Anda di halaman 1dari 27

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI DASAR CPNS

A. Deskripsi Rancangan Nilai-nilai ANEKA


Nilai-nilai dasar profesi ASN yang diaktualisasikan dalam setiap kegiatan di
instansi masing-masing terdiri dari ANEKA yaitu merupakan kependekan dari
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
Selain itu dalam ASN juga perlu mengetahui kedudukan dan perannya dalam
NKRI meliputi Manajemen ASN, Whole Of Government dan Pelayanan Publik.

1. Nilai-nilai Dasar Aneka


1.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas (bahasa latin accomptare) berarti mempertanggungjawabkan,
bentuk kata dasar computare (memperhitungkan) yang juga berasal dari kata
putare (mengadakan perhitungan).
Akuntabilitas merupakan kewajiban setiap individu, kelompok atau instansi
untuk memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang
ASN adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab,
walaupun pada dasarnya kedua konsep itu memiliki makna yang berbeda.
Menurut LAN (2014) responsibilitas adalah kewajiban bertanggung jawab,
sementara akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Sebagai ASN kita dituntut tidak hanya memiliki sifat responsibilitas
namun juga akuntabilitas.
Ada banyak aspek yang harus diperhatikan dalam menciptakan lingkungan
organisasi yang akuntabel. Aspek-aspek nilai dasar akuntabilitas tersebut yaitu:
1. Kepemimpinan.
Adanya komitmen yang tinggi dari pimpinan dalam melakukan pekerjaan
akan memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen pula.
2. Transparansi.

11
Transparansi merupakan keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang dilakukan,
3. Integritas.
Integritas merupakan kesesuaian antara pikiran, ucapan, dan perbuatan.
4. Tanggung jawab.
Tanggungjawab memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga,
bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan,
karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan yang telah
dibuat.
5. Keadilan.
Keadilan adalah suatu hal yang berkaitan dengan sikap dan tindakan dalam
hubungan antar manusia yang berisi sebuat tuntutan agar antar sesama
mendapatkan perlakuan sesuai hak dan kewajibannya. Keadilan adalah
landasan utama dari akuntabilitas.
6. Kepercayaan.
Rasa keadilan akan membawa sebuah kepercayaan, yang pada akhirnya
akan melahirkan akuntabilitas.
7. Keseimbangan.
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas.
8. Kejelasan.
Individu atau kelompok dalam melaksanakan wewenang dan tanggung
jawabnya harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi
tujuan dan hasil yang diharapkan.
9. Konsistensi.
Konsistensi adalah kemampuan untuk terus menerus berusaha sampai
suatu pencapaian berhasil diraih.

1.2 Nasionalisme

12
Nasionalisme merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan negara dan sekaligus menghormati Bangsa lain.
Setiap pegawai ASN harus memiliki nasionalisme dan wawasan kebangsaan
yang kuat dan mampu mengaktualisasikannya dalam pelaksanaan fungsi dan
tugasnya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan pemersatu
bangsa berlandaskan Pancasila dan UUD Tahun 1945.
Nasionalisme yang kuat akan memciptakan pegawai ASN yang memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Ada
lima nilai dasar nasionalisme yang harus dipahami dan diimplementasikan, yaitu:
1. Nilai Ketuhanan yang Maha Esa
Nilai-nilai ketuhanan yang dianut masyarakat berkaitan erat dengan
kemajuan suatu bangsa. Ini karena nilai-nilai yang dianut masyarakat
membentuk pemikiran mereka dalam memandang persoalan yang terjadi.
2. Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti
menjadi pedoman negara dalam memuliakan nilai-nilai kemanusiaan dan
hak asasi manusia. Ini berarti negara menjalankan fungsi melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Nilai Persatuan Indonesia
Semangat kebangsaan adalah mengakui manusia dalam keragaman dan
terbagi dalam golongan-golongan. Keberadaan bangsa Indonesia terjadi
karena memiliki satu nyawa, satu asal akal yang tumbuh dalam jiwa rakyat
sebelumnya, yang menjalani satu kesatuan riwayat, yang membangkitkan
persatuan karakter dan kehendak untuk hidup bersama dalam suatu wilayah
geopolitik nyata. Selain kehendak hidup bersama, keberadaan bangsa
Indonesia juga didukung oleh semangat Gotong Royong. Dengan kegotong
royongan itulah, Negara Indonesia harus mampu melindungi segenap
bangsa dan tumpah darah Indinesia, bukan membela atau mendiamkan
suatu unsur masyarakat atau bagian tertentu dari teritorial Indonesia.

13
4. Nilai Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
Sila ke-4 Pancasila mengandung ciri-ciri demokrasi yang dijalankan di
Indonesia, yakni kerakyatan (kedaulatan rakyat), permusyawaratan
(kekeluargaan), dan hikmat-kebijaksanaan. Demokrasi yang berciri
kerakyatan berarti adanya penghormatan terhadap suara rakyat. Sementara
ciri permusyawaratan bermakna bahwa negara menghendaki persatuan di
atas kepentingan perseorangan dan golongan.
5. Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Komitmen keadilan dalam alam pikiran Pancasila memiliki dimensi sangat
luas. Peran negara dalam mewujudkan rasa keadilan sosial, setidaknya ada
dalam empat kerangka; perwujudan relasi yang adil di semua tingkat sistem
kemasyarakatan, pengembangan struktur yang menyediakan kesetaraan
kesempatan, proses fasilitasi akses atas informasi, layanan dan sumber daya
yang diperlukan, dan dukungan atas pertisipasi bermakna atas pengambilan
keputusan bagi semua orang. Tujuan gagasan keadilan tidak terbatas hanya
semata pada tujuan ekonomis, tapi juga terkait dengan usaha emansipasi
dalam rangka pembebasan manusia dari pemberhalaan terhadap benda,
permuliaan martabat emanusiaan, pemupukan solidaritas kebangsaan, dan
penguatan daulat rakyat.

