Anda di halaman 1dari 25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjaun Teori Keluarga


1. Definisi keluarga
Keluarga merupakan orang yang mempunyai hubungan resmi,
seperti ikatan darah, adopsi,perkawinan, atau perwalian, hubungan sosial
(hidup bersama)dan adanya hubungan psikologis(ikatan emosional) (Siti
Nur Kholifah, 2016)
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, serta social dari tiap anggota keluarga(Siti Nur Kholifah,
2016)
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dan saling ketergantungan ( departemet
kesehatan RI 2016)
2. Tipe keluarga
Berbagai tipe keluarga sebagai berikut :
a. Tipe keluarga tradisional, terdiri atas beberapa tipe yaitu:
1) The Nuclear Family ( keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri
atas suami, istri, dan anak.
2) The dyad family ( keluarga dyad), suatu rumah tangga yang
terdiri dari atas suami dan istri tanpa anak.
3) Single parent, yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua
dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian atau kematian.

4
5

4) Single adult,yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu


orang dewasa. Tipe ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang
tidak menikah atau tidak mempunyai suami.
5) Extended family, keluarga yang terdiri atas keluaga inti
ditambah keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, dan
sebagainya. Tipe keluarga ini banyak dianut oleh keluarga
indonesia terutama di daerah pedesaan.
6) Middle-aged or elderly couple, orang tua yang tinggal sendiri di
rumah (baik suami/istri atau keduanya), karena anak-anaknya
sudah membangun karir sendiri atau sudah menikah.
7) Keluarga usia lanjut, adalah keluarga yang terdiri dari suami
istri yang sudah lanjut usia
b. Tipe keluarga yang kedua adalah tipe kelurga nontradisional, tipe
keluarga ini tidak lazim ada di indonesia, terdiri atas beberapa tipe
sebagai berikut.
1) Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri
atas orang tua dan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) Cohabitating couple. Orang dewasa yang hidup bersama di luar
ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
3) Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan
jenis kelamin tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan
suami istri.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang
hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
3. Fungsi keluarga
Menurut friedman fungsi keluarga ada lima antara lain :
a. Fungsi afektif
Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan
kebutuhan psikososial anggota keluarga.Melalui pemenuhan fungsi
ini, maka keluarga akan dapat mencapai tujuan psikososial yang
6

utama, membentuk sifat kemanusiaan dalam diri anggota


keluarga,stabilitas kepribadian dan tingkah laku, kemampuan
menjalin secara lebih akrab, dan harga diri.
b. Fungsi sosialisasi dan penempatan social
Sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan
kematian. Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung
seumur hidup, karena individu secara kontinyu mengubah perilaku
mereka sebagai respon terhadap situasi yang terpola secara sosial
yang mereka alami. Sosialisasi merupakan proses perkembangan
atau perubahan yang dialami oleh seorang individu sebagai hasil dari
interaksi sosial dan pembelajaran peran-peran sosial.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan.
Perawatan kesehatan dan praktik-praktik sehat(yang mempengaruhi
status kesehatan anggota keluarga secara individual) merupakan
bagian yang paling relevan dari fungsi perawatan kesehatan.
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga
2) Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi
keluarga
3) Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan
4) Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan
suasana rumah yang sehat
5) Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas.
7

4. Tahap perkembangan keluarga


Terdapat delapan tahap perkembangan keluarga yang perlu di ketahui
yaitu :
a. Keluarga baru menikah atau pemula
Tugas perkembangannya adalah :
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan
2) Membina hubungan persaudaraan, teman, dan kelompok sosial
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
b. Tahap perkembangan keluarga yang kedua adalah keluarga dengan
anak
baru lahir. Tugas perkembangan adalah :
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
mengintegrasikan bayi yang baru lahir ke dalam keluarga
2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran – peran orang tua dan kakek nenek.
c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
Tugas perkembangannya adalah :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah, runag
bermain, privasi, dan keamanan.
2) Mensosialisasikan anak
3) Mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak yang lain
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di
laur keluarga.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas perkembangannya adalah :
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan hubungan dengan teman sebaya yang sehat
8

