OLEH
FIKA ANGGREINI
PO.62.31.3.16.232
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan fungsi saluran cerna ternyata merupakan masalah yang sering ditemui
pada penderita-penderita disbetes mellitus lanjut, dimana hal ini sebagian
2
disangkakan berkaitan dengan terjadinya disfungsi neurogenik dari saluran cerna
tersebut (1-4). Sering terjdi penderita diabetes mellitus mengeluhkan gejala
gangguan saluran cerna atas tanpa sebab yang jelas. Penderita seperti ini bila
dilakukan uji tertentu dapat menunjukkan adanya keterlambatan pengosongan
lambung, keadaan seperti ini dinamai gastroparesis diabetika (1). Gastroparesis
diabetika merupakan komplikasi dari diabetes mellitus yang kini semakin dikenal.
Gastroparesis diabetika adalah suatu kelainan motilitas lambung yang terjadi pada
penderita diabetes yang dapat dimanisfestasikan oleh berbagai macam gejala serta
dijumpainya kelainan pada uji pengosongan lambung.
Dalam pengelolaan kontrol gula darah, perencanaan diet merupakan salah satu
kunci utama. Penatalaksanaan diabetes melitus dikenal 4 pilar utama pengelolaan
yaitu: penyuluhan, perencanaan makan, latihan jasmani dan obat hipoglikemik.
Terapi gizi merupakan komponen utama keberhasilan penatalaksanaan diabetes.
Kepatuhan pasien terhadap prinsip gizi dan perencanaan makan merupakan salah
satu kendala pada pasien diabetes melitus. Penderita diabetes melitus banyak yang
merasa tersiksa sehubungan dengan jenis dan jumlah makanan yang dianjurkan
(Maulana,2009). Kepatuhan penderita dalam menaati diet Diabetes Melitus sangat
berperan penting untuk menyetabilkan kadar glukosa pada penderita Diabetes
Melitus, sedangkan kepatuhan ini sendiri merupakan hal yang penting untuk dapat
mengembangkan rutinitas (kebiasaan) yang dapat membantu penderita dalam
mengikuti jadwal diet yang kadang kala sulit dilakukan oleh penderita.
Maka dari itu pasien dengan DM perlu melakukan diet DM serta diet untuk
beberapa beberapa penyakit penyertanya atau komplikasi dari penyakit diabetes
Melitus yang dialami pasien. Edukasi awal dan akhir pun penting dilakukan untuk
menjelaskan kepada pasien apa yang harus dilakukan dalam penanganan kepada
pasien selama diet yang diberikan kepada pasien.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
3
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan skrining gizi pada pasien pasien DM 2, DM 2,
gastropati DM
b. Mampu melakukan pengukuran antropometri pada pasien pasien DM
2, gastropati DM.
c. Mampu melakukan pengkajian data rekam medik pada pasien pasien
DM 2, gastropati DM.
d. Mampu melakukan assement pada pasien pasien DM 2, gastropati
DM.
e. Mampu menetapkan diagnosa gizi pada pasien pasien DM 2,
gastropati DM.
f. Mampu menyusun NCP pada pasien pasien DM 2, gastropati DM.
g. Mampu melakukan edukasi dan konseling gizi pada pasien DM 2,
gastropati DM.
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Narasi Kasus
Nn. I adalah seorangibu rumah tangga, dengan pendidikan terakhir SMA, Nn.
I sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak, Ny. I beragama islam. Pasien
memberitahu jika pasien mempunyai riwayat penyakit DM selama 2 tahun dan
lambung, Pola makan Ny. I sebelum masuk rumah sakit adalah 3x sehari dan
jarang selingan. Makanan yang sering di konsumsi pasien lebih suka diolah
dengan cara yang digoreng, kemudian selebihnya pasien tidak pilih-pilih pada
makanan. Ny.I sebelumnya belum pernah mendapatkan edukasi gizi.
4
Hasil pemeriksaan biokimia 11 APRIL 2019 :
Data Klinis Pasien : TD 120/80 mm/Hg, Nadi : 98 x/menit, Suhu : 380C, Pernafasan :
22x/menit. Secara fisik pasien tampak lemah, dapat berdiri sebentar, ke kamar mandi
dapat sendiri dengan berjalan pelan.
Terapi Obat : inf NaCl 0,9% 20 TPM, Inj Levemir, Inj Ranitidine 2x50 mg, Inj
Metclopramide 10 mg/12 jam IU, Pantroprazole nal/12 jam IU, Domperidone 3x1,
Sucralfate 3x10 cc,.
Data Pasien
1. Identitas Pasien
Tabel 2.2. Identitas Pasien
Nama: Ny. I Mobilisasi tempat tidur
Umur: 55 tahun Suku: Dayak
Jenis kelamin: perempuan Alamat: Jl. Mendawai
Agama: Islam No RM: 18.76.48
Pekerjaan: IRT Ruang/kelas: Bougenvile/B4
Pendidikan terakhir: SMA Diagnosa medis: Gastropati DM,
DM tipe 2
Sosial ekonomi: Menengah Tanggal kasus: 11 Maret 2019
Sumber : Data Rekam Medik 2019
5
a. Data Subjektif
1. Riwayat Penyakit
Tabel 2.3 Riwayat Penyakit Pasien
Keluhan utama Menyesak, nyeri ulu hati, kaki
sakit, mual
Riwayat penyakit dahulu Maag kronis
Riwayat penyakit keluarga -
Riwayat penyakit sekarang DM tipe 2, Gastropati DM
Sumber : Data Rekam Medik 2019 dan Wawancara
2. Riwayat Gizi
3. Tabel 2.4. Riwayat Gizi Pasien
Alergi/pantangan makanan Pasien alergi Kerang
Diet yang diberikan Saat sudah di rumah sakit pasien
diberikan diet DM 1500 kalori +
Diet Lambung
Kebiasaan makan Makanan pokok : Nasi 2 – 3x/
hari
Lauk hewani : Ikan 3 x seminggu
Lauk nabati: jarang dikonsumsi
Sayur : 2 x/ hari
Buah : Jarang dikonsumsi
Minuman: Air putih dan susu
skim
Frekuensi makan sebelum masuk 3 kali makan utama (Pagi, siang
RS dan malam)
Makanan kesukaan makanan bergoreng
Masalah gastrointestinal Mual : +
Muntah : +
Aktifitas Pasien saat sudah dirumah sakit
hanya bisa berbaring dan jika
makan, duduk, ke kamar mandi
nya dibantu oleh anak atau
suaminya terkadang sendiri jalan
6
pelan.
4. Riwayat personal
Ny. I berstatus sudah menikah, memiliki suami dan anak.
Ny. I sebaga IRT
Ny. I berpendidikan terakhir SMA
Ny. I sebelumnya belum pernah mendapatkan konseling gizi.
Ny. I masuk masuk ke rumah sakit dikarenakan keluhan
menyesak/sesak nafas, mual + muntah, nyeri ulu hati.
b. Data objektif
1. Antropometri
Data antropometri yang didapatkan dilakukan dengan cara
pengukuran langsung melalui estimasi tinggi lutut, estimasi status gizi
menggunakan LILA, dan berat badan aktual.
