Anda di halaman 1dari 74

MAKALAH DIETETIK LANJUT

KASUS DI RS dr DORIS SYLAVANS PALANGKA RAYA

OLEH

FIKA ANGGREINI

PO.62.31.3.16.232

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA
MANUSIA
POLITENIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALANGKA
RAYA
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes mellitus merupakan salah satu masalah utama kesehatan umum.


Komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit DM antara lain gangguan pada
sistem kardiovaskuler seperti atherosklerosis, retinopati, gangguan fungsi ginjal
dan kerusakan syaraf. Selain itu, DM dapat menyebabkan terjadinya kecacatan
maupun kematian. Orang yang terkena DM mempunyai resiko dua puluh kali
lebih besar mengalami amputasi daripada orang yang tidak memiliki penyakit
DM. Managemen DM yang kurang baik dapat menimbulkan komplikasi yang
serius dan dapat menyebabkan kematian (Wazaify et al., 2011).

Untuk mengendalikan penyakit DM banyak cara dilakukan seperti


edukasi, perencanaan makan, latihan jasmani, dan penggunaan obat-obatan, baik
oral maupun insulin (Ruslianti, 2008). Meskipun memberikan efek positif
terhadap penurunan kadar gula darah tetapi terapi obat tersebut seringkali
menimbulkan efek samping seperti penambahan berat badan, kelemahan, perut
kembung, diare, dan asidosis asam laktat pada pasien dengan gangguan ginjal
(Devi et al., 2015).

Penderita diabetes melitus memerlukan modalitas terapi yang sangat


dinamis. Perlu dipahami dengan baik patologi yang mendasarinya dan dampak
hiperglikemia kronik terhadap kerusakan organ tubuh, serta memahami dengan
baik agen-agen farmakologi yang sesuai dengan keadaan penyakit seorang
penderita diabetes.

Gangguan fungsi saluran cerna ternyata merupakan masalah yang sering ditemui
pada penderita-penderita disbetes mellitus lanjut, dimana hal ini sebagian

2
disangkakan berkaitan dengan terjadinya disfungsi neurogenik dari saluran cerna
tersebut (1-4). Sering terjdi penderita diabetes mellitus mengeluhkan gejala
gangguan saluran cerna atas tanpa sebab yang jelas. Penderita seperti ini bila
dilakukan uji tertentu dapat menunjukkan adanya keterlambatan pengosongan
lambung, keadaan seperti ini dinamai gastroparesis diabetika (1). Gastroparesis
diabetika merupakan komplikasi dari diabetes mellitus yang kini semakin dikenal.
Gastroparesis diabetika adalah suatu kelainan motilitas lambung yang terjadi pada
penderita diabetes yang dapat dimanisfestasikan oleh berbagai macam gejala serta
dijumpainya kelainan pada uji pengosongan lambung.

Dalam pengelolaan kontrol gula darah, perencanaan diet merupakan salah satu
kunci utama. Penatalaksanaan diabetes melitus dikenal 4 pilar utama pengelolaan
yaitu: penyuluhan, perencanaan makan, latihan jasmani dan obat hipoglikemik.
Terapi gizi merupakan komponen utama keberhasilan penatalaksanaan diabetes.
Kepatuhan pasien terhadap prinsip gizi dan perencanaan makan merupakan salah
satu kendala pada pasien diabetes melitus. Penderita diabetes melitus banyak yang
merasa tersiksa sehubungan dengan jenis dan jumlah makanan yang dianjurkan
(Maulana,2009). Kepatuhan penderita dalam menaati diet Diabetes Melitus sangat
berperan penting untuk menyetabilkan kadar glukosa pada penderita Diabetes
Melitus, sedangkan kepatuhan ini sendiri merupakan hal yang penting untuk dapat
mengembangkan rutinitas (kebiasaan) yang dapat membantu penderita dalam
mengikuti jadwal diet yang kadang kala sulit dilakukan oleh penderita.

Maka dari itu pasien dengan DM perlu melakukan diet DM serta diet untuk
beberapa beberapa penyakit penyertanya atau komplikasi dari penyakit diabetes
Melitus yang dialami pasien. Edukasi awal dan akhir pun penting dilakukan untuk
menjelaskan kepada pasien apa yang harus dilakukan dalam penanganan kepada
pasien selama diet yang diberikan kepada pasien.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan penatalaksanaan diet pada pasien DM 2, gastropati


DM, di ruang Bougenville 4 di rumah sakit dr.Doris Sylvanus Palangka Raya.

3
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan skrining gizi pada pasien pasien DM 2, DM 2,
gastropati DM
b. Mampu melakukan pengukuran antropometri pada pasien pasien DM
2, gastropati DM.
c. Mampu melakukan pengkajian data rekam medik pada pasien pasien
DM 2, gastropati DM.
d. Mampu melakukan assement pada pasien pasien DM 2, gastropati
DM.
e. Mampu menetapkan diagnosa gizi pada pasien pasien DM 2,
gastropati DM.
f. Mampu menyusun NCP pada pasien pasien DM 2, gastropati DM.
g. Mampu melakukan edukasi dan konseling gizi pada pasien DM 2,
gastropati DM.

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Narasi Kasus

Ny. I berumur 55 tahun,, BB 34 kg, TB 156, berjenis kelamin perempuan. Nn.


I masuk rumah sakit hari kamis, 11 April 2019 pukul 01.15 WIB dengan
keluhan sesak nafas, nyeri ulu hati.

Nn. I adalah seorangibu rumah tangga, dengan pendidikan terakhir SMA, Nn.
I sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak, Ny. I beragama islam. Pasien
memberitahu jika pasien mempunyai riwayat penyakit DM selama 2 tahun dan
lambung, Pola makan Ny. I sebelum masuk rumah sakit adalah 3x sehari dan
jarang selingan. Makanan yang sering di konsumsi pasien lebih suka diolah
dengan cara yang digoreng, kemudian selebihnya pasien tidak pilih-pilih pada
makanan. Ny.I sebelumnya belum pernah mendapatkan edukasi gizi.

4
Hasil pemeriksaan biokimia 11 APRIL 2019 :

Tabel 2.1.Hasil lab Pasien

Nama pemeriksaan Hasil Lab Status


WBC 14.95x10^3 /UL Diatas Normal
RBC 4.00x 10^6/UL Normal
HGB 11.2 g/Dl Normal
PLT 392x 10^3 UL Normal
Ureum 19 Normal
Creatinin 1.17 mg/dl Diatas Normal
GDS 411 MG/DL Diatas Normal

Data Klinis Pasien : TD 120/80 mm/Hg, Nadi : 98 x/menit, Suhu : 380C, Pernafasan :
22x/menit. Secara fisik pasien tampak lemah, dapat berdiri sebentar, ke kamar mandi
dapat sendiri dengan berjalan pelan.

Terapi Obat : inf NaCl 0,9% 20 TPM, Inj Levemir, Inj Ranitidine 2x50 mg, Inj
Metclopramide 10 mg/12 jam IU, Pantroprazole nal/12 jam IU, Domperidone 3x1,
Sucralfate 3x10 cc,.

Data Pasien

1. Identitas Pasien
Tabel 2.2. Identitas Pasien
Nama: Ny. I Mobilisasi tempat tidur
Umur: 55 tahun Suku: Dayak
Jenis kelamin: perempuan Alamat: Jl. Mendawai
Agama: Islam No RM: 18.76.48
Pekerjaan: IRT Ruang/kelas: Bougenvile/B4
Pendidikan terakhir: SMA Diagnosa medis: Gastropati DM,
DM tipe 2
Sosial ekonomi: Menengah Tanggal kasus: 11 Maret 2019
Sumber : Data Rekam Medik 2019

5
a. Data Subjektif
1. Riwayat Penyakit
Tabel 2.3 Riwayat Penyakit Pasien
Keluhan utama Menyesak, nyeri ulu hati, kaki
sakit, mual
Riwayat penyakit dahulu Maag kronis
Riwayat penyakit keluarga -
Riwayat penyakit sekarang DM tipe 2, Gastropati DM
Sumber : Data Rekam Medik 2019 dan Wawancara

2. Riwayat Gizi
3. Tabel 2.4. Riwayat Gizi Pasien
Alergi/pantangan makanan Pasien alergi Kerang
Diet yang diberikan Saat sudah di rumah sakit pasien
diberikan diet DM 1500 kalori +
Diet Lambung
Kebiasaan makan Makanan pokok : Nasi 2 – 3x/
hari
Lauk hewani : Ikan 3 x seminggu
Lauk nabati: jarang dikonsumsi
Sayur : 2 x/ hari
Buah : Jarang dikonsumsi
Minuman: Air putih dan susu
skim
Frekuensi makan sebelum masuk 3 kali makan utama (Pagi, siang
RS dan malam)
Makanan kesukaan makanan bergoreng
Masalah gastrointestinal Mual : +
Muntah : +
Aktifitas Pasien saat sudah dirumah sakit
hanya bisa berbaring dan jika
makan, duduk, ke kamar mandi
nya dibantu oleh anak atau
suaminya terkadang sendiri jalan

6
pelan.

4. Riwayat personal
 Ny. I berstatus sudah menikah, memiliki suami dan anak.
 Ny. I sebaga IRT
 Ny. I berpendidikan terakhir SMA
 Ny. I sebelumnya belum pernah mendapatkan konseling gizi.
 Ny. I masuk masuk ke rumah sakit dikarenakan keluhan
menyesak/sesak nafas, mual + muntah, nyeri ulu hati.
b. Data objektif
1. Antropometri
Data antropometri yang didapatkan dilakukan dengan cara
pengukuran langsung melalui estimasi tinggi lutut, estimasi status gizi
menggunakan LILA, dan berat badan aktual.
 TB : 156cm
 BB : 34 Kg
 LILA : 21,7 cm
2. Biokimia
3. Tabel 2.1.Hasil lab Pasien

Nama pemeriksaan Hasil Lab Status


WBC 14.95x10^3 /UL Diatas Normal
RBC 4.00x 10^6/UL Normal
HGB 11.2 g/Dl Normal
PLT 392x 10^3 UL Normal
Ureum 19 mg/dl Normal
Creatinin 1.17 mg/dl Diatas Normal
GDS 411 MG/DL Diatas Normal

7
4. Pemeriksaan klinis
Tabel 2.6 Hasil Pemeriksaan Klinis
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Keterangan
Tekanan darah 120/80 mmHg 110/65 mmHg Pre hipertensi
Nadi 84x/menit 75-105 x/menit Normal
Suhu 36,8 0C 36,1 – 37,2 0C Normal
Respirasi 21 x/menit 18-26 x/menit Normal

5. Pemeriksaan Fisik
Tabel 2.7 Hasil Pengamatan Fisik Selama Tiga Hari
Tanggal Keadaan fisik

11 April 2019 1. Fisik : lemas


2. Keadaan umum :
composmentis
3. BAK : lancar
4. BAB : lancer

12 April 2019 1. Fisik : lemas


2. Keadaan umum :
composmentis
3. BAK : lancar
4. BAB : lancer

13 April 2019 1. Fisik : lemas


2. Keadaan umum :
composmentis
3. BAK : lancar
4. BAB : lancer

Sumber : Data Rekam Medik 2019


6. Diagnosa Medis
Diagnosa Medis : DM tipe 2, Gastropati DM,

8
7. Pengobatan

Tabel 2.7 Fungsi dan efek samping Obat


Jenis Fungsi Interaksi Dengan Efek Samping
Makanan/Obat
Obat/Tindakan
Pantoprazole untuk meredakan gejala .digoxin- 1. Ruam
2. Pruritus, rasa gatal
meningkatnya asam lambung meningkatkan kadar
diseluruh atau
seperti sakit maag dan gejala atau efek digoxin beberapa bagian
tubuh
refluks asam lambung. akibat meningkatnya
3. Mual
Bekerja dengan cara pH lambung 4. Muntah
5. Nteri kepala
menghambat sl-sel di lapisan Diuretik-
6. Nyeri dada
lambung untuk meningkatkan risiko 7. Nyeri lambung
8. Perut kembung
menghasilkan asam hipmagnesemia
9. Konstipasi
lambung, sehingga produksi 10. Diare
asam lambung berkurang.
Inj Ranitidine 2x50 Bekerja dengan cara Konsumsi bersama Diare, nyeri otot, pusing, dan
mg/IV menekan sekresi asam makanan atau antasida timbul ruam kulit, malaise,
lambung atau menekan dengan ranitidine nausea, konstipasi.
pembentukan asam lambung. dapat menyebabkan
absorpsi ranitidine
hingga 33%dan
konsentrasi puncak
dalam serum menurun
hingga 613-432
ng/mL.
Inj Metclopramide Metoclopramide adalah obat  Acetaminophen Efek samping metoclopramide
(Tylenol) yang umum terjadi adalah:
untuk mengobati beberapa
 Cyclosporine
masalah di perut dan usus, (Gengraf, Neoral,  Perasaan lelah,
seperti rasa panas di perut Sandimmune) mengantuk, lemas, atau
 Digoxin (digitalis, pusing
(heartburn), asam lambung, Lanoxin)  Sakit kepala, sulit tidur
dan maag yang tak kunjung  Glycopyrrolate (insomnia)
(Robinul)  Mual, muntah, diare
sembuh.Metoclopramide bia  Insulin  Payudara sakit atau
sanya digunakan untuk  Levodopa membengkak
(Larodopa,  Perubahan pada siklus
maag yang muncul setelah Atamet, Parcopa, menstruasi
makan atau di siang hari. Sinemet)  Buang air kecil lebih
 Mepenzolate sering dari biasanya

