Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH

SEORANG PRIA 59 TAHUN DENGAN STROKE

BAB I
N

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat


dalam menempuh Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun oleh :
Annisa Kamilah 030.12.027
Azahrah Purnamaladi 030.12.044

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PUSKESMAS KELURAHAN GANDARIA SELATAN
PERIODE NOVEMBER 2017 – 13 JANUARI 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
PENDAHULUAN

 Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus


ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak
yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan
peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja
(Muttaqin, 2008).
 Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global)
dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler

2
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

I. IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA


A. Identitas Pasien
Nama : Tn. J
Umur : 59 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Alamat :
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
B. Sumber Pembiayaan Kesehatan
Jaminan : BPJS PBI

C. Perilaku Kesehatan Keluarga


1. Bila ada anggota keluarga yang sakit, yang pertama dilakukan adalah
membawa keluarga tersebut ke Puskesmas Gandaria Selamatan.
2. Keikutsertaan pada program kesehatan di lingkungan rumah:
- Posyandu balita : Ya
- Posyandu lainnya : Ya
- Perkumpulan Kesehatan Lainnya : Tidak
3. Pemanfaatan waktu luang:
- Olahraga : Tidak
- Rekreasi : Tidak
- Melakukan hobi : Tidak
- Aktivitas social di lingkungan pemukiman : Tidak
- Arisan : Tidak
- Pertemuan RT : Tidak
- Organisasi : Tidak

3
II. PROFIL KELUARGA

Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga Kandung


No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan Tempat
dalam Tinggal
Keluarga
1. Tn. J Pasien L 59 th SD Tidak Sakit Jakarta
bekerja
2. Ny. R Anak I P 27 th S-I Karyawan Sehat Jakarta
pasien swasta
3. Nn. S Anak II P 20 th SMA Mahasiswi Sehat Jakarta
pasien

1 2

3 3a 4

3
b
Diagram 1. Genogram Keluarga kandung Pasien
Keterangan :
1. Pasien : Stroke
2. Istri Pasien : Meninggal karena serangan Asma
3. Anak I pasien : Sehat
4. Anak II pasien : Asma
3a. Suami anak I pasien : Sehat
3b. Cucu I pasien : Sehat

III.RESUME PENYAKIT DAN TATALAKSANA YANG DILAKUKAN

4
18
2
Dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 4 Oktober 2017
A. Keluhan Utama
Anak pasien datang ke Puskesmas untuk membuat surat Rujukan.

B. Riwayat Penyakit Saat Datang Ke Puskesmas


Anak pasien dating ke puskesmas hari Kamis, 7 Desember 2017
karena ingin memperpanjang surat rujukan ke RS. Anak pasien
mengatakan bahwa saat ini kondisi ayah nya sudah lebih baik dari
sebelumnya namun masih sangat memerlukan bantuan, tangan dan
kaki kanan nya hanya terdapat sedikit gerakan karena ayah pasien
tidak pernah berlatih untuk menggerakkan anggota tubuh nya
tersebut. Obat yang seharusnya di konsumsi pasien juga sudah habis
sekitar 3 minggu, anaknya tersebut belum membawa pasien berobat
lagi ke RS tersebut.

C. Riwayat Penyakit Dahulu


Satu tahun yang lalu saat sedang bertugas sebagai satpam di suatu
perusahaan tiba-tiba pasien mendadak tangan kaki kanan nya lemah,
berbicara pelo dan kepala terasa berputar yang membuat pasien
akhirnya dilarikan ke RS terdekat. Pasien di diagnosis terkena stroke
oleh dokter dan di haruskan untuk di rawat inap. Pasien di rawat
inap sekitar 2 minggu.
Sebelumnya pasien memang mempunyai riwayat darah tinggi sejak 5
tahun yang lalu namun pasien tidak pernah mengonsumsi obat darah
tinggi.

D. Riwayat Kebiasaan Pasien


 Pasien merokok 2 bungkus sehari sebelum sakit
 Pasien suka mengonsumsi kopi 2 bungkus perhari sbelum sakit
 Pasien mengaku suka begadang karena pekerjaan pasien sebelum
sakit adalah sebagai satpam.