TB : 156cm
BB : 34 Kg
LILA : 21,7 cm
2. Biokimia
3. Tabel 2.1.Hasil lab Pasien
7
4. Pemeriksaan klinis
Tabel 2.6 Hasil Pemeriksaan Klinis
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Keterangan
Tekanan darah 120/80 mmHg 110/65 mmHg Pre hipertensi
Nadi 84x/menit 75-105 x/menit Normal
Suhu 36,8 0C 36,1 – 37,2 0C Normal
Respirasi 21 x/menit 18-26 x/menit Normal
5. Pemeriksaan Fisik
Tabel 2.7 Hasil Pengamatan Fisik Selama Tiga Hari
Tanggal Keadaan fisik
8
7. Pengobatan
9
(Canti
Inj Levemir Levemir adalah insulin Exenatide Reaksi iritasi pada titik
(Byetta, Bydureon injeksi, seperti sakit dan
buatan yang digunakan
) kemerahan serta bengkak pada
untuk membantu kontrol Liraglutide kaki dan tangan mungkin
(Victoza) terjadi.
gula darah pada pasien
Rosiglitazone
diabetes, baik diabetes tipe
satu maupun tipe dua.
Insulin adalah hormon alami
dalam tubuh manusia yang
berfungsi untuk menahan
sel-sel tubuh agar dapat
memasukkan glukosa dan
memecahnya menjadi energi
1. Terapi Intravena
Infus NaCl 500 mL 14 tpm
Pantoprazole 3x1 gr
Domperidone 3x1
Sucralfate 3x10 cc
10
injeksi metclopramide 10 mg
Injeksi levermir 0-0-10iu
14 April 2019 NaCL 0,9 % 20 tpm 500 ml
Pantoprazole 3x1 gr
Injeksi ranitidin 2x1 gr
Domperidone 3x1
Injeksi levermir 0-0-16 sc
Tabel 2.9 Recall Pasien selama 24 jam sebelum masuk Rumah Sakit - Masuk
Rumah Sakit
11 April 2019
11
BAB III
No Parameter Skor
1 Apakah pasien mengalami Tidak ada 0
penurunan berat badan yang tidak Ragu 0
diinginkan dalam 6 bulan terakhir? Ya, ada penurunan berat badan sebanyak :
1-5 kg 1 1
6-10 kg 2
11-15 kg 3
>15 kg 4
Ragu 2
2 Apakah pasien mengalami Tidak 0 1
penurunan asupan makan karena Ya 1
penurunan nafsu makan (atau karena
tidak bsa mengunyah dan menelan)
3 Apakah pasien dengan diagnosa
khusus (dicentang)
Ya
(pasien dengan penurunan imunitas,
GGK, GGK hemodialisis, geriatri
12
>70 tahun, dirawat di HCU/ICU, 2
penurunan kesadaran,kegawatan
abdomen (perdarahan, ilus,
peritonitis, asites masif, tumor
intrabdomen besar, post operasi),
gangguan pernafasan berat
(pneumonia berat), keganasan
dengan komplikasi, gagal jantung,
sirosis hepatis, transplantasi, cidera
kepala berat, stroke, DM, kanker
kemoterapi, luka bakar, atau kondisi
sakit berat lainnya.
Total skor 4
Kesimpulan Resiko rendah
Resiko sedang
Resiko tinggi √
Tindakan Asesmen ulang 1 minggu kemudian
Asesmen ulang 3 hari kemudian
Asesmen lanjut dan setiap hari √
Ahli gizi Tanda tangan :
Nama :
Pukul :
A. Skrinning
13
I
PERENCANAAN
CH 1.1.3 Suku/etnik
CH 1.1.4 Bahasa
CH 1.1.6 Edukasi
CH 1.1.10 Mobilitas
14
CH 2.1 Riwayat medis/kesehatan terkait gizi dari pasien/klien atau
keluarga
CH 2.1.5 Gastrointestinal
Identifikasi : Pasien mengeluh pusing, nyeri ulu hati, kaki pasien sakit dan pasien
memiliki masalah gastrointestinal yaitu mual dan muntah.
Identifikasi :Pasien adalah seorang ibu rumah tangga beragama islam, untuk
kesehatan pasien di dukung oleh BPJS.
2. Antropometri
AD.1.1 Komposisi/Pertumbuhan tubuh/riwayat berat badan
AD. 1.1.1 Tinggi Badan
Tinggi badan Ny. I yaitu 156 cm
AD 1.1.2 Berat Badan
Berat badan Ny. I yaitu 34 kg
AD 1.1.4 Perubahan berat badan
15
Dalam 3 bulan terakhir pasien mengalami penurunan berat badan
sebanyak 5 kg.
3. Biokimia
BD1.2 Electrolyte and renal profile
BD1.2.2 Kreatinin
Berdasarkan hasil lab diketahui kadar kreatinin 2,61
Perhitungan TKK = {(140-umur) x berat badan} / (72 x kreatinin
serum)
= {(140-55) x 34}/(72x1.17)
= 34 % (insufisiensi ginjal)
Identifikasi : Berdasarkan hasil lab pasien di dapatkan hasil kreatinin 1.17 yang
termasuk dalam kategori tinggi. Dan berdasarkan perhitungan fungsi ginjal hasil
yang di dapatkan adalah 38,8%.
16
BD 1.1.10 Profil anemia gizi
BD.1.1.10.1 Hemoglobin
Berdasarkan hasil lab diketahui kadar hemoglobin pasien 11.2 g/dL
masuk dalam kategori normal.
sebut diketahui bahwa tekanan darah Tn. Srata – rata masuk kedalam kategori
normal, sedangkan denyut nadi Tn.S masuk kedalam kategori Normal, untuk suhu
tubuh Ny I masuk dalam kategori normal , kemudian pernafasan masuk kedalam
kategori nafas normal.
FH 1 Asupan makanan dan zat gizi
FH 1.1.1 Asupan energi total
Asupan energi total klien berdasarkan recall 24 jam adalah 5.6 kkal
(35 % dari kebutuhan total dengan interpretasi defisit berat)
Identifikasi : Asupan energi total klien berdasarkan recall 24 jam adalah 5,6 kkal
(35 % dari kebutuhan total dengan interpretasi defisit berat)
17
FH 1.2.2.1 Jumlah makanan
Dari survei hasil recall 24 jam klien hanya makan nasi, ikan nila
dan masak asam sayur dengan porsi yang sangat sedikit.
FH 1.2.2.2 Jenis makanan
Makanan yang di makan klien saat recall adalah makanan buatan
rumah/masak sendiri
FH 1.3.2 Parenteral
FH 1.3.2.1 Formula/larutan
Pasien mendapatkan infus NaCl 0,9% 20 TPM
18
FH 3.1 Suplemen Obat dan jamu
FH 3.1.1 Penggunaan obat yg di resepkan
Jenis Fungsi Interaksi Dengan Efek Samping
Makanan/Obat
Obat/Tindakan
Pantoprazole untuk meredakan gejala .digoxin- Ruam
meningkatnya asam lambung meningkatkan kadar Pruritus, rasa gatal
diseluruh atau
seperti sakit maag dan gejala atau efek digoxin beberapa bagian
refluks asam lambung. akibat meningkatnya tubuh
Mual
Bekerja dengan cara pH lambung Muntah
menghambat sl-sel di lapisan Diuretik- Nteri kepala
Nyeri dada
lambung untuk meningkatkan risiko
Nyeri lambung
menghasilkan asam hipmagnesemia Perut kembung
Konstipasi
lambung, sehingga produksi
Diare
asam lambung berkurang.
