Anda di halaman 1dari 21

Epilepsi

Ayan atau epilepsi adalah penyakit saraf menahun yang menimbulkan serangan mendadak berulang-ulang tak
beralasan. Kata 'epilepsi' berasal dari bahasa Yunani (Epilepsia) yang berarti 'serangan'.

Daftar isi
[sembunyikan]
 1 Penyebab Ayan
 2 Penyebab Ayan

 3 Diagnosis
 4 Orang-orang terkenal dengan ayan
 5 Pengobatan
 6 Diagnosis
 7 Orang-orang terkenal dengan ayan
 8 Pengobatan
 9 Pengobatan
 10 Orang-orang terkenal dengan ayan

 11 Pranala luar

Penyebab Ayan
Otak kita terdiri dari jutaan sel saraf (neuron), yang bertugas mengoordinasikan semua aktivitas tubuh kita
termasuk perasaan, penglihatan, berpikir, menggerakkan [otot].

Pada penderita ayan, kadang-kadang sinyal-sinyal tersebut, tidak beraktivitas sebagaimana mestinya. Hal ini
dapat diakibatkan oleh berbagai unsur-unsur, antara lain; trauma kepala (pernah mengalami cedera di daerah
kepala), tumor otak, dan lain sebagainya.

Umumnya ayan mungkin disebabkan oleh kerusakan otak dalam proses kelahiran, luka kepala, pitam otak
(strok), tumor otak, alkohol. Kadang-kadang, ayan mungkin juga karena genetika, tapi ayan bukan penyakit
keturunan. Tapi penyebab pastinya tetap belum diketahui.

Diagnosis
Hippocrates adalah orang pertama yang berhasil mengidentifikasi gejala ayan sebagai masalah pada otak, roh
jahat, dan sebagainya. Seseorang dapat dinyatakan menderita ayan jika orang tersebut telah setidaknya
mengalami kejang yang bukan disebabkan karena alkohol dan tekanan darah yang sangat rendah. Alat bantu
yang digunakan biasanya adalah:
 MRI (Magnetic resonance imaging) Menggunakan magnet yang sangat kuat untuk mendapatkan
gambaran dalam tubuh/otak seseorang. Tidak menggunakan Sinar-X. MRI lebih peka daripada CT Scan.
 EEG (electroencephalography) alat untuk memeriksa gelombang otak.

Orang-orang terkenal dengan ayan


Ayan tidak identik dengan orang yang mengalami keterbelakangan mental. Berikut ini adalah beberapa dari
sekian banyak orang ternama yang menderita ayan.

 Penulis: Dante, Moliere, Sir Walter Scott, Edgar Allan Poe, Lord Byron, Percy Bysshe Shelley, Alfred
Lord Tennyson, Charles Dickens, Lewis Carroll, Fyodor Dostoevsky, Gustave Flaubert, Leo Tolstoy,
Agatha Christie, Truman Capote.
 Pemimpin Dunia: Alexander Agung, raja Makedonia, Julius Caesar, Napoleon Bonaparte, Harriet
Tubman.
 Olahragawan: Marion Clignet, Buddy Bell, Bobby Jones.
 Ilmuwan: [[Isa== Penyebab Ayan ==

Otak kita terdiri dari jutaan sel saraf (neuron), yang bertugas mengoordinasikan semua aktivitas tubuh kita
termasuk perasaan, penglihatan, berpikir, menggerakkan [otot].

Pada penderita ayan, kadang-kadang sinyal-sinyal tersebut, tidak beraktivitas sebagaimana mestinya. Hal ini
dapat diakibatkan oleh berbagai unsur-unsur, antara lain; trauma kepala (pernah mengalami cedera di daerah
kepala), tumor otak, dan lain sebagainya.

Umumnya ayan mungkin disebabkan oleh kerusakan otak dalam proses kelahiran, luka kepala, pitam otak
(strok), tumor otak, alkohol. Kadang-kadang, ayan mungkin juga karena genetika, tapi ayan bukan penyakit
keturunan. Tapi penyebab pastinya tetap belum diketahui.