5
 Pasien gemar berolah raga, dan berkumpul Bersama teman- teman
seusianya

E. Riwayat Penyakit Keluarga


Ayah dan ibu pasien menderita penyakit hipertensi. Di anggota keluarga
lainnya, yaitu almarhumah istri pasien juga terdapat hipertensi dan Asma.
Riwayat asma pada anak kedua. Penyakit lain seperti, alergi, jantung, dan
ginjal di anggota keluarga lainnya disangkal.

F. Hasil Pemeriksaan Fisik


Taanggal Desember 2017 di Rumah Pasien
Keadaan Umum: Tampak sakit sedang
Kesadaran: Compos Mentis
Tinggi Badan: 165 cm
Berat Badan: 57 kg
BMI: 20,9  normal
Keadaan Gizi: Baik
Tanda Vital
Tensi : 150/90 mmHg Pernafasan: 18x / menit
Nadi : 80x / menit Suhu: 36,2oC
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor
Telinga : Normotia, serumen -/-, sekret -/-
Hidung : Bentuk normal, sekret -/-, septum deviasi -
Tenggorok: T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-), detritus -/-, kripta -/-
Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-)
Dada
Cor I : Iktus kordis tak tampak
Pa : Iktus kordis teraba di SIC V 2cm medial LMCS
Pe : Konfigurasi jantung dalam batas normal
Au: BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)

6
Pulmo I : Simetris saat statis dan dinamis
Pa : Vocal fremitus simetris kanan dan kiri
Pe : Ka : Redup setinggi thorakal VI
Ki : Sonor
Au: Ka: Suara nafas vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)
Ki: Suara nafas vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)
Abdomen
I : Datar
Pa : Supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Pe : Timpani, Balotemen -/-, Nyeri ketuk cva -/+
Au : Bising usus (+) di 4 kuadran
Ekstremitas Superior Inferior
Oedema -/- -/-
Akral hangat +/+ +/+

G. Hasil Laboratorium dan Pemeriksaan Penunjang


Hasil CT Scan

H. Rencana Penatalaksanaan
Pengobatan yang telah diberikan:
Terapi medikamentosa:
- Captopril 2 x 12,5 mg
-

Terapi edukasi:
- Istirahat yang cukup
- Perbanyak minum air putih

7
- Tangan dan kaki mulai di gerakkan perlahan
- Minum obat teratur
- Makan – makanan bergizi
- Mulai berinteraksi kembali dengan lingkungan sekitar

I. Hasil Penatalaksanaan Medis


Keadaan pasien yang dirasakan sudah lebih baik dari sebelumnya, pasien
mulai terlihat sudah duduk di kursi sambil melihat orang berlalu lalang
dan mulai terlihat senyuman di wajah pasien. Saat kunjungan rumah
terakhir (29 Desember 2017) pasien sudah merasa lebih baik tangan pasien
mulai digerakkan dengan menggunakan alat bantu bola tangan untuk
mencoba mengembalikan otot tangan kanan nya dan kaki kanan nya mulai
terlihat sudah sering mencoba untuk digerakkan.
Faktor pendukung:
1. Pasien banyak mengkonsumsi air putih
2. Pasien minum obat secara teratur
3. Pasien makan makanan bergizi
4. Pasien mulai menghirup udara luar walau hanya dari pintu rumah
5. Keluarga pasien mendukung pengobatan pasien, serta mengawasi
asupan makanan

Faktor penghambat:
1. Pasien senang mengkonsumsi gorengan

IV. IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA


A. Fungsi Biologis

8
Dari hasil wawancara dengan pasien diketahui bahwa pasien memiliki
riwayat penyakit stroke sejak 1 tahun yang lalu. Status gizi pasien dalam
keadaan baik. Pasien senang mengkonsumsi makanan manis, dan jarang
mengkonsumsi air putih.

B. Fungsi Psikologis
Pasien tinggal bersama anaknya. Pasien memiliki hubungan sosial yang
baik dengan keluarga dan tetangganya.

C. Fungsi Ekonomi
Penghasilan keluarga pasien ditanggung dari anak pertama dan suami anak
pertama nya. Menurut pasien, penghasilan tersebut dirasa cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari- hari.

D. Fungsi Pendidikan
Pasien merupakan tamatan SD. Anak pertama nya telah menyelesaikan
pendidikannya di tingkat S1 dan anak kedua nya sedang mengikuti
pendidikan di tingkat S1.