1.3 Etika Publik


Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengerahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggungjawab pelayan publik.
Konsep etika sering disamakan dengan moral.Moral mengacu pada kewajiban
untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Menurut Gene
Blocker, etika merupakan cabang filsafat moral yang mencoba mencari jawaban
untuk menentukan serta mempertahankan secara rasional teori yang berlaku
secara umum tentang benar dan salah serta baik dan buruk.

14
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Sementara kode etik profesi dimaksudkan
untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat
melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh
sekelompok profesional tertentu.
Pada prinsipnya ada 3 dimensi etika publik, yaitu : dimensi kualitas
pelayanan publik, dimensi modalitas, dimensi tindakan integritas publik (LAN
2014)
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam UU ASN adalah
sebagai berikut:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam Ideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
3. Menjalankan tugas negara secara profesional dan tidak berpihak
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskrimatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi srandar etika luhur.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cermat, tepat,
alurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem kari

15
1.4 Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Ada empat
kompetensi yang harus dimiliki oleh ASN sesuai dengan UU No. 2003 tahun 2014
tentang pemerintahan; teknis, managerial, sosio-kultural, pemerintahan.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, antara lain:
1. Efektivitas
Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
2. Efisiensi
Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya
dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan
sumber daya, penyalahgunaan alokasi penyimpangan prosedur, dan
mekanisme yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi pelayanan publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan
4. Mutu
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijasikan sebagai alat pembeda atau
pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh
lembaga lain sebagai pesaing. Mutu menjadi salah stu alat vital untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
s
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan (Berry dan Pasuraman dalam Zulian Zamit,
2010:11), yaitu :

16
a. Tangibles (bukti langsung), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan
sarana komunikasi.
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan
dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan.
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap.
d. Assurance (jaminan), mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya.
e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik,
dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.

1.5 Anti Korupsi


Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Korupsi sering dilakukan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang pendek namum dapat berdampak secara jangka panjang.
Ada sembilan indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan.
1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk
bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri
maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk
berbuat curang.

2. Peduli
Kepedulian sosal kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih
sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan dapat memperhatikan

17
lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak
mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa
sosial yang tinggi tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan
cara yang tidak benar, tetapi ia malah menyisihkan sebagian penghasilannya
untuk membantu sesama.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak
bergantung terlalu banyak pada oranng lain. Mentalitas kemandirian yang
dimiliki seseorang memungkinnya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna
kerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan
dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai
keuntungan sesaat.
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. ketekunan dan konsistensi
untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu
mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Seseorang yang
mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus
dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
5. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik
demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang
Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsa. Dengan kesadaran seperti ini
maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.

6. Kerja Keras
Perbedaan nyata akan jelas terlihat antara seseorang yang mempunyai etos
kerja dengan yang tidak. Individu beretos kerja akan selalu berupaya
meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan ppublik

18
yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhinya dengan semestinya tanpa
berlebih-lebihan. Kekayaan utama yang menjadi modal adalah ilmu
pengetahuan.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan menolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas.
Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan
teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal
yang semestinya.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima
sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan
lebih dari apa yang sudah diupayakannya. Bia ia seorang pimpinan, maka ia
akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan
kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi
masyarakat dan bangsanya.

2. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


2.1 Manajemen PNS
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Dalam UU No. 5 Tahun
2014 Tentang ASN, berdasarkan jenisnya pegawai ASN terdiri atas Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Untuk menjalankan kedudukannya, maka ASN berfungsi sebagai pelaksanan

19
kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas untuk menjalankan
fungsi dan tugasnya.
Agar ASN dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan baik dan
dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel,
maka setiap ASN diberikan hak dan kewajiban. PNS berhak memperoleh: gaji,
tunjangan dan fasilitas, cuti, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, perlindungan
dan pengembangan kompetensi. Sedangkan PPPK berhak memperoleh: gaji,
tunjangan dan fasilitas, cuti, perlindungan, pengembangan kompetensi.
Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
pemerintah yang sah;
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
d. Menaati ketentua peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran dan tanggung jawab;
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2.2 Whole of Government
Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan

20
pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan. Whole-of-Government (WoG) dapat
dirumuskan dalam prinsip-prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan
bersama dan mencakup keseluruhan actor dari seluruh sector pemerintah.

2.3 Pelayan Publik


Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik
(UU No.25 Tahun 2009). Terdapat 3 (tiga) unsur penting dalam pelayanan publik,
yaitu: penyelenggara pelayanan publik, penerima layanan (pelanggan),
kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).

B. Isu Aktual
Isu merupakan masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi. Dalam
penetapan isu perlu mendapatkan dukungan teoritik dari mata pelatihan yang
telah dipelajari seperti nilai-nilai dasar profesi PNS (ANEKA) dan Kedudukan dan
Peran PNS dalam NKRI, yaitu Manajemen ASN, Whole of Government, dan
Pelayanan Publik. Isu harus bersumber dari tugas pokok dan fungsi (tupoksi)
pegawai, perintah atasan dan ide atau inisiatif dari pegawai itu sendiri yang
disetujui oleh atasan.

