OSTEOMIELITIS
Disusun Oleh :
SEMESTER V
2019
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Tujuan ................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Osteomielitis
1. Definisi Osteomielitis ....................................................................... 6
2. Etiologi .............................................................................................. 6
3. Manifestasi Klinis ............................................................................. 7
4. Patofisiologi ...................................................................................... 8
5. Komplisikasi ..................................................................................... 9
6. Pengobatan. ....................................................................................... 9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Asuhana Keperawatan Pada Pasien Osteomilitis
1. Pengkajian ........................................................................................... 10
2. Diagnosa ............................................................................................. 12
3. Intervensi ............................................................................................. 12
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpilan ......................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Osteomielitis akut di Amerika Serikat mempengaruhi 0,1-1,8
% dari populasi orang dewasa, sedangkan di negara-negara
berkembang osteomielitis masih menjadi masalah dalam bidang
ortopedi. Kira kira 50% kasus osteomielitis terjadi pada lima tahun
pertama kehidupan. Terjadi lebih sering pada laki-laki dibanding
perempuan, dan sering mengenai tulang panjang ekstrimitas bawah
meskipun semua tulang bisa terkena (dalam Nadhirah. A 2015)
Di indonesia osteomielitis masih menjadi masalah karena
tingkat higienitas yang masih rendah, diagnosis yang terlambat,
angka tuberkulosis yang masih tinggi. Pengobatan osteomielitis
masih memerlukan waktu lama dan biaya yang tinggi, serta banyak
pasien yang fraktur terbuka yang datang terlambat dan sudah
menjadi osteomieliti. Tulang yang paling sering mengalami
Osteomielitis adalah tibia (50 %), disusul oleh femur (30 %), fibula (
12 %), humerus (3 %), ulna (3 %), dan radius (2 %). (Nadhirah. A
2015)
Komplikasi Osteomielitis banyak dan paling sering
berhubungan dengan hilangnya fungsi penuh dan jaringan tulang.
Fraktur lebih cenderung terjadi dengan penyakit progresif.
Penyebaran lokal dan penyebaran infeksi juga mungkin terjadi.
Pencitraan radiologi berperan penting sebagai alat bantu
diagnostik kasus osteomielitis sekaligus alat uji pemantauan hasil
terapi. Berbagai modalitas pencitraan radiologi dapat digunakan
dalam keperluan diagnostik osteomielitis. Rdiografi konvensional
lebih terjangkau secara ekonomi tersedia dibanyak fasilitas kesehtan
di Indonesia, sehingga merupakanpilihan modalitas awal pada
1
diagnosis osteomielitis. Oleh sebab itu, pemahaman mengenai
hubungannya patofisiolgi osteomielitis dengan gambaran awal
mengenai anatomi menjadi penting dalam memberikan gambaran
awal mengenai anatomi tulang serta kondisi patologi dari tulang
serta jaringan lunak disekitarnya.
Prevalensi osteomielitis yang cukup tinggi dan hubungannya
patofisiologi dengan gambaran radiologis itulah yang membuat
penulis untuk mengetahui berbagai macam gambaran khas hasil
penitraan sinar-X pada pasien osteomielitis di Rumah Sakit Al-Islam
pada tahun 2013 (dalam Nadhirah. A 2015)
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Osteomielitis ?
2. Apa Etiologi Osteomielitis?
3. ApaManifestasi klinis?
4. Bagaiman Patofisiologi Osteomielitis ?
5. Apa Komplikasi Osteomielitis?
6. Bagaimana Pengobatan Osteomielitis?
7. Apa saja Asuhan Keperawatan Pada Pasien yang Mengalami
Osteomielitis ?
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui apa Definisi Osteomielitis ?
2. Dapat mengetahui apa Etiologi Osteomielitis?
3. Dapat mengetahui Manifestasi klinis Osteomielitis?
4. Dapat mengetahui Bagaiman Patofisiologi Osteomielitis ?
5. Dapat mengetahui Apa Komplikasi Osteomielitis?
6. Dapat mengetahui Bagaimana Pengobatan Osteomielitis?
7. Dapat mengetahui Apa saja Asuhan Keperawatan Pada Pasien yang
Mengalami Osteomielitis ?
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Osteomielitis
1. Definisi Osteomielitis
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit
disembuhkan dari pada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya
asupan darah, respon jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan
jaringan dan pembentukan invlokrum (pembentukan tulang baru
disekeliling jaringan tulang mati) (Smeltzer, Suzanne.C. 2001).
Osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang
mencakup sumsum dan atau kortek tulang dapat berupa eksogen
(infeksi masuk dari luar tubuh) atau hemotogen (infeksi yang berasal
dari dalam tubuh). (Reeves, 2001 dalam Nadhirah .A 2015).
