Faktor Risiko Pemberian MP Asi Dini Pada Bayi 0-6 Bulan Di Wilayah Puskesmas Tarakan Makassar
Faktor Risiko Pemberian MP Asi Dini Pada Bayi 0-6 Bulan Di Wilayah Puskesmas Tarakan Makassar
Oleh:
Jumrian Jum
NIM: 70600118011
2019
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt., atas segala
rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan, sehingga proposal ini dapat
terselesaikan. Proposal ini merupakan salah satu syarat tugas akhir semester mata
rintangan. Namun atas dukungan dari berbagai pihak yang terus memberikan
Penyusun
Jumriani Jum
NIM : 70600118011
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
PENDAHULUAN ...................................................................................................6
B. Rumusan Masalah....................................................................................9
2. Persyaratan MP ASI..........................................................................16
iii
C. Populasi dan Sampel ........................................ Error! Bookmark not defined.
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kebutuhan tubuh manusia. Bagi bayi 0-6 bulan, ASI eksklusif (memberikan
hanya ASI saja) sudah memenuhi syarat sebagai gizi seimbang karena ASI
sudah lengkap zat gizinya bagi bayi 0-6 bulan. Bagi bayi usia 6 bulan lebih
maka untuk gizi seimbang harus diberikan makanan pendamping ASI. Bila
asupan zat gizi pada usia tersebut tidak tepat dan jumlahnya kurang,
pertumbuhannya akan terganggu yaitu anak tersebut akan kurus dan pendek
(Siswanto, 2010). ASI merupakan makanan pertama yang paling ideal secara
biologis dan fisiologis selama proses tumbuh kembang karena adanya faktor
protektif dan nutrien serta sesuai dengan kebutuhan bayi pada 6 bulan
seiring meningkatnya umur bayi dengan persentase terendah pada anak umur
ASI Ekslusif di Provinsi Sulawesi Selatan dinilai masih kurang karena belum
6
mencapai target nasional. Di Kota Makassar sendiri, sebagai ibu kota provinsi
masih berada di angka 79% dengan prevalensi masalah status gizi berada di
Pemenuhan gizi merupakan hak dasar anak. Salah satu upaya untuk
terbaik bagi anak usia dibawah 2 tahun. Untuk mencapai hal tersebut, Strategi
pemberian makanan yang baik dan tepat bagi bayi dan anak 0-24 bulan
adalah: 1) Mulai menyusu dalam 1 jam setelah lahir; 2) Pemberian air susu
ASI sampai usia 24 bulan atau lebih (Kemenkes, 2011). Penerapan pola
pemberian makan ini akan meningkatkan status gizi bayi dan anak serta
penerapan pola pemberian makan terbaik untuk bayi lahir sampai 2 (dua)
ضا َع َۚةَ َو َعلَى ۡٱل َم ۡولُو ِد لَ ۥه ُ ِر ۡزقُ ُه َّن َو ِك ۡس َوت ُ ُه َّن ِ ضعۡ نَ أ َ ۡو َٰلَدَه َُّن َح ۡولَ ۡي ِن ك
َّ َاملَ ۡي ِۖ ِن ِل َم ۡن أ َ َرادَ أَن يُ ِت َّم
َ ٱلر ِ ۞و ۡٱل َٰ َو ِل َٰدَتُ ي ُۡر
َ
ِ د لَّ ۥه ُ ِب َولَ ِد َۚ ِهۦ َو َعلَى ۡٱل َو ِارٞ ضا ٓ َّر َٰ َو ِلدَ ُۢة ُ ِب َولَ ِدهَا َو ََل َم ۡولُو
ث ِم ۡث ُل َٰذَل َِۗكَ فَإ ِ ۡن َ ُ س ِإ ََّل ُو ۡس َع َه َۚا ََل ت
ٌ ف ن َۡف ِ َۚ ِب ۡٱل َمعۡ ُر
ُ َّوف ََل ت ُ َكل
7
ضعُ ٓواْ أ َ ۡو َٰلَدَ ُك ۡم فَ ََل ُجنَا َح َعلَ ۡي ُك ۡم إِذَا
ِ َاو ٖر فَ ََل ُجنَا َح َعلَ ۡي ِه َم َۗا َوإِ ۡن أ َ َردت ُّ ۡم أَن ت َۡست َۡر
ُ اض ِم ۡن ُه َما َوتَش َ ِأ َ َرادَا ف
ٖ ص ااَل َعن ت ََر
Terjemahnya :
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu
bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi
makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak
dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu
menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan
warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum
dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada
dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain,
maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut
yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan.”