2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan


3) Memenuhi kenutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja
Tugas perkembangannya adalah :
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak
f. Keluarga melepas anak usia dewasa muda
Tugas perkembangannya adalah:
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota
keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
2) Melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan
3) Membantuk ornag tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami
atau istri
g. Keluarga dengan usia pertengahan
Tugas perkembangannya adalah :
1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti
dengan para orang tua lansia dan anak-anak.
3) Memperkokoh hubungan perkawinan
h. Keluarga dengan usia lanjut
Tugas perkembangannya adalah :
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
3) Mempertahankan hubungan perkawinan
4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
5) Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi
6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaan
hidup). (Siti Nur Kholifah, 2016)
9

B. Tinjauan Teori Tuberculosis


1. Definisi
Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang
disebabkan oleh kuman tuberculosis (Mycobacterium Tuberculosis).
Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara
(pernapasan) ke dalam paru-paru, kemudian menyebar dari paru-paru ke
organ tubuh yang lain melalui peredaran darah, yaitu : kelenjar limfe,
saluran pernafasan atau penyebaran langsung ke organ tubuh lain
(Depkes RI dalam Mira, A,F.,2015).
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan
Mycobacterium tuberculosis Yang menyerang paru-paru dan hampir
seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran
pernafasan dan saluran pencernaan (GI) dan luka terbuka pada kulit.
Tetapi paling banyak melalui inhalasi droplet yang berasal dari orang
yang terinfeksi bakteri tersebut. (Sylvia A. Price).
2. Etiologi
Penyebab tuberculosis adalah Mycobacterium tuberculosis. Basil ini
tidak berspora sehingga mudah di basmi dengan pemanasan,sinar
matahari, dan sinar ultraviolet.Ada dua macam mikobakteria tuberculosis
yaitu tipe human dan tipe bovin. Basil Tipe bovin berada dalam susu sapi
yang menderita mastitis tuberkulosis paru.Basil tipe human bisa berada
di bercak ludah(droplet) dan di udara yang berasal dari penderita TBC,
dan orang yang terkena rentan terinfeksi bila menghirupkannya.(Wim de
jong).
Cara melatih batuk efektif untuk mengeluarkan dahak pada pasien
tuberkulosis adalah :
a. Mengatur posisi duduk : badan tegak,kepala menghadap ke depan.
b. Meminta pasien meletakkan 1 tangan di dada dan 1 tangan di perut.
c. Melatih pasien melakukan nafas perut ( menarik nafas dalam melalui
hidung selama 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
10

d. Meminta pasien merasakan mengembangnya perut ( cegah lengkung


pada punggung)
e. Meminta pasien menahan nafas 3 hitungan
f. Meminta pasien menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan
(lewat mulut, bibir seperti meniup)
g. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi
dari perut
h. Memasang tempat dahak di pangkuan pasien
i. Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali, yang ke-3 :
melakukan tarik nafas, tahan nafas dan terakhir batukkan dengan
kuat
j. Menampung dahak ke tempat yang telah disediakan.

Cara mempersiapkan tempat untuk membuang dahak :

a. Siapkan tempat pembuangan dahak yang berisi cairan desinfektan


(sabun,detergen,air bayclin,atau pasir)
b. Isi cairan sebanyak 1/3 kaleng
c. Buang dahak ke temapt tersebut
d. Bersihkan kaleng setiap 2 atau 3 hari sekali
e. Buang isi kaleng bila berisi pasir: kubur di bawah tanah
f. Bila berisi udara desinfektan : buang di dalam toilet,siram
g. Bersihkan kaleng dengan sabun.
3. Anatomi fisiologi
Paru-paru terletak dalam rongga dada (mediastinum), dilindungi
oleh struktur tulang selangka.Rongga dada dan perut dibatasi oleh
suatuskat yang disebut diagfragma.Berat paru-paru kanan sekitar 620
gram, sedngkan paru-paru kiri sekitar 560 gram.Masing-masing paru-
paru dipisahkan satu sama lain oleh jantung dan pembuluh besar serta
struktur-struktur lain didalam rongga dada.Selaput yang membungkus
yang disebut pleura.Paru-paru terbenam bebas dalam rongga pleura itu
sendiri. Pada keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga
11