E. Fungsi Religius
Penderita beragama Islam. Pasien mengaku keluarga rutin menjalankan
ibadah. Kegiatan ibadah dilakukan di rumah seperti sholat dan mengaji.

F. Fungsi Sosial Budaya


Penderita tinggal di tempat pemukiman penduduk yang cukup padat.
Hubungan penderita dengan tetangga baik. Sosialisasi dengan tetangga
baik namun pasien tidak ikut serta dalam kegiatan apapun yang diadakan
di sekitar rumah.

V. POLA KONSUMSI MAKANAN PENDERITA


Formulir 24 hours recall

9
(Catatan: Asupan makanan/ minuman KEMARIN mulai bangun pagi hingga
tidur malam)

Tabel 2. Food recall


Nama makanan atau Jumlah
Waktu Jam Bahan makanan
minuman URT
Bahan makanan pokok Nasi 2 Centong nasi
Makan
07.00 Telur 1 buah
Pagi Lauk Pauk
Tempe 1 buah
Selingan 09.00 Buah Apel 1 Buah
Nasi putih 2 centong nasi
Makan Bahan pokok makanan
12.00
Siang
Lauk pauk Sop Ayam 1 mangkuk
Roti
2 helai
Selingan 15.00 Roti Margarin
Ceres
Makan Bahan pokok makanan Nasi putih 2 centong nasi
19.00 Lauk pauk Sop Ayam 1 mangkuk
Malam Teh manis Gula 2 sendok

Penjelasan:
Frekuensi makan rata – rata setiap harinya 3x/hari saat makan pagi, makan siang
dan makan malam dengan variasi makanan sebagai berikut: nasi, sop ayam, telur
goreng dan tempe goreng. Makanan ini dimakan pasien setiap harinya, biasanya
dimasak sendiri oleh anak pasien dan pasien jarang membeli makanan dari luar.

VI. IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN


A. Faktor Perilaku
Pasien meniliki kebiasaan tidur larut serta kebiasaan minum air puth yang
kurang. Jika ada anggota keluarga yang sakit segera dibawa ke dokter di
dekat rumah pasien.

10
B. Faktor Non Perilaku
Rumah pasien memiliki suhu yang lembap, bau yang kurang enak, dan
tidak rapih menyebabkan kondisi rumah kurang sehat yang membuat
kesehatan pasien tidak berkembang. Alergi anak pasien terhadap debu
sering kambuh, dan tak jarang pula asma kambuh pada anak nya. Sarana
pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan rumah adalah puskesmas
Gandaria Selatan, hal ini cukup berpengaruh terhadap kemudahan
mendapatkan pelayanan kesehatan jika ada anggota keluarga yang sakit

VII. DIAGNOSIS FUNGSI KELUARGA


A. Fungsi Biologis
 Ayah pasien menderita hipertensi
 Ibu pasien menderita hipertensi
 Istri pasien menderita hipertensi dan asma
 Anak ke-2 pasien menderita asma
 Tidak ada anggota keluarga lain yang memiliki keluhan serupa
B. Fungsi Psikologis
Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga
C. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Tidak terdapat masalah perekonomian dalam keluarga
D. Fungsi Sosial
Dapat bersosialisasi dengan masyarakat sekitar
E. Faktor Perilaku
 Makan teratur dan mengonsumsi makanan yang seimbang
 Jarang melakukan aktifitas fisik seperti mencoba untuk
menggerakkan tangan dan kaki kanan nya.
 Pasien suka mengompol dan BAB sembarangan.
F. Faktor Non Perilaku
 Tetangga tidak ada yang memiliki gejala serupa
 Ventilasi rumah minimal

11
VIII. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH
A. Gambaran Lingkungan Rumah
Rumah pasien terletak di pemukiman penduduk yang padat dengan
ukuran 5x9 m2., rumah satu lantai. Secara umum gambaran rumah
terdiri 1 ruang tamu, 2 kamar tidur dan dapur yang bersebelahan
dengan kamar mandi. Lantai terbuat dari keramik, dinding terbuat dari
tembok beton, atap rumah dari genteng. Jendela ada 1 buah namun
tidak bisa dibuka, berada di ruang tamu bagian depan berukuran 20x60
cm2 dengan sumber penerangan matahari dan listrik. Kebersihan dalam
dan luar rumah kurang bersih, tata letak barang- barang kurang rapi,
listrik 1200 watt, sumber air dari PAM. Kamar mandi berbentuk kloset
jongkok. Air limbah dialirkan ke selokan atau got. Sampah rumah
dikumpulkan di tempat sampah dekat rumahnya, dan diangkut oleh
petugas kebersihan.

