak
dapat
diperpanjangnya sertifikat.

9.6.4. Survailen dapat dilakukan di luar jadwal semestinya, manakala ada


laporan
pelanggaran kode etik dan atau laporan keluhan pihak ke-
3.

9.7. Proses Sertifikasi Ulang

9.7.1. Proses sertifikasi ulang dilaksanakan 3 (tiga) bulan sebelum masa


kadaluarsa
sertifikat LSP LINGKUNGAN HIDUP dengan memperhatikan hasil
survailen;

9.7.2. Permohonan persyaratan dan Uji Kompetensi LSP LINGKUNGAN HIDUP


untuk sertifikasi ulang mengacu kepada permohonan, persyaratan yang
ditetapkan oleh LSP LINGKUNGAN HIDUP;

9.7.3. Biaya sertifikasi ulang sesuai dengan butir


8.2.

9.8. Penggunaan Sertifikat

9.8.1. LSP Lingkungan Hidup mensyaratkan pemegang sertifikat LSP


Lingkungan
Hidup menandatangani persetujuan untuk :
1) memenuhi ketentuan skema sertifikasi yang relevan;
2) menyatakan bahwa sertifikat hanya berlaku untuk ruang lingkup
sertifikasi Auditor Lingkungan Hidup;
3) tidak menyalahgunakan sertifikat yang dapat merugikan LSP
LINGKUNGAN HIDUP dan tidak memberikan pernyataan yang berkaitan
dengan sertifikasi yang menurut LSP LINGKUNGAN HIDUP dianggap
dapat menyesatkan atau tidak sah;
9
4) menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan
dengan sertifikasi yang memuat acuan LSP LINGKUNGAN HIDUP setelah
dibekukan atau dicabut sertifikasinya serta mengembalikan sertifikat
kepada LSP LINGKUNGAN HIDUP yang menerbitkannya;
5) tidak menyalahgunakan sertifikat.

9.8.2. Acuan sertifikasi yang tidak sesuai atau penyalahgunaan sertifikat dalam
publikasi, katalog, dll harus ditangani oleh LSP LINGKUNGAN HIDUP dengan
tindakan perbaikan seperti penundaan atau pencabutan sertifikasi, pengumuman
pelanggaran dan jika perlu tindakan hukum lainnya.

9.9. Banding

9.9.1. LSP memperhatikan, merekam, menindaklanjuti dan menangani semua


keluhan dan perselisihan yang disampaikan secara tertulis dalam kegiatan
sertifikasi LSP Lingkungan Hidup;

9.9.2. Banding dapat dilakukan oleh:

1) Peserta sertifikasi, setelah selesai proses Uji Kompetensi dan peserta


sertifikasi dinyatakan ‘BK’; atau

2) Pemegang sertifikat, yang sertifikatnya dibekukan atau dicabut oleh


LSP
Lingkungan Hidup.

9.9.3. Banding yang dilakukan oleh peserta sertifikasi dapat dilakukan melalui
2(dua) jalur yaitu:

1) Banding ke LSP Lingkungan Hidup, bila keputusan ‘Belum Kompeten’


yang diterima oleh peserta sertifikasi merupakan hasil rekomendasi ‘BK’
yang diberikan oleh Asesor Kompetensi, dan peserta sertifikasi
menemukan adanya ketidaksesuaian dari rekomendasi tersebut;

2) Banding ke Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), apabila


rekomendasi ‘K’ diberikan oleh Asesor Kompetensi, tetapi keputusan pleno
LSP Lingkungan Hidup memberikan hasil ‘Belum Kompeten’ terhadap
peserta sertifikasi;

9.9.4. Peserta sertifikasi yang mengajukan banding ke LSP Lingkungan Hidup,


dapat mengajukan banding secara tertulis tidak lebih dari 1(satu) bulan sejak
tanggal keputusan yang dibuat LSP LINGKUNGAN HIDUP;

9.9.5. Setelah menerima pernyataan Banding secara tertulis, LSP LINGKUNGAN


HIDUP membentuk komite yang membantu menyelesaikan banding yang diajukan
peserta sertifikasi atau pemegang sertifikat kepada LSP Lingkungan Hidup;

9.9.6. LSP LINGKUNGAN HIDUP akan menjaga rekaman dari keluhan,


keberatan dan
perselisihan serta tindakan koreksi;

10
9.9.7. Peserta sertifikasi dan pemegang sertifikat LSP LINGKUNGAN HIDUP
harus memberikan informasi tentang keluhan, keberatan dan perselisihan serta
tindakan koreksinya bila diperlukan.
11

Anda mungkin juga menyukai