Pengobatan
Berikut ini adalah nama-nama obat yang dipakai untuk menyembuhkan ayan. Semua obat harus dikonsultasikan
terlebih dahulu ke dokter.

Carbamazepine, Carbatrol, Clobazam, Clonazepam, Depakene, Depakote, Depakote ER, Diastat, Dilantin,
Felbatol, Frisium, Gabapentin, Gabitril, Keppra, Klonopin, Lamictal, Lyrica, Mysoline, Neurontin,
Phenobarbital, Phenytek, Phenytoin, Sabril, Tegretol, Tegretol XR, Topamax, Trileptal, Valproic Acid, Zarontin,
Zonegran, Zonisamide

EPILEPSI
Apakah itu epilepsi?
Epilepsi adalah kondisi tubuh yang bermula dari kejanggalan fungsi otak. Ini adalah pertanda kalau fungsi otak
seseorang terkadang terganggu. Ketika ini terjadi, seseorang akan merasakan kejang-kejang (seizure).

Kebanyakan orang pernah merasakan kejang2 dalam hidup mereka, tapi itu tidak selalu berarti mereka punya
epilepsi. Orang yang memiliki epilepsi akan merasakan lebih dari sekali kejang2 yang diawali dari otak.

Bagaimana epilepsi terjadi


Otak adalah struktur yang kompleks, terbuat dari jutaan sel saraf (neurones). Otak mengkontrol banyak tugas,
seperti kesadaran, gerakan, dan postur. Otak mengirim dan menerima pesan-pesan sehingga kegiatan2 ini
terjadi.

Jika ada kesalahan dalam pengiriman atau penerimaan pesan, beberapa atau bahkan seluruh fungsi otak akan
berhenti untuk sementara. Jika itu terjadi, orang akan merasakan kejang2 (seizure).

Penyebab epilepsi
Umumnya epilepsi mungkin disebabkan oleh kerusakan otak dalam process kelahiran, luka kepala, strok, tumer
otak, alkohol. Kadang epilepsi mungkin juga karena genetik, tapi epilepsi bukan penyakit keturunan. Tapi
penyebab pastinya tetap belum diketahui.

Berapa orang yang punya epilepsi?


Epilepsi adalah kondisi otak yang paling umum di dunia. Semua orang beresiko mendapat epilepsi. Bahkan,
setiap orang punya keresiko satu di dalam 50 untuk mendapat epilepsi. Pengguna narkotik dan peminum
alkohol punya resiko lebih tinggi. Pengguna narkotik mungkin mendapat seizure pertama karena menggunakan
narkotik, tapi selanjutnya mungkin akan terus mendapat seizure walaupun sudah lepas dari narkotik.

Di Inggris, satu orang diantara 131 orang menyindap epilepsi. Jadi setidaknya 456000 penyindap epilepsi di
Inggris.

Konsep yang salah tentang epilepsi


Dari jaman dulu, orang sering punya konsep yang salah tentang epilepsi. Kadang epilepsi dikira kemasukan roh,
atau karena masturbasi.

Yang benar adalah

 Epilepsi itu sangat umum dan bisa didapat siapa saja


 Epilepsi umumnya bisa dikontrol dengan obat-obatan, tetapi penggunaannya harus jangka panjang.

 Orang dengan epilepsi bisa hidup dengan normal (Note: di Inggris sekarang ada anjing yang dilatih khusus untuk
mendeteksi kalau tuannya akan mendapat serangan. Karena tuannya sekarang bisa mempersiapkan diri sebelum
seizure, dia bisa hidup dengan tenang dan hanya bersiap2 kalau sudah diberi kode oleh si anjing)

 Seringkali epilepsi bisa lebih ringan dan tak perlu lagi tergantung dengan obat-obatan

 Kalau lagi seizure, itu akan berbahaya bagi orang lain.

 Umumnya seizure bahkan tak berbahaya bagi orang yang mengalaminya. Jadi jangan panik.