pu-paru kembang kempis, dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang
berguna untuk meminyaki permukaan pleura, menghindari gesekan
antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan napas.
Paru-paru kanan sedikit lebih besar dari paru-paru kiri dan terdiri
atas tiga geambir (lobus) yaitu gelambir atas (lobus superior), gelambir
tengah (lobus medius), dan gelambir bawah (lobus inverior). Sedangkan
paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir yaitu gelambir atas (lobus
superior) dan gelambir bawah (lobus inverior). Tiap-tiap lobus terdiri
dari belahan yang lebih kecil bernama segmen. Paru-paru kiri
mempunyai 10 segmen yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dan
5 buah segmen pada lobus inverior. Paru-paru kanan mempunyai 10
segmen yaitu 5 buah segmen pada superior, 2 buah segmen pada lobus
medial, dan 3 buah segmen pada lobus inverior. Tiap-tiap segmen terbagi
lagi menjadi belahan-beahan yang bernama lobulus. Diantara lobules satu
dan lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah getah
bening dan syaraf dalam pada tiap-tiap lobulus terdapat sebuah
bronkeolus. Didalam lobulus, bronkeolus ini bercabang-cabang yang
disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus
yang diameternya antara 0.2 sampai 0.3 mm.
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri
dari gelembng (gelembung hawa, alveoli, atau alveolus). Pada
gelombang ini lah terjadi pertukaran udara dalam darah O2 masuk
kedalam darah dan Co2 dikeluarkan dalam darah. Gelembung alveoli
terdiri ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas
permukaannya kurang lebih 90 m2. Banyaknya gelembung paru-paru ini
kurang lebih 700 juta buah. Ukurannya berfariasi, tergantung pada lokasi
anatomisnya, semakin negatifnya tekanan intrapleura diapeks, ukuran
alveolus akan semakin besar. Ada 2 tipe sel alveolus Tipe satu berukuran
besar, datar berbentuk skuamosa, bertanggung jawab untuk pertukaran
udara. Sedangkan tipe 2, yaitu pneumosit glanular, tidak ikut serta dalam
12

pertukaran udara.sel-sel tipe 2 ini lah yang berproduksi surfaktan, yang


melapusi alveolus dan mencegahnya kolaps alveolus.
4. Patofisiologi
Individu terinfeksi melalui droplet nuclei dari pasien TB paru ketika
pasien batuk, bersin, tertawa. droplet nuclei ini mengandung basil TB dan
ukurannya kurang dari 5 mikron dan akan melayang-layang di udara.
Droplet nuclei ini mengandung basil TB.
Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru,
maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk
globular. Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri
tuberculosis paru ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan
dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme
pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi
jaringan parut dan bakteri tuberculosis paru akan menjadi dormant
(istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat
sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
Sistem imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi.
Fagosit (neutrofil dan makrofag) menelan banyak bakteri; limpospesifik
tubercolosis melisis (menghancurkan) basil dan jaringan normal. Reaksi
jaringan ini mengakibatkan penumpukan eksudat dalam alveoli,
menyebabkan bronkopneumonia dan infeksi awal terjadi dalam 2-10
minggu setelah pemajanan.
Massa jaringan paru yang disebut granulomas merupakan gumpalan
basil yang masih hidup. Granulomas diubah menjadi massa jaringan
jaringan fibrosa, bagian sentral dari massa fibrosa ini disebut
tuberkelghon dan menajdi nekrotik membentuk massa seperti keju.
Massa ini dapat mengalami klasifikasi, membentuk skar kolagenosa.
Bakteri menjadi dorman, tanpa perkembangan penyakit aktif.
Setelah pemajanan dan infeksi awal, individu dapat mengalami
penyakit aktif karena gangguan atau respon yang inadekuat dari respon
system imun. Penyakit dapat juga aktif dengan infeksi ulang dan aktivasi
13