9
(Canti

Inj Levemir Levemir adalah insulin  Exenatide Reaksi iritasi pada titik
(Byetta, Bydureon injeksi, seperti sakit dan
buatan yang digunakan
) kemerahan serta bengkak pada
untuk membantu kontrol  Liraglutide kaki dan tangan mungkin
(Victoza) terjadi.
gula darah pada pasien
 Rosiglitazone
diabetes, baik diabetes tipe
satu maupun tipe dua.
Insulin adalah hormon alami
dalam tubuh manusia yang
berfungsi untuk menahan
sel-sel tubuh agar dapat
memasukkan glukosa dan
memecahnya menjadi energi

1. Terapi Intravena
Infus NaCl 500 mL 14 tpm

Tabel 2.8. Pemberian Obat Pasien

Hari/Tanggal Obat Yang Diberikan Dosis


12 April 2019 NaCL 0,9 % 20 tpm 500 ml

Pantoprazole 3x1 gr
Domperidone 3x1
Sucralfate 3x10 cc

Injeksi ranitidin 2x50 mg


injeksi metclopramide 10 mg
Injeksi levermir 0-0-10iu
13 April 2019 NaCL 0,9 % 20 tpm 500 ml
Pantoprazole 3x1 gr
Domperidone 3x1
Sucralfate 3x10 cc
Paracetamol 1 tab 500 mg
Injeksi ranitidin 2x50 mg

10
injeksi metclopramide 10 mg
Injeksi levermir 0-0-10iu
14 April 2019 NaCL 0,9 % 20 tpm 500 ml
Pantoprazole 3x1 gr
Injeksi ranitidin 2x1 gr
Domperidone 3x1
Injeksi levermir 0-0-16 sc

a. Recall 24 jam (Recall awal)

Tabel 2.9 Recall Pasien selama 24 jam sebelum masuk Rumah Sakit - Masuk
Rumah Sakit
11 April 2019

Zat Gizi Asupan Kebutuhn Tingkat Interpretasi


konsumsi%
Energi 5,6 1575 35 % Defisit berat
Protein 0,3 78,8 38 % Defisit berat
Lemak 0,2 26,2 76% Defisit
sedang
Karbohidrat 0,7 255,9 27 % Defisit berat

A. Terapi diet yang diberikan dari rumah sakit


Terapi yang diberikan yaitu pada hari pertama diberikan terapi diet DM 1500
kalori + diet lambung , alasan kenapa di berikan hanya 1500 kalori karena
penurunan nafsu makan yang terkait mual dan muntah pasien, diet lambung
juga diberikan masih terkait dengan mual muntah pasien yang dialami akibat
dari efek samping DM pasien yang menyebabkan pengosongan lambung
tertunda penyakit ini disebut gastropati DM.

11
BAB III

ASUHAN GIZI RAWAT INAP

Nama : Ny. I Tanggal pemeriksaan : 12 maret 2019


No Rekam Medis : 31.63.48 Umur : 03/11/1964 ( 55 tahun)
Ruang/kelas : Bouenville/ B4 Berat badan : 34 kg
LILA : 21,7 cm
Jenis kelamin : Perempuan TB : 156 cm
Status gizi : Gizi kurang

No Parameter Skor
1 Apakah pasien mengalami Tidak ada 0
penurunan berat badan yang tidak Ragu 0
diinginkan dalam 6 bulan terakhir? Ya, ada penurunan berat badan sebanyak :
1-5 kg 1 1
6-10 kg 2
11-15 kg 3
>15 kg 4
Ragu 2
2 Apakah pasien mengalami Tidak 0 1
penurunan asupan makan karena Ya 1
penurunan nafsu makan (atau karena
tidak bsa mengunyah dan menelan)
3 Apakah pasien dengan diagnosa
khusus (dicentang)
Ya
(pasien dengan penurunan imunitas,
GGK, GGK hemodialisis, geriatri

12
>70 tahun, dirawat di HCU/ICU, 2
penurunan kesadaran,kegawatan
abdomen (perdarahan, ilus,
peritonitis, asites masif, tumor
intrabdomen besar, post operasi),
gangguan pernafasan berat
(pneumonia berat), keganasan
dengan komplikasi, gagal jantung,
sirosis hepatis, transplantasi, cidera
kepala berat, stroke, DM, kanker
kemoterapi, luka bakar, atau kondisi
sakit berat lainnya.
Total skor 4
Kesimpulan Resiko rendah
Resiko sedang
Resiko tinggi √
Tindakan Asesmen ulang 1 minggu kemudian
Asesmen ulang 3 hari kemudian
Asesmen lanjut dan setiap hari √
Ahli gizi Tanda tangan :
Nama :
Pukul :
A. Skrinning

Kesimpulan : Berdasarkan skrining diatas skor diperoleh 4 risiko tinggi


yang akan dilanjutkan ke assesment setiap hari.

13
I

PERENCANAAN

A. ASSESMENT GIZI 12 April 2019


1. Riwayat Personal
CH 1.1 Data Personal
CH 1.1.1 Umur
 Pasien berumur 55 tahun

CH 1.1.2 Jenis Kelamin

 Pasien berjenis kelamin perempuan

CH 1.1.3 Suku/etnik

 Pasien bersuku Dayak

CH 1.1.4 Bahasa

 Sehari hari pasien menggunakan Indonesia dan Dayak Ngaju

CH 1.1.6 Edukasi

 Pasien belum pernah mendapat edukasi gizi sebelumnya

CH 1.1.7 Peran dalam keluarga

 Pasien adalah ibu rumah tangga

CH 1.1.10 Mobilitas

 Sekarang mobilitas pasien lebih sering ditempat tidur

Identifikasi : Pasien berjenis kelamin perempuan dengan umur 55 tahun, seorang


ibu rumah tangga, bersuku Dayak, sekarang pasien lebih banyak bergerak di
sekitar tempat tidur.

14
CH 2.1 Riwayat medis/kesehatan terkait gizi dari pasien/klien atau
keluarga

CH 2.1.1 Keluhan pasien/klien terkait gizi

 Pusing, nyeri ulu hati, kaki sakit.

CH 2.1.5 Gastrointestinal

 Pasien mempunyai masalah gastrointestinal yaitu mual+muntah.

Identifikasi : Pasien mengeluh pusing, nyeri ulu hati, kaki pasien sakit dan pasien
memiliki masalah gastrointestinal yaitu mual dan muntah.

CH 3.1 Riwayat Sosial

CH 3.1.3 Faktor sosial ekonomi

 Pasien masuk dalam kategori sosial ekonomi menengah sedang


CH 3.1.4 Dukungan sosial dan kesehatan
 Kesehatan pasien di dukung oleh BPJS
CH 3.1.6 Pekerjaan
 Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga
CH 3.1.7 Agama
 Pasien beragama islam

Identifikasi :Pasien adalah seorang ibu rumah tangga beragama islam, untuk
kesehatan pasien di dukung oleh BPJS.

2. Antropometri
AD.1.1 Komposisi/Pertumbuhan tubuh/riwayat berat badan
AD. 1.1.1 Tinggi Badan
 Tinggi badan Ny. I yaitu 156 cm
AD 1.1.2 Berat Badan
 Berat badan Ny. I yaitu 34 kg
AD 1.1.4 Perubahan berat badan

15
 Dalam 3 bulan terakhir pasien mengalami penurunan berat badan
sebanyak 5 kg.

Identifikasi : berdasarkan pengukuran antropometri di dapatkan hasil pasien


mempunyai TB 156 cm, BB 34 Kg, BBI pasien 1260 kg

3. Biokimia
BD1.2 Electrolyte and renal profile
BD1.2.2 Kreatinin
 Berdasarkan hasil lab diketahui kadar kreatinin 2,61
Perhitungan TKK = {(140-umur) x berat badan} / (72 x kreatinin
serum)
= {(140-55) x 34}/(72x1.17)
= 34 % (insufisiensi ginjal)
Identifikasi : Berdasarkan hasil lab pasien di dapatkan hasil kreatinin 1.17 yang
termasuk dalam kategori tinggi. Dan berdasarkan perhitungan fungsi ginjal hasil
yang di dapatkan adalah 38,8%.

BD 1.5 Profil glukosa/endokrin


BD 1.5.1 Glukosa,puasa
 Berdasarkan hasil lab diketahui kadar glukosa puasa pasien 406
mg/dl, glukosa puasa 2 jam PP 283 mg/dL masuk kategori tinggi.
BD 1.5.2 Glukosa, sewaktu
 Berdasarkan hasil lab diketahui kadar glukosa puasa pasien 347
mg/dl yang masuk kategori tinggi.
Identifikasi :Berdasarkan hasil lab pasien di dapatkan hasil glukosa puasa 406
mg/dL, glukosa puasa 2 jam PP 283 mg/dL dan glukosa sewaktu 347 mg/dL,
semua hasil lab profil glukosa tinggi.

16
BD 1.1.10 Profil anemia gizi
BD.1.1.10.1 Hemoglobin
 Berdasarkan hasil lab diketahui kadar hemoglobin pasien 11.2 g/dL
masuk dalam kategori normal.

BD 1.1.10.4 Red Blood Cell folate


 Berdasarkan hasil lab diketahui kadar RBC pasien 4.00 x 10^6/UL
masuk dalam kategori normal.
Identifikasi :Berdasarkan hasil lab profil anemia gizi pasien di dapatkan hasil
HGB 11.2 g/dL, dan RBC pasien 4.00x 10^6/UL masuk dalam kategorinormal.

PD.1.1 Nutrition-focused physical


PD.1.1.1 Penampilan Keseluruhan
 Penampilan keseluruhan pasien dalam keadaan lemas
 Pasien dapat berkomunikasi dengan baik.
 Pasien di bantu suami, anak untuk makan dan ke kamar mandi

PD.1.1.9 Tanda-tanda vital

sebut diketahui bahwa tekanan darah Tn. Srata – rata masuk kedalam kategori
normal, sedangkan denyut nadi Tn.S masuk kedalam kategori Normal, untuk suhu
tubuh Ny I masuk dalam kategori normal , kemudian pernafasan masuk kedalam
kategori nafas normal.
FH 1 Asupan makanan dan zat gizi
FH 1.1.1 Asupan energi total
 Asupan energi total klien berdasarkan recall 24 jam adalah 5.6 kkal
(35 % dari kebutuhan total dengan interpretasi defisit berat)
Identifikasi : Asupan energi total klien berdasarkan recall 24 jam adalah 5,6 kkal
(35 % dari kebutuhan total dengan interpretasi defisit berat)

FH 1.2.2 asupan Makanan

17
FH 1.2.2.1 Jumlah makanan
 Dari survei hasil recall 24 jam klien hanya makan nasi, ikan nila
dan masak asam sayur dengan porsi yang sangat sedikit.
FH 1.2.2.2 Jenis makanan
 Makanan yang di makan klien saat recall adalah makanan buatan
rumah/masak sendiri

FH 1.2.2.3 Pola Makan


 Pola makan klien sebelum masuk rumah sakit adalah 3x makan
utama dan jarang ada selingan
 Pola makan klien di rumah sakit adalah 3x makan utama dan 2x
selingan
FH 1.2.2.5 Variasi makanan
 Makanan pasien kurang bervariasi
Identifikasi : Berdasarkan hasil wawancara klien dalam 24 jam hanya
menkonsumsi nasi, ikan nila, dan sayur asam, dengan porsi yang sangat sedikit.
Pola makan pasien sebelum masuk rumah sakit hanya 3x makan utama dan jarang
selingan, kemudian pola makan di rumah sakit 3x makan utama dan 2x selingan,
jenis makanan klien kurang bervariasi.