menggariskan bahwa air susu ibu, baik ibu kandung maupun bukan adalah
makanan terbaik untuk bayi hingga usia dua tahun dan merupakan perintah,
dengan ASI adalah ayat-ayat rada’ah (menyusui) dan fisál (masa penyapihan)
Luqman/31: 14, dan al-Ahqaf/46 : 15. Dilihat dari aspek hukumnya, perintah
menyusukan anak dengan ASI ini dapat kita simpulkan bahwa ajaran Islam
sangat menekankan arti penting pemberian ASI bagi anak karena menjadi
8
kewajiban dan hak seorang ibu, disamping menjadi hak anak (Kemenag,
2015).
yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan
guna memenuhi kebutuhan zat gizi selain dari ASI. Praktek pemberian MP
ASI yang baik dan tepat sangat penting untuk kelangsungan hidup,
pertumbuhan, perkembangan, kesehatan dan gizi bayi dan anak. Jika anak
usia 6-24 bulan tidak mendapat MP ASI yang cukup baik dari segi kuantitas
Kebiasaan pemberian makanan bayi yang tidak tepat, salah satunya adalah
pemberian makanan terlalu dini atau pemberian makan pada bayi usia kurang
dari 6 bulan.
mengenai faktor risiko pemberian MP ASI dini pada bayi 0-6 bulan di
9
B. Rumusan Masalah
1. Apakah faktor risiko pemberian MP ASI dini pada bayi 0-6 bulan di
faktor risiko pemberian MP ASI dini pada bayi 0-6 bulan di Puskesmas
C. Kajian pustaka
pemberian MP ASI dini bayi 0-6 bulan di wilayah Puskesmas Lendah II.
Oleh karena itu perlu ditingkatkan dukungan dan edukasi untuk ibu
10
c. Kumalasari, dkk dengan judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
dini, tidak ada hubungan yang signifikan antara mitos dengan pemberian
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
dini pada bayi 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Tarakan Makasar
tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
standar WHO-NHCS
11
E. Manfaat Penelitian
1. Teoretis
ASI dini pada bayi 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Tarakan
Makasar.
2. Praktis
c. Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi media edukasi dan
ASI dini.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pada masa itu produksi ASI makin menurun sehingga suplai zat gizi dari ASI
(WHO).
pendamping berupa sari buah, atau buah-buahan, nasi tim, makanan lunak
padat gizi, dan mengandung serat kasar serta bahan lain yang sukar dicerna
13
sedikit mungkin. Sebab serat kasar yang terlalu banyak jumlahnya akan
mengganggu pencernaan.
diberikan terlalu dini akan menurunkan konsumsi ASI dan bayi mengalami
diberikan terlambat akan mengakibatkan anak kurang gizi bila terjadi dalam
makanan pendamping air susu ibu dari bahan lokal. Kegiatan ini juga
sekitar kita banyak bahan makanan lokal yang bisa dikelola (Sartono,
2006).
sangat kriti dalam kehidupan bayi. Bukan hanya pertumbuhan fisik yang
14
pada tri semester kedua untuk mempertahankan pertumbuhan anak pada
kecepatan yang sama, umumnya ini berarti antara umur empat sampai
menggantikan peran ASI, dalam hal ini berarti si bayi disapih atau tidak
menyusui lagi pada ibunya sebaiknya hal ini dilakukan bila bayi telah
diberikan harus mengandung nilai kalori dan kadar protein yang cukup
tinggi serta mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh
bayi Pada masa kini makanan tambahan untuk bayi tersebut banyak
orang dewasa yang terdiri dari serealia, umbi-umbian dan kacang- kacangan
15
1. Petunjuk Untuk Pemberian Makanan Tambahan
sampai berumur enam bulan atau lebih dengan hanya diberi ASI.
Sebagia lagi mungkin memerlukan lebih banyak energi dan zat-zat gizi
kelaparan atau pertambahan berat badan yang lambat pada umur 4 bulan
atau kurang.
kepada anak pada umur kurang dari empat bulan, karena adanya risiko
menyusui.
dan zat-zat gizi lain (vitamin dan mineral) untuk tumbuh dan
16
2. Persyaratan Makanan Tambahan
lokal.
