Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kata ‘filsafat’ berasal dari kata Yunani “philosophia”. ‘Philo’ artinya ‘suka
kepada’ dan ‘sophia’ artinya ‘kebijaksanaan’. Jadi philoshopia secara harfiah
artinya ‘suka kepada kebijaksanaan’. Kata ‘filsafat’ atau philosophia pada mulanya
berarti pengetahuan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
semesta. Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan, dan pemikiran
manusia secara kritis, dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak
didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen, dan percobaan-percobaan,
tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu,
memberikan argumentasi, dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Filsafat
adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan, dan pemikiran manusia secara
kritis, dan dijabarkan dalam konsep mendasar.

Ada beberapa pengertian filsafat menurut para tokoh diantaranya :


1. Pengertian filsafat menurut Harun Nasution, filsafat adalah berfikir menurut
tata tertib (Logika) dengan bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dan
dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan.
2. Menurut plato (427 – 347 SM) filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang
ada.
3. Aristoteles (384 – 322 SM) yang merupakan murid Plato menyatakan filsafat
menyelidiki sebab dan asas segala benda.
4. Marcus Tullius Cicero (106 – 43 SM) mengatakan bahwa filsafat adalah
pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha untuk mencapainya.
5. Al Farabi (wafat 950 M) filsuf muslim terbesar sebelum Ibn Sina menyatakan
filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang berwujud dan bertujuan
menyelidiki hakekat yang sebenarnya.
Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat
adalah berpikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi untuk

1
menyelidiki sebab, asas dan hakekat segala benda yang sebenarnya. Ada beberapa
ciri berfikir filosofi, diantaranya berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir
yang tinggi, berfikir secara sistematis, menyusun suatu skema konsepsi, dan
menyeluruh.
Penemuan-penemuan baru atas dasar pengamatan mengubah pola berpikir
manusia yang cenderung lebih percaya atas kebenaran induktif (atas dasar
pengamatan) dari pada kebenaran filosof yang didasarkan atas pola berpikir
deduktif. Maka philosophia terpecah menjadi tiga aliran :
a. Aliran yang mendambakan kebenaran atas dasar induktif, yang kemudian
menjadi aliran epistemologi yang melahirkan metode ilmiah (apakah yang
dapat saya ketahui?)
b. Aliran yang mendambakan kebenaran yang lebih hakiki sifatnya, yang tak
terjangkau oleh pengalaman manusia. Aliran ini kemudian disebut Metafisika
(apakah sebenarnya hakikat hidup itu?)
c. Antropologi Filsafat (Apakah manusia itu?)

Filsafat merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia karena
tanpa disadari kita telah melakukan proses berfikir dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi. Filsafat itu sendiri adalah sebagai kumpulan ilmu
pengetahuan tentang Tuhan, alam dan manusia. Pentingnya filsafat dalam
kehidupan manusia bertujuan untuk mengembalikan nilai luhur suatu ilmu agar
tidak menjadi boomerang bagi kehidupan manusia itu sendiri. Filsafat memberikan
manfaat dalam kehidupan yaitu sebagai dasar dalam bertindak dan mengambil
keputusan, untuk mengurangi salah paham dan konflik, serta untuk bersiap siaga
menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.

Pada dasarnya filsafat ilmu pengetahuan merupakan kajian filosofis


terhadap hal-hal yang berkaitan dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu
merupakan upaya pengkajian dan pendalaman mengenai ilmu (Ilmu
Pengetahuan/Sains), baik ciri substansinya, pemerolehannya, ataupun manfaat ilmu
bagi kehidupan manusia. Pengkajian tersebut tidak terlepas dari acuan pokok
filsafat yang tercakup dalam bidang ontologi, epistemologi, dan axiologi dengan

2
berbagai pengembangan dan pendalaman yang dilakukan oleh para ahli. Beberapa
ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu diantaranya:
a. Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyataan yang sebenarnya adalah
alam semesta badaniah.
b. Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang
sifatnya rohani atau intelegensi.
c. Realisme, aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi
merupakan hakikat yang asli dan abadi.
d. Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap
mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan
manusia.