Inj Ranitidine 2x50 Bekerja dengan cara Konsumsi bersama Diare, nyeri otot, pusing, dan
mg/IV menekan sekresi asam makanan atau antasida timbul ruam kulit, malaise,
lambung atau menekan dengan ranitidine nausea, konstipasi.
pembentukan asam lambung. dapat menyebabkan
absorpsi ranitidine
hingga 33%dan
konsentrasi puncak
dalam serum menurun
hingga 613-432
ng/mL.
Inj Metclopramide Metoclopramide adalah obat Acetaminophen Efek samping metoclopramide
(Tylenol) yang umum terjadi adalah:
untuk mengobati beberapa
Cyclosporine
masalah di perut dan usus, (Gengraf, Neoral, Perasaan lelah,
seperti rasa panas di perut Sandimmune) mengantuk, lemas, atau
Digoxin (digitalis, pusing
(heartburn), asam lambung, Lanoxin) Sakit kepala, sulit tidur
dan maag yang tak kunjung Glycopyrrolate (insomnia)
(Robinul) Mual, muntah, diare
sembuh.Metoclopramide bia Insulin Payudara sakit atau
sanya digunakan untuk Levodopa membengkak
(Larodopa, Perubahan pada siklus
maag yang muncul setelah Atamet, Parcopa, menstruasi
makan atau di siang hari. Sinemet) Buang air kecil lebih
Mepenzolate sering dari biasanya
(Canti
19
Inj Levemir Levemir adalah insulin Exenatide Reaksi iritasi pada titik
(Byetta, Bydureon injeksi, seperti sakit dan
buatan yang digunakan
) kemerahan serta bengkak pada
untuk membantu kontrol Liraglutide kaki dan tangan mungkin
(Victoza) terjadi.
gula darah pada pasien
Rosiglitazone
diabetes, baik diabetes tipe
satu maupun tipe dua.
Insulin adalah hormon alami
dalam tubuh manusia yang
berfungsi untuk menahan
sel-sel tubuh agar dapat
memasukkan glukosa dan
memecahnya menjadi energi
20
FH 4.1 Pengetahuan/Keterampilan Terkait Makanan dan Zat Gizi
FH 4.1.1 Area dan Tingkat Pengetahuan
Ny. I sebelum masuk rumah sakit belum pernah mendapatkan
edukasi tentang gizi terkait jenis bahan makanan yang baik untuk
di konsumsi sesuai dengan penyakitnya saat ini.
B. DIAGNOSA GIZI
Domain Intake (NI)
NI 2.1 Asupan oral tidak adekuat
Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan keluhan pasien mual muntah
dan tidak selera makan dibuktikan dengan hasil recall asupan energi klien
hanya 35 % dari kebutuhan pasien dengan interpretasi defisit berat,
asupan protein hanya 38 % dari kebutuhan pasien dengan interpretasi
21
defisit berat, asupan lemak klien hanya 76 % dari kebutuhan pasien
dengan interpretasi defisit sedang, dan asupan karbohidrat klien hanya 27
% dari kebutuhan pasien dengan interpretasi defisit berat.
22
C. INTERVENSI
A. Tujuan Diet
Jangka pendek 1-2 hari:
1. Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan zat gizi pasien
sebesar 100% dari kebutuhan untuk memenuhi zat gizi pasien
2. Memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memperberat
kerja lambung
3. Meningkatkan asupan energi yang defisit
4. Meningkatkan asupan karbohidrat yang defisit
5. Meningkatkan asupan protein yang defisit
23
6. Meningkatkan asupan lemak yang defisit
7. Mengontrol mual pada pasien dengan pemberian makanan
lunak/bubur
8. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya terkait makanan
yang sebaiknya dikonsumsi dan makanan yang dihindari.
Jangka panjang:
1. Membantu kesembuhan penyakit pasien
2. Mencegah kenaikan tekanan darah
B. Jenis Diet
Diet DM 1500 + Diet Lambung
C. Perhitungan Zat Gizi dan Cairan
Diketahui :
1. IMT : BB/TB (m)2
= 34/156 cm (m)2
= 1397 (Gizi Kurang)
2. BBI : 90% x (156 cm – 100) x 1 kg
= 90% x (56) x 1
= 50.4 kg
3. BMR : BBI x BMR (perempuan)
= 50.4 x 25 kal/kgBB
= 1260 kal/kgBB
4. Umur : 5% x 1260
= 63
5. Aktivitas : 10% x 1260
= 126
6. BB : 20% x 1260
= 252
BMR – Faktor umur + faktor BB + Aktivitas
E = 1260 – 63 + 252 + 126
= 1575 kal
Range Energi 5% x 1575 = 78.8
24
± 1575 + 78.8 = 1653.8 kal
1575 – 78.8 = 1496.2 kal
= 78.8 gram
L = 15 % x 1575 / 9
= 26.2 gram
KH = 65 % x 1575 / 4 gram
= 255.9 gram
25
3. Kebutuhan Zat Gizi Mikro
𝐵𝐵𝐴
1. Natrium = 𝐵𝐵 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x Natrium (Akg)
34
= x 1300 mg
55
= 803. 6 mg
𝐵𝐵𝐴
2. Kalium = 𝐵𝐵 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x Kalium (Akg)
34
= x 4700 mg
55
= 2.905 mg
𝐵𝐵𝐴
3. Fe = 𝐵𝐵 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x Fe (Akg)
34
= x 12 mg
55
= 7.4 mg
4. Perhitungan Cairan
Perhitungan infus NaCl = 20 tpm
= 20 x 60 x 24
= 28800
20
= 1440 ml
Na = 1440/500 x 154 = 443.52 mEq/l
Cl = 1440/500 x 154 = 443.52 mEq/l
1. Prinsip diet
a. prinsip tanggal 13 April 2019
- Energi adekuat
- Protein tinggi
- Lemak rendah
- Karbohidrat cukup
- natrium cukup
- kalium cukup
- zat besi cukup
- Cairan cukup
2. Syarat
a. syarat diet tanggal 13-14 April 2019
1. Energi adekuat, ditujukan untuk memenuhi kebutuhan energi
sesuai dengan kebutuhan.
2. Protein tinggi, yaitu 20% dari kebutuhan energi total. Protein
yang digunakan yaitu protein hewani
3. Lemak rendah, yaitu 15% dari kebutuhan energi total.
Ditujukan sebagai sumber tenaga serta bahan bakar di dalam
tubuh. Diutamakan asam lemak tidak jenuh dan kolesterol <
300 mg
4. Karbohidrat cukup, yaitu 65 % dari kebutuhan energi total.
Peran penting karbohidrat yaitu untuk proses metabolisme serta
proses pembentukkan jaringan sel, struktur dan juga organ-
organ dalam tubuh. Karbohidrat yang digunakan yaitu
karbohidrat kompleks sebagai sumber karbohidrat utama.
Pemberian karbohidrat sederhana berupa gula murni dalam
jumlah terbatas sebaiknya di gunakan pada saat memasak.
5. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam.