gram bahan. Makanan tambahan bagi bayi hendaknya bersifat padat gizi,
dan mengandung serat kasar serta bahan lain yang sukar dicerna
a. Gangguan Penyusuan
menggantikan ASI
17
untuk mengandung kadar natrium klorida (NaCl) tinggi yang akan
yang 100% mendapat air susu ibu dan karena itu mudah mendapat
(NaCl) dan tingkat tekanan darah belum dibuktikan pada masa bayi,
18
Nutrisi yang diperoleh dari makanan memiliki peranan yang sangat
َض ۡٱل َم ۡيتَةُ أ َ ۡحيَ ۡي َٰنَ َها َوأ َ ۡخ َر ۡجنَا ِم ۡن َها َحبا فَ ِم ۡنهُ يَ ۡأ ُكلُون
ُ ة لَّ ُه ُم ۡٱۡل َ ۡرٞ ََو َءاي
Terjemahnya :
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi
yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-
َٱَّللُ ٱلَّذِي َج َع َل لَ ُك ُم ۡٱۡل َ ۡن َٰ َع َم ِلت َۡر َكبُواْ ِم ۡن َها َو ِم ۡن َها ت َۡأ ُكلُون
َّ
Terjemahnya:
Ghafir/40:79)
menurunkan hujan dan mengubah tanah yang tandus menjadi subur dan
19
Gizi dan asupan makanan dalam hal ini mempunyai peranan yang
salah satu dari dua sifat halal (boleh) dan tayyib (baik), terutama sejak
sifat halal dan tayyib bukan hanya bagi bayi itu sendiri, tetapi juga sang
Menurut PP No. 33 Tahun 2012, Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu
yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu yang diberikan kepada bayi
sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan atau 180 hari setelah dilahirkan,
lain. Hal ini sesuai dengan rekomendasi WHO dan mulai diterapkan di
(Kemenkes, 2014).
20
2. Komposisi ASI Ekslusif
pada jenis susu lain. Terutama colostrum, warna kuning pada colostrum
maturasi dan perkembangan retina yang 10 kali lebih tinggi dari susu
matur (0,34 hingga 7,57 mg/liter berbanding 0,1 hingga 0,3 mg/liter).
Selain itu, liquid gold tersebut kaya akan protein, vitamin larut lemak,
mineral, dan IgA serta laktosa yang berfungsi untuk mencegah bayi dari
berikut:
Kandungan Fungsi
Immunoglobulin A Sebagai barrier imunitas dengan target antigen
(IgA) spesifik
Laktoferin Sebagai imunomudulator, Fe chelation, agen anti
microbial, anti adhesive, dan membantu
perkembangan intestinal.
α-kasein Anti adhesif
Oligosakarida Mencegah invasi bakteri
Sitokin Sebagai agen anti inflamasi, dan memiliki fungsi
barrier epithelial
Growth Factor
- Epidermal Growth Merepair intestinal, surveilans luminal
21
Factor Menstimulasi pertumbuhan sel epitel (TGF-β)
- Transformiing
Growth Factor Mensupresi fungsi limfosit (TGF-β)
Nerve growth factor Membantu perkembangan neuron
Enzim
Platelet-activating Memblok aktivasi dari platelet activating factor
factor-
acetylhydrolase
Mencegah oksidasi lipid
- Glutation
peroxidase
Nukleotida Meningkatkan respon antibodi
Komposisi ASI tidak konstan dan tidak sama dari waktu ke waktu,
hal tersebut dipengaruhi oleh faktor ibu dan bayi itu sendiri, antara lain berat
lahir, kekuatan isapan, usia gestasional saat lahir, dan penyakit pada bayi.
Adapun faktor ibu yaitu umur, ras, paritas, stress, perilaku kesehatan seperti
susu (NAP,2001).
1) Karbohidrat
halus laktosa akan dipecah menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim
terdapat dalam ASI. Sebagian laktosa akan masuk ke usus besar dan
22
fosfor untuk mempertahankan bifidus dalam usus dan mempercepat
2) Protein
30% dengan variasi komposisi whey : kasein adalah 90:10 pada hari
(hari ke-11 sampai 240) dan 50:50 setelah hari ke-240. Protein kasein
adalah fosfoprotein yang hanya terdapat pada ASI. Molekul kasein ini
serta IgA yang diproduksi oleh sel plasma kelenjar mammae melalui
reseptor spesifik. Protein whey juga tahan terhadap suasana asam dan
kasein, tetapi dengan kadar taurin yang lebih tinggi (Verd, 2018).