 Epilepsi
 Di indonesian, epilepsi di kenal masyarakat dengan berbagai nama seperti penyakit ayan,sawan,celeng
dll.namun sering kali masyarakat menggangap epilepsi bukan sebagai penyakit tapi akibat kekuatan
gaib.kutukan,kesurupan bahkan sering di kaitkan dengan penyakit jiwa atau keadaan dengan intelegensi
rendah.Pandangan lain yang selama ini berkembang mengatakan epilepsi adalah sebuah penyakit keturunan
yang menular dan tidak bisa di obati.Hal ini tidak benar karena epilepsi bisa di sembuhkan secara total dan hanya
1% dari total penyandang epilepsi di indonesia di turunkan secara genetika atau keturuna.studi lain mengatakan
jika salah satu anggota keluarga ada yang menderita epilepsi,kecenderungan anggota keluarga yang lain terkena
epilepsi yang tinggi (2-8%) di bandingkan dengan keluarga lain yang tidak memiliki anggota keluarga yang
terkena epilepsi.denga deteksi serta perawatanyang dini bagi penyandang epilepsi terutama yang timbul sejak
balita sangat efektif untuk mendapat kesembuhan dari penyakit epilepsi secara total.

 Epilepsi dapat menyerang anak-anak,orang dewasa,orang tua bahkan bayi baru lahir.Pengidap epilepsi di
indonesia diperkirakan sekitar 1,1 juta hingga 1,3 juta penduduk dan angka ini setara dengan dua persen dari
jumlah pengidap epilepsi di dunia yang mencapai 50 juta orang.angkake jadian epilepsi pada prai lebih tinggi di
bandingkan pada wanita,yaitu 1-3% penduduk akan menderita epilepsi seumur hidup.Di amerika serikat,satu di
antara 100 populasi (1%) penduduk terserang epilepsi dan kurang lebih 2,5 juta di antaranya telah menjalani
penggobatan pada lima tahun terakhir.

 Penyakit eilepsi akan mempunyai dampak yang luas.baik bagi penderitanya sendiri maupun keluarga seperti
apakah seorang anak penyandang epilepsi dapat berkembang secara normal,apakah dapat menggikuti
pendidikan seperti anak-anak lainnya,apakah kelak dapat bekerja dan boleh menikah.Masalah yang sering di
hadapi anak penyandang epilepsi adalah penolakan atau penggucilan oleh keluarga atau sebaliknya orang tua
akan melindungi secara berlebihan yang akan berdampak pada perkembangan watak anak seperti rendah
diri,tidak mempunyai kepercayaan dirisendiri,mereka takut mengemudi,takut untuk berenang,dan yang paling
memalukan adalah mendapat serangan kejang di depan umum sehinga perkembangan selanjutnya tidak dapat
hidup mandiri.

 Batasan epilepsi adalah lepasnya muatan listrik yang berlebu\ihan tidak terprogram dan bersifat mendadak dari
sekumpulan sel-sel otak atau dari seluruh otak sehingga penerimaan serta pengiriman impuls dalam/dari otak ke
bagian-bagian lain dalam tubuh tergangu.Gejala klinis akibat lepasny muatan listrik secara tidak terkontrol ini
adalah kejang-kejang yang bisa di mulai dari lengan atau tungkai kemudian menyebar ke seluruh tubuh.

 Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan fungsi sel-sel saraf dan otak.Seseorang boleh dinyatakansebagai
penderita epilepsi dengan segala konsekuensinya bila telah di buktikan bahwa pad tubuh atau otak orang itu tidak
ada penyebab kejang lain yang bisa di hilangka n /di sembuhkan dan orang tersebut mengalami bangkitan
kejang(seizure) dua kali atau lebih tanpa sebab yang jelas.kadang-kadng bangkitan terjadi beberapa bulan
setelah seseorang mengalami gangguan pada otaknya.

