57953184
E-mail : lsp.lingkunganhidup@gmail.com, Website : www.intakindo.or.id
1. LATAR
BELAKANG
1.3 Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 166 Tahun 2016
Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Jasa
Profesional, Ilmiah Dan Golongan Pokok Jasa Profesional, Ilmiah Dan Teknis Lainnya
Pada Jabatan Kerja Auditor Lingkungan Hidup, digunakan sebagai pelaksanaan
sertifikasi kompetensi, serta sebagai acuan dalam pembinaan dan penyiapan SDM
Auditor Lingkungan Hidup yang berkualitas, kompeten dan diakui oleh seluruh
pemangku kepentingan serta berlaku secara nasional
1.4 Otoritas kompeten dalam bidang Auditor Lingkungan Hidup salah satunya ialah
Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia yang melalui
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 03 tahun 2013 tentang Audit Lingkungan
Hidup, pada Pasal 8 mengatur sertifikasi kepada tenaga Profesional;
1.5 Permintaan dari dunia usaha yang dalam hal ini diwakili oleh Asosiasi Konsultan
Lingkungan Hidup Jakarta (AKLJ) dan Lembaga Penyedia Jasa Penyusun Audit
Lingkungan Hidup (LPJP), yang dalam menjalankan usahanya, mereka membutuhkan
sertifikasi Auditor Lingkungan Hidup, baik digunakan dalam mengikuti lelang
pengadaan barang/jasa maupun dalam pengembangan SDM perusahaan. Bagi
perusahaan akan sangat terbantu dalam memposisikan karyawannya yang sudah
bersertifikat okupasi Auditor Lingkungan Hidup;
2
1.6 Permintaan dunia profesi yang dalam hal ini diwakili oleh Ikatan Nasional Tenaga
Ahli Konsultan Indonesia (INTAKINDO) yang dalam menjalankan pembinaan
keprofesian, mereka membutuhkan salah satunya adalah sertifikat Auditor Lingkungan
Hidup, untuk digunakan dalam pembinaan SDM auditor, maupun secara umum untuk
menjalankan misi profesi INTAKINDO yaitu menjadikan sertifikasi sebagai Acuan
Kompetensi Profesional Auditor Lingkungan Hidup;
1.2.1 Dunia usaha melalui Lembaga Penyedia Jasa Penyusun (LPJP), untuk
profesi
Auditor Lingkungan Hidup;
1.2.2 Dunia profesi Penyusun Audit Lingkungan Hidup melalui asosiasi profesi di
sektor lingkungan hidup;
1.2.3 Sektor pemerintah melalui instansi terkait yang menggunakan jasa Auditor
Lingkungan Hidup yang mempekerjakan Auditor Lingkungan
Hidup;
3. TUJUAN
SERTIFIKASI
3.2. Sebagai acuan dalam melaksanakan asesmen oleh LSP Lingkungan Hidup dan
Asesor
Kompetensi.
4. ACUAN NORMATIF
3
4.3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan
Nasional Sertifikasi Profesi
4.4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional
4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
4.6. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 166 Tahun 2016 tentang
Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Aktivitas Profesional, Ilmiah,
dan Teknis Golongan Pokok Aktivitas Profesional, Ilmiah Dan Teknis Lainnya Pada Jabatan Kerja
Auditor Lingkungan Hidup;
4.7. Peraturan BNSP No. 1/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Penilaian Kesesuaian –
Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi – Pedoman BNSP 201 versi 2014;
4.8. Peraturan BNSP No. 4/BNSP/VII/2014 tentang Pedoman Pengembangan dan
Pemeliharaan Skema Sertifikasi Profesi – Pedoman BNSP 210 versi 2014.
5. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI
5.1. Jenis Kemasan : KKNI / OKUPASI NASIONAL / KLASTER
5.2. Rincian Unit Kompetensi
Unit kompetensi yang diajukan sesuai standar LSP Lingkungan Hidup untuk okupasi: Auditor
Lingkungan Hidup.
Menerapkan Keselamatan dan
No Kode Unit Judul Unit Kompetensi 1. M.712020.001.01
Kesehatan Kerja
2). menyampaikan dan menjamin bahwa semua informasi yang diberikan kepada
LSP Lingkungan Hidup adalah valid, tepat, terkini,
mencukupi.
Peserta Sertifikasi LSP Lingkungan Hidup wajib untuk memenuhi peraturan dan
ketentuan yang ditentukan oleh LSP Lingkungan Hidup saat proses sertifikasi
berlangsung.