1. Identifikasi Isu
Identifikasi isu merupakan tahapan awal dalam mengetahui isu aktual.
Indentifikasi isu meliputi menentukan apa saja permasalahan yang ada di
lingkungan instansi. Setelah berdiskusi dengan mentor dan teman sejawat dokter
IGD, maka dirumuskanlah tiga isu yang dianggap aktual terjadi saat ini di IGD
RSUD Bengkalis, yaitu :

21
a. Masih rendahnya informasi mengenai alur pelayanan di RSUD Bengkalis
b. Masih rendahnya kemampuan BLS (Basic Life Support) pada staf non
medis di RSUD Bengkalis
c. Masih rendahnya transparansi masalah pembiayaan rawat inap dan
tindakan medis di RSUD Bengkalis.

2. Analisis USG
Metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) merupakan salah satu cara
menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode teknik scoring demi
menjaga keobjektifan pemilihan isu.
1) Urgency
Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
2) Seriousness
Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan atau bahkan dapat menimbulkan masalah-masalah lain.
3) Growth
Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
sebagaimana mestinya.

PENILAIAN
No IDENTIFIKASI ISU Total Peringkat
U S G

Masih rendahnya informasi mengenai


1. 4 4 5 13 1
alur pelayanan di RSUD Bengkalis

Masih rendahnya kemampuan BLS


2. (Basic Life Support) pada staf non 3 4 3 10 2
medis di RSUD Bengkalis .

22
Masih rendahnya transparansi
3. masalah pembiayaan rawat inap dan 3 3 3 9 3
tindakan medis di RSUD Bengkalis
Tabel 1. Penetapan Isu Prioritas Menggunakan Metode USG

Keterangan USG : Keterangan Peringkat :


5 : Sangat Mendesak/Berpengaruh/Berdampak 1 = Tinggi
4 : Mendesak/Berpengaruh/ Berdampak 2 = Sedang
3 : Cukup Mendesak/Berpengaruh/Berdampak 3 = Rendah
2 : Tidak Mendesak/Berpengaruh/Berdampak
1 : Sangat Tidak Mendesak/Berpengaruh/Berdampak

Berdasarkan hasil penilaian prioritas menggunakan metode USG yang


telah didiskusikan terlebih dahulu kepada atasan langsung, maka isu yang dipilih
adalah “Masih rendahnya informasi mengenai alur pelayanan di RSUD
Bengkalis” . Isu ini memiliki skor 13 dan menjadi isu prioritas yang akan dibahas
dalam rancangan aktualisasi.

C. Gagasan Penyelesaian Isu


Tabel 2. Gagasan Penyelesaian Isu

Rumah Sakit Umum Daerah Bengkalis Kabupaten


1 Unit Kerja
Bengkalis

Isu yang Masih rendahnya informasi mengenai alur pelayanan di


2
Diangkat RSUD Bengkalis

23
1. Perencanaan sosialisasi pada petugas skreening
,satpam dan staf IGD
2. Membuat blanko screening pasien
Gagasan 3. Membuat banner alur pelayanan di RSUD Bengkalis
3 Pemecah Isu 4. Membuat leaflet alur pelayanan di RSUD Bengkalis
5. Membantu pimpinan dalam membuat SOP (Standar
Operasional Prosedur) mengenai screening pasien di
poli rawat jalan

D. Rancangan Aktualisasi
Tabel 3. Kegiatan 1 : Perencanaan pelaksanaan sosialisasi pada petugas
skreening, satpam dan petugas IGD sebagai pemberi informasi alur pelayanan
di RSUD Bengkalis

No Uraian Keterangan
Perencanaan pelaksanaan sosialisasi pada petugas
screening, satpam dan petugas IGD sebagai pemberi
informasi alur pelayanan. Dengan melaksanakan
perencanaan kegiatan sosialisasi screening pasien
kepada satpam, petugas skreening, dan staf IGD, di
1 Kegiatan
harapkan pemahaman tentang pentingnya persiapan
yang matang sebelum melaksanakan suatu kegiatan. Hal
tersebut menggambarkan pelaksanaan ANEKA,
Pelayanan Publik dan Whole of Government (Peran dan
Fungsi ASN dalam NKRI)
1. Mengatur jadwal pertemuan dengan ketua poli dan
penanggungjawab poli, untuk membahas masalah
masih rendahnya informasi alur pelayanan di RSUD
Bengkalis dengan menerapkan nilai Akuntabilitas
(jelas dan tanggungjawab), Nasionalisme (sila ke
4), Etika Publik ( Sopan santun),Komintmen Mutu
Tahapan (efektif)
2
Kegiatan 2. Menyiapkan bahan yang akan di sosialisasikan
dengan petugas skreening, satpam dan staf IGD,
dengan menerapkan nilai Akuntabilitas ( Jelas dan
tanggungjawab), Nasionalisme (sila ke 4), Etika
Publik (sopan santun)
3. Mendokumentasikan hasil pertemuan dengan ketua
poli dan penanggungjawab poli dengan menerapkan

24
nilai Akuntabilitas (tanggungjawab), Anti Korupsi
(jujur), Komitmen Mutu (efektif dan efisien)

Terwujudnya perencanaan pelaksanaan kegiatan


Output / Hasil
3 sosialisasi mengernai informasi alur pelayanan di RSUD
Kegiatan
Bengkalis
Akuntabilitas
Dalam melaksanakan perencanaan kegiatan sosialisasi,
saya terlebih dahulu akan membicarakan masalah ini
dengan ketua Poli dan penanggungjawab Poli mengenai
masih rendahnya informasi mengenai alur pelayanan
di RSUD Bengkalis (Akuntabilitas).