 Penyebab epilepsi

 Penyebab epilepsi dapat di bagi menjadi dua yaitu epilepsi idiopatik(bila faktor penyebabny tidak di ketahui) dan
epilepsi simtomatik (penyebabnya di ketahui).banyak faktor penyebab epilepsi ,di antatranya adalah faktor
geneti/keturunan (relatif kecil) kelainan pada sast menjelang-sesudah persalinan,cedera kepala,radang selaput
otak,stroke,tumor otak,kelainan pembuluh darah otak,adanya genanngan darah /nanah di otak,atau pernah
mengalami operasi otak.selain itu setiap penyakit atau kelainan yang mengangu fungsi otak dapat pula
menyebabkan kejang,seperti trauma lahir,trauma kepala,tumor otak,radang otak,perdarahan di otak,hipoksia
(kekurangan oksigen dalam jaringan), cacat bawaan,ganguan elektrolit,ganguan metabolisme (kadar gula yang
sangat rendah/tinggi), ganguan peredaran darah,keracunan (komsumsi alkohol,obat-obatan terlarang seperti
narkotika atau koroin,obat penenenang,obat tidur,dan obat penghilang rasa nyeri yang berlebihan),siklus
menstruasi tidak normal,kurang tidur,kelelahan yang berlebihan dan kondisi fisiologis seperti stres emosional.

 Jenis serangan epilepsi

 Jenis serangan kejang pada epilepsi bermacam-macam secara garis besar di bagi menjadi
kejang persial (lokal) dan kejang umum (general).Bentuk serangan epilepsi berupa gejala
kejang-kejang.pada anak-anak serangan bisa berupa bengong sesaat atau terdiam,kemudian
sadar kembali.mulut tampak komat-kamitsecara tiba-tiba tanpa di sadari.atau lengan/tungkai
yang bergerak-garek sendiri pada pasien yang tetap sadar.
3

 Diagonis dan pengendalian epilepsi

 Untuk menegakan diagnosa epilepsi biasanya dokter akan melakakan wawancara (anamnesa),pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang seperti loboratorium.Tujuan utama epilepsi adalah membuat penderita terbebas dari
serangan kejang sedini mungkin.pada umumnya epilepsi dapat di kendalikan baik melalui obat-obatan maupun
rehabilitas medis.

 Beberapa tipe epilepsi sulit di kendalikan dengan obat-obatan .pada sast serangan yang terpentinhg adalah
mencegah jangan sampai kejang-kejang dapat mencederai anggota badan ,seperti lidah tergigit hingga
putus,patah tulang karena gerakan yang tidak beraturan.

 Penyakit epilepsi tidak seperti penyakit yang lain dapat di sembuhkan dalam jangka waktu tertentu dengan
sempurna.nasib penderita epilesi sangat tergantung pada persepsi penderita sendiri,orang tua atau keluarganya
serta masysrakat di sekitarnya dan dokter yang merawatnya.Oleh sebab itu seorang penderita epilepsi harus
menjalani hidup yang teratur,berpandangan fositif adanya dukungan keluarga dan lingkungan,menanamkan
pengertian yang kuat pada penderita epilepsi untuk menghargai diri sendiri serta menjalani pengobatn yang baik
agar dapat hidup sukses dengan epilepsi.

Anak kena epilepsi?

Tak jarang banyak orangtua yang frustasi begitu mengetahui anak mereka mengidap epilepsi atau kita lazim
menyebutnya ayan.
Bayangan kejang-kejang mendadak yang menakutkan dan masa depan suram langsung berkelebatan.
Meski tak ada pengobatan yang benar-benar menyembuhkan epilepsi, dengan bantuan pengobatan yang benar, sekitar
80% anak-anak yang mengidap penyakit ini mampu hidup normal.

"Kita tak punya obat untuk menyembuhkan epilepsi, dan malangnya terapi serangan mendadak praktis tak ada. Cuma
ada cara bagaimana mengelola serangan itu," kata William R. Turk, MD, Kepala Divisi Neurology di Nemours Children's'
Clinic, Jacksonville, Florida. "Tapi pada anak, tetap ada peluang. Jika orangtua dapat memberikan pengobatan tepat,
serangan mendadak mungkin bisa dienyahkan."