B. Denah Rumah 9m

5 4

5m

1 2 3

Keterangan ruangan:
1. Kamar tidur pasien
2. Kamar tidur anak ke 2
3. Dapur
4. Kamar mandi

12
5. Ruang tamu dan keluarga

Analisis Keadaan Rumah :


1. Letak rumah di daerah : Padat penduduk
2. Bentuk bangunan rumah : 1 lantai
Kepemilikan rumah : Milik pribadi
3. Luas rumah : 45 m2
Jumlah orang dalam satu rumah : 2 orang
Luas halaman rumah : Tidak terdapat halaman rumah
4. Lantai rumah dari : Keramik
5. Dinding rumah dari : Tembok beton
6. Atap rumah : Genteng
7. Pembagian ruangan rumah :
Ruang tamu : ada, ukuran 3 x 3 m2
Kamar Tidur : ada, ukuran 4 x 3 m2
Dapur : ada, ukuran 3 x 1.5 m2
Kamar Mandi : ada, ukuran 1 x 1.5 m2
8. Jendela rumah : ada 1 buah berukuran 20x60
Perbandingan luas lantai dan jendela di :
- Ruang tamu dan ruang keluarga :
- Dapur :
Penerangan di dalam rumah (dinilai setelah membandingkan luas
jendela dengan lantai dan kesan subjektif saat membaca tulisan
didalam rumah): kurang
9. Listrik di rumah : ada, 1200 watt

10. Lubang ventilasi :


Ruang tamu : ada 2 buah
Kelembaban dalam rumah : lembab
Kesan ventilasi di dalam rumah : kurang
11. Kebersihan dalam rumah : kotor
12. Sumber air minum dari : depo isi ulang

13
13. Kamar mandi : ada
14. Limbah rumah tangga di alirkan ke : got (saluran limbah)
15. Tempat sampah diluar rumah : ada
16. Jalan di depan rumah lebarnya : 1 meter, terbuat dari : aspal
Kesan kebersihan lingkungan pemukiman : kurang baik

Indikator Kepadatan Hunian


No Kepadatan Indikator Penilaian Kondisi Rumah
Hunian
1. Dalam Rumah Persayaratan kepadatan Luas rumah = 45 m2
hunian untuk perumahan 2 orang
sederhana dinyatakan
dalam m2 per orang, = 22,5 m2 / orang
minimum 8 m2/orang Tidak padat hunian

2. Luar Rumah Jarak minimal antara Jarak antara rumah pasien


satu rumah dengan dengan tetangganya
rumah lainnya adalah 3 berdempetan  padat hunian
– 5 meter (Pasal 13 UU
No. 28 Tahun 2002
tentang Bangunan
Gedung)

Analisis Keadaan Rumah

14
No Komponen Indikator Rumah Sehat Kondisi Rumah Pasien
Rumah
1 Langit-langit Langit-langit dapat menahan debu dan Kerangka atap terbuat dari
kotoran lain yang jatuh dari atap, harus genteng tertutup rapat dapat
menutup rata kerangka atap serta menahan debu dan kotoran lain
mudah dibersihkan
2 Dinding Dinding harus tegak lurus agar dapat Dinding terbuat dari tembok
memikul berat dinding sendiri, beban bata dan semen, dan sudah di
tekanan angin dan bila sebagai dinding cat. Sehingga sudah memenuhi
pemikul harus dapat memikul beban kriteria bahwa dinding kedap
diatasnya, dinding harus terpisah dari air sehingga terhindar dari
pondasi oleh lapisan kedap air agar air basah
tanah tidak meresap naik sehingga
dinding terhindar dari basah, lembab
dan tampak bersih tidak berlumut
3 Ventilasi Luas lubang minimal 10% dari luas Luas lantai ruangan rumah
lantai ruangan pasien 45m2, sehingga ventilasi
minimal yang dibutuhkan

4 Lantai Lantai harus kuat untuk menahan Lantai di rumah pasien terbuat
beban diatasnya, tidak licin, stabil dari semen, dan sudah tertutup
waktu dipijak, permukaan lantai keramik.
mudah dibersihkan. Lantai tanah
sebaiknya tidak digunakan lagi, sebab
bila musim hujan akan lembab
sehingga dapat menimbulkan
gangguan/penyakit terhadap
penghuninya. Karena itu perlu dilapisi
dengan lapisan yang kedap air seperti
disemen, dipasang tegel,
keramik.Untuk mencegah masuknya
air ke dalam rumah, sebaiknya lantai
ditinggikan ± 20 cm dari permukaan
tanah.