6. Vitamin C cukup, untuk membantu penyerapan zat besi
7. Makanan diberikan dalam bentuk mudah dicerna
8. Dianjurkan untuk 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
3. Bentuk makanan
a. Bentuk makanan tanggal 13-14 April 2019
Makanan bubur
4. Frekuensi
a. Frekuensi makan tanggal 13-14 April 2019
3x makanan utama (pagi,siang,sore) dan 2x selingan ( pagi dan
sore )
5. Rute
a. Rute tanggal 13-14 April 2019
Oral
27
6. Edukasi Awal
a. Edukasi tanggal 13 April 2019
28
7. Perencanaan menu pemorsian pertama 13-14 April 2019
Jadwal Menu Bahan Berat Bersih Energi Protein Lemak KH
Sore Bubur Bubur 400 gr 291,6 kkal 5,2 gr 0,4 gr 6,4 gr
Ikan patin Ikan segar 40 gr 39,2 kkal 7,2 gr 1 gr -
goreng tumis
tomat hijau
Tomat 5 gr 1,1 - - 0,2
Bening labu Labu siam 25 gr 5 kkal 0,2 gr 0,1 gr 1.1
siam
Kacang 25 gr 8,7 kkal 0,5 gr 0,1 gr 2 gr
panjang
Wortel 25 gr 6,5 kkal 0,2 gr 0,1gr 1,2 gr
Tempe daun tempe 50 gr 99,5 kkal 9,5 gr 3,8 gr 8,5 gr
kemangi
Pagi Bubur Bubur 400 gr 291,6 kkal 5,2 gr 0,4 gr 6,4 gr
Ikan nila Ikan segar 90 gr 181,8 kkal 14,4 gr 13,5 gr -
masak
kuning
Tahu bb Tahu 60 gr 45,6 kkal 4,9 gr 2,9 gr 1,1 gr
kemangi
Orak arik Jagung 50 gr 12,5 kkal 0,5 gr gr 2,5 gr
jagung muda muda
wortel 25 gr 6,5 kkal 0,2 gr 0,1 gr 1,2 gr
Telur ayam 185 gr 85,3 kkal 0,48 gr 0,56 gr 22,1 gr
kemangi 5 gr 1.1 kkal 0,1 gr - 0,3 gr
Daun 5 gr 1.1 kkal 0,1 gr - 0,3 gr
bawang
minyak 2 gr 17,2 kkal - 2 -
Snack Kue lapis Kue lapis 50 gr 201,5 kkal 2,8 gr 11,4 gr 22,1 gr
pagi beras
Siang Bubur Bubur 400 gr 400 gr 291,6 5,2 gr 0,4 gr
29
kkal
Ikan tongkol Ikan segar 65 gr 63,7 kkal 11,8 gr 1,6 gr -
bb sarden
Pepes tempe tempe 40 gr 79,6 kkal 7,6 gr 3,1 gr 6,8 gr
Kecap 5 gr 3 kkal 0,5 gr - 0,3 gr
Bening Tempe 40 gr 79,6 kkal 7,6 gr 3,1 gr 6,8 gr
kacang pjg
Tomat 5 gr 1,1 kkal - - 0,2
Kacang pjg 25 gr 8,7 kkal 0,5 gr 0,1 gr 2 gr
Waluh 25 gr 6,5 kkal 0,2 gr 0,1 gr 1,2 gr
kuning
Snack Pisang Pisang 50 gr 58 kkal 0,4 gr 0,1 gr 15,6 gr
sore kepok rebus kepok
Pepaya pepaya 50 gr 19,5 kkal 0,3 gr 0,1 gr 4,9 gr
Total 1689,4 kkal 82,7 gr 32,6 gr 264,7 gr
30
Wortel 25 gr - 25 gr
Tempe tempe 50 gr - 50 gr
daun
kemangi
Pagi Bubur Bubur 400 gr 291,6 kkal 5,2 gr
05.30
14/04/2019
Ikan nila Ikan segar 90 gr 14 gr 76 gr
masak
kuning
Tahu bb Tahu 60 gr 16 gr 44 gr
kemangi
Orak arik Jagung 25 gr - 25 gr
jagung muda
muda
wortel 25 gr 6 kkal 19 gr
Telur ayam 25 gr - 25 gr
kemangi 5 gr - 5 gr
Daun 5 gr - 5 gr
bawang
minyak 2 gr - 2
Snack pagi Kue lapis Kue lapis 50 gr - 50 gr
beras
Siang Bubur Bubur 400 gr - 400 gr
Ikan Ikan segar 65 gr 52 gr 13 gr
tongkol bb
sarden
Pepes tempe 40 gr 40 gr
tempe
kecap 5 gr - 5 gr
Bening Tomat 5 gr - 5 gr
kacang pjg
31
Kacang pjg 25 gr 8 gr 17 gr
Waluh 25 gr 16 gr 9 gr
32
33
Sore Bubur Bubur 400 gr 291,6 kkal 5,2 gr 0,4 gr 6,4 gr
34
Ikan patin Ikan segar 5 gr 4,9 kkal 0,9 gr 0,1 gr -
goreng tumis
tomat hijau
Tomat 5 gr 1,1 - - 0,2
Bening labu Labu siam 25 gr 5 kkal 0,2 gr 0,1 gr 1.1
siam
Kacang 2 gr 0,7 kkal - 0,2 gr
panjang
Wortel 25 gr 6,5 kkal 0,2 gr 0,1gr 1,2 gr
Tempe daun tempe 50 gr 99,5 kkal 9,5 gr 3,8 gr 8,5 gr
kemangi
Pagi Bubur Bubur 400 gr 291,6 kkal 5,2 gr 0,4 gr 6,4 gr
Ikan nila Ikan segar 76 gr 74,5 kkal 13,8 gr 1,8 gr -
masak
kuning
Tahu bb Tahu 44 gr 33,4 kkal 3,6 gr 2,1 gr 0,8 gr
kemangi
Orak arik Jagung 25 gr 14,8 kkal 0,4 gr 0,2 gr 3,5 gr
jagung muda muda
wortel 19 gr 4,9 kkal 0,2 gr - 0,9 gr
Telur ayam 25 gr 38,8 kkal 3,2 gr 2,7 gr 0,3 gr
kemangi 5 gr 1.1 kkal 0,1 gr - 0,3 gr
Daun 5 gr 1.1 kkal 0,1 gr - 0,3 gr
bawang
minyak 2 gr 17,2 kkal - 2 -
Snack Kue lapis Kue lapis 50 gr 201,5 kkal 2,8 gr 11,4 gr 22,1 gr
pagi beras
Siang Bubur Bubur 400 gr 400 gr 291,6 5,2 gr 0,4 gr
kkal
Ikan tongkol Ikan segar 13 gr 12,7 kkal 2,4 gr 0,3gr -
bb sarden
35
Pepes tempe tempe 40 gr 79,6 kkal 7,6 gr 3,1 gr 6,8 gr
kecap 5 gr 3 kkal 0,5 gr - 0,3 gr
Bening Tempe 40 gr 79,6 kkal 7,6 gr 3,1 gr 6,8 gr
kacang pjg
Tomat 5 gr 1,1 kkal - - 0,2
Kacang pjg 17 gr 5,9 kkal 0,3 gr 0,1 gr 1,3 gr
Waluh 9 gr 1,8 kkal - - 0,4 gr
kuning
Snack Pepaya pepaya 50 gr 19,5 kkal 0,3 gr 0,1 gr 4,9 gr
sore
Total 1503,3 kkal 61,8 gr 29,2 gr 245,2gr
( Natrium sudah ditambah dengan natrium dari infus )Sumber : Depkes RI 1996
36
D. Monitoring dan Evaluasi Pemorsian Hari Pertama
Dampak Asuhan Gizi Asupan Zat Gizi Makro dan Zat Gizi Mikro
Outcome
Indicator Outcome Asupan zat gizi makro pada saat recall 11 April, yaitu :
1. Energi : 5,6 Kkal
2. Protein : 0,3 gram
3. Lemak : 0,2 gram
4. KH : 0,7 gram
Kriteria Berdasarkan asupan recall (11 April 2019) tersebut, asupan zat gizi
makro memiliki interpretasi sebagai berikut :
1. Energi Defisit berat
2. Protein Defisit berat
3. Lemak Defisit Berat
4. Karbohidrat Defisit Berat
Dokumentasi Pada Saat dilakukan recall ,dengan asupan zat gizi makro
Monitoring Evaluasi Kujungan sebagai berikut :
Awal a. Energi 5,6 kalori dengan tingkat konsumsi
35 % dari total kebutuhan energi.