Pandangan yang selama ini berkembang, epilepsi adalah sebuah penyakit turunan yang menular dan tidak bisa diobati.
Ternyata hal ini dibantah oleh dua dokter anak yang merupakan pakar saraf anak FKUI/RSCM Jakarta, yakni Dr.
Hardiono S Pusponegoro, Sp A dan Dr. Irawan Mangunatmadja, Sp A. Menurut kedua pakar tersebut, epilepsi bisa
disembuhkan dengan total dan hanya 1% dari total penyandang epilepsi di Indonesia yang diturunkan secara genetika
atau keturunan. Dan deteksi serta perawatan yang dini bagi penyandang epilepsi, terutama sejak balita sangat efektif
menyembuhkannya dari penyakit epilepsi secara total.

Dr. Hardiono pernah memiliki pasien yang berobat padanya sejak kecil, dan sampai pasien itu SMA semua berjalan
dengan baik karena ia tidak pernah kambuh di muka umum bahkan sangat jarang walaupun tidak di muka umum. Namun
sayangnya ketika pasien itu memasuki kelas II SMU, ia harus bunuh diri karena tidak kuat menahan sanksi sosial dari
masyarakat yang mengucilkkannya karena menganggap penyakit epilepsi yang diderita pasien tersebut menular dan
semacam kutukan.

Hal ini tentunya sangat disayangkan oleh kedua dokter dan tidak sepatutnya terjadi. Oleh karena itu Anda harus
mengubah cara pandang dan lebih aktif melakukan pendeteksian dini sejak balita agar epilepsi yang diderita balita Anda
bisa diatasi dengan baik.

Salah satu cara yang paling ampuh adalah dengan memperhatikan gerakan-gerakan yang dilakukan balita Anda sejak
lahir. Kalau saja balita Anda sering melakukan gerakan-gerakan yang aneh tanpa sebab dan berulang-ulang maka segera
hubungi dokter anak Anda untuk menanyakannya. Kemudian perhatikan juga jika ia mulai sering terkejut (kaget) tanpa
sebab yang jelas dan mengulangi sampai beberapa kali.

Penyebab epilepsi pada bayi masih sulit untuk dirumuskan para dokter dan lazim disebut idiopatik, namun yang pasti
mereka tidak melihat kaitan yang jelas antara orangtua yang epilepsi dengan anak-anak mereka yang menyandang
epilepsi juga seperti digembar-gemborkan saat ini. Selain itu juga sangat kecil jumlah penyandang epilepsi akibat
keturunan. Maka sejak kini, jangan kucilkan siapapun yang menyandang epilepsi karena hal ini tidak ada bedanya
dengan penyakit-penyakit yang lainnya. Apalagi jika ia anak Anda atau orang yang dekat di hati Anda.

"EpilepsiBisa Disembuhkan"

Sekitar 400.000 anak di AS mengidap epilepsi, dan mereka dapat mengendalikan serangan mendadak itu serta mampu
hidup normal.
Lalu bagaimana jika anak kena serangan mendadak? Biasanya serangan ini berlangsung amat cepat, dan Anda tak
punya cukup banyak waktu untuk berbuat sesuatu. Peristiwa kejang-kejang, dengan mulut mengeluarkan busa, seringkali
menjadi momen yang mencekam bahkan menakutkan. Tapi sebagai orangtua, Anda harus sigap jika serangan itu
sewaktu-waktu datang.

Bagaimana caranya?
<> Hindarkan anak dari benda-benda berbahaya yang berpotensi melukai dirinya
<> Kendorkan pakaian di area leher, termasuk ikat pinggang
<> Taruh bantal atau sesuatu yang lembut di bawah kepala
<> Baringkan dia menghadap ke satu sisi

Kapan saatnya memanggil ambulans?


<> Jika anak terluka selama mendapat serangan mendadak
<> Anak mungkin menelan air/cairan
<> Serangan berlangsung lebih lama dari lima menit

Hal yang tak boleh dilakukan selama anak mendapat serangan:

<> Meletakkan benda di mulutnya. Jika anak mungkin menggigit lidahnya selama serangan mendadak, menyisipkan
benda di mulutnya kemungkinan tak banyak membantu. Anda malah mungkin tergigit, atau parahnya, tangan Anda malah
mematahkan gigi si anak.
<> Mencoba membaringkan anak. Orang, bahkan anak-anak, secara ajaib memiliki kekuatan otot yang luar biasa selama
mendapat serangan mendadak. Mencoba membaringkan si anak ke lantai bukan hal mudah dan tidak baik juga.
<> Berupaya menyadarkan si anak dengan bantuan pernapasan mulut ke mulut selama dia mendapat serangan
mendadak, kecuali serangan itu berakhir. Jika serangan berakhir, segera berikan alat bantu pernapasan dari mulut ke
mulut jika si anak tak bernapas.