Osteomyelitis yang paling mendasar adalah infeksi jaringan
tulang yang mencakup sumsum atau kortek tulang yang disebabkan
oleh bakteri piogenik. Osteomyelitis dapat timbul akut atau kronik.
Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik
maupun manifestasi lokal yang berjalan dengan cepat. Osteomielitis
kronik adalah akibat dari osteomyelitis akut yang tidak ditangani
dengan baik (Price, 2002 dalam Nadhirah. A 2015).
2. Etiologi
Adapun penyebab – penyebab osteomielitis ini adalah:
1. Bakteri
Menurut Joyce & Hawks (2005 dalam Kurnadi Rita.A 2017),
penyebab osteomyelitis adalah Staphylococcus aureus (70 %-80
3
%), selain itu juga bisa disebabkan oleh Escherichia coli,
Pseudomonas, Klebsiella, Salmonella, dan Proteus.
2. Virus
3. Jamur
4. Mikroorganisme lain
Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang
lain ke tulang. Infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai
dan lengan (pada anak-anak) dan di tulang belakang (pada
dewasa).
Orang yang menjalani dialisa ginjal dan penyalahguna obat
suntik ilegal, rentan terhadap infeksi tulang belakang
(osteomielitis vertebral). Infeksi juga bisa terjadi jika sepotong
logam telah ditempelkan pada tulang, seperti yang terjadi pada
perbaikan panggul atau patah tulang lainnya.
2. Penyebaran langsung
4
disebabkan oleh jeleknya pasokan darah atau diabetes (kencing
manis). Suatu infeksi pada sinus, rahang atau gigi, bisa
menyebar ke tulang tengkorak
3. Manifestasi Klinis
Jika infeksi dibawa oleh darah, biasanya awitannya
mendadak, sering terjadi dengan manifestsi klinis septikemia
(misal menggigil, demam tinggi, denyut nadi cepat, dan malaise
umum). Gejala sistemik awalnya dapat menutupi gejala lokal
secara lengkap. Setelah infeksi menyebar dari rongga sumsum ke
korteks tulang, akan mengenai periosteum dan jaringan luna,
dengan bagian yang terinfeksi menjadi nyeri, bengkak dan sangat
nyeri tekan. Pasien menggambarkan nyeri konstan berdenyut
yang semakin memberat dengan gerkan dan berhubungan dengan
tekanan pus yang terkumpul.
Bila osteomielitis terjadi akibat penyebaran dan infeksi di
sekitarnya atau kontaminasi langsung, tidak akan ada gejala
septikemia. Darah Daerah infeksi membeangkak, hangat, nyeri,
dan nyeri tekan. Pasien dengan osteonielitis kronik ditandai
dengan pus yang selalu mengalir keluar dari sinus atau
mengalami periode berulang nyeri, inflamasi, pembengkakan dan
pengeluaran pus.
4. Patofisiologi
Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70 % sampai
80 % infeksi tulang. Organisme patogenik yang sering di jumpai
pada osteomielitis meliputi proteus, pseudomonas, dan Escerichia
coli. Terdapat peningkatan insiden infeksi resisten penisilin,
nosokomia, gram negatif, dan anaerobik.
Osteomielitis setelah pembedahan ortopedi dapat terjadi
dalam 3 bulan pertama (akut fulminan-stadium 1) dan sering
5
berhubungan dengan penumpukan hematoma atau infeksi
superfisial. Infeksi lambat (stadium 2) terjadi antara 4 sampai 24
bulan setalah pembedahan. Osteomielitis lama (stadium 3)
biasanya akibat penyebaran hematogen dan terjadi 2 tahun atau
lebih setelah pembedahan.
Respon inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari
inflamasi, peningkatan vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3
hari, trombosis pada pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut,
mengakibatkan iskemia dengan nekrosis tulang sehubungan
dengn peningkatan tekanan jaringan dan medula. Infeksi
kemudian berkembang ke kavitas medularis dan kebawah
periosteum dan dapat menyebabkan ke jaringan lunak atau sendi
disekitarnya. Kecuali bila proses infeksi dapat dikontrol awal,
kemudian akan terbentuk abses tulang.
Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan,
namun yang lebih sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh
ahli bedah. Abses yang terbentuk dalam tulang dindingnya
terbentuk daerah jaringan mati, namun seperti pada rongga abses
pada umumnya, jaringan tulang mati (sequestrum) tidak mudah
mencair dan mengalir keluar. Rongga tidak dapat mengempis dan
menyembuh seperti yang terjadi pada jaringan lunak Terjadi
pertumbuhan tulang baru (involukrum) dan mengelilingi
sequestrum
5. Komplikasi
Septic arthritis,atau menyebarnya infeksi dari dalam tulang
ke sendi terdekat.