b. Protein 0,3 gram dengan tingkat konsumsi
38 % dari total kebutuhan protein.
c. Lemak 0,2 gram dengan tingkat konsumsi
76 % dari total kebutuhan lemak.
d. Karbohidrat 0,7 gram dengan tingkat
konsumsi 27 % dari total kebutuhan
karbohidrat.
Pengkajian 1. Setelah dilakukan intervensi pada klien dan
Gizi dilakukan recall ,diketahui hasil dari asupan zat
Selanjutnya gizi makro dan mikro sebagai berikut :
Setelah a. Energi 1503,3 kalori dengan tingkat
37
Intervensi konsumsi 95 % interpretasi Normal.
b. Protein 61,8 gram dengan tingkat konsumsi
78 % interpretasi defisit sedang dari total
kebutuhan protein.
c. Lemak 29,2 gram dengan tingkat konsumsi
111 % interpretasi Normal.
d. Karbohidrat 245,2 gram dengan tingkat
konsumsi 95 % interpretasi Normal.
38
D. ASSESMENT GIZI 14 April 2019
4. Riwayat Personal
CH 1.1 Data Personal
CH 1.1.1 Umur
Pasien berumur 55 tahun
CH 1.1.3 Suku/etnik
CH 1.1.4 Bahasa
CH 1.1.6 Edukasi
CH 1.1.10 Mobilitas
39
CH 2.1.5 Gastrointestinal
Identifikasi : Pasien mengeluh pusing, nyeri ulu hati, kaki pasien sakit dan pasien
memiliki masalah gastrointestinal yaitu mual dan muntah.
Identifikasi :Pasien adalah seorang ibu rumah tangga beragama islam, untuk
kesehatan pasien di dukung oleh BPJS.
5. Antropometri
AD.1.1 Komposisi/Pertumbuhan tubuh/riwayat berat badan
AD. 1.1.1 Tinggi Badan
Tinggi badan Ny. I yaitu 156 cm
AD 1.1.2 Berat Badan
Berat badan Ny. I yaitu 34 kg
AD 1.1.4 Perubahan berat badan
Dalam 3 bulan terakhir pasien mengalami penurunan berat badan
sebanyak 5 kg.
40
6. Biokimia
BD1.2 Electrolyte and renal profile
BD1.2.2 Kreatinin
Berdasarkan hasil lab diketahui kadar kreatinin 2,61
Perhitungan TKK = {(140-umur) x berat badan} / (72 x kreatinin
serum)
= {(140-55) x 34}/(72x1.17)
= 34 % (insufisiensi ginjal)
Identifikasi : Berdasarkan hasil lab pasien di dapatkan hasil kreatinin 1.17 yang
termasuk dalam kategori tinggi. Dan berdasarkan perhitungan fungsi ginjal hasil
yang di dapatkan adalah 34 %.
41
Identifikasi :Berdasarkan hasil lab profil anemia gizi pasien di dapatkan hasil
HGB 11.2 g/dL, dan RBC pasien 4.00x 10^6/UL masuk dalam kategorinormal.
Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa tekanan darah Ny. I masuk
kedalam kategori normal, sedangkan denyut nadi Ny. I masuk kedalam kategori
tinggi, untuk suhu tubuh Ny. I masuk dalam kategori normal , kemudian
pernafasan masuk kedalam kategori normal.
FH 1 Asupan makanan dan zat gizi
FH 1.1.1 Asupan energi total
Asupan energi total klien berdasarkan recall 24 jam adalah 1503.3
kkal ( 95% dari kebutuhan total dengan interpretasi normal)
Identifikasi : Asupan energi total klien berdasarkan recall 24 jam adalah 1503,3
kkal (95 % dari kebutuhan total dengan interpretasi normal)
42
Dari survei hasil recall 24 jam pasien 1 2019
43
Snack Kue lapis Kue lapis 50 gr 201,5 kkal 2,8 gr 11,4 gr 22,1 gr
pagi beras
Siang Bubur Bubur 400 gr 400 gr 291,6 5,2 gr 0,4 gr
kkal
Ikan tongkol Ikan segar 13 gr 12,7 kkal 2,4 gr 0,3gr -
bb sarden
Pepes tempe tempe 40 gr 79,6 kkal 7,6 gr 3,1 gr 6,8 gr
kecap 5 gr 3 kkal 0,5 gr - 0,3 gr
Bening Tempe 40 gr 79,6 kkal 7,6 gr 3,1 gr 6,8 gr
kacang pjg
Tomat 5 gr 1,1 kkal - - 0,2
Kacang pjg 17 gr 5,9 kkal 0,3 gr 0,1 gr 1,3 gr
Waluh 9 gr 1,8 kkal - - 0,4 gr
kuning
Snack pepaya pepaya 50 gr 19,5 kkal 0,3 gr 0,1 gr 4,9 gr
sore
Total 1503,3 kkal 61,8 gr 29,2 gr 245,2gr
44
FH 1.5 Asupan zat gizi makro
FH 1.5.1 Asupan lemak dan kolesterol
FH 1.5.1.1 Lemak total
Asupan lemak total pasien berdasarkan hasil recall 24 jam adalah
29,2 gram (111% dari kebutuhan dengan interpretasi Normal)
FH 1.5.2 Asupan Protein
FH 1.5.2.1 Asupan protein total
Asupan protein total pasien berdasarkan hasil recall 24 jam adalah
61,8 gram ( 78% dari kebutuhan dengan interpretasi defisit sedang)
FH 1.5.3 Asupan karbohidrat
FH 1.5.3.1 Asupan karbohidrat total
Asupan karbohidrat total pasien berdasarkan hasil recall 24 jam
adalah 245,2 gram ( 95 % dari kebutuhan dengan interpretasi
Normal)
Identifikasi : Asupan lemak total pasien berdasarkan hasil recall 24 jam adalah
29,2 gram ( 111 % dari kebutuhan dengan interpretasi Normal), Asupan protein
total pasien berdasarkan hasil recall 24 jam 61,8 gram ( 78% dari kebutuhan
dengan interpretasi defisit sedang), Asupan karbohidrat total pasien berdasarkan
hasil recall 24 jam adalah 245,2 gram ( 95 % dari kebutuhan dengan interpretasi
Normal).