FH 1.3.2 Parenteral
FH 1.3.2.1 Formula/larutan
 Pasien mendapatkan infus NaCl 0,9% 20 TPM

FH 1.3.2.2 Cairan Intravena (IV)


 Saat berada di rumah sakit Ny. I mendapatkan beberapa cairan
intravena yaitu inj ranitidine 2x50 mg, Inj Metclopramidedan Inj
Levemir
Identifikasi : Pasien mendapatkan infus NaCl 0,9% 20 TPM, dan Saat berada di
rumah sakit Ny. I mendapatkan beberapa cairan intravena inj ranitidine 2x50
mg,Inj Metclopramidedan Inj Levemir.

18
FH 3.1 Suplemen Obat dan jamu
FH 3.1.1 Penggunaan obat yg di resepkan
Jenis Fungsi Interaksi Dengan Efek Samping
Makanan/Obat
Obat/Tindakan
Pantoprazole untuk meredakan gejala .digoxin-  Ruam
meningkatnya asam lambung meningkatkan kadar  Pruritus, rasa gatal
diseluruh atau
seperti sakit maag dan gejala atau efek digoxin beberapa bagian
refluks asam lambung. akibat meningkatnya tubuh
 Mual
Bekerja dengan cara pH lambung  Muntah
menghambat sl-sel di lapisan Diuretik-  Nteri kepala
 Nyeri dada
lambung untuk meningkatkan risiko
 Nyeri lambung
menghasilkan asam hipmagnesemia  Perut kembung
 Konstipasi
lambung, sehingga produksi
 Diare
asam lambung berkurang.
Inj Ranitidine 2x50 Bekerja dengan cara Konsumsi bersama Diare, nyeri otot, pusing, dan
mg/IV menekan sekresi asam makanan atau antasida timbul ruam kulit, malaise,
lambung atau menekan dengan ranitidine nausea, konstipasi.
pembentukan asam lambung. dapat menyebabkan
absorpsi ranitidine
hingga 33%dan
konsentrasi puncak
dalam serum menurun
hingga 613-432
ng/mL.
Inj Metclopramide Metoclopramide adalah obat  Acetaminophen Efek samping metoclopramide
(Tylenol) yang umum terjadi adalah:
untuk mengobati beberapa
 Cyclosporine
masalah di perut dan usus, (Gengraf, Neoral,  Perasaan lelah,
seperti rasa panas di perut Sandimmune) mengantuk, lemas, atau
 Digoxin (digitalis, pusing
(heartburn), asam lambung, Lanoxin)  Sakit kepala, sulit tidur
dan maag yang tak kunjung  Glycopyrrolate (insomnia)
(Robinul)  Mual, muntah, diare
sembuh.Metoclopramide bia  Insulin  Payudara sakit atau
sanya digunakan untuk  Levodopa membengkak
(Larodopa,  Perubahan pada siklus
maag yang muncul setelah Atamet, Parcopa, menstruasi
makan atau di siang hari. Sinemet)  Buang air kecil lebih
 Mepenzolate sering dari biasanya
(Canti

19
Inj Levemir Levemir adalah insulin  Exenatide Reaksi iritasi pada titik
(Byetta, Bydureon injeksi, seperti sakit dan
buatan yang digunakan
) kemerahan serta bengkak pada
untuk membantu kontrol  Liraglutide kaki dan tangan mungkin
(Victoza) terjadi.
gula darah pada pasien
 Rosiglitazone
diabetes, baik diabetes tipe
satu maupun tipe dua.
Insulin adalah hormon alami
dalam tubuh manusia yang
berfungsi untuk menahan
sel-sel tubuh agar dapat
memasukkan glukosa dan
memecahnya menjadi energi

FH 1.5 Asupan zat gizi makro


FH 1.5.1 Asupan lemak dan kolesterol
FH 1.5.1.1 Lemak total
 Asupan lemak total klien berdasarkan hasil recall 24 jam adalah
0,2 gram (76 % dari kebutuhan dengan interpretasi defisit sedang)
FH 1.5.2 Asupan Protein
FH 1.5.2.1 Asupan protein total
 Asupan protein total klien berdasarkan hasil recall 24 jam adalah
0,3 gram ( 38 % dari kebutuhan dengan interpretasi defisit berat)
FH 1.5.3 Asupan karbohidrat
FH 1.5.3.1 Asupan karbohidrat total
 Asupan karbohidrat total klien berdasarkan hasil recall 24 jam
adalah 0,7 gram ( 27 % dari kebutuhan dengan interpretasi defisit
berat)
Identifikasi : Asupan lemak total klien berdasarkan hasil recall 24 jam adalah 0,2
gram ( 76 % dari kebutuhan dengan interpretasi defisit berat), Asupan protein
total klien berdasarkan hasil recall 24 jam adalah 0,3 gram ( 38 % dari kebutuhan
dengan interpretasi defisit berat), Asupan karbohidrat total klien berdasarkan hasil
recall 24 jam adalah 0,7 gram ( 27 % dari kebutuhan dengan interpretasi defisit
berat)

20
FH 4.1 Pengetahuan/Keterampilan Terkait Makanan dan Zat Gizi
FH 4.1.1 Area dan Tingkat Pengetahuan
 Ny. I sebelum masuk rumah sakit belum pernah mendapatkan
edukasi tentang gizi terkait jenis bahan makanan yang baik untuk
di konsumsi sesuai dengan penyakitnya saat ini.

Identifikasi : Ny. I belum pernah mendapatkan edukasi ataupun pengetahuan


terkait jenis makanan dan minuman yang baik untuk dikonsumsi sesuai dengan
penyakitnya saat ini.

FH 4.2 Kepercayaan dan Sikap


FH 4.2.1 Kesukaan Makanan
 Ny I suka mengkonsumsi makanan yang di goreng

Identifikasi : Ny. I suka mengkonsumsi makanan yang di goreng.


FH 5.2 Aktivitas Fisik
FH 5.2.1 Riwayat Aktvitas Fisik
 Dilihat secara fisik pasien tampak lemah, tetapi masih mampu
jalan sendiri dapat duduk atau berbaring dan di tempat tidur.

Identifikasi :Diketahui bahwa Ny. I dapat berjalan ke wc sendiri , secara fisik


tampak lemah.

B. DIAGNOSA GIZI
 Domain Intake (NI)
NI 2.1 Asupan oral tidak adekuat
 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan keluhan pasien mual muntah
dan tidak selera makan dibuktikan dengan hasil recall asupan energi klien
hanya 35 % dari kebutuhan pasien dengan interpretasi defisit berat,
asupan protein hanya 38 % dari kebutuhan pasien dengan interpretasi

21
defisit berat, asupan lemak klien hanya 76 % dari kebutuhan pasien
dengan interpretasi defisit sedang, dan asupan karbohidrat klien hanya 27
% dari kebutuhan pasien dengan interpretasi defisit berat.

 Domain Klinis (NC)


NC. 1.4 Perubahan fungsi gastrointestinal
 Perubahan fungsi gastrointestinal berkaitan dengan nafsu makan klien
yang berkurang, di buktikan dengan mual muntah.
 NC 2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi
 Prubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit yang
dialami pasien yaitu DM II, gastropati DM dibuktikan dengan
kadar gula darah sewaktu tinggi, gula darah puasa tinggi, gula
darah puasa 2 jam PP tinggi, serta WBC pasien tinggi.
 Domain Prilaku (NB)
NB 1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi
 Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan zat gizi berkaitan dengan
pasien belum pernah mendapat edukasi sebelumnya di buktikan dengan
pola konsumsi pasien yang sembarangan.
Prioritas :
Dari data diagnosa yang sudah di dapat, dapat di ambil keputusan bahwa
domain intake menjadi prioritas karena asupan yang di lihat dari recall,
NY. I mengalami defisit berat untuk zat gizi energi, protein, lemak defisit
sedang, dan karbohidrat. sehingga harus di lakukan intervensi terkait
asupan Ny. I tersebut. Oleh karena itu diperlukan perbaikan zat gizi,
sehingga saat ini Ny. I melakukan diet DM + Diet lambung dengan
memperhatikan syarat dan prinsip untuk diet DM + Diet lambung.

22
C. INTERVENSI
A. Tujuan Diet
Jangka pendek 1-2 hari:
1. Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan zat gizi pasien
sebesar 100% dari kebutuhan untuk memenuhi zat gizi pasien
2. Memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memperberat
kerja lambung
3. Meningkatkan asupan energi yang defisit
4. Meningkatkan asupan karbohidrat yang defisit
5. Meningkatkan asupan protein yang defisit

23
6. Meningkatkan asupan lemak yang defisit
7. Mengontrol mual pada pasien dengan pemberian makanan
lunak/bubur
8. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya terkait makanan
yang sebaiknya dikonsumsi dan makanan yang dihindari.

Jangka panjang:
1. Membantu kesembuhan penyakit pasien
2. Mencegah kenaikan tekanan darah

B. Jenis Diet
Diet DM 1500 + Diet Lambung
C. Perhitungan Zat Gizi dan Cairan
Diketahui :
1. IMT : BB/TB (m)2
= 34/156 cm (m)2
= 1397 (Gizi Kurang)
2. BBI : 90% x (156 cm – 100) x 1 kg
= 90% x (56) x 1
= 50.4 kg
3. BMR : BBI x BMR (perempuan)
= 50.4 x 25 kal/kgBB
= 1260 kal/kgBB
4. Umur : 5% x 1260
= 63
5. Aktivitas : 10% x 1260
= 126
6. BB : 20% x 1260
= 252
BMR – Faktor umur + faktor BB + Aktivitas
E = 1260 – 63 + 252 + 126
= 1575 kal
Range Energi 5% x 1575 = 78.8

24
± 1575 + 78.8 = 1653.8 kal
1575 – 78.8 = 1496.2 kal

2. Kebutuhan Zat Gizi Makro


P = 20% x 1575 / 4

= 78.8 gram

Range Protein 5% x 78.8 = 3.94


± 78.8 + 3.94 = 82.74 gram
78.8 – 3.94 = 74.86 gram

L = 15 % x 1575 / 9

= 26.2 gram

Range Protein 5% x 26.2 = 1.31 gram


± 26.2 + 1.31= 27.51 gram
26.2 – 1.31 = 24.89 gram

KH = 65 % x 1575 / 4 gram

= 255.9 gram

Range Karbohidrat 5% x 255.9 = 12.8 gram


± 255.9 + 12.8 = 268.7 gram
255.9 – 12.8 = 243.1 gram

25
3. Kebutuhan Zat Gizi Mikro
𝐵𝐵𝐴
1. Natrium = 𝐵𝐵 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x Natrium (Akg)
34
= x 1300 mg
55

= 803. 6 mg
𝐵𝐵𝐴
2. Kalium = 𝐵𝐵 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x Kalium (Akg)
34
= x 4700 mg
55

= 2.905 mg
𝐵𝐵𝐴
3. Fe = 𝐵𝐵 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x Fe (Akg)
34
= x 12 mg
55

= 7.4 mg
4. Perhitungan Cairan
 Perhitungan infus NaCl = 20 tpm
= 20 x 60 x 24
= 28800
20
= 1440 ml
Na = 1440/500 x 154 = 443.52 mEq/l
Cl = 1440/500 x 154 = 443.52 mEq/l

