11
Transparansi merupakan keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang dilakukan,
3. Integritas.
Integritas merupakan kesesuaian antara pikiran, ucapan, dan perbuatan.
4. Tanggung jawab.
Tanggungjawab memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga,
bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan,
karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan yang telah
dibuat.
5. Keadilan.
Keadilan adalah suatu hal yang berkaitan dengan sikap dan tindakan dalam
hubungan antar manusia yang berisi sebuat tuntutan agar antar sesama
mendapatkan perlakuan sesuai hak dan kewajibannya. Keadilan adalah
landasan utama dari akuntabilitas.
6. Kepercayaan.
Rasa keadilan akan membawa sebuah kepercayaan, yang pada akhirnya
akan melahirkan akuntabilitas.
7. Keseimbangan.
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas.
8. Kejelasan.
Individu atau kelompok dalam melaksanakan wewenang dan tanggung
jawabnya harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi
tujuan dan hasil yang diharapkan.
9. Konsistensi.
Konsistensi adalah kemampuan untuk terus menerus berusaha sampai
suatu pencapaian berhasil diraih.
1.2 Nasionalisme
12
Nasionalisme merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan negara dan sekaligus menghormati Bangsa lain.
Setiap pegawai ASN harus memiliki nasionalisme dan wawasan kebangsaan
yang kuat dan mampu mengaktualisasikannya dalam pelaksanaan fungsi dan
tugasnya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan pemersatu
bangsa berlandaskan Pancasila dan UUD Tahun 1945.
Nasionalisme yang kuat akan memciptakan pegawai ASN yang memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Ada
lima nilai dasar nasionalisme yang harus dipahami dan diimplementasikan, yaitu:
1. Nilai Ketuhanan yang Maha Esa
Nilai-nilai ketuhanan yang dianut masyarakat berkaitan erat dengan
kemajuan suatu bangsa. Ini karena nilai-nilai yang dianut masyarakat
membentuk pemikiran mereka dalam memandang persoalan yang terjadi.
2. Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti
menjadi pedoman negara dalam memuliakan nilai-nilai kemanusiaan dan
hak asasi manusia. Ini berarti negara menjalankan fungsi melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Nilai Persatuan Indonesia
Semangat kebangsaan adalah mengakui manusia dalam keragaman dan
terbagi dalam golongan-golongan. Keberadaan bangsa Indonesia terjadi
karena memiliki satu nyawa, satu asal akal yang tumbuh dalam jiwa rakyat
sebelumnya, yang menjalani satu kesatuan riwayat, yang membangkitkan
persatuan karakter dan kehendak untuk hidup bersama dalam suatu wilayah
geopolitik nyata. Selain kehendak hidup bersama, keberadaan bangsa
Indonesia juga didukung oleh semangat Gotong Royong. Dengan kegotong
royongan itulah, Negara Indonesia harus mampu melindungi segenap
bangsa dan tumpah darah Indinesia, bukan membela atau mendiamkan
suatu unsur masyarakat atau bagian tertentu dari teritorial Indonesia.
13
4. Nilai Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
Sila ke-4 Pancasila mengandung ciri-ciri demokrasi yang dijalankan di
Indonesia, yakni kerakyatan (kedaulatan rakyat), permusyawaratan
(kekeluargaan), dan hikmat-kebijaksanaan. Demokrasi yang berciri
kerakyatan berarti adanya penghormatan terhadap suara rakyat. Sementara
ciri permusyawaratan bermakna bahwa negara menghendaki persatuan di
atas kepentingan perseorangan dan golongan.
5. Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Komitmen keadilan dalam alam pikiran Pancasila memiliki dimensi sangat
luas. Peran negara dalam mewujudkan rasa keadilan sosial, setidaknya ada
dalam empat kerangka; perwujudan relasi yang adil di semua tingkat sistem
kemasyarakatan, pengembangan struktur yang menyediakan kesetaraan
kesempatan, proses fasilitasi akses atas informasi, layanan dan sumber daya
yang diperlukan, dan dukungan atas pertisipasi bermakna atas pengambilan
keputusan bagi semua orang. Tujuan gagasan keadilan tidak terbatas hanya
semata pada tujuan ekonomis, tapi juga terkait dengan usaha emansipasi
dalam rangka pembebasan manusia dari pemberhalaan terhadap benda,
permuliaan martabat emanusiaan, pemupukan solidaritas kebangsaan, dan
penguatan daulat rakyat.
14
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Sementara kode etik profesi dimaksudkan
untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat
melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh
sekelompok profesional tertentu.