3) Lemak
Kurang lebih 50% energi yang terkandung pada ASI berasal dari
lemak, atau sekitar 40 g/L. lemak dalam ASI ada dalam bentuk butiran
23
lipose). Asam lemak yang terkandung dalam ASI kaya akan asam
adalah bentuk lemak yang utama pada ASI, dengan kandungan 97%-
98% dan sangat kaya akan asam lemak esensial yaitu asam linoleat 8-
24
Adapun kajian mengenai manfaat ASI bagi bayi dari beberapa
i. Dermatitis Atopi
Beberapa studi telah menjelaskan bahwa ASI memiliki efek
proteksi terhadap kejadian dermatitis atopi. Pada penelitian Ghaderi
dan Makhmalbal, menyatakan bahwa bayi dengan pemberian nutrisi
formula susu sapi atau soya memiliki insidensi dermatitis atopi
yang lebih tinggi.
ii. Otitis Media Akut
Otitis Media merupakan salah-satu penyakit infeksi yang umum
pada bayi dan anak sebagai komplikasi dari infeksi saluran nafas.
Adapun ASI yang mengandung immunoglobulin (IgA) dan
laktoferin sebagai barrier imunitas pasif.
iii. DM Tipe-1
Beberapa studi memperlihatkan adanya korelasi positif antara
pemberian ASI dengan kejadian DM Tipe-1. Selain karena ASI
mengandung IgA, pemberian susu sapi juga memiliki efek
diabetogen dimana α-lactoglobulin yang merupakan protein spesifik
pada susu sapi menyebabkan defek pada sstem imun.
25
Tabel 3. Manfaat ASI bagi ibu (Motee, 2014)
Begitu banyak manfaat ASI untuk ibu dan juga bayi. Diantara
keistimewaan ASI, yang oleh Harun Yahya disebut sebagai “cairan ajaib”
sebelumnya. Adapun manfaat ASI secara psikologis baik bagi bayi maupun
26
c. Pengaruh kontak langsung ibu-bayi
Ikatan kasih saying ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan
seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman
dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan
mendengarkan denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi
masih dalam rahim.
d. Meningkatkan IQ
Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI
memiliki poin 4,3 poin lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 poin
lebih tinggi pada usia 8,5 tahun dibandingkan dengan bayi yang
tidak diberi ASI
1. Pengetahuan Ibu
dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah
(Mubarok, 2009).
27
Sejalan dengan hasil penelitian Kumalasari, dkk (2015) tentang
hasil bahwa ibu yang memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori “tidak
baik” memiliki risiko sebesar 2,425 kali untuk memberikan MP-ASI dini
MPASI dini kepada bayinya. Dalam hal ini pengetahuan yang didapat
merawat bayi. Meskipun mereka tahu tentang MP-ASI dini, namun dalam
28
2. Kecukupan ASI
atau dirangsang oleh isapan mulut bayi pada puting susu ibu. Gerakan
Susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada Let Down Replex,
otot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat
ASI mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari
pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100 ml sehari dan
mencapai usia minggu kedua. Dalam keadaan produksi ASI telah normal
2014).
paling baik dilakukan sesuai permintaan bayi (on demand) termasuk pada
malam hari, minimal 8 kali per hari. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh
29
seringnya bayi menyusui. Makin jarang bayi disusui biasanya produksi
pemberian MP-ASI tepat waktu dan 97,5% pemberian MP-ASI dini. Hal
dan pisang.
3. Pekerjaan
meningkat, hal tersebut yang menjadikan salah satu kendala bagi ibu-ibu
30
nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, khususnya ibu
baik dan teratur. Hal yang membuat ibu memberhentikan pemberian ASI
pemberian ASI eksklusif selama enam bulan. Bagi ibu yang sering keluar
dibandingkan proporsi ibu-ibu yang tidak bekerja (50,9%) dengan nilai p <
0,05.
4. Dukungan Keluarga
31
sumber lain yang mendukung. Dukungan penilaian adalah jenis dukungan
5. Mitos
ibu dapatkan dari budaya, mitos dan media massa. Ibu menyatakan bahwa
tuanya seperti pemberian bubur nasi dan bubur pisang pada saat upacara
bayi (aqiqah) yang telah mencapai usia tiga bulanan. Tidak hanya itu saja,
ibu menyatakan juga tertarik akan iklan susu formula yang sekarang ini
32
memiliki sikap bahwa susu formula juga baik untuk bayi (Ginting,
penurunan jumlah ASI eksklusif. Petugas kesehatan saat ini mulai banyak
yang melakukan pemberian susu formula dan produk bayi lainnya tanpa
ASI dini pada bayi menimbulkan motivasi dan minat ibu untuk
memberi makanan tambahan pada bayi usia kurang dari enam bulan
(Nauli, 2012).