Menurut tradisi filsafati dari zaman Yunani Kuno, orang yang pertama
memakai istilah philosophia dan philosophos ialah Pytagoras (592-497 S.M.),
yakni seorang ahli matematika yang kini lebih terkenal dengan dalilnya dalam
geometri yang menetapkan a2 + b2 = c2. Pytagoras menganggap dirinya
“philosophos” (pencinta kearifan). Baginya kearifan yang sesungguhnya hanyalah
dimiliki semata-mata oleh Tuhan. Selanjutnya, orang yang oleh para penulis sejarah
filsafat diakui sebagai Bapak Filsafat ialah Thales (640-546 S.M.). Ia merupakan
seorang Filsuf yang mendirikan aliran filsafat alam semesta atau kosmos dalam
perkataan Yunani. Menurut aliran filsafat kosmos, filsafat adalah suatu penelaahan
terhadap alam semesta untuk mengetahui asal mulanya, unsur-unsurnya dan
kaidah-kaidahnya (The Liang Gie, 1999).

Menurut sejarah kelahiran istilahnya, filsafat terwujud sebagai sikap yang


ditauladankan oleh Socrates. Yaitu sikap seorang yang cinta kebijaksanaan yang
mendorong pikiran seseorang untuk terus menerus maju dan mencari kepuasan
pikiran, tidak merasa dirinya ahli, tidak menyerah kepada kemalasan, terus menerus
mengembangkan penalarannya untuk mendapatkan kebenaran (Soeparmo, 1984).

Timbulnya filsafat karena manusia merasa kagum dan merasa heran. Pada
tahap awalnya kekaguman atau keheranan itu terarah pada gejala-gejala alam.
Dalam perkembangan lebih lanjut, karena persoalan manusia makin kompleks,
maka tidak semuanya dapat dijawab oleh filsafat secara memuaskan. Jawaban yang

3
diperoleh menurut Koento Wibisono dkk. (1997), dengan melakukan refleksi yaitu
berpikir tentang pikirannya sendiri. Dengan demikian, tidak semua persoalan itu
harus persoalan filsafat.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas
yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan pengetahuan dan ilmu pengetahuan?
2. Apakah yang dimaksud dengan filsafat ilmu pengetahuan?
3. Apakah persamaan dan perbedaan antara filsafat, pengetahuan dan ilmu
pengetahuan?

C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui maksud dari pengetahuan dan ilmu pengetahuan
2. Mengetahui maksud dari filsafat ilmu pengetahuan
3. Mengetahui persamaan dan perbedaan antara filsafat, pengetahuan dan
ilmu pengetahuan

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. FILSAFAT, PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

1. PENGERTIAN PENGETAHUAN
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) Daring, pengetahuan berarti
segala sesuatu yang diketahui; kepandaian; atau segala sesuatu yang diketahui
berkenaan dengan hal (mata pelajaran). Adapun pengetahuan menurut beberapa
ahli adalah :
a. Menurut Pudjawidjana (1983), pengetahuan adalah reaksi dari manusia atas
rangsangannya oleh alam sekitar melalui perentuhan melalui objek dengan
indera dan pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan
penginderaan sebuah objek tertentu.
b. Menurut Ngatimin (1990), Pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-
bahan yang telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat
kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal yang terperinci oleh teori,
tetapi apa yang diberikan menggunakan ingatan akan ketrangan yang sesuai.
c. Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu
dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan
segala sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari persentuhan panca indera
terhadap objek tertentu. Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses
melihat, mendengar, merasakan dan berpikir yang menjadi dasar manusia bersikap
dan bertindak. Pengetahuan dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Pengetahuan biasa/ sehari hari.
b. Pengetahuan ilmiah
c. Pengetahuan filosofis