bakteri dorman. Dalam kasus ini, tuberkel ghon memecah melepaskan


bahan seperti keju dalam bronki. Bakteri kemudian menjadi tersebar di
udara, mengakibatkan penyebaran penyakit lebih jauh. Tuberkel yang
menyerah menyembuh membentuk jaringan parut. Paru yang terinfeksi
menjadi lebih membengkak, menyebabkan terjadinya bronkopneumonia
lebih lanjut.
5. Manifestasi klinik
a. Demam 40-410c, serta ada batuk/batuk darah
b. Sesak napas dan nyeri dada
c. Malaise,keringat malam
d. Suara khas pada perkusi dada,bunyi dada
e. Peningkatan sel darah putih dengan dominasi limfosit.
6. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah tepi pada umumnya akan memperlihatkan
adanya:
1) Anemia, terutama bila penyakit berjalan menahun
2) Leukositosis ringan dengan predominasi limfosit
3) Laju Endap Darah (LED) meningkat terutama pada fase akut,
tetapi pada umumnya nilai-nilai tersebut normal pada tahap
penyembuhan
b. Pemeriksaan radiologi
1) Bayangan lesi radiologik yang terletak di lapangan atas paru
2) Bayangan yang berawan atau berbecak
3) Adanya kavitas tunggal atau ganda
4) Adanya kalsifikasi
5) Kelainan bilateral, terutama bila terdapat di lapangan atas paru
6) Bayangan yang menetap atau relatif setelah beberapa minggu
c. Pemeriksaan bakteriologik (sputum) Ditemukan kuman
mikobakterium tuberkulosis dari dahak penderita, memastikan
diagnosis tuberculosis paru pada pemeriksaan dahak.
14

d. Uji tuberkulin Sangat penting bagi diagnosis tersebut pada anak. Hal
positif pada orang dewasa kurang bernilai.
7. Komplikasi
Menurut Wahid&Imam (2013), dampak masalah yang sering terjadi
pada TB paru adalah:
a. Hemomtisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat
mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau
tersumbatnya jalan nafas.
b. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial.
c. Bronki ektasis (peleburan bronkus setempat) dan fibrosis
(pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada
paru.
d. Pneumothorak (adanya udara dalam rongga pleura) spontan: kolaps
spontan karena kerusakan jaringan paru.
e. Penyebaran infeksi keorgan lain seperti otak, tulang, persendian,
ginjal, dan sebagainya.
f. Insufisiensi kardiopulmonar (Chardio Pulmonary Insuffciency).
8. Penatalaksanaan
Menurut Zain (2001) membagi penatalaksanaan tuberkulosis paru
menjadi tiga bagian, pengobatan, dan penemuan penderita (active case
finding).
a. Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang
bergaul erat dengan penderita tuberculosis paru BTA positif.
Pemeriksaan meliputi tes tuberkulin, klinis dan radiologis. Bila
tes tuberkulin positif, maka pemeriksaan radiologis foto thoraks
diulang pada 6 dan 12 bulan mendatang. Bila masih negatif,
diberikan BCG vaksinasi. Bila positif, berarti terjadi konversi hasil
tes tuberkulin dan diberikan kemoprofilaksis.
b. Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan massal terhadap
kelompokkelompok populasi tertentu misalnya:
1) Karyawan rumah sakit/Puskesmas/balai pengobatan.
15

2) Penghuni rumah tahanan.


c. Vaksinasi BCG
Tabrani Rab (2010), Vaksinasi BCG dapat melindungi anak
yang berumur kurang dari 15 tahun sampai 80%, akan tetapi dapat
mengurangi makna pada tes tuberkulin. Dilakukan pemeriksaan dan
pengawasan pada pasien yang dicurigai menderita tuberkulosis,
yakni:
1) Pada etnis kulit putih dan bangsa Asia dengan tes Heaf positif
dan pernah berkontak dengan pasien yang mempunyai
sputum positif harus diawasi.
2) Walaupun pemeriksaan BTA langsung negatif, namun tes
Heafnya positif dan pernah berkontak dengan pasien penyakit
paru. Yang belum pernah mendapat kemoterapi dan
mempunyai kemungkinan terkena.
3) Bila tes tuberkulin negatif maka harus dilakukan tes ulang
setelah 8 minggu dan bila tetap negatif maka dilakukan
vaksinasi BCG.
4) Apabila tuberkulin sudah mengalami konversi, maka
pengobatan harus diberikan.
d. Kemoprofilaksis dengan mengggunakan INH 5 mg/kgBB selama 6-
12 bulan dengan tujuan menghancurkan atau mengurangi populasi
bakteri yang masih sedikit. Indikasi kemoprofilaksis primer atau
utama ialah bayi yang menyusu pada ibu dengan BTA positif,
sedangkan kemoprofilaksis sekunder diperlukan bagi kelompok
berikut:
1) Bayi dibawah lima tahun dengan hasil tes tuberkulin positif
karena resiko timbulnya tuberculosis milier dan meningitis
tuberculosis,
2) Anak dan remaja dibawah dibawah 20 tahun dengan hasil
tuberkulin positif yang bergaul erat dengan penderita
tuberculosis yang menular,
16