Nasionalisme, Akuntabilitas, Etika Publik


Selanjutnya saya akan mengatur jadwal pertemuan
dengan atasan dengan prinsip Tepat Waktu
(Nasionalisme) yaitu dengan mencari jadwal yang
tepat dimana saya dan atasan dapat hadir tanpa
memaksakan kehendak pribadi. Saya akan langsung
menemui atasan (Akuntabilitas) dan bersikap sopan
santun serta menggunakan bahasa yang hormat
(Etika Publik). Setelah jadwal ditetapkan, saya akan
mencatatnya di agenda saya agar saya tidak lupa
Keterkaitan
4 Substansi Mata
Nasionalisme, Etika Publik
Pelatihan
Kemudian saya akan melakukan konsultasi dengan
atasan saya sesuai jadwal yang ditetapkan. Pada saat
melakukan konsultasi saya akan memulainya dengan
berdoa (Nasionalisme). Saya akan menerapkan
perilaku sopan santun dan hormat seperti dengan
cara mengucapkan salam dan senyum saat bertemu,
berbicara menggunakan tutur kata yang baik dan
benar, menyampaikan data dan fakta secara sopan,
dan tidak memotong pembicaraan dengan
sembarangan (Etika Publik).

Komitmen Mutu
Pada saat berkonsultasi dengan atasan, saya akan
menerapkan prinsip Efektif-Efisien (Komitmen Mutu)
yaitu dengan teknik identifikasi pokok masalah,
aspek tiap masalah dan akar tiap masalah mengapa
kegiatan morning report belum berkualitas, setelah

25
mengetahui hal tersebut, saya mencatatnya di buku
dalam bentuk skema agar lebih mudah dipahami.

Akuntabilitas, Anti Korupsi, Komitmen Mutu


Pada saat melakukan dokumentasi, saya akan mencatat
hasil konsultasi dengan penuh tanggungjawab
(Akuntabilitas) dan Jujur (Anti Korupsi) yaitu saya
mencatat dengan hati-hati dengan tidak melebihkan
atau mengurangi hasil konsultasi. Dokumentasi akan
saya lakukan dengan membuat suatu skema agar
menjadi sederhana dan mudah dimengerti, serta
menggunakan foto atau video agar efektif-efisien
(Komitmen Mutu).

Kegiatan saya ini akan sangat berpengaruh terhadap


pelayanan publik khususnya bagi para pemberi layanan
agar dapat mewujudkan kepuasan pelanggan dalam hal
ini pasien. Pada tahap ini juga mencerminkan Whole of
Government (WoG) yaitu dibutuhkan kerjasama antar
instansi agar perkerjaan menjadi lebih cepat dan mudah
.

Dengan melaksanakan kegiatan perencanaan


Kontribusi pelaksanaan kegiatan morning report akan berkontrobusi
5 Terhadap Visi dalam mewujudkan misi rumah sakit nomor dua dan tiga
Misi Organisasi yaitu menyelenggarakan pelayanan prima serta
meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia

Dengan melaksanakan kegiatan perencanaan


Penguatan Nilai
6 pelaksanaan kegiatan morning report dapat mewujudkan
Organisasi
nilai-nilai organisasi rumah sakit yaitu bekerjasama

26
Tabel 4. Kegiatan 2 : Melibatkan unit lain di Rumah Sakit untuk turut serta dalam
kegiatan morning report

Melibatkan unit lain di Rumah Sakit untuk turut serta


dalam kegiatan morning report
Dengan melibatkan unit lain di Rumah Sakit untuk turut
serta dalam kegiatan morning report memberikan
Kegiatan
pemahaman tentang pentingnya kerjasama dalam suatu
kegiatan. Hal tersebut menggambarkan pelaksanaan
ANEKA, Pelayanan Publik dan Whole of Government
(Peran dan Fungsi ASN dalam NKRI)

1. Menentukan unit-unit yang berperan dalam kegiatan


dengan menerapkan nilai Akuntabilitas (transparansi,
tanggungjawab), Nasionalisme (sila 1,2 dan 4), Etika
Publik (sopan santun)
2. Mengatur jadwal pertemuan dengan unit terkait dengan
menerapkan nilai Akuntabilitas (transparansi), Anti
Tahapan
Korupsi (Disiplin), Nasionalisme (sila 4)
Kegiatan
3. Melakukan sosialisasi dengan unit tersebut dengan
menerapkan nilai Komitmen Mutu (inovasi), Etika
Publik (menghargai komunikasi), Nasionalisme (sila
1)
4. Mendokumentasikan hasil kegiatan dengan
menerapkan nilai Anti Korupsi (jujur)
Output / Hasil Terwujudnya peran unit lain di Rumah Sakit dalam kegiatan
Kegiatan morning report
Akuntabilitas, Nasionalisme
Dalam melaksanakan koordinasi dengan unit lain di Rumah
Sakit, saya terlebih dahulu akan menentukan unit-unit mana
saja yang berperan dalam kegiatan morning report. Saya
melakukan hal ini diawali dengan menjalin komunikasi
secara transparan (Akuntabilitas) dengan bagian tata
usaha untuk meminta data mengenai nama-nama unit
Keterkaitan
di rumah sakit. Selanjutnya saya akan berdiskusi dengan
Substansi Mata
perwakilan bagian komite medik. Diskusi akan saya mulai
Pelatihan
dengan berdoa terlebih dahulu (Nasionalisme).
Selanjutnya saya akan menyampaikan pendapat dan saran
saya dengan menggunakan bahasa yang sopan dan
santun dan sikap hormat (Etika Publik). Saya akan
mendengarkan pendapat, saran dan kritik dari
perwakilan komite medik (Nasionalisme) dan pada
akhirnya ditetapkan unit mana saja yang akan ikut dalam