1. Prinsip diet
a. prinsip tanggal 13 April 2019
- Energi adekuat
- Protein tinggi
- Lemak rendah
- Karbohidrat cukup
- natrium cukup
- kalium cukup
- zat besi cukup
- Cairan cukup
2. Syarat
a. syarat diet tanggal 13-14 April 2019
1. Energi adekuat, ditujukan untuk memenuhi kebutuhan energi
sesuai dengan kebutuhan.
2. Protein tinggi, yaitu 20% dari kebutuhan energi total. Protein
yang digunakan yaitu protein hewani
3. Lemak rendah, yaitu 15% dari kebutuhan energi total.
Ditujukan sebagai sumber tenaga serta bahan bakar di dalam
tubuh. Diutamakan asam lemak tidak jenuh dan kolesterol <
300 mg
4. Karbohidrat cukup, yaitu 65 % dari kebutuhan energi total.
Peran penting karbohidrat yaitu untuk proses metabolisme serta
proses pembentukkan jaringan sel, struktur dan juga organ-
organ dalam tubuh. Karbohidrat yang digunakan yaitu
karbohidrat kompleks sebagai sumber karbohidrat utama.
Pemberian karbohidrat sederhana berupa gula murni dalam
jumlah terbatas sebaiknya di gunakan pada saat memasak.
5. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam.
6. Vitamin C cukup, untuk membantu penyerapan zat besi
7. Makanan diberikan dalam bentuk mudah dicerna
8. Dianjurkan untuk 3 kali makan utama dan 2 kali selingan

3. Bentuk makanan
a. Bentuk makanan tanggal 13-14 April 2019
Makanan bubur
4. Frekuensi
a. Frekuensi makan tanggal 13-14 April 2019
3x makanan utama (pagi,siang,sore) dan 2x selingan ( pagi dan
sore )
5. Rute
a. Rute tanggal 13-14 April 2019
Oral

27
6. Edukasi Awal
a. Edukasi tanggal 13 April 2019

Materi : Jenis diet, waktu makan, bentuk makanan, berapa kali


pemberian makan
Sasaran : pasien dan keluarga pasien yang menunggu
(anak,suami)
Waktu : edukasi diberikan dalam waktu >5 menit
Tempat : Ruang B4 Bougenvile
Metode :Edukasi dan konsultasi gizi
Materi : Edukasi yang diberikan yaitu berupa konseling untuk
menginformasikan terkait jenis diet yang diberikan sesuai
dengan diagnosa dokter dan alasan kenapa di berikan diet
tersebut, adapun diet itu yaitu diet DM 1500 kalori + diet
lambung, kemudian memberitaukan pasien dan keluarganya
waktu dan berapa kali pemberian makan rumah sakit agar pasien
tau jadwal makan dan tidak makan makanan dari luar sebelum
jam pemberian makan, kemudian selanjutnya memberitahukan
bentuk makanan yang di berikan beserta alasan, karena di sini
pasien memiliki diagnosa lambung bermasalah jadi makanan
yang di berikan sesuai dengan syarat diet yang berlaku.

28
7. Perencanaan menu pemorsian pertama 13-14 April 2019
Jadwal Menu Bahan Berat Bersih Energi Protein Lemak KH
Sore Bubur Bubur 400 gr 291,6 kkal 5,2 gr 0,4 gr 6,4 gr
Ikan patin Ikan segar 40 gr 39,2 kkal 7,2 gr 1 gr -
goreng tumis
tomat hijau
Tomat 5 gr 1,1 - - 0,2
Bening labu Labu siam 25 gr 5 kkal 0,2 gr 0,1 gr 1.1
siam
Kacang 25 gr 8,7 kkal 0,5 gr 0,1 gr 2 gr
panjang
Wortel 25 gr 6,5 kkal 0,2 gr 0,1gr 1,2 gr
Tempe daun tempe 50 gr 99,5 kkal 9,5 gr 3,8 gr 8,5 gr
kemangi
Pagi Bubur Bubur 400 gr 291,6 kkal 5,2 gr 0,4 gr 6,4 gr
Ikan nila Ikan segar 90 gr 181,8 kkal 14,4 gr 13,5 gr -
masak
kuning
Tahu bb Tahu 60 gr 45,6 kkal 4,9 gr 2,9 gr 1,1 gr
kemangi
Orak arik Jagung 50 gr 12,5 kkal 0,5 gr gr 2,5 gr
jagung muda muda
wortel 25 gr 6,5 kkal 0,2 gr 0,1 gr 1,2 gr
Telur ayam 185 gr 85,3 kkal 0,48 gr 0,56 gr 22,1 gr
kemangi 5 gr 1.1 kkal 0,1 gr - 0,3 gr
Daun 5 gr 1.1 kkal 0,1 gr - 0,3 gr
bawang
minyak 2 gr 17,2 kkal - 2 -
Snack Kue lapis Kue lapis 50 gr 201,5 kkal 2,8 gr 11,4 gr 22,1 gr
pagi beras
Siang Bubur Bubur 400 gr 400 gr 291,6 5,2 gr 0,4 gr

29
kkal
Ikan tongkol Ikan segar 65 gr 63,7 kkal 11,8 gr 1,6 gr -
bb sarden
Pepes tempe tempe 40 gr 79,6 kkal 7,6 gr 3,1 gr 6,8 gr
Kecap 5 gr 3 kkal 0,5 gr - 0,3 gr
Bening Tempe 40 gr 79,6 kkal 7,6 gr 3,1 gr 6,8 gr
kacang pjg
Tomat 5 gr 1,1 kkal - - 0,2
Kacang pjg 25 gr 8,7 kkal 0,5 gr 0,1 gr 2 gr
Waluh 25 gr 6,5 kkal 0,2 gr 0,1 gr 1,2 gr
kuning
Snack Pisang Pisang 50 gr 58 kkal 0,4 gr 0,1 gr 15,6 gr
sore kepok rebus kepok
Pepaya pepaya 50 gr 19,5 kkal 0,3 gr 0,1 gr 4,9 gr
Total 1689,4 kkal 82,7 gr 32,6 gr 264,7 gr

Tabel 3.4. Analisis Asupan Zat Gizi Pemorsian Hari I


Jadwal Menu Bahan Berat Sisa Asupan
ditimbang makanan
Sore Bubur Bubur 400 gr - 400 gr
16.00
13/04/2019
Ikan patin Ikan segar 40 gr 35 gr 5 gr
goreng
tumis tomat
hijau
Tomat 5 gr - 5
Bening labu Labu siam 25 gr - 25 gr
siam
Kacang 25 gr 23 gr 2 gr
panjang

30
Wortel 25 gr - 25 gr
Tempe tempe 50 gr - 50 gr
daun
kemangi
Pagi Bubur Bubur 400 gr 291,6 kkal 5,2 gr
05.30
14/04/2019
Ikan nila Ikan segar 90 gr 14 gr 76 gr
masak
kuning
Tahu bb Tahu 60 gr 16 gr 44 gr
kemangi
Orak arik Jagung 25 gr - 25 gr
jagung muda
muda
wortel 25 gr 6 kkal 19 gr
Telur ayam 25 gr - 25 gr
kemangi 5 gr - 5 gr
Daun 5 gr - 5 gr
bawang
minyak 2 gr - 2
Snack pagi Kue lapis Kue lapis 50 gr - 50 gr
beras
Siang Bubur Bubur 400 gr - 400 gr
Ikan Ikan segar 65 gr 52 gr 13 gr
tongkol bb
sarden
Pepes tempe 40 gr 40 gr
tempe
kecap 5 gr - 5 gr
Bening Tomat 5 gr - 5 gr
kacang pjg

31
Kacang pjg 25 gr 8 gr 17 gr
Waluh 25 gr 16 gr 9 gr

Snack sore Pisang Pisang 50 gr 50 gr -


kepok rebus kepok
Pepaya pepaya 50 gr - 50gr

32
33
Sore Bubur Bubur 400 gr 291,6 kkal 5,2 gr 0,4 gr 6,4 gr

34
Ikan patin Ikan segar 5 gr 4,9 kkal 0,9 gr 0,1 gr -
goreng tumis
tomat hijau
Tomat 5 gr 1,1 - - 0,2
Bening labu Labu siam 25 gr 5 kkal 0,2 gr 0,1 gr 1.1
siam
Kacang 2 gr 0,7 kkal - 0,2 gr
panjang
Wortel 25 gr 6,5 kkal 0,2 gr 0,1gr 1,2 gr
Tempe daun tempe 50 gr 99,5 kkal 9,5 gr 3,8 gr 8,5 gr
kemangi
Pagi Bubur Bubur 400 gr 291,6 kkal 5,2 gr 0,4 gr 6,4 gr
Ikan nila Ikan segar 76 gr 74,5 kkal 13,8 gr 1,8 gr -
masak
kuning
Tahu bb Tahu 44 gr 33,4 kkal 3,6 gr 2,1 gr 0,8 gr
kemangi
Orak arik Jagung 25 gr 14,8 kkal 0,4 gr 0,2 gr 3,5 gr
jagung muda muda
wortel 19 gr 4,9 kkal 0,2 gr - 0,9 gr
Telur ayam 25 gr 38,8 kkal 3,2 gr 2,7 gr 0,3 gr
kemangi 5 gr 1.1 kkal 0,1 gr - 0,3 gr
Daun 5 gr 1.1 kkal 0,1 gr - 0,3 gr
bawang
minyak 2 gr 17,2 kkal - 2 -
Snack Kue lapis Kue lapis 50 gr 201,5 kkal 2,8 gr 11,4 gr 22,1 gr
pagi beras
Siang Bubur Bubur 400 gr 400 gr 291,6 5,2 gr 0,4 gr
kkal
Ikan tongkol Ikan segar 13 gr 12,7 kkal 2,4 gr 0,3gr -
bb sarden

35
Pepes tempe tempe 40 gr 79,6 kkal 7,6 gr 3,1 gr 6,8 gr
kecap 5 gr 3 kkal 0,5 gr - 0,3 gr
Bening Tempe 40 gr 79,6 kkal 7,6 gr 3,1 gr 6,8 gr
kacang pjg
Tomat 5 gr 1,1 kkal - - 0,2
Kacang pjg 17 gr 5,9 kkal 0,3 gr 0,1 gr 1,3 gr
Waluh 9 gr 1,8 kkal - - 0,4 gr
kuning
Snack Pepaya pepaya 50 gr 19,5 kkal 0,3 gr 0,1 gr 4,9 gr
sore
Total 1503,3 kkal 61,8 gr 29,2 gr 245,2gr

PERBANDINGAN TOTAL ASUPAN DENGAN KEBUTUHAN PASIEN (13


April 2019)

Zat gizi Asupan Kebutuhan Tingkat Kons.(%) Interpretasi


Energi (kkal) 1503,3 1575 95 % Normal
Protein (gr) 61,8 78.8 78 % Defisit Sedang
Lemak (gr) 29,2 26,2 111 % Normal
Karbohidrat (gr) 245,2 255,9 95 % Normal

( Natrium sudah ditambah dengan natrium dari infus )Sumber : Depkes RI 1996

36
D. Monitoring dan Evaluasi Pemorsian Hari Pertama
Dampak Asuhan Gizi Asupan Zat Gizi Makro dan Zat Gizi Mikro
Outcome
Indicator Outcome Asupan zat gizi makro pada saat recall 11 April, yaitu :
1. Energi : 5,6 Kkal
2. Protein : 0,3 gram
3. Lemak : 0,2 gram
4. KH : 0,7 gram

Kriteria Berdasarkan asupan recall (11 April 2019) tersebut, asupan zat gizi
makro memiliki interpretasi sebagai berikut :
1. Energi Defisit berat
2. Protein Defisit berat
3. Lemak  Defisit Berat
4. Karbohidrat Defisit Berat
Dokumentasi Pada Saat dilakukan recall ,dengan asupan zat gizi makro
Monitoring Evaluasi Kujungan sebagai berikut :
Awal a. Energi 5,6 kalori dengan tingkat konsumsi
35 % dari total kebutuhan energi.
b. Protein 0,3 gram dengan tingkat konsumsi
38 % dari total kebutuhan protein.
c. Lemak 0,2 gram dengan tingkat konsumsi
76 % dari total kebutuhan lemak.
d. Karbohidrat 0,7 gram dengan tingkat
konsumsi 27 % dari total kebutuhan
karbohidrat.
Pengkajian 1. Setelah dilakukan intervensi pada klien dan
Gizi dilakukan recall ,diketahui hasil dari asupan zat
Selanjutnya gizi makro dan mikro sebagai berikut :
Setelah a. Energi 1503,3 kalori dengan tingkat

37
Intervensi konsumsi 95 % interpretasi Normal.
b. Protein 61,8 gram dengan tingkat konsumsi
78 % interpretasi defisit sedang dari total
kebutuhan protein.
c. Lemak 29,2 gram dengan tingkat konsumsi
111 % interpretasi Normal.
d. Karbohidrat 245,2 gram dengan tingkat
konsumsi 95 % interpretasi Normal.