5 Pencahayaan Suatu cara sederhana menilai Pencahayaan rumah pasien


pencahayaan baik, bila jelas membaca kurang, karena samar-samar
dengan huruf kecil, cukup; bila samar- saat membaca huruf kecil
samar bila membaca huruf kecil,
kurang; bila hanya huruf besar yang
terbaca, buruk; bila sukar membaca
huruf besar. Pencahayaan yang baik di
atas 70%.
6 Sumber air Air bersih adalah air yang digunakan Sumber air bersih berasal dari
bersih untuk keperluan sehari-hari yang air PAM (Perusahaan Air

15
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan Minum) sedangkan sumber air
dan dapat diminum apabila telah minum dari air minum
dimasak.Di Indonesia standar untuk air kemasan.
bersih diatur dalam Permenkes RI No.
01/Birhubmas/1/1975 (Chandra,
2009).Dikatakan air bersih jika
memenuhi 3 syarat utama, antara lain:
syarat fisik air tidak berwarna, tidak
berbau, jernih dengan suhu di bawah
suhu udara sehingga menimbulkan rasa
nyaman
7 Sampah Terdapat tempat sampah di dalam Tidak terdapat tempat sampah
rumah. Syarat tempat sampah terbuat di dalam rumah. Di luar
dari bahan yang mudah dibersihkan terdapat tempat sampah yang
harus ditutup rapat sehingga tidak terbuat dari tong tetapi tidak
menarik seranga atau binatang lainnya. tertutup

8 Jamban dan air Cara pembuangan tinja, prinsipnya Jamban dan air limbah di
limbah yaitu: kotoran manusia tidak rumah pasien tidak memenuhi
mencemari permukaan tanah, dan air kriteria rumah sehat
permukaan/ air tanah. Kotoran manusia
tidak dijamah lalat. Jamban tidak
menimbulkan bau yang mengganggu.

IX. DIAGRAM REALITA YANG ADA PADA KELUARGA

16
- Riwayat hipertensi Genetik
dan asma

Yan Kes
Status
kesehatan Lingkungan

Pelayanan kesehatan berupa


puskesmas dan RS yang Lingkungan rumah kurang
masih dibiayai BPJS yang baik
masih terjangkau Rumah kurang rapi
Ventilasi udara dan cahaya
Pasien menggunakan BPJS yang masuk rumah kurang
Rumah berada pada wilayah
Perilaku padat penduduk

Jarang mengonsumsi air putih


Jarang berlatih menggerakkan tangan dan kaki kanan
Pasien suka BAK dan BAB sembarangan

X. TABEL PERMASALAHAN PADA KELUARGA

17
Indikator
No Resiko dan Masalah Rencana Pembinaan Keberhasilan
Kesehatan Penilaian
1. Jarang berlatih Menjelaskan pada pasien bagaimana Pasien dapat berlatih
menggerakkan tangan jika tangan dan kaki tersebut tidak perlahan untuk
dan kaki kanan dicoba di latih untuk bergerak, menggerakkan tangan
membelikan alat berupa bola kecil dan kaki kanan nya.
yang bisa dipegang di tangan untuk
di gerakkan
2. Konsumsi makanan dan Menjelaskan bahwa makan dengan Pasien mengatur pola
minuman manis gizi seimbang dapat meningkatkan makan, dan
daya tahan tubuh. Menjelaskan mengurangi konsumsi
kandungan gula didalam makanan makanan manis
dan minuman dapat berpengaruh
terhadap diabete melitus
3. Jarang konsumsi air Menjelaskan bahwa banyak minum Pasien mengkonsmsi
putih air putih banyak manfaatnya. air minimal 2 liter per
hari

4. Pasien suka BAK dan Menjelaskan bahwa BAK dan BAB Pasien tidak BAK dan
BAB sembarangan tidak pada tempatnya dapat BAB sembarangan
mengakibatkan bahaya kesehatan lagi.
lainnya. Menjelaskan bahwa
sebaiknya pasien agar memanggil
anaknya jika ingin BAK atau BAB.