5
d. Pengetahuan wahyu/ theologis
e. Pengetahuan intuisi
2. PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN
Ilmu pengetahuan atau singkatnya ilmu dalam bahasa Inggris dikenal
dengan istilah Science. Secara etimologis, kata science berasal dari kata
Latin: scio, scire berarti “tahu”. Sedangkan ilmu yang berasal dari bahasa Arab
adalah ‘alima, ya’lamu, dan ‘ilman, kesemua itu artinya mengerti dan memahami
benar benar.. Jadi secara etimologis bahwa ilmu dan science adalah pengetahuan
yang mempunyai ciri-ciri dan syarat syarat khusus. Ada beberapa definisi tentang
ilmu pengetahuan yaitu :
a. Ralph Ross mengatakan bahwa: Science is empirical, rational, general, and
cumulative; and it is all four at one (ilmu ialah yang empiris, yang rasional,
yang umum dan bertimbun bersusun; dan keempat-empatnya serentak).
b. Karl Pearson pengarang karya: Grammar of Science, merumuskan sbb: Science
is the complete and consistent description of the facts of experience in the
simplest possible terms (Ilmu pemgetahuan ialah lukisan atau keterangan yang
lengkap dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang
sesederhana/ sesedikit mungkin).
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan
adalah seluruh usaha untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan
pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Ilmu bukan
sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan
berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Ilmu pengetahuan
adalah produk dari istemologepi. Contoh : Ilmu alam hanya bisa menjadi pasti
setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (materiil saja). Ilmu-ilmu
alam menjawab pertanyaan tentang berapa jarak matahari.

3. PENGERTIAN ILMU ALAM


Ilmu alam atau ilmu pengetahuan alam (bahasa inggris : natural science)
adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya
adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku

6
kapanpun dan dimanapun. Orang yang menekuni bidang ilmu pengetahuan alam
disebut sebagai Sains (Science). Langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan
untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-
gejala alam antara lain :
a. Merumuskan masalah
b. Merancang eksperimen
c. Mengumpulkan data
d. Menganalisis
e. Menyimpulkan data.
Di sekolah Ilmu alam dipelajari secara umum dimata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA). Tingkat kepastian imu alam relatif tinggi mengingat objek yang
kongkrit, karena hal ini ilmu alam lazim juga disebut ilmu pasti.

4. RUANG LINGKUP ILMU ALAM


Ilmu-ilmu alam membatasi diri dengan hanya membahas gejala-gejala alam
yang dapat diamati. Tentu saja pengamatan yang dimaksud lebih luas dibandingkan
pengamatan langsung denngan panca indera. Ilmu-ilmu alam bukan hanya
kumpulan lukisan gejala alam. Ada semacam keyakinan bahwa masing-masing
gejala alam itu tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan sebab akibat yang dapat
dipahami dengan penalaran yang seksama, ini menjadi tugas teori ilmu-ilmu alam.
Manusia adalah bagian dari alam, ia mengadakan interaksi dengan alam,
menangkap gejala alam kemudian mencari hakikatnya. Hakikat dari gejala alam
dikemas dalam ilmu alam yang berkembang pada tahun 1700-an. Ilmu alam telah
mencapai perkembangan yang menyeluruh, sistematik dan ilmiah, jika
dibandingkan dengan ilmu sosial. Hal itu disebabkan karena unsur-unsur alam
mudah diteliti di laboraturium.
Pekerjaan pertama ahli ilmu alam adalah mengobservasi materi, misalnya
Euclid mengobservasi gerakan matahari; Plolemeus meneliti tentang bumi sebagai
pusat jagat raya; ahli-ahli matematika arab menentukan angka decimal, aljabar dan
kimia. Ilmu alam yang pertama adalah membahas tentang mekanika benda-benda
bumi dan angkasa yang dijelaskan secara matematika.