27
kegiatan morning report dengan mempertimbangkan baik
dan buruknya secara penuh tanggung jawab
(Akuntabilitas)

Akuntabilitas, Nasionalisme, Anti Korupsi


Selanjutnya saya akan mengatur jadwal pertemuan dengan
unit-unit tersebut. Saya akan menghubungi masing-
masing unit yang telah ditentukan sebelumnya
(Akuntabilitas) dan menyepakati tanggal, jam dan
tempat bertemu dengan mengutamakan kepentingan
bersama (Nasionalisme). Selanjutnya pada waktu yang
telah disepakati, saya akan datang tepat waktu dan
menyiapkan hal-hal yang diperlukan secara disiplin
(Anti Korupsi).

Komitmen Mutu, Nasionalisme, Etika Publik


Kemudian saya akan mensosialisasikan ide saya
(Komitmen Mutu) yaitu dengan mengajak unit-unit
tersebut untuk turut serta dalam kegiatan morning
report. Sosialisasi akan saya mulai dengan berdoa
(Nasionalisme). Saya memimpin pertemuan tersebut dan
membuka ruang tanya jawab (Nasionalisme) dan
menghargai setiap saran dan kritik yang disampaikan
(Etika Publik).

Anti Korupsi
Hasil–hasil pertemuan tersebut akan saya
dokumentasikan, baik berupa daftar hadir peserta, hasil
rapat yang disepakati, dan tindak lanjut hasil rapat
dengan penuh tanggung jawab dan jujur (Anti Korupsi)
tanpa menambah atau mengurangi.

Kegiatan saya ini akan sangat berpengaruh terhadap


Pelayanan Publik khususnya bagi para pemberi layanan
agar dapat mewujudkan kepuasan pelanggan dalam hal ini
pasien. Pada tahap ini juga mencerminkan Whole of
Government (WoG) yaitu dibutuhkan kerjasama antar
instansi agar perkerjaan menjadi lebih cepat dan mudah .

Dengan melibatkan unit lain di Rumah Sakit untuk turut


Kontribusi
serta dalam kegiatan morning report akan berkontribusi
Terhadap Visi
dalam mewujudkan misi rumah sakit nomor tiga yaitu
Misi Organisasi
meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia

28
Dengan melibatkan unit lain di Rumah Sakit untuk turut
Penguatan Nilai
serta dalam kegiatan morning report dapat mewujudkan
Organisasi
nilai-nilai organisasi yaitu bekerja sama

Tabel 5. Kegiatan 3 : Memaksimalkan penggunaan buku pencatatan pasien


sebagai alat bantu untuk mengetahui data dan jumlah pasien tiap hari

Memaksimalkan penggunaan buku pencatatan pasien


sebagai alat bantu untuk mengetahui data dan jumlah
pasien tiap hari
Dengan memaksimalkan penggunaan buku pencatatan
pasien memberikan pemahaman tentang pentingnya
Kegiatan
pencatatan atau dokumentasi dalam setiap kegiatan demi
terciptanya lingkungan yang akuntabel. Hal tersebut
menggambarkan pelaksanaan ANEKA, Pelayanan Publik
dan Whole of Government (Peran dan Fungsi ASN dalam
NKRI)
1. Mengidentifikasi sebab-sebab penggunaan buku belum
maksimal dengan menerapkan nilai Akuntabilitas
(transparansi), Nasionalisme (sila 4), Anti Korupsi
(jujur)
2. Membuat format baru buku pencatatan pasien dengan
menerapkan nilai Komitmen Mutu (efektif dan
efisien), Nasionalisme (sila ke 4), Etika Publik
(menghargai komunikasi)
3. Menetapkan satu lokasi penyimpanan buku pencatatan
Tahapan pasien dengan menerapkan nilai Komitmen Mutu
Kegiatan (efektif dan efisien)
4. Mensosialisasikan kepada setiap dokter agar selalu
mencatat data pasien pada setiap akhir shift dengan
menerapkan nilai Komitmen Mutu (efektif dan
efisien), Etika Publik (sopan santun)
5. Mensosialisasikan kepada perangkat kegiatan agar
selalu membawa buku pencatatan pasien pada setiap
kegiatan morning report dengan menerapkan nilai Anti
Korupsi (tanggung jawab), Komitmen Mutu (efektif
dan efisien)
Output / Hasil Terwujudnya penggunaan buku pencatatan pasien yang
Kegiatan maksimal

29
Akuntabilitas, Nasionalisme, Anti Korupsi
Dalam upaya memaksimalkan penggunaan buku
pencatatan pasien, saya terlebih dahulu melakukan
identifikasi penyebab menhgapa penggunaan buku belum
maksimal. Hal ini saya lakukan dengan menanyakan
pendapat teman sejawat dokter tentang penggunaan
buku tersebut (Akuntabilitas), lalu hasilnya saya catat.
Saya akan menerima dan mencatat saran maupun kritik
tersebut (Nasionalisme). Saya akan mencatatnya secara
jujur tanpa menambah atau menguranginya. (Anti
Korupsi).