3) Individu yang menunjukkan konversi hasil tes tuberkulin dari


negatif menjadi positif,
4) Penderita yang menerima pengobatan steroid atau obat
immunosupresif jangka panjang, Penderita diabetes melitus.
e. Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang penyakit
tuberkulosis kepada masyarakat di tingkat puskesmas maupun
ditingkat rumah sakit oleh petugas pemerintah maupun petugas
LSM (misalnya Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Paru
Indonesia-PPTI). (Mutaqqin Arif, 2012)
Arif Mutaqqin (2012), mengatakan tujuan pengobatan pada
penderita tuberculosis paru selain mengobati, juga untuk
mencegah kematian, kekambuhan, resistensi terhadap OAT, serta
memutuskan mata rantai penularan. Untuk penatalaksanaan
pengobatan tuberkulosis paru, berikut ini adalah beberapa hal yang
penting untuk diketahui. Mekanisme Kerja Obat anti-Tuberkulosis
(OAT)
1) Aktivitas bakterisidal, untuk bakteri yang membelah cepat.
a) Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rifampisin
(R) dan Streptomisin (S).
b) Intraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rifampisin dan
Isoniazid (INH).
2) Aktivitas sterilisasi, terhadap the persisters (bakteri
semidormant)
a) Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah
Rimpafisin dan Isoniazid.
b) Intraseluler, untuk slowly growing bacilli digunakan
Rifampisin dan Isoniazid. Untuk very slowly growing
bacilli, digunakan Pirazinamid (Z).
3) Aktivitas bakteriostatis, obat-obatan yang mempunyai
aktivitas bakteriostatis terhadap bakteri tahan asam.
17

a) Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Etambutol


(E), asam para-amino salistik (PAS), dan sikloserine.
b) Intraseluler, kemungkinan masih dapat dimusnahkan oleh
Isoniazid dalam keadaan telah terjadi resistensi sekunder.
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi dua fase yaitu
fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7
bulan).Panduan obat yang digunakan terdiri atas obat
utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang
digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah
Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid, Streptomisin, dan
Etambutol bvfcd (Depkes RI, 2004) Untuk keperluan
pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu
berdasarkan lokasi tuberculosis paru, berat ringannya
penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologi, apusan sputum
dan riwayat pengobatan sebelumnya.Disamping itu, perlu
pemahaman tentang strategi penanggulangan tuberculosis
paru yang dikenal sebagai Directly Observed Treatment
Short Course (DOTSC). DOTSC yang direkomendasikan
oleh WHO terdiri atas lima komponen, yaitu:
a) Adanya komitmen politis berupa dukungan para
pengambil keputusan dalam penanggulangan
tuberculosis paru.
b) Diagnosis tuberculosis paru melalui pemeriksaan
sputum secara mikroskopik langsung, sedangkan
pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan
radiologis dan kultur dapat dilaksanakan di unit
pelayanan yang memiliki sarana tersebut.
c) Pengobatan tuberculosis paru dengan paduan OAT
jangka pendek dibawah pengawasan langsung oleh
Pengawas Menelan Obat (PMO), khususnya dalam
18

dua bulan pertama di mana penderita harus minum obat


setiap hari.
d) Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka
pendek yang cukup. Pencatatan dan pelaporan yang
baku.
C. Konsep Asuhan KeperawatanKeluarga Pada Pasien TB Paru
1. Pengkajian
a. Data umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Identitas kepala keluarga (KK)
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram
b. Komposisi Keluarga
No Nama Umur Sex Hubungan Pendidikan Pekerjaan
dengan KK
1
2

c. Riwayat Imunisasi

Imunisasi
No Nama BCG DPT/HB Polio Campak Hepatitis
3x B
19

d. Genogram

Genogram atau juga dikenal sebagai penelitian McGoldrick-


Gerson, skim Lapidus atau diagram keluarga adalah tampilan
bergambar dari hubungan keluarga dan riwayat kesehatan seseorang
. Ini melampaui pohon keluarga tradisional dengan memungkinkan
pengguna untuk memvisualisasikan pola keturunan dan faktor
psikologis yang menekankan hubungan. Hal ini dapat digunakan
untuk mengidentifikasi pola perilaku yang berulang dan untuk
mengenali kecenderungan turun-temurun.
1) Tipe Keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga
tersebut
2) Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan
kesehatan
3) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat mempengaruhi kesehatan
4) Status sosial ekonomi keluarga
Status ekonomi sosial keluarga ditentukan oleh pendapatan baik
dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.Selain itu
status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang
yang dimiliki oleh keluarga.
5) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu
namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga
merupakan aktivitas rekreasi.
20

e. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Menjelaskan mengenai tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan type keluarga tersebut,
dimana tipe keluarga akan akan berpengaruh terhadap cara
pengambilan keputusan dalam penatalaksanaan masalah
kesehatan pada anggota keluarganya.
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat kesehatan keluarga Inti.
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan
penyakit termasuk imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang
bisa digunakan serta riwayat perkembangan dan pengalaman
penting yang berhubungan dengan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan
pasien, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya
seperti menderita penyakit menular, ataupun penyakit
keturunan.
f. Data lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah di dentifikasikan dengan melihat luas
rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela,
pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis
septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air
21

minum yang digunakan serta denah rumah. Denah rumah juga


dibuat untuk memperlihatkan keadaan rumah, tata letak
rumah sehingga dapat tergambar seperti apa keadaan rumah
dapat menjadi salah satu faktor penyebab gangguan kesehatan
pada anggota keluarga.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan
komunitas setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,
aturan/ kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
3) Mobiltas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga
untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan
sejauh mana keluarga interaksinya dengan masyarakat.
g. Struktur keluarga
1) Sistem pendukung keluarga
Termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga
untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup, fasilitas fisik,
fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan
fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
2) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota
keluarga, pola komunikasi keluarga dengan pasien sangat
penting untuk kesuksesan pengobatan dan menangani keluhan
anggota secara tepat.
3) Struktur kekuatan keluarga
22

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan


mempengaruhi orang lain untuk merubah perila ku, post
partum memerlukan dukungan yang kuat dari anggota keluarga
dalam melakukan pengobatan dan pencegahan komplikasi.
4) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga
baik secara formal maupun informal.
5) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh
keluarga, yang berhubungan denga kesehatan.
h. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan
keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana
kehangatan tercipta pada anggota keluarga, dan bagaimana
keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
2) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan
dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin,
norma, budaya dan perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang
sakit.Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.
Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan
5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang
sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
23

kesehatan, dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas


kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat.
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji megenai fungsi reproduksi keluarga
adalah:
a) Berapa jumlah anak
b) Apa rencana keuarga berkaitan dengan jumlah anggota
keluarga
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
5) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan dan papan
b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga.
i. Stres dan koping keluarga
1) Stresor jangka pendek dan panjang
a) Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang 6
bulan.
b) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6
bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon
terhadap situasi / stresor.
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila meghadapi
permasalahan/stress.
24

4) Strategi adaptasi disfungsional


Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan/stress.
j. Kebiasaan sehari-hari keluarga
1) Personal Hygiene Keluarga
Mengkaji kebersihan tubuh setiap anggota keluarga, kebersihan
rumah dan sekitarnya.
2) Nutrisi
Kaji mengenai kebiasaan makan keluarga meliputi frekuensi
makan dalam sehari, keseimbangan gizi, cara pengolahan dan
penyajian makannya, hal ini menunjukkan ada tidaknya
perhatian keluarga terhadap anggota keluarga yang memerlukan
perawatan kesehatan.
3) Pola Istirahat
Menjelaskan mengenai kebiasaan istirahat / tidur keluarga
meliputi berapa jam keluarga tidur dan adakah kendala yang
mempengaruhi pola istirahat keluarga.
k. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode
yang digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinis.
1) Identitas meliputi : nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan,
suku/bangsa, satus marital, alamat.
2) Riwayat Kesehatan
3) Kebiasaan Sehari-hari
a) Nutrisi.
b) Personal Hygiene
c) Eliminasi
d) Istirahat/tidur
4) Data Psikososial
a) Psikologis
b) Hubungan Antar Keluarga
25