Osteonekrosisatau kematian tulang akibat terhalangnya
sirkulasi darah didalam tulang.
Pertumbuhan tulang secara abnormal pada anak-anak
Kanker kulit
6
6. Pengobatan
1. Istirahat dan pemberian analgetik untuk menghilangkan
nyeri. Sesuai kepekaan penderita dan reaksi alergi penderita
2. Penicillin cair 500.000 milion unit IV setiap 4 jam.
3. Erithromisin 1-2gr IV setiap 6 jam.
4. Cephazolin 2 gr IV setiap 6 jam
5. Gentamicin 5 mg/kg BB IV selama 1 bulan.
6. Pemberian cairan intra vena dan kalau perlu tranfusi darah
7. Drainase bedah apabila tidak ada perubahan setelah 24 jam
pengobatan antibiotik tidak menunjukkan perubahan yang
berarti, mengeluarkan jaringan nekrotik, mengeluarkan
nanah, dan menstabilkan tulang serta ruang kososng yang
ditinggalkan dengan cara mengisinya menggunakan tulang,
otot, atau kulit sehat.
8. Istirahat di tempat tidur untuk menghemt energi dan
mengurangi hambatan aliran pembuluh balik.
9. Asupan nutrisi tinggi protein, vit. A, B,C,D dan K.
7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1. Identitas
2. Riwayat kesehatan
8
Klien biasanya perrnah mengalami penyakit yang
hampir sama dengan sekarang, atau penyakit lain yang
berhubungan tulang, seperti trauma tulang, infeksi tulang,
fraktur terbuka, atau pembedahan tulang, dll.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji apakah keluarga klien memiliki penyakit keturunan,
namun biasanya tidak ada penyakit Osteomielitis yang
diturunkan.
3. Psikososial
9
g. Persepsi Diri – Konsep Diri: Biasanya pasien memiliki
perilaku menarik diri, mengingkari, depresi, ekspresi takut,
perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, kontak
mata kurang, gagal menepati janji atau banyak janji.
h. Peran – Hubungan: Biasanya pasien mengalami depresi
dikarenakan penyakit yang dialaminya. Serta adanya tekanan
yang datang dari lingkungannya. Dan klien juga tidak dapat
melakukan perannya dengan baik.
i. Seksual – Reproduksi: Biasanya pasien tidak mengalami
gangguan dalam masalah seksual.
j. Koping – Toleransi Stress: Biasanya pasien mengalami stress
ysng berat karena kondisinya saat itu.
k. Nilai Kepercayaan: Pola keyakinan perlu dikaji oleh perawat
terhadap klien agar kebutuhan spiritual klien data dipenuhi
selama proses perawatan klien di RS. Kaji apakah ada
pantangan agama dalam proses pengobatan klien. Klien
biasanya mengalami gangguan dalam beribadah karena nyeri
yang ia rasakan.
2. Diagnosa
10
Napsu makan edem, dan mengurangi
menjadi normal, — Amati perubahan suhu nyeri
ekspresi wajah setiap 4 jam — Untuk mengetahui
rileks dan penyimpangan –
suhu tubuh penyimpangan yang
normal — Kompres air hangat terjadi
— Pemberian obat- — Mengurangi rasa nyeri
obatan analgesik dan memberikan rasa
nyaman
— Mengurangi rasa nyeri
11
ringan, menggigil, sistoskopi/ TUR
nadi dan pernapasan prostate beresiko untuk
cepat, gelisah, peka, syok bedah/ septic
disorientasi. sehubungan dengan
manipulasi/
instrumentasi
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit
disembuhkan dari pada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya
asupan darah, respon jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan
jaringan dan pembentukan invlokrum (pembentukan tulang baru
disekeliling jaringan tulang mati). (Smeltzer, Suzanne.C. 2001)
Adapun penyebab – penyebab osteomielitis ini adalah:
Bakteri,Virus, Jamur, dan Mikroorganisme lain. Menurut Joyce &
Hawks (2005 dalam Kurnadi Rita.A 2017), penyebab osteomielitis
adalah Staphylococcus aureus (70 %-80 %), selain itu juga bisa
disebabkan oleh Escherichia coli, Pseudomonas, Klebsiella,
Salmonella, dan Proteus. Tulang, yang biasanya terlindung dengan
baik dari infeksi, bisa mengalami infeksi melalui 3 cara: Aliran darah,
penyebaran langsung, infeksi dari jaringan lunak di dekatnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne.C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Ed.8. Jakarta :EGC
14