Komitmen Mutu (efektif dan efisien), Nasionalisme


Selanjutnya saya akan membuat format baru buku
pencatatan tersebut. Saya akan mendesaign sedemikian
rupa agar lebih efektif dan efisien (Komitmen Mutu)
sehingga nantinya teman sejawat dokter dapat dengan
mudah mengisinya. Saya terlebih dahulu membuat
modelnya lalu mendiskusikan kembali kepada teman
sejawat dokter apabila mereka memiliki saran-saran
lainnya (Nasionalisme, Etika Publik). Selanjutnya apabila
Keterkaitan
sudah ditemukan model yang baku, saya mencetaknya.
Substansi Mata
Pelatihan
Komitmen Mutu
Selanjutnya saya akan menetapkan satu lokasi tempat
penyimpanan buku tersebut. Tempat tersebut tentu saja
mudah dilihat, mudah dijangkau, dan berada dekat
dengan dokter pada saat berdinas agar lebih efekif dan
efisien (Komitmen Mutu). Tempat tersebut juga akan saya
beri label keterangan.

Komitmen Mutu, Etika Publik


Setelah buku dan lokasi penyimpanannya ditetapkan, saya
selanjutnya mengampanyekan kepada teman sejawat
dokter untuk tidak lupa mencatat data pasien yang dirawat
inap melalui IGD pada setiap kali berdinas. Hal ini saya
lakukan dengan cara mengampanyekan pada saat rapat
mingguan dokter IGD ataupun melalui grup Whatsapp
agar efektif dan efisien (Komitmen Mutu) dengan
bahasa sopan dan santun (Etika Publik)

Anti Korupsi, Komitmen Mutu

30
Selanjutnya pada satu hari sebelum kegiatan morning
report, saya bertanggung jawab (Anti Korupsi) kembali
mengingatkan kepada teman sejawat dokter yang akan
bertugas, agar tidak lupa membawa buku tersebut pada
saat morning report melalui grup Whatsapp agar lebih
efektif dan efisien (Komitmen Mutu)

Kegiatan saya ini akan sangat berpengaruh terhadap


pelayanan publik khususnya bagi para pemberi layanan
untuk meningkatkan profesionalisme. Disamping itu juga
akan meningkatkan komunikasi dan kerjasama antar unit di
rumah sakit (Whole of Government)

Dengan melaksanakan kegiatan memaksimalkan


penggunaan buku pencatatan pasien akan berkontrobusi
Kontribusi
dalam mewujudkan misi rumah sakit nomor satu dan tiga
Terhadap Visi
yaitu meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
Misi Organisasi
serta mengembangkan sarana dan prasarana yang
berkualitas
Dengan melaksanakan kegiatan memaksimalkan
Penguatan Nilai
penggunaan buku pencatatan pasien dapat mewujudkan
Organisasi
nilai-nilai organisasi yaitu efektif dan efisien

Tabel 6. Kegiatan 4 : Merancang teknis kegiatan morning report

Merancang teknis kegiatan morning report


Dengan merancang teknis pelaksanaan kegiatan morning
report memberikan pemahaman tentang pentingnya
Kegiatan perencanaan teknis secara detail sebelum melaksanakan
suatu kegiatan. Hal tersebut menggambarkan pelaksanaan
ANEKA, Pelayanan Publik dan Whole of Government
(Peran dan Fungsi ASN dalam NKRI)

1. Menetapkan waktu dan tempat kegiatan dengan


menerapkan nilai Nasionalisme (sila 2 dan 4), Etika
Tahapan Publik (sopan santun)
Kegiatan 2. Membuat daftar hadir dengan menerapkan nilai Anti
Korupsi (tanggung jawab), Etika Publik (sopan
santun), Nasionalisme (sila 2)

31
3. Menetapkan rundown serta pokok-pokok pembahasan
dalam kegiatan dengan menerapkan nilai
Akuntabilitas (kejelasan), Anti Korupsi (mandiri)
4. Memastikan sarana dan prasana pendukung kegiatan
dapat digunakan dengan menerapkan nilai Komitmen
Mutu (efektif-efisien, mutu), Anti Korupsi
(tanggungjawab), Etika Publik (sopan santun)
5. Mensosialisasikan kegiatan dengan menerapkan nilai
Akuntabilitas (transparansi), Etika Publik (sopan),
Nasionalisme (sila 2)
Output / Hasil
Terwujudnya rancangan teknis kegiatan morning report
Kegiatan
Nasionalisme, Etika Publik
Dalam merancang teknis kegiatan morning report yang
berkualitas, saya akan melakukannya tahap demi tahap
berupa konsep detail kegiatan. Saya akan memulainya
dengan menetapkan waktu dan tempat kegiatan. Hal ini
saya lakukan dengan terlebih dahulu berdiskusi dengan
bagian komite medik. Saya akan mendengarkan setiap
saran (Nasionalisme) yang disampaikan dan ikut aturan
yang berlaku (Nasionalisme) dan berbicara
menggunakan bahasa yang sopan (Etika Publik).
Akuntabilitas, Etika Publik, Nasionalisme
Setelah waktu dan tempat kegiatan ditetapkan, selanjutnya
saya akan mulai menyusun daftar hadir peserta. Saya
menyusun daftar hadir dengan penuh tanggungjawab
Keterkaitan
dengan sebelumnya berkomunikasi dengan beberapa
Substansi Mata
pihak diantaranya bagian kepegawaian untuk
Pelatihan
mengetahui nama lengkap serta nomor induk pegawai
peserta kegiatan (Akuntabilitas). Saya akan
menggunakan bahasa yang sopan dan sikap hormat
pada saat berkomunikasi (Etika Publik). Setelah data
tersebut saya peroleh, saya akan meminta bantuan tata
usaha untuk memperbanyak daftar hadir tersebut
manakala dibutuhkan (Nasionalisme).