38
D. ASSESMENT GIZI 14 April 2019
4. Riwayat Personal
CH 1.1 Data Personal
CH 1.1.1 Umur
 Pasien berumur 55 tahun

CH 1.1.2 Jenis Kelamin

 Pasien berjenis kelamin perempuan

CH 1.1.3 Suku/etnik

 Pasien bersuku Dayak

CH 1.1.4 Bahasa

 Sehari hari pasien menggunakan Indonesia dan Dayak Ngaju

CH 1.1.6 Edukasi

 Pasien belum pernah mendapat edukasi gizi sebelumnya

CH 1.1.7 Peran dalam keluarga

 Pasien adalah ibu rumah tangga

CH 1.1.10 Mobilitas

 Sekarang mobilitas pasien lebih sering ditempat tidur

Identifikasi : Pasien berjenis kelamin perempuan dengan umur 55 tahun, seorang


ibu rumah tangga, bersuku Dayak, sekarang pasien lebih banyak bergerak di
sekitar tempat tidur.

CH 2.1 Riwayat medis/kesehatan terkait gizi dari pasien/klien atau


keluarga

CH 2.1.1 Keluhan pasien/klien terkait gizi

 Pusing, nyeri ulu hati, kaki sakit.

39
CH 2.1.5 Gastrointestinal

 Pasien mempunyai masalah gastrointestinal yaitu mual+muntah.

Identifikasi : Pasien mengeluh pusing, nyeri ulu hati, kaki pasien sakit dan pasien
memiliki masalah gastrointestinal yaitu mual dan muntah.

CH 3.1 Riwayat Sosial

CH 3.1.3 Faktor sosial ekonomi

 Pasien masuk dalam kategori sosial ekonomi menengah sedang


CH 3.1.4 Dukungan sosial dan kesehatan
 Kesehatan pasien di dukung oleh BPJS
CH 3.1.6 Pekerjaan
 Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga
CH 3.1.7 Agama
 Pasien beragama islam

Identifikasi :Pasien adalah seorang ibu rumah tangga beragama islam, untuk
kesehatan pasien di dukung oleh BPJS.

5. Antropometri
AD.1.1 Komposisi/Pertumbuhan tubuh/riwayat berat badan
AD. 1.1.1 Tinggi Badan
 Tinggi badan Ny. I yaitu 156 cm
AD 1.1.2 Berat Badan
 Berat badan Ny. I yaitu 34 kg
AD 1.1.4 Perubahan berat badan
 Dalam 3 bulan terakhir pasien mengalami penurunan berat badan
sebanyak 5 kg.

Identifikasi : berdasarkan pengukuran antropometri di dapatkan hasil pasien


mempunyai TB estimasi 156 cm, BB 34 Kg, BBI pasien 1260 kg

40
6. Biokimia
BD1.2 Electrolyte and renal profile
BD1.2.2 Kreatinin
 Berdasarkan hasil lab diketahui kadar kreatinin 2,61
Perhitungan TKK = {(140-umur) x berat badan} / (72 x kreatinin
serum)
= {(140-55) x 34}/(72x1.17)
= 34 % (insufisiensi ginjal)
Identifikasi : Berdasarkan hasil lab pasien di dapatkan hasil kreatinin 1.17 yang
termasuk dalam kategori tinggi. Dan berdasarkan perhitungan fungsi ginjal hasil
yang di dapatkan adalah 34 %.

BD 1.5 Profil glukosa/endokrin


BD 1.5.1 Glukosa,puasa
 Berdasarkan hasil lab diketahui kadar glukosa puasa pasien 406
mg/dl, glukosa puasa 2 jam PP 283 mg/dL masuk kategori tinggi.
BD 1.5.2 Glukosa, sewaktu
 Berdasarkan hasil lab diketahui kadar glukosa puasa pasien 347
mg/dl yang masuk kategori tinggi.
Identifikasi :Berdasarkan hasil lab pasien di dapatkan hasil glukosa puasa 406
mg/dL, glukosa puasa 2 jam PP 283 mg/dL dan glukosa sewaktu 347 mg/dL,
semua hasil lab profil glukosa tinggi.

BD 1.1.10 Profil anemia gizi


BD.1.1.10.1 Hemoglobin
 Berdasarkan hasil lab diketahui kadar hemoglobin pasien 11.2 g/dL
masuk dalam kategori normal.

BD 1.1.10.4 Red Blood Cell folate


 Berdasarkan hasil lab diketahui kadar RBC pasien 4.00 x 10^6/UL
masuk dalam kategori normal.

41
Identifikasi :Berdasarkan hasil lab profil anemia gizi pasien di dapatkan hasil
HGB 11.2 g/dL, dan RBC pasien 4.00x 10^6/UL masuk dalam kategorinormal.

PD.1.1 Nutrition-focused physical


PD.1.1.1 Penampilan Keseluruhan
 Penampilan keseluruhan pasien dalam keadaan lemas
 Pasien dapat berkomunikasi dengan baik.
 Pasien di bantu suami, anak untuk makan dan ke kamar mandi

PD.1.1.9 Tanda-tanda vital


Tabel 11 Hasil Pengamatan Klinis Pasien
Tanggal Jenis Hasil Nilai Normal Keterangan
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
14 April Tekanan darah 120/78 mmHg 110/65 mmHg Normal
Nadi 114 x/menit 75-105 x/menit Tinggi
Suhu 36,10C 36,1 – 37,2 0C Normal
Respirasi 20x/menit 18-26 x/menit Normal

Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa tekanan darah Ny. I masuk
kedalam kategori normal, sedangkan denyut nadi Ny. I masuk kedalam kategori
tinggi, untuk suhu tubuh Ny. I masuk dalam kategori normal , kemudian
pernafasan masuk kedalam kategori normal.
FH 1 Asupan makanan dan zat gizi
FH 1.1.1 Asupan energi total
 Asupan energi total klien berdasarkan recall 24 jam adalah 1503.3
kkal ( 95% dari kebutuhan total dengan interpretasi normal)
Identifikasi : Asupan energi total klien berdasarkan recall 24 jam adalah 1503,3
kkal (95 % dari kebutuhan total dengan interpretasi normal)

42
 Dari survei hasil recall 24 jam pasien 1 2019

Jadwal Menu Bahan Asupan Energi Protein Lemak KH


Sore Bubur Bubur 400 gr 291,6 kkal 5,2 gr 0,4 gr 6,4 gr
Ikan patin Ikan segar 5 gr 4,9 kkal 0,9 gr 0,1 gr -
goreng tumis
tomat hijau
Tomat 5 gr 1,1 - - 0,2
Bening labu Labu siam 25 gr 5 kkal 0,2 gr 0,1 gr 1.1
siam
Kacang 2 gr 0,7 kkal - 0,2 gr
panjang
Wortel 25 gr 6,5 kkal 0,2 gr 0,1gr 1,2 gr
Tempe daun tempe 50 gr 99,5 kkal 9,5 gr 3,8 gr 8,5 gr
kemangi
Pagi Bubur Bubur 400 gr 291,6 kkal 5,2 gr 0,4 gr 6,4 gr
Ikan nila Ikan segar 76 gr 74,5 kkal 13,8 gr 1,8 gr -
masak
kuning
Tahu bb Tahu 44 gr 33,4 kkal 3,6 gr 2,1 gr 0,8 gr
kemangi
Orak arik Jagung 25 gr 14,8 kkal 0,4 gr 0,2 gr 3,5 gr
jagung muda muda
wortel 19 gr 4,9 kkal 0,2 gr - 0,9 gr
Telur ayam 25 gr 38,8 kkal 3,2 gr 2,7 gr 0,3 gr
kemangi 5 gr 1.1 kkal 0,1 gr - 0,3 gr
Daun 5 gr 1.1 kkal 0,1 gr - 0,3 gr
bawang
minyak 2 gr 17,2 kkal - 2 -

43
Snack Kue lapis Kue lapis 50 gr 201,5 kkal 2,8 gr 11,4 gr 22,1 gr
pagi beras
Siang Bubur Bubur 400 gr 400 gr 291,6 5,2 gr 0,4 gr
kkal
Ikan tongkol Ikan segar 13 gr 12,7 kkal 2,4 gr 0,3gr -
bb sarden
Pepes tempe tempe 40 gr 79,6 kkal 7,6 gr 3,1 gr 6,8 gr
kecap 5 gr 3 kkal 0,5 gr - 0,3 gr
Bening Tempe 40 gr 79,6 kkal 7,6 gr 3,1 gr 6,8 gr
kacang pjg
Tomat 5 gr 1,1 kkal - - 0,2
Kacang pjg 17 gr 5,9 kkal 0,3 gr 0,1 gr 1,3 gr
Waluh 9 gr 1,8 kkal - - 0,4 gr
kuning
Snack pepaya pepaya 50 gr 19,5 kkal 0,3 gr 0,1 gr 4,9 gr
sore
Total 1503,3 kkal 61,8 gr 29,2 gr 245,2gr

FH 1.2.2.2 Jenis makanan


 Makanan yang di makan klien saat recall adalah makanan bubur.
FH 1.2.2.3 Pola Makan
 Pola makan klien di rumah sakit adalah 3x makan utama dan 2x
selingan
FH 1.2.2.5 Variasi makanan
 Makanan pasien bervariasi
Identifikasi : Berdasarkan hasil wawancara klien dalam 24 jam hanya
mengkonsumsi makanan dari rumah sakit, pola makan pasien setelah masuk
rumah sakit hanya 3x makan utama dan 2xselingan, jenis makanan klien
bervariasi.

44
FH 1.5 Asupan zat gizi makro
FH 1.5.1 Asupan lemak dan kolesterol
FH 1.5.1.1 Lemak total
 Asupan lemak total pasien berdasarkan hasil recall 24 jam adalah
29,2 gram (111% dari kebutuhan dengan interpretasi Normal)
FH 1.5.2 Asupan Protein
FH 1.5.2.1 Asupan protein total
 Asupan protein total pasien berdasarkan hasil recall 24 jam adalah
61,8 gram ( 78% dari kebutuhan dengan interpretasi defisit sedang)
FH 1.5.3 Asupan karbohidrat
FH 1.5.3.1 Asupan karbohidrat total
 Asupan karbohidrat total pasien berdasarkan hasil recall 24 jam
adalah 245,2 gram ( 95 % dari kebutuhan dengan interpretasi
Normal)
Identifikasi : Asupan lemak total pasien berdasarkan hasil recall 24 jam adalah
29,2 gram ( 111 % dari kebutuhan dengan interpretasi Normal), Asupan protein
total pasien berdasarkan hasil recall 24 jam 61,8 gram ( 78% dari kebutuhan
dengan interpretasi defisit sedang), Asupan karbohidrat total pasien berdasarkan
hasil recall 24 jam adalah 245,2 gram ( 95 % dari kebutuhan dengan interpretasi
Normal).

FH 4.2 Kepercayaan dan Sikap


FH 4.2.1 Kesukaan Makanan
 Makanan yang di goreng

Identifikasi : Ny.I suka mengkonsumsi makanan yang di goreng.

FH 5.2 Aktivitas Fisik


FH 5.2.1 Riwayat Aktvitas Fisik
 Dilihat secara fisik pasien tampak lemah, dapat duduk sendiri dan
makan sendiri serta ke kamar mandi sendiri.

45
Identifikasi :Diketahui bahwa Ny. I dilihat secara fisik pasien tampak lemah,
dapat duduk sendiri dan makan sendiri serta ke kamar mandi sendiri

B. DIAGNOSA GIZI

 Domain Intake (NI)


NI 5.7.1 Asupan Protein tidak adekuat
 Asupan protein inadekuat berkaitan dengan asupan pasien pada makanan
dengan kandungan protein yang masih ada sisa dibuktikan dengan hasil
recall asupan klien hanya 78% dari kebutuhan pasien dengan interpretasi
defisit sedang.

 Domain Klinis (NC)


NC 2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi
 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit yang dialami
pasien yaitu DM tipe 2, gastropati DM dibuktikan dengan kadar gula
darah sewaktu tinggi, gula darah puasa tinggi, gula darah puasa 2 jam PP
tinggi, ureum dan creatinin tinggi, serta WBC.

Prioritas :
Dari data diagnosa yang sudah di dapat, dapat di ambil keputusan bahwa
domain intake menjadi prioritas karena asupan yang di lihat dari recall,
Ny. I mengalami defisit sedang untuk zat gizi protein, dan juga untuk
penyakit pasien terkait hasil lab diharapkan dapat mengatasi dengan
pemberian makanan diet, sehingga harus di lakukan intervensi terkait
asupan zat gizi Ny. I tersebut. Oleh karena itu diperlukan perbaikan zat
gizi, sehingga saat ini Ny. I melakukan diet DM 1500 + Diet lambung
dengan memperhatikan syarat dan prinsip untuk diet tersebut.