5
2). menandatangani pernyataan sanggup mematuhi kode etik penyusun Audit
Lingkungan Hidup setelah diberikan sertifikat kompetensi dari LSP-
LH;
3). Menjamin bahwa sertifikat kompetensi Auditor Lingkungan Hidup dari LSP
Lingkungan Hidup tidak
disalahgunakan;
4). Menjamin tidak akan ada sertifikat LSP Lingkungan Hidup yang digunakan
untuk promosi yang dapat memberikan akibat salah paham dan salah pengertian
di masyarakat;
8. BIAYA
SERTIFIKASI
8.3. Biaya Uji Ulang Sertifikasi sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta
rupiah)
9. PROSES
SERTIFIKASI
Pendaftaran dapat dilakukan melalui LSP Lingkungan Hidup atau TUK (Tempat
Uji Kompetensi) yang ditentukan LSP dengan persyaratan sebagai berikut :
9.1.1. Pemohon memahami proses Asesmen untuk skema ini yang mencakup
persyaratan dan ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak
pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat.
9.1.4. Mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar secara lisan dan
tulisan.
9.1.5. Mengikuti jadual uji sesuai dengan kalender yang ditetapkan oleh LSP
Lingkungan Hidup.
9.2.1. Asesmen Auditor Lingkungan Hidup direncanakan dan disusun dengan cara
yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan
secara obyektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi untuk memastikan
kompetensi .
9.2.5. Asesor melakukan pengkajian dan evaluasi kecukupan bukti dari dokumen
pendukung yang disampaikan pada lampiran dokumen Asesmen Mandiri APL-02,
untuk memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan
9.2.6. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti direkomendasikan
Kompeten dan yang belum memenuhi aturan bukti direkomendasikan untuk
mengikuti proses lanjut ke proses uji kompetensi
9.3.2. Asesor Kompetensi Audit Lingkungan Hidup atau Asesor Kompetensi dan
Pakar Audit Lingkungan Hidup yang telah ditetapkan oleh LSP Lingkungan
7
Hidup melakukan koordinasi untuk persiapan uji meliputi penyiapan metode
uji dan Materi Uji Kompetensi (MUK) berdasarkan hasil penilaan terhadap
asesmen mandiri berserta bukti-bukti terdokumentasi yang diajukan oleh
pemohon;
9.3.4. Asesor Kompetensi Audit Lingkungan Hidup atau Asesor Kompetensi dan
Pakar Audit Lingkungan Hidup yang telah ditetapkan oleh LSP Lingkungan Hidup
menyampaikan rekomendasi kompeten atau tidak kompeten kepada LSP
Lingkungan Hidup melalui Kepala Bagian Sertifikasi;
1) Jadwal Uji, Nama Asesor Uji dan No. Surat Tugas, Jumlah Peserta,
Nama dan Alamat Peserta dan Rekomendasi Hasil Uji (K=Kompeten atau
BK=Belum Kompeten), Berita Acara Pelaksanaan Uji, Berita Acara Hasil
Pelaksanaan Uji;
9.4.1. Keputusan Sertifikasi LSP Lingkungan Hidup ditentukan oleh Rapat Pleno
LSP
Lingkungan Hidup;
9.4.2. Keputusan Sertifikasi LSP Lingkungan Hidup ditetapkan atas dasar
rekomendasi dari asesor kompetensi serta berdasarkan informasi yang
dikumpulkan selama proses sertifikasi ;
8
9.5.2. LSP Lingkungan Hidup menetapkan masa pembekuan setelah melakukan
investigasi terhadap laporan pelanggaran kode etik sesuai dengan butir 9.5.1 dan
menyampaikan surat pemberitahuan.
9.6.3. Kelalaian dan atau kegagalan dari survailen akan mengakibatkan tidak
dapat
diperpanjangnya sertifikat.
9.8.2. Acuan sertifikasi yang tidak sesuai atau penyalahgunaan sertifikat dalam
publikasi, katalog, dll harus ditangani oleh LSP LINGKUNGAN HIDUP dengan
tindakan perbaikan seperti penundaan atau pencabutan sertifikasi, pengumuman
pelanggaran dan jika perlu tindakan hukum lainnya.
9.9. Banding
9.9.3. Banding yang dilakukan oleh peserta sertifikasi dapat dilakukan melalui
2(dua) jalur yaitu:
10
9.9.7. Peserta sertifikasi dan pemegang sertifikat LSP LINGKUNGAN HIDUP
harus memberikan informasi tentang keluhan, keberatan dan perselisihan serta
tindakan koreksinya bila diperlukan.
11