XI. PEMBINAAN DAN HASIL KEGIATAN

18
Tgl Kegiatan yang dilakukan Keluarga Hasil Kegiatan Indikator
kunjungan yang evaluasi kegiatan
terlibat
8Desember - Memperkenalkan diri Pasien Terbina hubungan Pasien bersedia
2017 dan menjelaskan dan baik dengan pasien untuk diperiksa
maksud kedatangan keluarga dan keluarga dan untuk
- Bina rapor awal dikunjungi
- Anamnesis dan Pasien dan keluarga kembali
pemeriksaan fisik mengerti mengenai
pasien penyakit dan
- Identifikasi anggota penjelasannya Pasien sudah
keluarga dan kondisi mendapatkan
kesehatan Menjelaskan pada hasil foto CT
- Memberikan pasien apa itu Scan
penjelasan mengenai stroke dan
penyakit kepada pasien penyebabnya
dan keluarga
12Desembe - Evaluasi keluhan dan Pasien Pasien memahami Pasien mulai
r 2017 kondisi pasien kondisi dan bahwa hasil mengatur pola
kesehatan pasien keluarga pemeriksaan fisik makan dan rajin
- Melakukan dan penunjang konsumsi air
pemeriksaan fisik seperti CT Scan putih
- Mengajarkan pasien terdapat sumbatan Pasien mulai
untuk menggerakkan pada ventrikel 4 kiri menggerakkan
tangan dan kaki kanan pasien. tangan dan kaki
nya perlahan Pasien mengerti kanan nya
- Meminta keluarga bahwa harus Pasien mulai
pasien untuk membawa digerakkan kaki dan menghirup udara
pasien keluar rumah tanggannya. luar yang sehat
agar mendapatkan sinar dan segar serta
matahari Pasien sudah terkena sinar
- Meminta keluarga mengatur pola matahari
untuk merapihan dan makanannya,
membereskan rumah mengurangi
agar pasien merasa makanan manis,
nyaman dan memperbanyak
konsumsi air putih
Menjelaskan
kepada keluarga
agar pasien
mendapatkan udara
segar dan sehat

19Desembe - Evaluasi keluhan dan Pasien Pasien mulai Pasien


r 2017 kondisi kesehatan dan terlihat lebih segar melakukan
pasien keluarga dan tampak ceria anjuran pola

19
- Melakukan makan yang
pemeriksaan fisik baik, melakukan
- Edukasi pasien untuk latihan
rutin minum obat dan menggerakan
control ke puskesmas tangan dan kaki
atau rumah sakit kanan dan
membiasakan
minum air putih
2 liter per hari
29 - Evaluasi keluhan dan Pasien Pasien merasa lebih Pasien teratur
Desember kondisi kesehatan dan baik dari minum obat dan
2017 pasien kelarga sebelumnya. kontrol ke rumah
- Melakukan Pasien dan keluarga sakit
pemeriksaan fisik memahami
- Evaluasi aktivitas fisik penjelasan dan Pasien
yang dilakukan pasien menjalankan pola menerapkan pola
makanan yang baik hidup sehat
serta berlatih
menggerakan alat
tubuh nya
XII. KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA
1. Tingkat pemahaman : Pasien dapat memahami penjelasan yang
diberikan
2. Faktor pendukung : Pasien dan keluarga dapat memahami
penjelasan yang diberikan. Sikap pasien dan keluarga koopertaif
sehingga dapat menerapkan edukasi yang diberikan
3. Faktor penyulit : Sulitnya mengubah perilaku konsumsi
makanan dan minuman manis, dan konsumsi air putih. Dan sulitnya
mengubah perilaku anak pasien untuk membereskan rumah.
4. Indikator keberhasilan : Pasien dapat mengetahui tentang
penyakitnya yang meliputi penyebab, faktor risiko, pencegahan,
penatalaksanaannya dan komplikasi yang dapat terjadi serta berusaha
untuk menerapkan pola hidup sehat. Keluarga ikut membantu pasien
dalam pengobatan dan menerapkan pola hidup sehat.

LAMPIRAN

20
DAFTAR PUSTAKA

21

Anda mungkin juga menyukai