46
C. INTERVENSI
A. Tujuan Diet
Jangka pendek 1-2 hari
1. Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan zat gizi pasien untuk
memenuhi zat gizi pasien
2. Memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memperberat
kerja lambung
3. Meningkatkan asupan energi yang defisit
4. Meningkatkan asupan karbohidrat yang defisit
5. Meningkatkan asupan protein yang defisit sedang
6. Meningkatkan asupan lemak yang deficit
7. Mengurangi berat kerja lambung dengan pemberian makanan
lunak/bubur
8. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya terkait makanan
yang sebaiknya dikonsumsi dan makanan yang dihindari.

Jangka panjang
1. Membantu kesembuhan penyakit pasien
2. Menyeimbangkan zat gizi pasien

B. Jenis Diet
Diet DM 1500 kal dan Diet Lambung

E. Perhitungan Zat Gizi dan Cairan


Diketahui :
5. IMT : BB/TB (m)2
= 34/156 cm (m)2
= 1397 (Gizi Kurang)
2. BBI : 90% x (156 cm – 100) x 1 kg
= 90% x (56) x 1
= 50.4 kg

3. BMR : BBI x BMR (perempuan)

47
= 50.4 x 25 kal/kgBB
= 1260 kal/kgBB
4. Umur : 5% x 1260
= 63
5. Aktivitas : 10% x 1260
= 126
6. BB : 20% x 1260
= 252
BMR – Faktor umur + faktor BB + Aktivitas
E = 1260 – 63 + 252 + 126
= 1575 kal
Range Energi 5% x 1575 = 78.8
± 1575 + 78.8 = 1653.8 kal
1575 – 78.8 = 1496.2 kal

6. Kebutuhan Zat Gizi Makro


P = 20% x 1575 / 4

= 78.8 gram

Range Protein 5% x 78.8 = 3.94


± 78.8 + 3.94 = 82.74 gram
78.8 – 3.94 = 74.86 gram

L = 15 % x 1575 / 9

= 26.2 gram

Range Protein 5% x 26.2 = 1.31 gram


± 26.2 + 1.31= 27.51 gram
26.2 – 1.31 = 24.89 gram

KH = 65 % x 1575 / 4 gram

= 255.9 gram

Range Karbohidrat 5% x 255.9 = 12.8 gram

48
± 255.9 + 12.8 = 268.7 gram
255.9 – 12.8 = 243.1 gram

49
7. Kebutuhan Zat Gizi Mikro
𝐵𝐵𝐴
1. Natrium = 𝐵𝐵 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x Natrium (Akg)
34
= x 1300 mg
55

= 803. 6 mg
𝐵𝐵𝐴
2. Kalium = 𝐵𝐵 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x Kalium (Akg)
34
= x 4700 mg
55

= 2.905 mg
𝐵𝐵𝐴
3. Fe = 𝐵𝐵 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x Fe (Akg)
34
= x 12 mg
55

= 7.4 mg

8. Perhitungan Cairan
 Perhitungan infus NaCl = 20 tpm
= 20 x 60 x 24
= 28800
20
= 1440 ml
Na = 1440/500 x 154 = 443.52 mEq/l
Cl = 1440/500 x 154 = 443.52 mEq/l

8. Prinsip diet
a. prinsip tanggal 14-15 April 2019
- Energi adekuat
- Protein tinggi
- Lemak rendah
- Karbohidrat cukup
- natrium cukup
- kalium cukup
- zat besi cukup
- Cairan cukup

50
9. Syarat
a. syarat diet tanggal 14-15 April 2019
9. Energi adekuat, ditujukan untuk memenuhi kebutuhan energi sesuai
dengan kebutuhan.
10. Protein tinggi, yaitu 20% dari kebutuhan energi total. Protein yang
digunakan yaitu protein hewani
11. Lemak rendah, yaitu 15% dari kebutuhan energi total. Ditujukan sebagai
sumber tenaga serta bahan bakar di dalam tubuh. Diutamakan asam lemak
tidak jenuh dan kolesterol < 300 mg
12. Karbohidrat cukup, yaitu 65 % dari kebutuhan energi total. Peran penting
karbohidrat yaitu untuk proses metabolisme serta proses pembentukkan
jaringan sel, struktur dan juga organ-organ dalam tubuh. Karbohidrat yang
digunakan yaitu karbohidrat kompleks sebagai sumber karbohidrat utama.
Pemberian karbohidrat sederhana berupa gula murni dalam jumlah terbatas
sebaiknya di gunakan pada saat memasak.
13. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam.
14. Vitamin C cukup, untuk membantu penyerapan zat besi
15. Makanan diberikan dalam bentuk mudah dicerna
16. Dianjurkan untuk 3 kali makan utama dan 2 kali selingan

10. Bentuk makanan


a. Bentuk makanan tanggal 14-15 April 2019
Makanan bubur
11. Frekuensi
a. Frekuensi makan tanggal 14-15 April 2019
3x makanan utama (pagi,siang,sore) dan 2x selingan ( pagi dan sore )
12. Rute
a. Rute tanggal 14-15 April 2019
Oral
13. Edukasi Akhir
a. Edukasi tanggal 16 April 2019

51
Materi : Jenis diet, waktu makan, bentuk makanan, berapa kali pemberian
makan
Sasaran : pasien dan keluarga pasien yang menunggu (anak,suami)
Waktu : edukasi diberikan dalam waktu >5 menit
Tempat : Ruang B4 Bougenvile
Metode :Edukasi dan konsultasi gizi
Materi : Edukasi yang diberikan yaitu berupa konseling untuk
menginformasikan terkait jenis diet yang diberikan sesuai dengan diagnosa
dokter dan alasan kenapa di berikan diet tersebut, adapun diet itu yaitu diet
DM 1500 kalori + diet lambung, kemudian memberitaukan pasien dan
keluarganya waktu dan berapa kali pemberian makan rumah sakit agar
pasien tau jadwal makan dan tidak makan makanan dari luar sebelum jam
pemberian makan, kemudian selanjutnya memberitahukan bentuk makanan
yang di berikan beserta alasan, karena di sini pasien memiliki diagnosa
lambung bermasalah jadi makanan yang di berikan sesuai dengan syarat
diet yang berlaku.

52
14. Perencanaan menu pemorsian kedua 14-15 April2019

Jadwal Menu Bahan Berat (gr) Energi Protein Lemak KH


Pagi Bubur Beras 400gr 291,6kkal 5,2 gr 0,4 gr 64 gr
06.00
15
April
2019
Patin goreng Ikan segar 40 gr 39,2 kkal 7,2 gr 1 gr -
bb pepes
Tumis tempe Tempe 55 gr 109, 5 kkal 10.2 74.2 gr 9.4 gr
Tumis kcg Wortel 25 gr 6,5 kkal 0,2 gr 0,1 gr 1,2 gr
pjg saos
tiram
Kacang pjg 25 gr 8,7 kkal 0,5 gr 0,1 gr 2 gr
Minyak 2 gr 17,2 kkal - 2 -
Snack Risoles 40 gr 98,8 kkal 4,1 gr 3 gr 13,3 gr
pagi
Siang Bubur Beras 400 gr 291,6 kkal 5,2 gr 0,4 gr 64 gr
Ayam Ayam 40 gr 114 kkal 10,8 gr 7,6 gr -
panggang
kalasan
Bacem Tempe 40 gr 79,6 kkal 7,6 gr 3,1 gr 6,8 gr
tempe kukus
kecap 5 gr 3 kkal 0,5 gr - 0,3 gr
Sop pelangi wortel 25 gr 6,5 kkal 0,2 gr 0,1 gr 1,2 gr
kentang 25 gr 23,2 kkal 0,5 gr - 5,4 gr
Jagung 25 gr 27 kkal 0,8 gr 0,3 gr 6,3 gr
pipil
Daun 5 gr 1.1 kkal 0,1gr - 0,3 gr
bawang
Snack sore Pisang 50 gr 5,8 kkal 0,4 gr 0,1 gr 15,6 gr

53
kepok
rebus
Pepaya 50 gr 19,5 kkal 0,3 gr 0,1 gr 4,9 gr
Malam Bubur Beras 400 gr 291,6 kkal 5,2 gr 0, 4 gr 64 gr
16.00
14 april
2019
Ayam pong Ayam 50 gr 142,4 kkal 13,4 gr 9,4 gr -
teh
Tahu masak Tahu 55 gr 41,8 kkal 4,5 2,6 gr 1 gr
kecap
kecap 5 gr 3 kkal 0,5 gr - 0,3 gr
Sop sayuran kentang 25 gr 23,2 kkal 0,5 gr - 5,4 gr
wortel 25gr 6,5 kkal 0,2gr 0,1 gr 1,2 gr
Daun 5 gr 1.1 kkal 0,1 gr - 0,3 gr
bawang
Total 1636,4 kkal 72,4 gr 30,1gr 238 gr

15. Perencanaan menu pemorsian kedua 14-15 April 2019


Tabel 3.4. Analisis Asupan Zat Gizi Pemorsian Hari 1

Jadwal Menu Bahan Berat Sisa Asupan


ditimbang makanan
Pagi Bubur Beras 400gr - 400 gr
Patin goreng Ikan segar 40 gr 35 gr 5 gr
bb pepes
Tumis Tempe 55 gr - 55 gr
tempe
Tumis kcg Wortel 25 gr - 25 gr
pjg saos
tiram
Kacang pjg 25 gr 22 gr 22 gr
Minyak 2 gr - 2 gr

54
1. Snack Risoles 40 gr - 40 gr
pagi
Siang Bubur Beras 400 gr - 400 gr
Ayam Ayam 40 gr 21 gr 19 gr
panggang
kalasan
Bacem Tempe 40 gr - 40 gr
tempe kukus
Kecap 5 gr - 5 gr
Sop pelangi Wortel 25 gr 6 gr 19 gr
Kentang 25 gr - 25 gr
Jagung 25 gr - 25 gr
pipil
Daun 5 gr - 5 gr
bawang
Snack Pisang Pisang 50 gr - 50 gr
sore kepok rebus kepok
rebus
Pepaya Buah 50 gr - 50 gr
pepaya
Malam Bubur Beras 400 gr - 400 gr
Ayam pong Ayam 50 gr 21 gr 29 gr
teh
Tahu masak Tahu 55 gr - 55 gr
kecap
Kecap 5 gr - 5 gr
Sop sayuran Kentang 25 gr - 5 gr
Wortel 25gr 3 kg 22 kg
Daun 5 gr - 5 gr
bawang

JUMLAH ASUPAN ZAT GIZI PASIEN TANGGAL 14-15 April 2019

Jadwal Menu Bahan Berat (gr) Energi Protein Lemak KH


55
Pagi Bubur Beras 400gr 291,6 kkal 5,2 gr 0,4 gr 64 gr
Patin goreng Ikan segar 5 gr 4,9 kkal 0,9 gr 0,1 gr -
bb pepes
Tumis tempe Tempe 55 gr 109, 5 kkal 10.2 74.2 gr 9.4 gr
Tumis kcg Wortel 25 gr 6,5 kkal 0,2 gr 0,1 gr 1,2 gr
pjg saos
tiram
Kacang pjg 22 gr 7,7 kkal 0,4 gr 0,1 gr 1,7 gr
Minyak 2 gr 17,2 kkal - 2 -
Snack Risoles 40 gr 98,8 kkal 4,1 gr 3 gr 13,3 gr
pagi
Siang Bubur Beras 400 gr 291,6 kkal 5,2 gr 0,4 gr 64 gr
Ayam Ayam 19 gr 54,1 kkal 5,1 gr 3,6 gr -
panggang
kalasan
Bacem Tempe 40 gr 79,6 kkal 7,6 gr 3,1 gr 6,8 gr
tempe kukus
kecap 5 gr 3 kkal 0,5 gr - 0,3 gr
Sop pelangi wortel 19 gr 4,9 kkal 0,2 gr - 0,2 gr
kentang 25 gr 23,2 kkal 0,5 gr - 5,4 gr
Jagung 25 gr 27 kkal 0,8 gr 0,3 gr 6,3 gr
pipil
Daun 5 gr 1.1 kkal 0,1gr - 0,3 gr
bawang
Snack Pisang Pisang 50 gr 5,8 kkal 0,4 gr 0,1 gr 15,6 gr
sore kepok rebus kepok
Pepaya 50 gr 19,5 kkal 0,3 gr 0,1 gr 4,9 gr
Malam Bubur Beras 400 gr 291,6 kkal 5,2 gr 0, 4 gr 64 gr
Ayam pong Ayam 29 gr 82,6 kkal 7,8 gr 5,5 gr -
teh
Tahu masak Tahu 55 gr 41,8 kkal 4,5 2,6 gr 1
kecap
Kecap 5 gr 3 kkal 0,5 gr - 0,3 gr