45
Identifikasi :Diketahui bahwa Ny. I dilihat secara fisik pasien tampak lemah,
dapat duduk sendiri dan makan sendiri serta ke kamar mandi sendiri
B. DIAGNOSA GIZI
Prioritas :
Dari data diagnosa yang sudah di dapat, dapat di ambil keputusan bahwa
domain intake menjadi prioritas karena asupan yang di lihat dari recall,
Ny. I mengalami defisit sedang untuk zat gizi protein, dan juga untuk
penyakit pasien terkait hasil lab diharapkan dapat mengatasi dengan
pemberian makanan diet, sehingga harus di lakukan intervensi terkait
asupan zat gizi Ny. I tersebut. Oleh karena itu diperlukan perbaikan zat
gizi, sehingga saat ini Ny. I melakukan diet DM 1500 + Diet lambung
dengan memperhatikan syarat dan prinsip untuk diet tersebut.
46
C. INTERVENSI
A. Tujuan Diet
Jangka pendek 1-2 hari
1. Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan zat gizi pasien untuk
memenuhi zat gizi pasien
2. Memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memperberat
kerja lambung
3. Meningkatkan asupan energi yang defisit
4. Meningkatkan asupan karbohidrat yang defisit
5. Meningkatkan asupan protein yang defisit sedang
6. Meningkatkan asupan lemak yang deficit
7. Mengurangi berat kerja lambung dengan pemberian makanan
lunak/bubur
8. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya terkait makanan
yang sebaiknya dikonsumsi dan makanan yang dihindari.
Jangka panjang
1. Membantu kesembuhan penyakit pasien
2. Menyeimbangkan zat gizi pasien
B. Jenis Diet
Diet DM 1500 kal dan Diet Lambung
47
= 50.4 x 25 kal/kgBB
= 1260 kal/kgBB
4. Umur : 5% x 1260
= 63
5. Aktivitas : 10% x 1260
= 126
6. BB : 20% x 1260
= 252
BMR – Faktor umur + faktor BB + Aktivitas
E = 1260 – 63 + 252 + 126
= 1575 kal
Range Energi 5% x 1575 = 78.8
± 1575 + 78.8 = 1653.8 kal
1575 – 78.8 = 1496.2 kal
= 78.8 gram
L = 15 % x 1575 / 9
= 26.2 gram
KH = 65 % x 1575 / 4 gram
= 255.9 gram
48
± 255.9 + 12.8 = 268.7 gram
255.9 – 12.8 = 243.1 gram
49
7. Kebutuhan Zat Gizi Mikro
𝐵𝐵𝐴
1. Natrium = 𝐵𝐵 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x Natrium (Akg)
34
= x 1300 mg
55
= 803. 6 mg
𝐵𝐵𝐴
2. Kalium = 𝐵𝐵 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x Kalium (Akg)
34
= x 4700 mg
55
= 2.905 mg
𝐵𝐵𝐴
3. Fe = 𝐵𝐵 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x Fe (Akg)
34
= x 12 mg
55
= 7.4 mg
8. Perhitungan Cairan
Perhitungan infus NaCl = 20 tpm
= 20 x 60 x 24
= 28800
20
= 1440 ml
Na = 1440/500 x 154 = 443.52 mEq/l
Cl = 1440/500 x 154 = 443.52 mEq/l
8. Prinsip diet
a. prinsip tanggal 14-15 April 2019
- Energi adekuat
- Protein tinggi
- Lemak rendah
- Karbohidrat cukup
- natrium cukup
- kalium cukup
- zat besi cukup
- Cairan cukup
50
9. Syarat
a. syarat diet tanggal 14-15 April 2019
9. Energi adekuat, ditujukan untuk memenuhi kebutuhan energi sesuai
dengan kebutuhan.
10. Protein tinggi, yaitu 20% dari kebutuhan energi total. Protein yang
digunakan yaitu protein hewani
11. Lemak rendah, yaitu 15% dari kebutuhan energi total. Ditujukan sebagai
sumber tenaga serta bahan bakar di dalam tubuh. Diutamakan asam lemak
tidak jenuh dan kolesterol < 300 mg
12. Karbohidrat cukup, yaitu 65 % dari kebutuhan energi total. Peran penting
karbohidrat yaitu untuk proses metabolisme serta proses pembentukkan
jaringan sel, struktur dan juga organ-organ dalam tubuh. Karbohidrat yang
digunakan yaitu karbohidrat kompleks sebagai sumber karbohidrat utama.
Pemberian karbohidrat sederhana berupa gula murni dalam jumlah terbatas
sebaiknya di gunakan pada saat memasak.
13. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam.
14. Vitamin C cukup, untuk membantu penyerapan zat besi
15. Makanan diberikan dalam bentuk mudah dicerna
16. Dianjurkan untuk 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
51
Materi : Jenis diet, waktu makan, bentuk makanan, berapa kali pemberian
makan
Sasaran : pasien dan keluarga pasien yang menunggu (anak,suami)
Waktu : edukasi diberikan dalam waktu >5 menit
Tempat : Ruang B4 Bougenvile
Metode :Edukasi dan konsultasi gizi
Materi : Edukasi yang diberikan yaitu berupa konseling untuk
menginformasikan terkait jenis diet yang diberikan sesuai dengan diagnosa
dokter dan alasan kenapa di berikan diet tersebut, adapun diet itu yaitu diet
DM 1500 kalori + diet lambung, kemudian memberitaukan pasien dan
keluarganya waktu dan berapa kali pemberian makan rumah sakit agar
pasien tau jadwal makan dan tidak makan makanan dari luar sebelum jam
pemberian makan, kemudian selanjutnya memberitahukan bentuk makanan
yang di berikan beserta alasan, karena di sini pasien memiliki diagnosa
lambung bermasalah jadi makanan yang di berikan sesuai dengan syarat
diet yang berlaku.