7
Karya matematika zaman kuno disempurnakan oleh Descartes di tahun
1600-an kemudian dikembangkan perhitungan deferensial integral oleh Leibniz.
Kepler menemukan hokum-hukum gerak planeter dan newton merumuskan
hokum-hukum umum gerak materi. Pada abad 17 dan 18 lahir teori pembakaran
(Combustion-) dalam ilmu kimia, yaitu jika logam dipanaskan maka bobotnya akan
lebih berat; teori ini disebut teori Phlogestis.
Semua perubahan dan perkembangan dalam alam diingkari, dinegasi. Para
filosof Yunani kuno menyatakann bahwa dunia ini timbul dari kekacauan yang luar
biasa, yaitu sesuatu yang telah berkembang dan telah menjadi. Kant menyatakan
hipotesis Nebular atau kabut bintang, atau bintang berpijar (1755), yang
memandang system surya telah dibentuk dari Nebula, bumi dan seluruh system
solar muncul sebagai sesuatu yang telat menjadi dalam predaran waktu; dan
Laplace menyatakan hipotesis system solar (1835), William Huggins (1865)
membuktikan keberadaan dalam angkasa luar, materi serba gas yang panas yang
serua denagn nebula asli yang disebutkan dalam hipotesis kant dan laplase.
Penemuan Kant itu menjadi titik tolak bagi kemajuan ilmu. Apabila bumi
itu sesuatu yang telah menjadi, maka keadaan geologi, geografi dan Klimatiknya
sekarang, dan tanaman-tanaman dan bintang-bintangnya secara serupa, mestinya
juga sesuatu yang menjadi; yang mestinya mempunyai sesuatu sejarah ko-eksistensi
dalam ruang dan waktu. Mayer di Heilbronn dan Joule di Manchester (1842)
memperagakan transformasi panas menjadi energi mekanikan dan dari energy
mekanikan menjadi panas. Grove dalam bukunya the Correlation of Physical forces
(1846) menjelaskan bahwa semua energy fisik, energy mekanika, panas, cahaya,
listrik, magnetism dan bahkan yang dinamakan energy kimiawi, ditransformasikan
yang satu menjadi yang lainnya dalam keadaan-keadaan tertentu tanpa kehilangan
energy yang timbul; hal itu seperti dikatakan Descartes bahwa kuantitas gerak yang
terdapat didunia adalah tetap, materi bergerak, berubah dan berkembang menjadi
materi lain menurut hokum-hukum tertentu. Ilmu fisika, seperti astronomi adalah
materi yang bergerak.
Dengan terus berkembangnya ilmu-ilmu alam yang ditemukan dan diteliti
oleh para ahli, ilmu-ilmu alam dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni ilmu alam
dan ilmu hayat. Ilmu alam bertujuan mempelajari zat yang membentuk alam

8
semesta, sedangkan ilmu hayat mempelajari makhluk-makhluk hidup didalamnya
ilmu alam kemudian bercabang ladi menjadi fisika, kimia, astronomi, geografi,
geologi, biologi, ilmu bumi, zoology, botani, mineralogy, mekanika dan lain-lain.

5. SUMBER ILMU ALAM

Hakikatnya ilmu alam dibangun berbasis peristiwa gejala alam yang dapat
dipengaruhi kehidupan manusia dalam mengelola alam. Kemampuan daya nalar
manusia menata pengalamannya secara sistematis, sistemik, dan dapat
diperbandingkan sepanjang waktu terhadap alam disusun menjadi ilmu alam.
Ilmu alam meneliti perubahan alam, bahwa perubahan itu adalah dari factor
internal atas kontradiksi berbagai unsure dalam alam. Proses gerak alam itu tidak
ada campur tangan manusia; gerak itu murni dari factor internal alam itu sendiri,
oleh sebab itu proses itu dianalisis dengan menggunakan hokum dialektika
(paradigma saling hubung, kontradiksi dan perubahan).
Filsafat meneliti perubahan alam karena campur tangan manusia, ukuran
manusia adalah kemampuannya mengubah alam yang lebih bermanfaat untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam proses itu integensi manusia meningkat,
dan gerak materi atas campur tangan manusia itu harus dianalisis berdasarkan
hokum sebab akibat.