56
Sop sayuran Kentang 25 gr 23,2 kkal 0,5 gr - 5,4 gr
Wortel 22 gr 5,7 kkal 0,2 gr - 1,1 gr
Daun 5 gr 1.1 kkal 0,1 gr - 0,3 gr
bawang
Total 1547,1 kkal 60,8 gr 26,2 gr 266,2 gr

PERBANDINGAN TOTAL ASUPAN DENGAN KEBUTUHAN PASIEN (13/14 April


2019)

Zat gizi Asupan Kebutuhan Tingkat Kons.(%) Interpretasi


Energi (kkal) 1547,1 1575 98 % Normal
Protein (gr) 60,8 78.8 77 % Defisit Sedang
Lemak (gr) 26,2 26,2 100 % Normal
Karbohidrat (gr) 266,2 255,9 104 % Normal

( Natrium sudah ditambah dengan natrium dari infus )Sumber : Depkes RI 1996

57
C. Monitoring dan Evaluasi Pemorsian Hari Ke-2
Dampak Asuhan Gizi Asupan Zat Gizi Makro dan Zat Gizi Mikro
Outcome
Indicator Outcome Asupan zat gizi makro pada saat recall 16 maret,yaitu :
5. Energi : 1547,1Kkal
6. Protein : 60,8gram
7. Lemak : 26,2 gram
8. KH : 266,1gram

Kriteria Berdasarkan asupan recall (13/14 April) tersebut, asupan zat gizi makro
memiliki interpretasi sebagai berikut :
5. Energi Normal
6. Protein Defisit Sedang
7. Lemak  Normal
8. Karbohidrat Normal
Dokumentasi Pada Saat dilakukan recall ,dengan asupan zat gizi makro
Monitoring Evaluasi Kujungan sebagai berikut :
Awal a. Energi kalori dengan tingkat konsumsi
1503,3 kkal tingkat konsumsi 95 % dari
total kebutuhan energi
b. Protein 61,8 gram dengan tingkat konsumsi
78 % dari total kebutuhan protein
c. Lemak 29,2 gram dengan tingkat konsumsi
111 % dari total kebutuhan lemak
d. Karbohidrat 245,2 gram dengan tingkat
konsumsi 95 % dari total kebutuhan
karbohidrat
Pengkajian Setelah dilakukan intervensi pada klien dan
Gizi dilakukan recall ,diketahui hasil dari asupan zat gizi
Selanjutnya makro dan mikro sebagai berikut :
Setelah a. Energi 1547,1 kalori dengan tingkat
Intervensi konsumsi 98 % interpretasi defisit ringan
dari total kebutuhan energi
b. Protein 60,8 gram dengan tingkat konsumsi

58
77 % interpretasi defisit sedang dari total
kebutuhan protein
c. Lemak 26,2 gram dengan tingkat konsumsi
100 % interpretasi normal dari total
kebutuhan lemak
d. Karbohidrat 266,2 gram dengan tingkat
konsumsi 104 % interpretasi normal dari
total kebutuhan karbohidrat

59
BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes Melitus

1. Pengertian

Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Price
&Wilson, 2006).Menurut penelitian (Fatimah, 2015) penderita diabetes yang mengalami
gangguan glukosa sering mengeluh mudah lapar, sering kencing, mudah lelah, kesemutan,
sering merasa kebas di tangan, mudah mengantuk, pandangan mulai kabur, gigi mudah
goyang atau lepas.Pasien dengan kelainan toleransi glukosa ringan (gangguan glukosa puasa
dan gangguan toleransi glukosa) dapat tetap beresiko mengalami komplikasi (Price &
Wilson, 2006).

Pada diabetes mellitus didapatkan defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi
insulin. Diabetes melitus diklasifikasikan atas DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM
pada kehamilan. Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia, terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya. Sembilan puluh persen dari kasus diabetes adalah DMT2 dengan
karakteristik gangguan sensitivitas insulin dan/atau gangguan sekresiinsulin. DMT2 secara
klinis muncul ketika tubuh tidak mampu lagi memproduksi cukup insulin unuk
mengkompensasi peningkatan insulin resisten.

2. Epidemiologi

Diabetes melitus tipe 2 meliputi lebih 90% dari semua populasi diabetes. Prevalensi DMT2
pada bangsa kulit putih berkisar antara 3-6% pada populasi dewasa.International Diabetes
Federation (IDF) pada tahun 2011 mengumumkan 336 juta orang di seluruh dunia mengidap
DMT2 dan penyakit ini terkait dengan 4,6 juta kematian tiap tahunnya, atau satu kematian
setiap tujuh detik. Penyakit ini mengenai 12% populasi dewasa di Amerika Serikat dan lebih
dari 25% pada penduduk usia lebih dari 65 tahun.

60
3. Patologi Dasar Terjadinya Komplikasi Kronis pada DMT2
Ada empat hal utama yang mendasari terjadinya komplikasi kronisDMT2 yaitu,
meningkatnya HbA1c, glukosa plasma puasa, dan glukosa post prandial serta meningkatnya
variabilitas glukosa. Keempat hal ini disebut tetrad concept, merupakan keadaan yang harus
diperbaiki dalam penatalaksanaan DMT2 agar dapat mencegah ataupun memperlambat
timbulnya komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular. Hiperglikemia kronik dan fluktuasi
kadar glukosa darah akut dari puncak ke nadir merupakan komponen yang menyebabkan
terjadinya komplikasi kronik DM melalui dua mekanisme utama, yaitu glikasi protein yang
berlebihan dan stres oksidatif.

4. KOMPLIKASI DM TYPE 22

Diabetes melitus sering menyebabkan komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular.


Komplikasi makrovaskular terutama didasari oleh karena adanya resistensi insulin,
sedangkan komplikasi mikrovaskular lebih disebabkan oleh hiperglikemia kronik. Kerusakan
vaskular ini diawali dengan terjadinya disfungsi endotel akibat proses glikosilasi dan stres
oksidatif pada sel endotel. Disfungsi endotel memiliki peranan penting dalam
mempertahankan homeostasis pembuluh darah. Untuk memfasilitasi hambatan fisik antara
dinding pembuluh darah dengan lumen, endotel menyekresikan sejumlah mediator yang
mengatur agregasi trombosit, koagulasi, fibrinolisis, dan tonus vaskular. Istilah disfungsi
endotel mengacu pada kondisi dimana endotel kehilangan fungsi fisiologisnya seperti
kecenderungan untuk meningkatkan vasodilatasi, fibrinolisis, dan antiagregasi. Sel endotel
mensekresikan beberapa mediator yang dapat menyebabkan vasokontriksi seperti endotelin-a
dan tromboksan A2, ata vasodilatasi seperti nitrik oksida (NO), prostasiklin, dan
endotheliumderived hyperpolarizing factor. NO memiliki peranan utama pada vasodilatasi
arteri. Pada pasien DMT2 disfungsi endotel hampir selalu ditemukan, karena hiperglikemia
kronis memicu terjadinya gangguan produksi dan aktivitas NO, sedangkan endotel memiliki
keterbatasan intrinsik untuk memperbaiki diri. Paparan sel endotel dengan kondisi
hiperglikemia menyebabkan terjadinya proses apoptosis yang mengawali kerusakan tunika
intima. Proses apoptosis ini terjadi melewati serangkaian proses yang kompleks yaitu
teraktivasi jalur sinyal β-1 integrin, setelah aktivasi integrin, akan terinduksi peningkatan p38
mitogen- activated protein kinase (MAPK) dan c-Jun N-terminal (JNK) yang berujung pada
apoptosis sel. Pada sel endotel yang telah mengalami apoptosis, akan terjadi pula aktivasi

61
vascular endothelial-cadherin yang akan menyebabkan apoptosis sel-sel sekitar pada daerah
yang rentan mengalami aterosklerosis.

5. DIAGNOSIS DM TYPE 2

Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah. Pemeriksaan


glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa darah secara enzimatik dengan
bahan plasma darah vena. Penggunaan darah vena ataupun kapiler tetap dapat dipergunakan
dengan memperhatikan angka-angka kriteria diagnostik yang berbeda sesuai pembakuan oleh
WHO. Untuk tujuan pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan
pemeriksaan glukosa darah kapiler. Kecurigaan adanya DMT2 perlu dipikirkan apabila
terdapat keluhan klasik berupa; poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan,
gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita.

Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui pemeriksaan darah vena dengan sistem


enzimatik dengan hasil :

1. Gejala klasik + GDP ≥ 126 mg/dl

2. Gejala klasik + GDS ≥ 200 mg/dl

4. Gejala klasik + GD 2 jam setelah TTGO ≥ 200 mg/dl

5. Tanpa gejala klasik + 2x Pemeriksaan GDP ≥ 126 mg/dl

6. Tanpa gejala klasik + 2x Pemeriksaan GDS ≥ 200 mg/dl

7. Tanpa gejala klasik + 2x Pemeriksaan GD 2 jam setelah TTGO ≥ 200 mg/dl

8. HbA1c ≥ 6.5%

6. TATALAKSANA DM TYPE 2

Dalam mengobati pasien DMT2 tujuan yang harus dicapai adalah meningkatkan
kualitas hidup pasien. Tujuan penatalaksanaan meliputi tujuan penatalaksanaan jangka
pendek dan jangka panjang. Tujuan penatalaksanaan jangka pendek adalah menghilangkan
keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa nyaman, dan mencapai target pengendalian

62
glukosa darah. Tujuan penatalaksanaan jangka panjang adalah untuk mencegah dan
menghambat progresivitas komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler, serta neuropati
diabetikum. Tujuan akhir pengelolaan DMT2 adalah menurunkan morbiditas dan mortalitas
DM. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu penatalaksanaan diabetes secara lebih dini dan
lebih cepat sehingga kadar glukosa darah puasa, glukosa darah setelah makan, variabilitas
glukosa darah, HbA1c, tekanan darah, berat badan dan profil lipid dapat dikendalikan. Hal ini
dapat tercapai melalui pengelolaan pasien secara holistik dengan mengajarkan perawatan
mandiri dan perubahan pola hidup, disamping terapi farmakologis.

Terapi non farmakologis

Dari awal, pada pengelolaan pasien DMT2 harus direncanakan terapi non
farmakologis dan pertimbangan terapi farmakologis. Hal yang paling penting pada terapi non
farmakologis adalah monitor sendiri kadar glukosa darah dan pendidikan berkelanjutan
tentang penatalaksanaan diabetes pada pasien. Latihan jasmani secara teratur (3-4 kali
seminggu selama 30 menit/ kali), merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM tipe 2.
Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, dan berkebun harus
tetap dilakukan. Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan
berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin sehingga akan memperbaiki kendali glukosa
darah. Latihan jasmani yang dianjurkan adalah berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik
seperti jalan kaki, bersepeda santai, joging, dan berenang. Latihan jasmani sebaiknya
disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat,
intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan. Sementara bagi mereka yang sudah mengalami
komplikasi DM, intensitas latihan jasmani dapat dikurangi. Terapi nutrisi medis dilaksanakan
dalam beberapa tahap. Pengenalan sumber dan jenis karbohidrat, pencegahan dan
penatalaksanaan hipoglikemia harus dilakukan terhadap pasien. Terapi nutrisi medis ini
bersifat bersifat individu. Secara umum, terapi nutrisi medis meliputi upaya-upaya untuk
mendorong pola hidup sehat, membantu kontrol gula darah, dan membantu pengaturan berat
badan.