33
E. Kerangka Teori
Petunjuk Pemberian
MP-ASI
Persyaratan
MP- ASI
Dampak
MP-ASI
Hipotesis
Terdapat hubungan antara pemberian Makanan Pendamping (MP) ASI dini pada
bayi 0-6 bulan dengan fakor risiko seperti pengetahuan ibu, pekerjaan orang tua,
dukungan keluarga dan tenaga kesehatan.
34
F. Kerangka Konsep
pada bayi dan melihat beberapa faktor yang mungkin berpengaruh seperti
Cara Pemberian
Nutrisi
Faktor Bayi
Data
Usia 0-6 bulan
Pengukuran Pengukuran
Langsung Tidak Langsung
Koesioner
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Populasi
penelitian ini adalah seluruh bayi 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Tarakan Makassar.
2. Sampel
yang diambil adalah seluruh sampel yang memenuhi syarat yang telah
ditentukan oleh peneliti sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi dalam
penelitian ini.
36
1) Kriteria inklusi
(Nursalam, 2015)
2) Kriteria eksklusi
Tarakan Makassar
dibutuhkan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
bayi 0-6 bulan. Adapun variabel independen adalah tingkat pengetahuan ibu,
37
jens pekerjaan orangtua, kecukupan ASI, dukungan keluarga,mitos dan
tenaga kesehatan.
berikut :
38
E. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian
1. Definisi Operasional
yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24
b. Bayi adalah anak usia 0-6 bulan yang berdomisili di wilayah kerja
Makasar.
ditentukan.
menurut Umur (PB/U), Berat Badan menurut Umur (BB/U) dan Berat
e. Umur adalah usia anak yang dihitung dari saat kelahiran dengan
39
g. Tingkat pendidikan ibu ditentukan dari jenjang pendidikan terakhir
dini pada bayi 0-6 bulan yang kemudian dinilai status gizi pengukuran
1. Uji Validitas
40
inginkan. Uji validitas instrumen menggunakan uji korelasi product
moment person.
2. Uji Reliabilitas
instrumen yang digunakan telah reliabel. Suatu alat ukur dikatakan reliabel
bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan, akan
1. Analisis Data
for the Social Sciences (SPSS). Adapun data yang dianalisis sebagai
berikut :
a. Data Univarian
Makasar terkait.
41
2. Langkah Pengolahan Data
a. Editing
terhadap :
1) Kelengkapan jawaban
2) Keterbacaab tulisan
4) Kesesuaian jawaban
5) Relevansi jawaban
42
6) Keseragaman satuan data
b. Koding
c. Entry
oleh suatu orang tetapi dibantu oleh orang lain untuk membantu
d. Cleaning
dingunakan dalam analisis data karena akan merusak data yang ada.
43
(apa bila sampel kecil) atau (cetak di kertas untuk sampel besar)
(Sulistyaningsih, 2012)
44
DAFTAR PUSTAKA
2015.
Aritonang, I., dkk. Desain dan Analisis Edukasi Gizi Ibu Menyusui.Yogyakarta :
Depkes RI, Gizi Dalam Angka Sampai Tahun 2002. Direktorat Jenderal Gizi
Masyarakat, Jakarta.2003
dan eksternal ibu terhadap pemberian MP-ASI dini pada bayi usia < 6
45
Heryanto, Eko. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Makanan
Hubertin S. Konsep Penerapan ASI Eksklusif: Buku Saku Untuk Bidan. Jakarta:
EGC,2014
IDAI, 2010
Kemenag RI. Kesehatan Dalam Perspektif Islam (Tafsir Islam Tematik). Jakarta:
Kemenkes RI. Situasi Dan Analisis ASI Ekslusif. Jakarta: Infodatin, 2014.
Kemenkes RI. Pelatihan Konseling Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI).
2011.
Martin,dkk. Review of Infant Feeding: Key Features of Breast Milk and Infant
46
Mubarak Wahid Iqbal. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Feeding Among Infants. Nutritional Food and Science Journal, Vol. 2, No.
2, Agustus 2014
Nauli, D.W. Hubungan pemberian MP-ASI Dini dengan kejadian penyakit infeksi
pada bayi 0-6 bulan di wilayah kerja puskesmas Sindar Raya Kecamatan
47
Nilakesuma, dkk. Hubungan Status Gizi Bayi Dengan Pemberian ASI Ekslusif,
Cipta,2010.
Kec. Wowuti Kab Luwu Timur Tahun 2011. Skripsi. Universitas Islam
Komputindo,2010.
Shihab, Quraisy M. Tafsir Al- Misbah : Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an.
Rihama. 2010
48
Sulistyaningsih. Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif - Kualitatif (1st
49