6. KERANGKA BERFIKIR ILMU ALAM


Kerangka berfikir ilmu-ilmu alam lebih menitikberatkan kepada yang
realitas saja atau lebih dikenal dengan aliran positifisme. Adapun dalam
perkembangan ilmu-ilmu tersebut sangat dipengaruhi oleh aliran
positifisme.Positifisme bertujuan dalam menjadikan ilmu pengetahuan dengan
fondasi yang kuat dan terpercaya, ajaran dari positivisme antara lain:
1. Dalam alam terdapat hukum-hukum yang dapat diketahui
2. Penyebab adanya benda-benda dalam alam tidak dapat diketahui (bandingkan
dengan teori evolusi Darwin, karena ilmuwan tidak dapat melihat
penyebabnya)

9
3 Setiap penyataan yang secara prinsip tidak dapat dikembalikan pada fakta tidak
mempunyai arti nyata dan tidak masuk akal
4. Hanya hubungan antara fakta-fakta saja yang dapat diketahui
5. Perkembangan intelektual merupakan sebab utama perubahan social

7. METODE PENELITIAN ILMU ALAM (POSITIVISME)


Istilah ‘positif” sering digunakan dalam penulis-penulis yang terkenal,
seperti Durkhein dan lainnya bahwa maksudnya adalah filsafat positivisme. Fakta
positivis adalah fakta real atau yang nyata. Hal positif (a positive fact) adalah
sesuatu yang dapat dibenarkan oleh setiap orang yang mau membuktikannya. Fakta
positivis yang diolah melalui metode ilmu-ilmu alam diterima sebagai fondasi
pengetahuan yang valid, filsafat social yang berkembang sejak dari plato, aristoteles
dan pemikir-pemikir lain telah spekulatif, sehingga tidak memenuhi syarat
keilmuan dan dianggap tidak bermanfaat oleh pendukung positivisme.
Positivisme sebagai paham filsafat membatasi pengetahuan yang benar pada
hal-hal yang dapat diperoleh dengan memakai metode ilmu-ilmu alam (induksi).
Hal yang positif (a positive fact) adalah fenomena yang mesti dibenarkan oleh
setiap orang yang mempunyai kesempatan yang sama untuk menilai
(membuktikan). Positivisme menerima dan membenarkan gejala empiris sebagai
kenyataan (naturalisme) dan berfikir bahwa berfikir ilmiah yang benar adalah
berfikir obyektif, sebagai model berfikir yang tidak terikat pada individu akan tetapi
berlaku untuk semua orang. Metode ilmiah didasarkan pada sejumlah asumsi-
asumsi yang biasanya diterima begitu saja, artinya tidak dipertanyakan lagi secara
kritis.

8. FILSAFAT SEBAGAI BAGIAN DARI ILMU PENGETAHUAN

Segala sesuatu yang kita ketahui baik melalui pengamatan panca-indera,


pemikiran, atau dari manapun asal usulnya, semua itu merupakan pengetahuan. Jadi
filsafat pun merupakan bagian dari ilmu pengetahuan karena . Pengetahuan manusia
itu dapat digolongkan menjadi dua bagian menurut sumbernya, yaitu pengetahuan
yang diperoleh melalui usaha atau pengalamannya sendiri dan pengetahuan yang

10
diperoleh dari Tuhan (wahyu Illahi). Pengetahuan yang berasal dari usaha sendiri
dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui
metode ilmiah.
2. Pengetahuan filsafat, yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui pikiran, tak
terbatas pada pengamatan panca-indera.
3. Pengetahuan yang tak termasuk golongan satu dan dua.

B. FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

1. PENGERTIAN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

Pengertian Filsafat Ilmu Pengetahuan Menurut Hartono Kasmadi (1990)


Dapat Dirangkum Dalam Tiga (3) Medan Telaah, Yaitu:
a. Filsafat ilmu pengetahuan adalah suatu telaah kritis terhadap metode yang
digunakan oleh ilmu tertentu, terhadap lambang yang digunakan, dan terhadap
struktur penalaran tentang sistem lambang yang digunakan.
Misal : untuk mengkaji ilmu empiris, ilmu rasional, bidang etika, estetika, dll.
b. Filsafat ilmu pengetahuan adalah upaya untuk mencari kejelasan mengenai
dasar-dasar konsep, praduga, dan postulat mengenai ilmu , serta upaya untuk
membuka tabir dasar-dasar empiris, rasional, dan pragmatis.
Misal : analisis terhadap anggapan dasar tentang kuantitas, kualitas, waktu,
ruang, dan hukum, serta dapat pula sebagai studi keyakinan tertentu, maupun
keyakinan dunia “sana”.
c. Filsafat ilmu pengetahuan adalah studi gabungan yang terdiri atas beberapa
studi yang beraneka macam yang ditujukan untuk menetapkan batas yang tegas
mengenai ilmu tertentu
Filsafat Ilmu pengetahuan adalah kajian secara mendalam tentang dasar-
dasar ilmu pengetahuan, sehingga filsafat ilmu pengetahuan dapat menjawab
beberapa persoalan, seperti:
a. Persoalan dalam landasan dimensi Ontologis:
Artinya: persoalan tentang Objek apa yang ditelaah ?, Bagaimana wujud yang
hakiki dari objek tersebut ?, Bagaimana korelasi antara objek tadi dengan daya

11
tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindra) yang menghasilkan
ilmu ? Dari landasan ontologis ini adalah dasar untuk mengklasifikasi
pengetahuan dan sekaligus bidang bidang ilmu.
b. Persoalan dalam landasan dimensi epistemologis
Artinya: persoalan bagaimana proses pengetahuan yang masih berserakan dan
tidak teratur itu menjadi ilmu ?. Bagaimana prosedur dan mekanismenya ?. Hal
hal yang harus diperhatikan agar dapat diperoleh pengetahuan yang benar ?.
Apa yang disebut kebenaran itu sendiri ?. Apa kriterianya ?. Cara/ teknik/
sarana apa yang membantu manusia dalam mendapatkan pengetahuan yang
berupa ilmu ?.
c. Persoalan dalam landasan dimensi aksiologis
Artinya: persoalan untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan
?. Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah kaidah
moral ?. Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan pilihan
moral ?. Bagaimana korelasi antara teknik proseduran yang merupakan
operasionalisasi metode ilmiah dengan norma norma moral ?.

2. TUJUAN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

Tujuan dari filsafat ilmu pengetahuan diantaranya :


a. Mendalami unsure-unsur pokok ilmu pengetahuan, sehingga secara
menyeluruh dapat dipahami sumber-sumber, hakikat, dan tujuan ilmu
pengetahuan.
b. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu di
berbagai bidang, sehingga didapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer
secara historis.
c. Menjadi pedoman bagi para pendidik dan anak didik dalam mendalami studi
di perguruan tinggi, khususnya untuk membedakan persoalan ilmiah dan non
ilmiah.
d. Mendorong para calon ilmuwan untuk konsentrasi dalam mendalami ilmu
pengetahuan dan mengembangkannya.
e. Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu
pengetahuan dan agama tidak ada pertentangan (Amsal Bakhtiar, 2004: 20).

12
3. KEDUDUKAN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN DALAM
FILSAFAT
Tempat kedudukan filsafat ilmu pengetahuan ditentukan oleh dua lapangan
penyelidikan Filsafat Ilmu pengetahuan, yakni :
a. Pertama, sifat pengetahuan ilmiah. Di sini filsafat ilmu berkaitan dengan
epistemologi, artinya: berfungsi menyelidiki syarat-syarat pengetahuan
manusia dan bentuk-bentuknya.
b. Kedua, berkaitan dengan cara-cara mengusahakan dan mencapai
pengetahuan ilmiah, artinya: berkaitan dengan logika dan metodologi

4. OBJEK FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN


Filsafat ilmu pengetahuan mempunyai objek yaitu:
a. Objek material, yaitu objek yang dijadikan sasaran penyelidikan, oleh sebab
ini objek material filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan itu sendiri.
b. Objek formal, yaitu sudut pandang terhadap objek materialnya, sehingga
objek formalnya berupa hakekat ilmu pengetahuan, artinya filsafat ilmu
menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan.

5. RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN


Cakupan objek filsafat lebih luas dibanding dengan ilmu, sebab ilmu hanya
mencakup yang empiris saja, sedang filsafat tidak hanya yang empiris saja. Secara
historis ilmu adalah berasal dari kajian filsafat, sebab awalnya filsafat yang
melakukan pembahasan tentang yang ada secara sistematis, rasional, logis dan
empiris. Setelah berjalan, terkait dengan yang empiris, maka semakin bercabang
dan berkembang, sehingga timbullah spesifIkasi dan menampakkan kegunaan yang
praktis. Inilah proses terbentuknya ilmu secara berkesinambungan. Hal ini seperti
diibaratkan oleh Will Durant, bahwa filsafat bagaikan Marinir yang merebut pantai
untuk pendaratan pasukan Infantri. Pasukan Infantri adalah sebagai pengetahuan
yang di antaranya adalah ilmu, Sedangkan filsafat yang menyediakan tempat
berpijak bagi kegiatan keilmuan (Sumber buku Filsafat Ilmu oleh: Amsal Bakhtiar,
2008, 2). Setelah itu, ilmu berkembang sesuai dengan spesialisasi masing masing,

13
sehingga ilmulah secara praktis bagaikan membelah gunung, dan merambah hutan.
Sedangkan filsafat kembali ke laut lepas untuk berspekulasi dan melakukan
eksplorasi lebih jauh. Oleh sebab itu, filsafat sering disebut sebagai induk/ ibu ilmu
penetahuan. Hal ini bisa dimengerti, sebab dari filsafatlah, maka ilmu ilmu modern
dan kontemporer berkembang, sehingga manusia dapat menikmati ilmu dan
sekaligus buahnya, yaitu: teknologi.

C. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN FILSAFAT, PENGETAHUAN


SERTA ILMU PENGETAHUAN

1. PERSAMAAN ANTARA FILSAFAT, PENGETAHUAN DAN ILMU


PENGETAHUAN

Berikut ini beberapa persamaan antara filsafat, pengetahuan dan ilmu


pengetahuan diantaranya :
a. Ketiganya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki objek
selengkap-lengkapnya
b. Ketiganya memberikan pengertian mengenai hubungan yang ada antara
kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukan sebab
c. Ketiganya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang
bergandengan
d. Ketiganya mempunyai metode dan system
e. Ketiganya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya
timbul dari hasrat manusia (objektivitas) akan pengetahuan yang lebih

2. PERBEDAAN ANTARA FILSAFAT, PENGETAHUAN DAN ILMU


PENGETAHUAN

Selain persamaan antara filsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuan, ada


juga beberapa perbedaan antara filsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuan yang
disajikan pada tabel berikut ini.

14
Tabel. Perbedaan Filsafat, Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan

Filsafat Pengetahuan Ilmu Pengetahuan


Mencoba merumuskan Yang dipelajari terbatas Cenderung kepada hal
pertanyaan atas jawaban, karena hanya sekedar yang dipelajari dari
mencari prinsip-prinsip kemampuan yang ada sebuah buku panduan.
umum, tidak membatasi dalam diri kita untuk
segi pandangannya mengetahui sesuatu hal.
bahkan cenderung
memandang segala
sesuatu secara umum dari
keseluruhan

Keseluruhan ada Objek penelitian yang Ilmu pengetahuan


terbatas adalah kajian tentang
dunia material.

Menilai objek renungan Tidak menilai objek dari Ilmu pengetahuan


dengan suatu makna, suatu sistem nilai adalah definisi
misalkan : religi, tertentu. eksperimentasi.
kesusilaan, keadilan, dsb

Bertugas Bertugas memberikan Ilmu pengetahuan dapat


mengintegritaskan ilmu- jawaban sampai pada kebenaran
ilmu melalui kesimpulan
logis dari pengamatan
empiris.