Pada prinsipnya ada 3 dimensi etika publik, yaitu : dimensi kualitas
pelayanan publik, dimensi modalitas, dimensi tindakan integritas publik (LAN
2014)
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam UU ASN adalah
sebagai berikut:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam Ideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
3. Menjalankan tugas negara secara profesional dan tidak berpihak
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskrimatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi srandar etika luhur.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cermat, tepat,
alurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem kari
15
1.4 Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Ada empat
kompetensi yang harus dimiliki oleh ASN sesuai dengan UU No. 2003 tahun 2014
tentang pemerintahan; teknis, managerial, sosio-kultural, pemerintahan.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, antara lain:
1. Efektivitas
Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
2. Efisiensi
Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya
dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan
sumber daya, penyalahgunaan alokasi penyimpangan prosedur, dan
mekanisme yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi pelayanan publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan
4. Mutu
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijasikan sebagai alat pembeda atau
pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh
lembaga lain sebagai pesaing. Mutu menjadi salah stu alat vital untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
s
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan (Berry dan Pasuraman dalam Zulian Zamit,
2010:11), yaitu :
16
a. Tangibles (bukti langsung), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan
sarana komunikasi.
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan
dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan.
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap.
d. Assurance (jaminan), mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya.
e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik,
dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
2. Peduli
Kepedulian sosal kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih
sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan dapat memperhatikan
17
lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak
mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa
sosial yang tinggi tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan
cara yang tidak benar, tetapi ia malah menyisihkan sebagian penghasilannya
untuk membantu sesama.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak
bergantung terlalu banyak pada oranng lain. Mentalitas kemandirian yang
dimiliki seseorang memungkinnya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna
kerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan
dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai
keuntungan sesaat.
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. ketekunan dan konsistensi
untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu
mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Seseorang yang
mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus
dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
5. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik
demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang
Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsa. Dengan kesadaran seperti ini
maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
6. Kerja Keras
Perbedaan nyata akan jelas terlihat antara seseorang yang mempunyai etos
kerja dengan yang tidak. Individu beretos kerja akan selalu berupaya
meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan ppublik
18
yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhinya dengan semestinya tanpa
berlebih-lebihan. Kekayaan utama yang menjadi modal adalah ilmu
pengetahuan.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan menolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas.
Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan
teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal
yang semestinya.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima
sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan
lebih dari apa yang sudah diupayakannya. Bia ia seorang pimpinan, maka ia
akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan
kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi
masyarakat dan bangsanya.
19
kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas untuk menjalankan
fungsi dan tugasnya.
Agar ASN dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan baik dan
dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel,
maka setiap ASN diberikan hak dan kewajiban. PNS berhak memperoleh: gaji,
tunjangan dan fasilitas, cuti, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, perlindungan
dan pengembangan kompetensi. Sedangkan PPPK berhak memperoleh: gaji,
tunjangan dan fasilitas, cuti, perlindungan, pengembangan kompetensi.
Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
pemerintah yang sah;
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
d. Menaati ketentua peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran dan tanggung jawab;
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2.2 Whole of Government
Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
20
pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan. Whole-of-Government (WoG) dapat
dirumuskan dalam prinsip-prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan
bersama dan mencakup keseluruhan actor dari seluruh sector pemerintah.
B. Isu Aktual
Isu merupakan masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi. Dalam
penetapan isu perlu mendapatkan dukungan teoritik dari mata pelatihan yang
telah dipelajari seperti nilai-nilai dasar profesi PNS (ANEKA) dan Kedudukan dan
Peran PNS dalam NKRI, yaitu Manajemen ASN, Whole of Government, dan
Pelayanan Publik. Isu harus bersumber dari tugas pokok dan fungsi (tupoksi)
pegawai, perintah atasan dan ide atau inisiatif dari pegawai itu sendiri yang
disetujui oleh atasan.
1. Identifikasi Isu
Identifikasi isu merupakan tahapan awal dalam mengetahui isu aktual.
Indentifikasi isu meliputi menentukan apa saja permasalahan yang ada di
lingkungan instansi. Setelah berdiskusi dengan mentor dan teman sejawat dokter
IGD, maka dirumuskanlah tiga isu yang dianggap aktual terjadi saat ini di IGD
RSUD Bengkalis, yaitu :
21
a. Masih rendahnya informasi mengenai alur pelayanan di RSUD Bengkalis
b. Masih rendahnya kemampuan BLS (Basic Life Support) pada staf non
medis di RSUD Bengkalis
c. Masih rendahnya transparansi masalah pembiayaan rawat inap dan
tindakan medis di RSUD Bengkalis.
2. Analisis USG
Metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) merupakan salah satu cara
menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode teknik scoring demi
menjaga keobjektifan pemilihan isu.
1) Urgency
Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
2) Seriousness
Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan atau bahkan dapat menimbulkan masalah-masalah lain.
3) Growth
Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
sebagaimana mestinya.