Akuntabilitas, Antikorupsi
Selanjutnya saya akan mulai merancang rundown kegiatan
dan menetapkan pokok-pokok pembahasan apa saja yang
harus dibicarakan dalam morning report agar menjadi jelas
dan sesuai dengan tujuan (Akuntabilitas). Hal ini saya
lakukan sendiri dengan berpatokan pada referensi

32
maupun hasil diskusi dengan atasan yang sudah
dilakukan sebelumya (Anti Korupsi).

Komitmen Mutu, Anti Korupsi, Etika Publik


Supaya kegiatan berlangsung secara efektif dan efisien,
saya akan menetapkan sarana dan prasarana apa saja
yang diperlukan untuk menunjang kegiatan misalnya
proyektor, layar, dan pengeras suara, atau bahkan
makanan atau minuman (Komitmen Mutu). Saya akan
berkomunikasi dengan bagian peralatan rumah sakit untuk
memastikan ketersediaan alat tersebut dengan penuh
tanggungjawab (Anti Korupsi). Saya akan menggunakan
bahasa yang baik dan bersikap sopan santun pada saat
berkomunikasi (Etika Publik).

Akuntabilitas, Etika Publik, Nasionalisme


Selanjutnya saya akan mensosialisasikan kegiatan ini
kepada seluruh pihak terkait. Hal ini saya lakukan dengan
terlebih dahulu berkomunikasi dengan bagian komite
medik untuk meminta saran dan petunjuk
(Akuntabilitas). Saya akan menemui secara langsung, dan
berkomunikasi dengan sopan (Etika Publik). Saya akan
meminta agar dibuatkan surat undagan resmi kepada
masing masing instansi terkait untuk dapat menghadiri
kegiatan. (Nasionalisme). Selanjutnya surat undagan
tersebut akan disebarkan satu atau dua hari sebelum
kegiatan.

Kegiatan saya ini akan sangat berpengaruh terhadap


pelayanan publik khususnya bagi para pemberi layanan
untuk meningkatkan profesionalisme. Disamping itu juga
akan meningkatkan komunikasi dan kerjasama antar unit di
rumah sakit (Whole of Government)
Dengan merancang teknis kegiatan morning report akan
Kontribusi
berkontrobusi dalam mewujudkan misi rumah sakit nomor
Terhadap Visi
tiga yaitu meningkatkan profesionalisme sumber daya
Misi Organisasi
manusia

Penguatan Nilai Dengan merancang teknis kegiatan morning report dapat


Organisasi mewujudkan nilai-nilai organisasi yaitu bekerja sama

33
Tabel 7. Kegiatan 5 : Pelaksanaan kegiatan morning report yang berkualitas

Pelaksanaan kegiatan morning report yang berkualitas.


Dengan melaksanakan kegiatan morning report yang
berkualitas memberikan pemahaman tentang pentingnya
Kegiatan kegiatan ini untuk meningkatkan sumber daya manusia dan
profesionalisme dokter. Hal tersebut menggambarkan
pelaksanaan ANEKA, Pelayanan Publik dan Whole of
Government (Peran dan Fungsi ASN dalam NKRI)

1. Mengingatkan kembali jadwal kegiatan kepada seluruh


pihak yang terkait dengan menerapkan nilai Anti
Korupsi (tanggung jawab), Akuntabilitas
(transparansi), Etika Publik (sopan santun)
2. Hadir tepat waktu, mengisi daftar hadir, menyiapkan
Tahapan sarana dan prasarana yang mendukung dengan
Kegiatan menerapkan nilai Anti Korupsi (Disiplin), Komitmen
Mutu (Mutu), Akuntabilitas (transparansi)
3. Mengikuti kegiatan dan berperan aktif dengan
menerapkan nilai Nasionalisme (sila 1,4), Etika
Publik (sopan santun)
4. Mendokumentasikan kegiatan
Output / Hasil
Terlaksananya kegiatan morning report yang berkualitas
Kegiatan
Anti Korupsi, Akuntabilitas, Etika Publik
Dalam melaksanakan kegiatan morning report yang
berkualitas, saya akan memulainya dengan bertanggung
jawab mengingatkan kembali kepada seluruh pihak
terkait tentang kegiatan tersebut (Anti Korupsi). Hal ini
saya lakukan dengan menjalin komunikasi
Keterkaitan (Akuntabilitas) melalui telepon, grup whatsapp atau
Substansi Mata bertemu langsung dan menggunakan bahasa yang baik
Pelatihan dan sopan (Etika Publik)

Anti Korupsi, Komitmen Mutu, Akuntabilitas


Pada hari pelaksanaan kegiatan, saya akan berusaha
datang tepat waktu (Anti Korupsi). Setelah sampai, saya
akan menyiapkan beberapa sarana dan prasarana yang
diperlukan seperti daftar hadir, laptop, proyektor, layar

34
proyektor, pengeras suara dan memastikan dapat
berfungsi dengan baik agar kegiatan bermutu
(Komitmen Mutu). Saya juga akan memastikan buku
pencatatan pasien sudah ada ditempat. Apabila tidak ada,
saya akan berkomunikasi dengan dokter IGD untuk
membawakan buku tersebut (Akuntabilitas).