15
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Filsafat adalah berpikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi
untuk menyelidiki sebab, asas dan hakekat segala benda yang sebenarnya. Filsafat
merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia karena tanpa disadari
kita telah melakukan proses berfikir dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapi. Filsafat itu sendiri adalah sebagai kumpulan ilmu pengetahuan tentang
Tuhan, alam dan manusia.
Berdasarkan rumusan masalah, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari
persentuhan panca indera terhadap objek tertentu. Pengetahuan pada dasarnya
merupakan hasil dari proses melihat, mendengar, merasakan dan berpikir
yang menjadi dasar manusia bersikap dan bertindak. Ilmu pengetahuan adalah
seluruh usaha untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman
manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Ilmu bukan
sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara
sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu. Ilmu pengetahuan adalah produk dari istemologepi.
2. Filsafat Ilmu pengetahuan adalah kajian secara mendalam tentang dasar-
dasar ilmu pengetahuan, sehingga filsafat ilmu pengetahuan dapat menjawab
beberapa persoalan seperti persoalan dalam landasan dimensi Ontologis,
epistomologis dan aksiologis.
3. Persamaan filsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuan diantaranya:
a. Ketiganya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki objek
selengkap-lengkapnya
b. Ketiganya memberikan pengertian mengenai hubungan yang ada antara
kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukan sebab
c. Ketiganya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang
bergandengan

16
d. Ketiganya mempunyai metode dan system
e. Ketiganya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya
timbul dari hasrat manusia (objektivitas) akan pengetahuan yang lebih
Perbedaan antara filsafat, pengetahuan dan ilmu pengetahuan diantaranya :
Filsafat Pengetahuan Ilmu Pengetahuan
Mencoba merumuskan Yang dipelajari terbatas Cenderung kepada hal
pertanyaan atas jawaban, karena hanya sekedar yang dipelajari dari
mencari prinsip-prinsip kemampuan yang ada sebuah buku panduan.
umum, tidak membatasi dalam diri kita untuk
segi pandangannya mengetahui sesuatu hal.
bahkan cenderung
memandang segala
sesuatu secara umum dari
keseluruhan

Keseluruhan ada Objek penelitian yang Ilmu pengetahuan


terbatas adalah kajian tentang
dunia material.

Menilai objek renungan Tidak menilai objek dari Ilmu pengetahuan


dengan suatu makna, suatu sistem nilai adalah definisi
misalkan : religi, tertentu. eksperimentasi.
kesusilaan, keadilan, dsb

Bertugas Bertugas memberikan Ilmu pengetahuan dapat


mengintegritaskan ilmu- jawaban sampai pada kebenaran
ilmu melalui kesimpulan
logis dari pengamatan
empiris.

17
B. Saran
Dengan mengetahui filsafat ilmu pengetahuan maka diharapkan dapat
membantu para pembaca maupun penulis untuk terus belajar mengenai hakikat
filsafat, ilmu pengetahuan serta manfaat filsafat ilmu pengetahuan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Amsal Bakhtiar. 2008. Filsafat Ilmu (edisi revisi). Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Frondizi, Resieri. 2001. Pengantar Filsafat Nilai (Terjemahan oleh: Cuk


Ananto Wijaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gandhi, Teguh Wangsa. 2011. Filsafat Pendidikan: Madzab-Madzab Filsafat
Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Jalaluddin & Idi, Abdullah. 2007. Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat, dan
Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.
Knight, George R. 2007. Filsafat Pendidikan (Terjemahan oleh: Mahmud
Arif). Yogyakarta: Gama Media.
Muhmidayeli. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.
Muslih, Muhammad. 2005. Filsafat Umum: Dalam Pemahaman Praktis.
Yogyakarta: Belukar.
Salam, Burhanuddin . 2005. Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara.
Suhartono, Suparlan. 2007. Filsafat Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Group.
Supriyanto, S. 2003. Filsafat Ilmu. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Masyarakat. Universitas Airlangga. Surabaya.
Surajiyo . 2010. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta:
Bumi Aksara.

19

Anda mungkin juga menyukai