PENILAIAN
No IDENTIFIKASI ISU Total Peringkat
U S G
22
Masih rendahnya transparansi
3. masalah pembiayaan rawat inap dan 3 3 3 9 3
tindakan medis di RSUD Bengkalis
Tabel 1. Penetapan Isu Prioritas Menggunakan Metode USG
23
1. Perencanaan sosialisasi pada petugas skreening
,satpam dan staf IGD
2. Membuat blanko screening pasien
Gagasan 3. Membuat banner alur pelayanan di RSUD Bengkalis
3 Pemecah Isu 4. Membuat leaflet alur pelayanan di RSUD Bengkalis
5. Membantu pimpinan dalam membuat SOP (Standar
Operasional Prosedur) mengenai screening pasien di
poli rawat jalan
D. Rancangan Aktualisasi
Tabel 3. Kegiatan 1 : Perencanaan pelaksanaan sosialisasi pada petugas
skreening, satpam dan petugas IGD sebagai pemberi informasi alur pelayanan
di RSUD Bengkalis
No Uraian Keterangan
Perencanaan pelaksanaan sosialisasi pada petugas
screening, satpam dan petugas IGD sebagai pemberi
informasi alur pelayanan. Dengan melaksanakan
perencanaan kegiatan sosialisasi screening pasien
kepada satpam, petugas skreening, dan staf IGD, di
1 Kegiatan
harapkan pemahaman tentang pentingnya persiapan
yang matang sebelum melaksanakan suatu kegiatan. Hal
tersebut menggambarkan pelaksanaan ANEKA,
Pelayanan Publik dan Whole of Government (Peran dan
Fungsi ASN dalam NKRI)
1. Mengatur jadwal pertemuan dengan ketua poli dan
penanggungjawab poli, untuk membahas masalah
masih rendahnya informasi alur pelayanan di RSUD
Bengkalis dengan menerapkan nilai Akuntabilitas
(jelas dan tanggungjawab), Nasionalisme (sila ke
4), Etika Publik ( Sopan santun),Komintmen Mutu
Tahapan (efektif)
2
Kegiatan 2. Menyiapkan bahan yang akan di sosialisasikan
dengan petugas skreening, satpam dan staf IGD,
dengan menerapkan nilai Akuntabilitas ( Jelas dan
tanggungjawab), Nasionalisme (sila ke 4), Etika
Publik (sopan santun)
3. Mendokumentasikan hasil pertemuan dengan ketua
poli dan penanggungjawab poli dengan menerapkan
24
nilai Akuntabilitas (tanggungjawab), Anti Korupsi
(jujur), Komitmen Mutu (efektif dan efisien)
Komitmen Mutu
Pada saat berkonsultasi dengan atasan, saya akan
menerapkan prinsip Efektif-Efisien (Komitmen Mutu)
yaitu dengan teknik identifikasi pokok masalah,
aspek tiap masalah dan akar tiap masalah mengapa
kegiatan morning report belum berkualitas, setelah
25
mengetahui hal tersebut, saya mencatatnya di buku
dalam bentuk skema agar lebih mudah dipahami.
26
Tabel 4. Kegiatan 2 : Melibatkan unit lain di Rumah Sakit untuk turut serta dalam
kegiatan morning report
27
kegiatan morning report dengan mempertimbangkan baik
dan buruknya secara penuh tanggung jawab
(Akuntabilitas)
Anti Korupsi
Hasil–hasil pertemuan tersebut akan saya
dokumentasikan, baik berupa daftar hadir peserta, hasil
rapat yang disepakati, dan tindak lanjut hasil rapat
dengan penuh tanggung jawab dan jujur (Anti Korupsi)
tanpa menambah atau mengurangi.
28
Dengan melibatkan unit lain di Rumah Sakit untuk turut
Penguatan Nilai
serta dalam kegiatan morning report dapat mewujudkan
Organisasi
nilai-nilai organisasi yaitu bekerja sama
29
Akuntabilitas, Nasionalisme, Anti Korupsi
Dalam upaya memaksimalkan penggunaan buku
pencatatan pasien, saya terlebih dahulu melakukan
identifikasi penyebab menhgapa penggunaan buku belum
maksimal. Hal ini saya lakukan dengan menanyakan
pendapat teman sejawat dokter tentang penggunaan
buku tersebut (Akuntabilitas), lalu hasilnya saya catat.
Saya akan menerima dan mencatat saran maupun kritik
tersebut (Nasionalisme). Saya akan mencatatnya secara
jujur tanpa menambah atau menguranginya. (Anti
Korupsi).