Nasionalisme, Etika Publik


Pada saat pelaksanaan kegiatan, saya akan memimpin
kegiatan dan memulai kegiatan dengan berdoa
(Nasionalisme). Saya akan mendengarkan informasi
dengan baik, berperan aktif, dan mengajukan pertanyaan
dengan menggunakan bahasa yang baik, dan bersikap
sopan santun (Etika Publik). Saya juga akan menghargai
teman sejawat dokter apabila ada silang pendapat
dalam membahas suatu kasus (Nasionalisme)

Anti Korupsi
Selama kegiatan berlangsung, saya akan
mendokumentasikan dan mencatat hal-hal yang dianggap
perlu sebagai bahan koreksi dan evaluasi nantinya dengan
sebenar-benarnya (Anti Korupsi)

Kegiatan saya ini akan sangat berpengaruh terhadap


pelayanan publik khususnya para pemberi layanan agar
lebih professional dan untuk meningkatkan mutu kegiatan
morning report sehingga pelaksanaannya lebih efektif dan
efisien. Selain itu diperlukan juga kerjasama antar unit agar
kegiatan berlangsung baik (Whole of Government).

Dengan melaksanakan kegiatan morning report yang


Kontribusi
berkualitas akan berkontrobusi dalam mewujudkan visi dan
Terhadap Visi
misi rumah sakit nomor tiga yaitu meningkatkan
Misi Organisasi
profesionalisme sumber daya manusia

Dengan melaksanakan kegiatan morning report yang


Penguatan Nilai
berkualitas dapat mewujudkan nilai-nilai organisasi yaitu
Organisasi
bekerja sama, efektif dan efisien

35
Tabel 8. Kegiatan 6 : Evaluasi Kegiatan

Evaluasi Kegiatan
Dengan melaksanakan evaluasi kegiatan akan
memberikan pemahaman tentang pentingnya penilaian
Kegiatan dan evaluasi terhadap suatu kegiatan. Hal tersebut
menggambarkan pelaksanaan ANEKA, Pelayanan Publik
dan Whole of Government (Peran dan Fungsi ASN dalam
NKRI)

1. Mengumpulkan seluruh dokumen dan catatan yang ada


dari kegiatan-kegiatan sebelumnya dengan
menerapkan nilai Akuntabilitas (tanggung jawab)
2. Meminta saran-saran dari pihak-pihak terkait tentang
pelaksanaan kegiatan morning report dengan
menerapkan nilai Nasionalisme (sila 4), Komitmen
Tahapan
Mutu (efektif dan efisien)
Kegiatan
3. Melakukan konsultasi dengan atasan terhadap
pelaksanaan kegiatan morning report dengan
menerapkan nilai Akuntabilitas (tanggung jawab),
Nasionalisme (sila 1), Etika Publik (sopan santun)
4. Mencatat hasil dengan menerapkan nilai Anti Korupsi
(jujur)
Output / Hasil
Terlaksananya Evaluasi Kegiatan
Kegiatan
Akuntabilitas
Dalam melaksanakan evaluasi kegiatan, saya akan
memulainya dengan mengumpulkan seluruh dokumen dan
catatan dari kegiatan-kegiatan sebelumnya dengan penuh
tanggung jawab (Akuntabilitas)

Nasionalisme, Komitmen Mutu


Keterkaitan
Selanjutnya saya akan meminta saran dari pihak terkait,
Substansi Mata
termasuk teman sejawat dokter IGD tentang pelaksanaan
Pelatihan
kegiatan. Hal ini saya lakukan secara efektif dan efisien
(Komitmen Mutu) dengan mengajukan pertanyaan
secara langsung ke grup whatsapp dokter IGD. Saya
akan menerima semua pendapat maupun saran dan
kritik (Nasionalisme) dan mencatatnya.

Akuntabilitas, Anti Korupsi, Etika Publik

36
Kemudian saya akan mengatur jadwal pertemuan dengan
atasan. Saat bertemu saya akan membawa bahan untuk
dikonsultasikan berupa laporan mengenai jalannya
kegiatan morning report dengan penuh tanggung jawab
(Akuntabilitas). Sebelum memulai konsultasi saya akan
memimpin untuk berdoa (Nasionalisme). Saya akan
berkata yang sebenarnya (Anti Korupsi) mengenai
pelaksanaan kegiatan dan bersikap sopan santun yaitu
dengan cara memberikan salam, sapa, senyum, dan
hormat, serta menggunakan bahasa yang baik dan
benar saat konsultasi (Etika Publik)

Anti Korupsi
Hasil pertemuan dengan atasan akan kembali saya catat
secara lengkap dan jujur (Anti Korupsi) . Dan hasil
evaluasi akan digunakan sebagai bahan rujukan untuk
perbaikan kegiatan morning report kedepannya.

Kegiatan saya ini akan sangat berpengaruh terhadap


pelayanan publik khususnya para pemberi layanan dalam
rangka meningkatkan sumber daya manusia melalui
kegiatan morning report agar mampu menilai secara kritis
dan objektif terhadap suatu kegiatan. Selain itu kerjasama
antar unit di rumah sakit sangat dibutuhkan agar kegiatan
berlangsung dengan baik (Whole of Government).

Dengan melaksanakan evaluasi kegiatan akan


Kontribusi berkontrobusi dalam mewujudkan visi dan misi rumah sakit
Terhadap Visi nomor dua dan tiga yaitu menyelenggarakan pelayanan
Misi Organisasi prima dan meningkatkan profesionalisme sumber daya
manusia
Dengan melaksanakan evaluasi kegiatan dapat
Penguatan Nilai
mewujudkan nilai-nilai organisasi yaitu bekerja sama serta
Organisasi
efektif dan efisien

37

Anda mungkin juga menyukai