Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan jumlah lanjut usia dihadapi oleh negara- negara di dunia, termasuk
Indonesia. The United Nation telah memprediksikan bahwa beberapa wilayah
di Indonesia akan mengalami ledakan jumlah penduduk lanjut usia pada tahun
2010 hingga 2020. Jumlah lansia diperkirakan mencapai 11,34 % dari jumlah
penduduk di indonesia. Usia harapan hidup manusia di tahun mendatang juga
akan mengalami peningkatan. Pada tahun 2020 di prediksikan jumlah lansia
sebesar 28,8 juta (11,34 %) dengan usia harapan hidup 71,1 tahun. Selain itu,
jumlah populasi berusia 60 sampai 71,1 tahun diharapkan meningkat 8%
hingga 19% ( United Nation, 2009).
Kondisi kesehatan fisik dan mental pada orang lansia biasanya mulai menurun.
Beberapa perubahan fisik yang diasosiasikan dengan penuaan dapat terlihat
jelas oleh seseorang pengamat biasa meskipun mereka berdampak pada
beberapa lansia lebih dari yang lain. Saat ini, jumlah masyarakat Indonesia
hampir sekitar 250 juta dan komposisi masyarakatnya juga sangat beragam.
Dan Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki komposisi masyarakat
yang disebut “Triple Burden”, dimana jumlah kelahiran bayi yang masih
tinggi, masih dominannya penduduk muda, dan jumlah lansia yang terus
meningkat. Seiring meningkatnya jumlah lansia, berbagai macam gangguan
kesehatan juga dapat dialami para lansia. Oleh karena itu dibutuhkan pelayanan
kesehatan yang mampu mengatasi permasalahn lansia, diantaranya dengan
tindakan keperawatan.
Keperawatan gerontik adalah ilmu yang membahas fenomena biologis, psiko
dan sosial serta dampaknya terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia
dengan penekanan pada upaya prevensi dan promosi kesehatan sehingga
tercapai status kesehatan yang optimal bagi lanjut usia. Aplikasi secara praktis
Keperawatan gerontik adalah dengan menggunakan proses keperawatan
(pengkajian, diagnosa keperawatan,perencanaan, implementasi dan evaluasi).

Untuk mencapai tujuan perawatan kesehataan lansia yang optimal, sangatlah


penting peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.Adapun peran
perawat gerontik yaitu Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat
membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses
penyembuhan. Proses penyembuhan lebih dari sekedar sembuh dari penyakit
tertentu, sekalipun pemberi ketrampilan tindakan yang meningkatkan
kesehatan fisik merupakan hal yang penting bagi pemberi asuhan. Perawat
memfokuskan asuhan pada kebutuhan klien secara holistik, meliputi gaya
mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan
memberikan bantuan bagi klien dan keluarga dalam menetapkan tujuan dan
mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan energi dan waktu yang
minimal.

1.2 Batasan masalah


Keterbatasan penulis dalam hal tenaga, kemampuan, pengalaman,
keterampilan, waktu dan pengetahuan, maka penulis membatasi permasalahan
dalam penulisan ini hanya pada keperawatan pada gerontik

1.3 Ruang lingkup pembahasan


Raung lingkup pembahasan dalam penulisan hanya pada satu lansia binaan
yang tinggal di Desa Sungai Punggu Baru Kecamatan Anjir Muara Kabupaten
Barito Kuala. Pemilihan lansia binaan didasarkan pada identifikasi masalah
kesehatan yang ditemukan saat pengkajian komunitas yang dilakukan di RT.
1-9 Desa Sungai Punggu Baru

1.4 Tujuan Penulisan


1.4.1 Tujuan umum
Mengetahui konsep teori dan praktik asuhan keperawatan gerontik
1.4.2 Tujuan khusus
1.4.2.1 Mengidentifikasi masalah keperawatan gerontik dengan
hipertensi
1.4.2.2 Menganalisis masalah keperawatan gerontik dengan hipertensi
1.4.2.3 Melakukan prioritas masalah keperawatan keluarga dengan
hipertensi
1.4.2.4 Melakukan intervensi, implementasi dan evaluasi masalah
keperawatan keluarga dengan hipertensi
1.4.2.5 Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan gerontik

1.5 Manfaat Penulisan


1.5.1 Bagi keluarga
Dapat membantu lansia dalam mencari solusi penyelesaian masalah
kesehatan yang dihadapi khususnya hipertensi
1.5.2 Bagi mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam
melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi
1.5.3 Bagi institusi pendidikan
Dapat dijadikan sebagai sumber referensi dalam proses belajar
mengajar khususnya dalam pembelajaran asuhan keperawatan gerontik
dengan masalah hipertensi

1.6 Metodologi
1.6.1 Metode penyusunan
1.6.1.1 Deskriptif
Memaparkan secara sistematis tentang gambaran pelaksanaan
asuhan keperawatan gerontik dengan masalah hipertensi dan
rematik
1.6.1.2 Studi kepustakaan
mencari imformasi-informasi melalui beberapa literature yang
berasal dari buku-buku ilmiah, majalah ilmiah, jurnal
keperawatan serta media cetak lainnya untuk dijadikan
landasan teori dalam penyusunan laporan ini
1.6.1.3 Studi kasus
Studi kasus dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan
data secara nyata berdasarkan fakta di tempat praktik tentang
proses pelaksanaan asuhan gerontik
1.6.2 Lokasi dan waktu
Studi kasus dilakukan pada keluarga binaan di Desa Sungai Punggu
Baru sebagai tempat praktik keperawatan komunitas, keluarga, dan
gerontik
1.6.3 Teknik pengumpulan data
1.6.3.1 Wawancara
Wawancara dilakukan langsung kepada keluarga untuk
mendapatkan data-data tentang status kesehatan lansia.
1.6.3.2 Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati kesenjangan yang
nampak dalam keluarga maupun lingkungan di sekitarnya
yang dapat mempengaruhi kesehatan lansia.
1.6.3.3 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendapatkan data tentang
status kesehatan lansia.

1.7 Sistematika Penulisan


1.7.1 Bab 1 pendahuluan terdiri dari latar belakang, batasan masalah, ruang
lingkup, tujuan, manfaat, metode dan sistematika penulisan
1.7.2 Bab 2 tinjauan pustaka terdiri dari konsep teori menua dan konsep
penyakit hipertensi
1.7.3 Bab 3 tinjauankasus yang terdiri dari pengkajian, analisa data, prioritas
masalah, intervensi, implementasi dan evaluasi
1.7.4 Bab 4 penutup terdiri dari kesimpulan dan saran

Anda mungkin juga menyukai