30
Selanjutnya pada satu hari sebelum kegiatan morning
report, saya bertanggung jawab (Anti Korupsi) kembali
mengingatkan kepada teman sejawat dokter yang akan
bertugas, agar tidak lupa membawa buku tersebut pada
saat morning report melalui grup Whatsapp agar lebih
efektif dan efisien (Komitmen Mutu)
31
3. Menetapkan rundown serta pokok-pokok pembahasan
dalam kegiatan dengan menerapkan nilai
Akuntabilitas (kejelasan), Anti Korupsi (mandiri)
4. Memastikan sarana dan prasana pendukung kegiatan
dapat digunakan dengan menerapkan nilai Komitmen
Mutu (efektif-efisien, mutu), Anti Korupsi
(tanggungjawab), Etika Publik (sopan santun)
5. Mensosialisasikan kegiatan dengan menerapkan nilai
Akuntabilitas (transparansi), Etika Publik (sopan),
Nasionalisme (sila 2)
Output / Hasil
Terwujudnya rancangan teknis kegiatan morning report
Kegiatan
Nasionalisme, Etika Publik
Dalam merancang teknis kegiatan morning report yang
berkualitas, saya akan melakukannya tahap demi tahap
berupa konsep detail kegiatan. Saya akan memulainya
dengan menetapkan waktu dan tempat kegiatan. Hal ini
saya lakukan dengan terlebih dahulu berdiskusi dengan
bagian komite medik. Saya akan mendengarkan setiap
saran (Nasionalisme) yang disampaikan dan ikut aturan
yang berlaku (Nasionalisme) dan berbicara
menggunakan bahasa yang sopan (Etika Publik).
Akuntabilitas, Etika Publik, Nasionalisme
Setelah waktu dan tempat kegiatan ditetapkan, selanjutnya
saya akan mulai menyusun daftar hadir peserta. Saya
menyusun daftar hadir dengan penuh tanggungjawab
Keterkaitan
dengan sebelumnya berkomunikasi dengan beberapa
Substansi Mata
pihak diantaranya bagian kepegawaian untuk
Pelatihan
mengetahui nama lengkap serta nomor induk pegawai
peserta kegiatan (Akuntabilitas). Saya akan
menggunakan bahasa yang sopan dan sikap hormat
pada saat berkomunikasi (Etika Publik). Setelah data
tersebut saya peroleh, saya akan meminta bantuan tata
usaha untuk memperbanyak daftar hadir tersebut
manakala dibutuhkan (Nasionalisme).
Akuntabilitas, Antikorupsi
Selanjutnya saya akan mulai merancang rundown kegiatan
dan menetapkan pokok-pokok pembahasan apa saja yang
harus dibicarakan dalam morning report agar menjadi jelas
dan sesuai dengan tujuan (Akuntabilitas). Hal ini saya
lakukan sendiri dengan berpatokan pada referensi
32
maupun hasil diskusi dengan atasan yang sudah
dilakukan sebelumya (Anti Korupsi).
33
Tabel 7. Kegiatan 5 : Pelaksanaan kegiatan morning report yang berkualitas
34
proyektor, pengeras suara dan memastikan dapat
berfungsi dengan baik agar kegiatan bermutu
(Komitmen Mutu). Saya juga akan memastikan buku
pencatatan pasien sudah ada ditempat. Apabila tidak ada,
saya akan berkomunikasi dengan dokter IGD untuk
membawakan buku tersebut (Akuntabilitas).
Anti Korupsi
Selama kegiatan berlangsung, saya akan
mendokumentasikan dan mencatat hal-hal yang dianggap
perlu sebagai bahan koreksi dan evaluasi nantinya dengan
sebenar-benarnya (Anti Korupsi)
35
Tabel 8. Kegiatan 6 : Evaluasi Kegiatan
Evaluasi Kegiatan
Dengan melaksanakan evaluasi kegiatan akan
memberikan pemahaman tentang pentingnya penilaian
Kegiatan dan evaluasi terhadap suatu kegiatan. Hal tersebut
menggambarkan pelaksanaan ANEKA, Pelayanan Publik
dan Whole of Government (Peran dan Fungsi ASN dalam
NKRI)
36
Kemudian saya akan mengatur jadwal pertemuan dengan
atasan. Saat bertemu saya akan membawa bahan untuk
dikonsultasikan berupa laporan mengenai jalannya
kegiatan morning report dengan penuh tanggung jawab
(Akuntabilitas). Sebelum memulai konsultasi saya akan
memimpin untuk berdoa (Nasionalisme). Saya akan
berkata yang sebenarnya (Anti Korupsi) mengenai
pelaksanaan kegiatan dan bersikap sopan santun yaitu
dengan cara memberikan salam, sapa, senyum, dan
hormat, serta menggunakan bahasa yang baik dan
benar saat konsultasi (Etika Publik)
Anti Korupsi
Hasil pertemuan dengan atasan akan kembali saya catat
secara lengkap dan jujur (Anti Korupsi) . Dan hasil
evaluasi akan digunakan sebagai bahan rujukan untuk
perbaikan kegiatan morning report kedepannya.
37