a. Pemeriksaaan Headtotoe tiap anggota keluarga


2. Analisa Data
Dari hasil pengkajian dilakukan analisis data untuk :
a. Menyeleksi data terperinci seperti kategori yang lebih luas seperti
kategori yang berhubungan dengan status kesehatan atau praktek
anggota-anggota keluarga atau tentang rumah dan lingkungan.
b. Mengelompokkan syarat-syarat yang berhubungan untuk
menentukan hubungan antara data tersebut.
c. Membedakan atau memilah data yang relevan dengan data yang
tidak relevan dengan data untuk memutuskan informasi apa yang
berhubungan untuk mengerti dengan situasi yang ada dan informasi
apa yang penting.
d. Mengerti pola-pola seperti fungsi fisiologi, perkembangan
diet/nutrisi, koping atau pola komunikasi, perilaku dan gaya hidup.
e. Membandingkan dengan pola norma atau standar kesehatan fungsi
kesehatan keluarga dan pendapat tentang petugas kesehatan
f. Menginteprestasikan hasil-hasil lalu dibandingkan untuk
menentukan tanda-tanda atau gejala atau syarat-syarat deficit
kesehatan yang spesifik, memelihara kesehatan atau kritis yang dapat
diduga atau stress poin dan membuat kesimpulan tentang alasan-
alasan adanya masalah kesehatan yang dapat dilengkapi untuk tidak
menampilkan tugas kesehatan keluarga.
3. Data Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga
Adalah data subjekif yang didapat melalui pengkajian terhadap fungsi
perawatan keluarga dalam menghadapi suatu masalah keperawatan
ditinjau dari kemampuan keluarga dalam:
a. Mengenal masalah keperawatan
b. Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah keperawatan
c. Merawat anggota keluarga
d. Memodifkasi lingkungan
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
26

Kesimpulan yang didapat dari pengkajian ini, yaitu apakah keluarga


tidak mengetahui mengenai suatu masalah, tidak mau mengambil
tindakan mengenai suatu masalah atau tidak mampu melaksanakan
perawatan terhadap anggota keluarga dengan masalah keperawatan
tertentu. Dimana kesimpulan mengenai fungsi perawatan keluarga ini
akan menjadi etiologi pada diagnosa keperawatan keluarga.
4. Prioritas Masalah
Setelah menentukan masalah atau diagnosa keperawatan langkah
selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah kesehatan keperawatan
keluarga.Untuk menentukan masalah perawat dapat menggunakan skala
prioritas. Dalam menyusun prioritas masalah keperawatan keluarga harus
didasarkan kepada beberapa kriteria, yaitu :
a. Sifat masalah, dikelompokkan menjadi ancaman kesehatan, tidak /
kurang sehat dan keadaan sejahtera.
b. Kemungkinan masalah dapat diubah kemungkinan berhasilnya
mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan tindakan
keperawatan dan kesehatan. Dikelompokan menjadi mudah,
sebagian dan tidak dapat di ubah.
c. Potensi masalah dapat dicegah adalah bagaiamana sifat dan beratnya
masalah yang akan timbul yang dapat dikurangi atau dicegah melalui
tindakan keperawatan dan kesehatan. Dikelompokan menjadi tinggi,
cukup dan rendah.
d. Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai
masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya suatu masalah untuk
diatasi melalui intervensi keperawatan dan kesehatan.
27

Skala Untuk Menyusun Masalah Keperawatan Keluarga Sesuai Dengan Prioritas

No Kriteria Nilai Bobot


1 Sifat masalah
Bobot :
Potensial 1 1
Resiko 2
Aktual 3
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
skala :
Mudah 2 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3
Potensi masalah untuk dicegah
Tinggi
3 1
Cukup
2
Rendah
1
Menonjolnya masalah
4 Masalah segera harus ditangani 2 1
Ada masalah tapi tidak segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0

Skoring :

1. Tentukan skor untuk tiap kriteria

2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot

Skor
X Bobot
Angka tertinggi
Jumlahkan skor untuk semua kriteria. Skor tertinggi adalah 5 sama dengan
seluruh bobot.
5. Diagnosa Keperawatan
Menurut APD Salvari, (20013) Diagnosa keperawatan adalah
pernyataan yang menggambarkan respon manusia atas perubahan
polainteraksi potensial atau actual individu. Perawat secara legal dapat
mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan.
Kolaburasi dan koordinasi dengan anggota tim lain merupakan keharusan
28

untuk menghindari kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan


kesehatan.
6. Intervensi Keperawatan
Menurut APD Salvari (2013), Rencana keperawatan keluargaa dalah
sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawa tuntuk dilaksanakan
dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah
diidentifikasi dari masalah keperawatan yang sering muncul.

Anda mungkin juga menyukai