GASTROPATI DM

Gastroparesis diabetika adalah suatu kelainan motilitas lambung yang terjadi pada
penderita diabetes yang dapat dimanisfestasikan oleh berbagai macam gejala serta
dijumpainya kelainan pada uji pengosongan lambung. Istilah “gastroparesis diabeticorum”
pertama sekali digunakan oleh Kassender terhadap keadaan retensi lambung yang dijumpai

63
pada penderita diabetes mellitus yang asimptomatik(6). Gastroparesis diabetika dapat terjadi
pada penderita IDDM maupun NIDDM. Horowitz dkk memperkirakan keterlambatan waktu
pengosongan lambung dijumpai pada sekitar 50% penderita IDDM maupun NIDDM .

PATOFISIOLOGI GASTROPARESIS DIABETIKA

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa adanya gastroparesis pada penderita-


penderita diabetes mellitus sangat berkorelasi dengan keberadaan autonom dari nervus vagus.
Namun demikian, penelitian morfologis terhadap nervus vagus masih menunjukkan hasil
yang bertentangan. Pada sebagian penderita diabetes dengan atau tanpa gastroparesis dapat
ditunjukkan adanyapenurunan densitas serabut myelinated vagus dan degenerasi serabut
unmyelinated. Sedangkan penelitian lain tidak menemukan adanya kelainan morfologis dari
nervus vagus abdominalis pada penderita gastroparesis diabetika, baik jumlah maupun
penampilan dari neuron dan axonnya. Keadaan hiperglikemia merupakan factor penting
lainnya yang menyebabkan terjadinya gastroparesis. Ternyata bahwa peningkatan kadar gula
darah meskipun masih dalam rentang normal dapat menyebabkan keterlambatan
pengosongan lambung pada orang normal maupun penderita diabetes. Burgstaller dkk
mengatakan bahwa pengosongan lambung melambat secara bermagna pada keadaan
hiperglikemia dibandingkan dengan keadaan euglikemia pada penderita diabetes
(pengosongan lambung ± 1180 menit pada kadar gula darah 5,5 mmol / 1, dan ± 240 menit
pada kadar gula darah 14 mmol.

Diduga mekanisme hiperglikemia memperlambat pengosongan lambung adalah


secara tak langsung yang melibatkan perubahan pada aktivitas vagus, aktivitas listrik
lambung, sekresi hormon-hormon gastrointestinal dan mekanisme miogenik. Fischer dkk
menunjukkan bahwa hipergilemia post prandial pada penderita diabetes menyebabkan
terjadinya penurunan aktivitas mioelektrik lambung, pengurangan aktivitas motorik antrum
dan keterlambatan pengosongan lambung. Studi oleh Barnett dan Ow yang menunjukkan
bahwa motilitas antrum puasa akan menurun pada kadar gula darah 7,8 mmol/1 sedangkan
motilitas antrum postprandial akan menurun pada kadar gula darah 9,7 mmol/1.

Adanya korelasi antara kadar gula darah yang tinggi dengan keterlambatan
pengosongan lambung dijumpai pada IDDM maupun NIDDM. Tidak jelasnya kolerasi antara
kadar HbA1c dengan keterlambatan pengosongan lambung menunjukkan bahwa
keterlambatan pengosongan lambung lebih merupakan efek akut hiperglikemia ketimbang
efek kronisnya. Peranan hormon-hormon gastrointestinal dalam mengatur motilitas lambung
telah diketahui, namun kebermaknaan perubahan hormon tersebut terhadap motilitas yang
abnormal masih belum jelas. Tingginya kadar motilin plasma pada penderita gastroperasis
diabetika menunjukkan bahwa kelainan motilitas yang terjadi kelihatannya tidak berkaitan
dengan defisiensi motilin. Pemberian infus cholecystokinin octapeptida (CCK8) pada

64
penderita baru NIDDM jelas mengakibatkan keterlambatan pengosongan lambung akan
tetapi belum pernah diteliti begaimana kadar CCK pada penderita gastroparesis diabetika.

65
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. MONITORING DAN EVALUASI DATA REKAM MEDIK


1. Monitoring antropometri
Selama pengambilan kasus pengukuran antropometri hanya dilakukan satu
kali yaitu pada tanggal 12 April 2019. Hasil pengukuran BB dengan menggunakan
timbangan berat badan karena pasien dapat berdiri. Hasil pengukuran BB pasien
yaitu 34 kg, sedangkan untuk pengukuran tinggi badan dilakukan dengan
menggunakan microtoa dikarenakan masih kuat untuk berdiri. Hasil pengukuran
tinggi badan pasien yaitu 156 cm, kemudian mengukur LILA pasien dengan hasil
yaitu 21,7.

2. Pemeriksaan fisik dan klinis

Tanggal Jenis Hasil Nilai Normal Keterangan


Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
Tekanan darah 120/80 mmHg 110/65 mmHg pre
(Hipertensi)
12 April Nadi 84 x/menit 75-105 x/menit Normal
Suhu 36.9 0C 36,1 – 37,2 0C Normal
Respirasi 21 x/menit 18-26 x/menit Normal

13 April Tekanan darah 115/80 mmHg 110/65 mmHg Normal


Nadi 117 x/menit 75-105 x/menit Tinggi
Suhu 37,10C 36,1 – 37,2 0C Normal
Respirasi 20 x/menit 18-26 x/menit Normal
14 April Tekanan darah 120/78 mmHg 110/65 mmHg Tinggi
(Hipertensi)
Nadi 114 x/menit 75-105 x/menit Tinggi
Suhu 36,10C 36,1 – 37,2 0C Normal
Respirasi 20x/menit 18-26 x/menit Normal

66
HASIL BIOKIMIA

Nama pemeriksaan Hasil Lab Status


WBC 14.95x10^3 /UL Diatas Normal
RBC 4.00x 10^6/UL Normal
HGB 11.2 g/Dl Normal
PLT 392x 10^3 UL Normal
Ureum 19 mg/dl Normal
Creatinin 1.17 mg/dl Diatas Normal
GDS 411 MG/DL Diatas Normal

PENGOBATAN
Jenis Fungsi Interaksi Dengan Efek Samping
Makanan/Obat
Obat/Tindakan
Pantoprazole untuk meredakan gejala .digoxin- meningkatkan 11. Ruam
12. Pruritus, rasa gatal
meningkatnya asam lambung kadar atau efek digoxin
diseluruh atau beberapa
seperti sakit maag dan gejala akibat meningkatnya pH bagian tubuh
13. Mual
refluks asam lambung. Bekerja lambung
14. Muntah
dengan cara menghambat sl-sel Diuretik- meningkatkan 15. Nteri kepala
16. Nyeri dada
di lapisan lambung untuk risiko hipmagnesemia
17. Nyeri lambung
menghasilkan asam lambung, 18. Perut kembung
19. Konstipasi
sehingga produksi asam lambung
20. Diare
berkurang.
Inj Ranitidine 2x50 Bekerja dengan cara menekan Konsumsi bersama Diare, nyeri otot, pusing, dan
mg/IV sekresi asam lambung atau makanan atau antasida timbul ruam kulit, malaise, nausea,
menekan pembentukan asam dengan ranitidine dapat konstipasi.
lambung. menyebabkan absorpsi
ranitidine hingga 33%dan
konsentrasi puncak dalam
serum menurun hingga
613-432 ng/mL.

67
Inj Metclopramide Metoclopramide adalah obat Acetaminophen Efek samping metoclopramide
(Tylenol) yang umum terjadi adalah:
untuk mengobati beberapa
 Cyclosporine
masalah di perut dan usus, (Gengraf, Neoral,  Perasaan lelah, mengantuk,
seperti rasa panas di perut Sandimmune) lemas, atau pusing
 Digoxin (digitalis,  Sakit kepala, sulit tidur
(heartburn), asam lambung, dan Lanoxin) (insomnia)
maag yang tak kunjung  Glycopyrrolate  Mual, muntah, diare
(Robinul)  Payudara sakit atau
sembuh.Metoclopramide biasany  Insulin membengkak
a digunakan untuk maag yang  Levodopa (Larodopa,  Perubahan pada siklus
Atamet, Parcopa, menstruasi
muncul setelah makan atau di Sinemet)  Buang air kecil lebih sering
siang hari.  Mepenzolate (Canti dari biasanya

Inj Levemir Levemir adalah insulin buatan  Exenatide Reaksi iritasi pada titik injeksi,
(Byetta, Bydureon) seperti sakit dan kemerahan serta
yang digunakan untuk membantu
 Liraglutide (Victoza) bengkak pada kaki dan tangan
kontrol gula darah pada pasien  Rosiglitazone mungkin terjadi.
diabetes, baik diabetes tipe
satu maupun tipe dua. Insulin
adalah hormon alami dalam
tubuh manusia yang berfungsi
untuk menahan sel-sel tubuh
agar dapat memasukkan glukosa
dan memecahnya menjadi energi

B. MONITORING DAN EVALUASI ZAT GIZI


HASIL RECALL PEMORSIAN I

PERBANDINGAN TOTAL ASUPAN DENGAN KEBUTUHAN PASIEN (13 April 2019)

Zat gizi Asupan Kebutuhan Tingkat Kons.(%) Interpretasi


Energi (kkal) 1503,3 1575 95 % Normal
Protein (gr) 61,8 78.8 78 % Defisit Sedang
Lemak (gr) 29,2 26,2 111 % Normal
Karbohidrat (gr) 245,2 255,9 95 % Normal
( Natrium sudah ditambah dengan natrium dari infus )Sumber : Depkes RI 1996

68
HASIL RECALL PEMORSIAN II

PERBANDINGAN TOTAL ASUPAN DENGAN KEBUTUHAN PASIEN (13/14 April


2019)

Zat gizi Asupan Kebutuhan Tingkat Kons.(%) Interpretasi


Energi (kkal) 1547,1 1575 98 % Normal
Protein (gr) 60,8 78.8 77 % Defisit Sedang
Lemak (gr) 26,2 26,2 100 % Normal
Karbohidrat (gr) 266,2 255,9 104 % Normal
( Natrium sudah ditambah dengan natrium dari infus )Sumber : Depkes RI 1996

GRAFIK PERBANDINGAN ASUPAN PASIEN

1800

1600 1547.1
1503

1400

1200

1000 RECALL I
RECALL II
800
Column1
600

400
245.2266.2
200
61.8 60.8 29.2 26.2
0
ENERGI PROTEIN LEMAK KARBOHIDRAT

Dari grafik diatas dapat diketahui perbandingan asupan pasien dari pemorsian pertama
hingga yang kedua, dapat diketahui asupan energi, lemak dan karbohidrat pasien normal
kecuali protein yang mengalami defisit sedang.

69
BAB VI

PENUTUP

KESIMPULAN

Masalah kesehatan yang dialami tentu akan bepengaruh terhadap masalah gizi tubuh,
maka dari itu perlu asupan yang seimbang agar fungsi tubuh dapat bekerja dengan semestinya
sesuai dari kebutuhan pasien.

Pasien mengalami DM type 2 dan Gastropati DM, makan penatalaksaan dilakukan


yaitu dengan diet DM 1500 dan Diet Lmbung tetapi lebih menekankan ke diet DM karena
Gastropati DM yang dialami pasien merupakan komplikasi dari DM yang diderita pasien.

70
DAFTAR PUSTAKA

Abougalambou S, Hassali M , Sulaiman S, Abougalambou A. Prevalence of Vascular


Complications among Type 2 Diabetes Mellitus Outpatients at Teaching Hospital in
Malaysia. Malaysia: Journal of Diabetes and Metabolism. 2011;2(1):1−4.

Aguirre V, Werner ED, Giraud J, Lee YH, Shoelson SE, White MF. Phosphorylation of
ser307 in insulin receptor substrate-1 blocks interactions with the insulin receptor and inhibits
insulin action. The Journal Of Biological Chemistry. 2002;277(2):1531–7.

American Diabetes Association. Diagnosis and Classification of Diabetes

Mellitus. Diabetes Care Vol 34, 2011; S62-S69.

Meari, F.:. Malagelada JR. Gastroparesis and dyspepsia in patients with diabetes

mellitus. Eur J Gastroenterol HE:patol 1995,1/17-23.

May RJ. Gpyal RK. Effects of diabetes mellitus on the digestive system. In: Kahn

CR, Weif GC, eds. Joslin's Diabetes I. Mellitus. 13111 ed. Pensylvilnia: Lea &

Febiger, 1994: 921-54.

71
LAMPIRAN

PEMORSIAN I

SEBELUM SESUDAH

72
73
PEMORSIAN II

SEBELUM SESUDAH

74

Anda mungkin juga menyukai