52
14. Perencanaan menu pemorsian kedua 14-15 April2019
53
kepok
rebus
Pepaya 50 gr 19,5 kkal 0,3 gr 0,1 gr 4,9 gr
Malam Bubur Beras 400 gr 291,6 kkal 5,2 gr 0, 4 gr 64 gr
16.00
14 april
2019
Ayam pong Ayam 50 gr 142,4 kkal 13,4 gr 9,4 gr -
teh
Tahu masak Tahu 55 gr 41,8 kkal 4,5 2,6 gr 1 gr
kecap
kecap 5 gr 3 kkal 0,5 gr - 0,3 gr
Sop sayuran kentang 25 gr 23,2 kkal 0,5 gr - 5,4 gr
wortel 25gr 6,5 kkal 0,2gr 0,1 gr 1,2 gr
Daun 5 gr 1.1 kkal 0,1 gr - 0,3 gr
bawang
Total 1636,4 kkal 72,4 gr 30,1gr 238 gr
54
1. Snack Risoles 40 gr - 40 gr
pagi
Siang Bubur Beras 400 gr - 400 gr
Ayam Ayam 40 gr 21 gr 19 gr
panggang
kalasan
Bacem Tempe 40 gr - 40 gr
tempe kukus
Kecap 5 gr - 5 gr
Sop pelangi Wortel 25 gr 6 gr 19 gr
Kentang 25 gr - 25 gr
Jagung 25 gr - 25 gr
pipil
Daun 5 gr - 5 gr
bawang
Snack Pisang Pisang 50 gr - 50 gr
sore kepok rebus kepok
rebus
Pepaya Buah 50 gr - 50 gr
pepaya
Malam Bubur Beras 400 gr - 400 gr
Ayam pong Ayam 50 gr 21 gr 29 gr
teh
Tahu masak Tahu 55 gr - 55 gr
kecap
Kecap 5 gr - 5 gr
Sop sayuran Kentang 25 gr - 5 gr
Wortel 25gr 3 kg 22 kg
Daun 5 gr - 5 gr
bawang
56
Sop sayuran Kentang 25 gr 23,2 kkal 0,5 gr - 5,4 gr
Wortel 22 gr 5,7 kkal 0,2 gr - 1,1 gr
Daun 5 gr 1.1 kkal 0,1 gr - 0,3 gr
bawang
Total 1547,1 kkal 60,8 gr 26,2 gr 266,2 gr
( Natrium sudah ditambah dengan natrium dari infus )Sumber : Depkes RI 1996
57
C. Monitoring dan Evaluasi Pemorsian Hari Ke-2
Dampak Asuhan Gizi Asupan Zat Gizi Makro dan Zat Gizi Mikro
Outcome
Indicator Outcome Asupan zat gizi makro pada saat recall 16 maret,yaitu :
5. Energi : 1547,1Kkal
6. Protein : 60,8gram
7. Lemak : 26,2 gram
8. KH : 266,1gram
Kriteria Berdasarkan asupan recall (13/14 April) tersebut, asupan zat gizi makro
memiliki interpretasi sebagai berikut :
5. Energi Normal
6. Protein Defisit Sedang
7. Lemak Normal
8. Karbohidrat Normal
Dokumentasi Pada Saat dilakukan recall ,dengan asupan zat gizi makro
Monitoring Evaluasi Kujungan sebagai berikut :
Awal a. Energi kalori dengan tingkat konsumsi
1503,3 kkal tingkat konsumsi 95 % dari
total kebutuhan energi
b. Protein 61,8 gram dengan tingkat konsumsi
78 % dari total kebutuhan protein
c. Lemak 29,2 gram dengan tingkat konsumsi
111 % dari total kebutuhan lemak
d. Karbohidrat 245,2 gram dengan tingkat
konsumsi 95 % dari total kebutuhan
karbohidrat
Pengkajian Setelah dilakukan intervensi pada klien dan
Gizi dilakukan recall ,diketahui hasil dari asupan zat gizi
Selanjutnya makro dan mikro sebagai berikut :
Setelah a. Energi 1547,1 kalori dengan tingkat
Intervensi konsumsi 98 % interpretasi defisit ringan
dari total kebutuhan energi
b. Protein 60,8 gram dengan tingkat konsumsi
58
77 % interpretasi defisit sedang dari total
kebutuhan protein
c. Lemak 26,2 gram dengan tingkat konsumsi
100 % interpretasi normal dari total
kebutuhan lemak
d. Karbohidrat 266,2 gram dengan tingkat
konsumsi 104 % interpretasi normal dari
total kebutuhan karbohidrat
59
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Melitus
1. Pengertian
Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Price
&Wilson, 2006).Menurut penelitian (Fatimah, 2015) penderita diabetes yang mengalami
gangguan glukosa sering mengeluh mudah lapar, sering kencing, mudah lelah, kesemutan,
sering merasa kebas di tangan, mudah mengantuk, pandangan mulai kabur, gigi mudah
goyang atau lepas.Pasien dengan kelainan toleransi glukosa ringan (gangguan glukosa puasa
dan gangguan toleransi glukosa) dapat tetap beresiko mengalami komplikasi (Price &
Wilson, 2006).
Pada diabetes mellitus didapatkan defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi
insulin. Diabetes melitus diklasifikasikan atas DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM
pada kehamilan. Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia, terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya. Sembilan puluh persen dari kasus diabetes adalah DMT2 dengan
karakteristik gangguan sensitivitas insulin dan/atau gangguan sekresiinsulin. DMT2 secara
klinis muncul ketika tubuh tidak mampu lagi memproduksi cukup insulin unuk
mengkompensasi peningkatan insulin resisten.
2. Epidemiologi
Diabetes melitus tipe 2 meliputi lebih 90% dari semua populasi diabetes. Prevalensi DMT2
pada bangsa kulit putih berkisar antara 3-6% pada populasi dewasa.International Diabetes
Federation (IDF) pada tahun 2011 mengumumkan 336 juta orang di seluruh dunia mengidap
DMT2 dan penyakit ini terkait dengan 4,6 juta kematian tiap tahunnya, atau satu kematian
setiap tujuh detik. Penyakit ini mengenai 12% populasi dewasa di Amerika Serikat dan lebih
dari 25% pada penduduk usia lebih dari 65 tahun.
60
3. Patologi Dasar Terjadinya Komplikasi Kronis pada DMT2
Ada empat hal utama yang mendasari terjadinya komplikasi kronisDMT2 yaitu,
meningkatnya HbA1c, glukosa plasma puasa, dan glukosa post prandial serta meningkatnya
variabilitas glukosa. Keempat hal ini disebut tetrad concept, merupakan keadaan yang harus
diperbaiki dalam penatalaksanaan DMT2 agar dapat mencegah ataupun memperlambat
timbulnya komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular. Hiperglikemia kronik dan fluktuasi
kadar glukosa darah akut dari puncak ke nadir merupakan komponen yang menyebabkan
terjadinya komplikasi kronik DM melalui dua mekanisme utama, yaitu glikasi protein yang
berlebihan dan stres oksidatif.
4. KOMPLIKASI DM TYPE 22
61
vascular endothelial-cadherin yang akan menyebabkan apoptosis sel-sel sekitar pada daerah
yang rentan mengalami aterosklerosis.
5. DIAGNOSIS DM TYPE 2
8. HbA1c ≥ 6.5%
6. TATALAKSANA DM TYPE 2
Dalam mengobati pasien DMT2 tujuan yang harus dicapai adalah meningkatkan
kualitas hidup pasien. Tujuan penatalaksanaan meliputi tujuan penatalaksanaan jangka
pendek dan jangka panjang. Tujuan penatalaksanaan jangka pendek adalah menghilangkan
keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa nyaman, dan mencapai target pengendalian
62
glukosa darah. Tujuan penatalaksanaan jangka panjang adalah untuk mencegah dan
menghambat progresivitas komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler, serta neuropati
diabetikum. Tujuan akhir pengelolaan DMT2 adalah menurunkan morbiditas dan mortalitas
DM. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu penatalaksanaan diabetes secara lebih dini dan
lebih cepat sehingga kadar glukosa darah puasa, glukosa darah setelah makan, variabilitas
glukosa darah, HbA1c, tekanan darah, berat badan dan profil lipid dapat dikendalikan. Hal ini
dapat tercapai melalui pengelolaan pasien secara holistik dengan mengajarkan perawatan
mandiri dan perubahan pola hidup, disamping terapi farmakologis.
Dari awal, pada pengelolaan pasien DMT2 harus direncanakan terapi non
farmakologis dan pertimbangan terapi farmakologis. Hal yang paling penting pada terapi non
farmakologis adalah monitor sendiri kadar glukosa darah dan pendidikan berkelanjutan
tentang penatalaksanaan diabetes pada pasien. Latihan jasmani secara teratur (3-4 kali
seminggu selama 30 menit/ kali), merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM tipe 2.
Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, dan berkebun harus
tetap dilakukan. Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan
berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin sehingga akan memperbaiki kendali glukosa
darah. Latihan jasmani yang dianjurkan adalah berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik
seperti jalan kaki, bersepeda santai, joging, dan berenang. Latihan jasmani sebaiknya
disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat,
intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan. Sementara bagi mereka yang sudah mengalami
komplikasi DM, intensitas latihan jasmani dapat dikurangi. Terapi nutrisi medis dilaksanakan
dalam beberapa tahap. Pengenalan sumber dan jenis karbohidrat, pencegahan dan
penatalaksanaan hipoglikemia harus dilakukan terhadap pasien. Terapi nutrisi medis ini
bersifat bersifat individu. Secara umum, terapi nutrisi medis meliputi upaya-upaya untuk
mendorong pola hidup sehat, membantu kontrol gula darah, dan membantu pengaturan berat
badan.
GASTROPATI DM
Gastroparesis diabetika adalah suatu kelainan motilitas lambung yang terjadi pada
penderita diabetes yang dapat dimanisfestasikan oleh berbagai macam gejala serta
dijumpainya kelainan pada uji pengosongan lambung. Istilah “gastroparesis diabeticorum”
pertama sekali digunakan oleh Kassender terhadap keadaan retensi lambung yang dijumpai
63
pada penderita diabetes mellitus yang asimptomatik(6). Gastroparesis diabetika dapat terjadi
pada penderita IDDM maupun NIDDM. Horowitz dkk memperkirakan keterlambatan waktu
pengosongan lambung dijumpai pada sekitar 50% penderita IDDM maupun NIDDM .
Adanya korelasi antara kadar gula darah yang tinggi dengan keterlambatan
pengosongan lambung dijumpai pada IDDM maupun NIDDM. Tidak jelasnya kolerasi antara
kadar HbA1c dengan keterlambatan pengosongan lambung menunjukkan bahwa
keterlambatan pengosongan lambung lebih merupakan efek akut hiperglikemia ketimbang
efek kronisnya. Peranan hormon-hormon gastrointestinal dalam mengatur motilitas lambung
telah diketahui, namun kebermaknaan perubahan hormon tersebut terhadap motilitas yang
abnormal masih belum jelas. Tingginya kadar motilin plasma pada penderita gastroperasis
diabetika menunjukkan bahwa kelainan motilitas yang terjadi kelihatannya tidak berkaitan
dengan defisiensi motilin. Pemberian infus cholecystokinin octapeptida (CCK8) pada
64
penderita baru NIDDM jelas mengakibatkan keterlambatan pengosongan lambung akan
tetapi belum pernah diteliti begaimana kadar CCK pada penderita gastroparesis diabetika.
65
BAB V
66
HASIL BIOKIMIA
PENGOBATAN
Jenis Fungsi Interaksi Dengan Efek Samping
Makanan/Obat
Obat/Tindakan
Pantoprazole untuk meredakan gejala .digoxin- meningkatkan 11. Ruam
12. Pruritus, rasa gatal
meningkatnya asam lambung kadar atau efek digoxin
diseluruh atau beberapa
seperti sakit maag dan gejala akibat meningkatnya pH bagian tubuh
13. Mual
refluks asam lambung. Bekerja lambung
14. Muntah
dengan cara menghambat sl-sel Diuretik- meningkatkan 15. Nteri kepala
16. Nyeri dada
di lapisan lambung untuk risiko hipmagnesemia
17. Nyeri lambung
menghasilkan asam lambung, 18. Perut kembung
19. Konstipasi
sehingga produksi asam lambung
20. Diare
berkurang.
Inj Ranitidine 2x50 Bekerja dengan cara menekan Konsumsi bersama Diare, nyeri otot, pusing, dan
mg/IV sekresi asam lambung atau makanan atau antasida timbul ruam kulit, malaise, nausea,
menekan pembentukan asam dengan ranitidine dapat konstipasi.
lambung. menyebabkan absorpsi
ranitidine hingga 33%dan
konsentrasi puncak dalam
serum menurun hingga
613-432 ng/mL.
67
Inj Metclopramide Metoclopramide adalah obat Acetaminophen Efek samping metoclopramide
(Tylenol) yang umum terjadi adalah:
untuk mengobati beberapa
Cyclosporine
masalah di perut dan usus, (Gengraf, Neoral, Perasaan lelah, mengantuk,
seperti rasa panas di perut Sandimmune) lemas, atau pusing
Digoxin (digitalis, Sakit kepala, sulit tidur
(heartburn), asam lambung, dan Lanoxin) (insomnia)
maag yang tak kunjung Glycopyrrolate Mual, muntah, diare
(Robinul) Payudara sakit atau
sembuh.Metoclopramide biasany Insulin membengkak
a digunakan untuk maag yang Levodopa (Larodopa, Perubahan pada siklus
Atamet, Parcopa, menstruasi
muncul setelah makan atau di Sinemet) Buang air kecil lebih sering
siang hari. Mepenzolate (Canti dari biasanya
Inj Levemir Levemir adalah insulin buatan Exenatide Reaksi iritasi pada titik injeksi,
(Byetta, Bydureon) seperti sakit dan kemerahan serta
yang digunakan untuk membantu
Liraglutide (Victoza) bengkak pada kaki dan tangan
kontrol gula darah pada pasien Rosiglitazone mungkin terjadi.
diabetes, baik diabetes tipe
satu maupun tipe dua. Insulin
adalah hormon alami dalam
tubuh manusia yang berfungsi
untuk menahan sel-sel tubuh
agar dapat memasukkan glukosa
dan memecahnya menjadi energi
68
HASIL RECALL PEMORSIAN II
1800
1600 1547.1
1503
1400
1200
1000 RECALL I
RECALL II
800
Column1
600
400
245.2266.2
200
61.8 60.8 29.2 26.2
0
ENERGI PROTEIN LEMAK KARBOHIDRAT
Dari grafik diatas dapat diketahui perbandingan asupan pasien dari pemorsian pertama
hingga yang kedua, dapat diketahui asupan energi, lemak dan karbohidrat pasien normal
kecuali protein yang mengalami defisit sedang.
69
BAB VI
PENUTUP
KESIMPULAN
Masalah kesehatan yang dialami tentu akan bepengaruh terhadap masalah gizi tubuh,
maka dari itu perlu asupan yang seimbang agar fungsi tubuh dapat bekerja dengan semestinya
sesuai dari kebutuhan pasien.
70
DAFTAR PUSTAKA
Aguirre V, Werner ED, Giraud J, Lee YH, Shoelson SE, White MF. Phosphorylation of
ser307 in insulin receptor substrate-1 blocks interactions with the insulin receptor and inhibits
insulin action. The Journal Of Biological Chemistry. 2002;277(2):1531–7.
Meari, F.:. Malagelada JR. Gastroparesis and dyspepsia in patients with diabetes
May RJ. Gpyal RK. Effects of diabetes mellitus on the digestive system. In: Kahn
CR, Weif GC, eds. Joslin's Diabetes I. Mellitus. 13111 ed. Pensylvilnia: Lea &
71
LAMPIRAN
PEMORSIAN I
SEBELUM SESUDAH
72
73
PEMORSIAN II
SEBELUM SESUDAH
74