<> Hal yang tak boleh dilupakan adalah: Selalu menuliskan nomer-nomer darurat, seperti rumah sakit atau dokter, di
tempat yang mudah dijangkau. Jika si anak mendapat serangan mendadak dan butuh pertolongan segera, Anda tak
kalang kabut lagi mencarinya... Penyakit epilepsi ada beberapa jenis. Tidak semua jenis sama obatnya. Maka perlu tahu
dulu, pertama apa betul epilepsi. Selain dari riwayat serangan, dipastikan dengan pemeriksaan EEG
(elektroencephalography). Dari sana akan muncul jenis epilepsinya.
Epilepsi Bukan Penyakit Menular Secara umum masyarakat di Indonesia salah mengartikan penyakit
epilepsi. Akibatnya, penderita epilepsi sering dikucilkan. Padahal, epilepsi bukan termasuk penyakit menular, bukan
penyakit jiwa, bukan penyakit yang diakibatkan "ilmu klenik", dan bukan penyakit yang tidak bisa disembuhkan.

Definisi Epilepsi yang benar adalah lepas muatan listrik yang berlebihan dan mendadak, sehingga penerimaan
serta pengiriman impuls dalam/dari otak ke bagian-bagian lain dalam tubuh terganggu.

Penyebab Epilepsi antara lain: faktor genetik/turunan (meski relatif kecil antara 5-10 persen), kelainan pada
menjelang-sesudah persalinan, cedera kepala, radang selaput otak, tumor otak, kelainan pembuluh darah otak, adanya
genangan darah/nanah di otak, atau pernah mengalami operasi otak. Selain itu, setiap penyakit atau kelainan yang
mengganggu fungsi otak dapat pula menyebabkan kejang. Bisa akibat trauma lahir, trauma kepala, tumor otak, radang
otak, perdarahan di otak, hipoksia (kekurangan oksigen dalam jaringan), gangguan elektrolit, gangguan metabolisme,
gangguan peredarah darah, keracunan, alergi dan cacat bawaan.

Jenis Epilepsi meliputi, epilepsi tonik klonik (grandmal), epilepsi absans (petit mal), epilepsi parsial sederhana,
epilepsi parsial komplek, epilepsi atonik, dan epilepsi mioklonik.

Cara Menanggulangi jika kebetulan menemukan penderita epilepsi yang tengah "kumat", jangan sekali-kali
memasukkan/meletakkan sesuatu ke dalam mulut korban, Jangan memaksa membuka gigi, jangan menahan gerakan
saat klonik (kejang). Biarkan penderita sadar sendiri, tapi terlebih dahulu lindungi kepalanya dengan bantal. Setelah
sadar, miringkan tubuhnya dan bantu memulihkan pernafasan. Lalu jangan diberi minum lebih dahulu, karena amat
berbahaya bisa tersedak. Untuk pengobatannya serahkan pada dokter spesialis. Lalu minum obat secara teratur (tidak
boleh lupa), kemudian hindari kelelahan, kemalaman, kedinginan, kecemasan, dan kelaparan. "Jika semua itu dilakukan
sesuai 'aturan main', dipastikan penderita epilepsi bisa sembuh, hidup dan berkembang seperti anak yang normal,"

Mengobati epilepsi
Sementara itu, ahli bedah saraf dari Universitas Diponegoro Zainal Muttaqin kepada Media mengatakan, tindakan bedah
saraf juga dapat dilakukan untuk mengobati penyakit epilepsi.

Menurut Zainal, besarnya jumlah penyandang epilepsi di Indonesia belum diimbangi dengan penanganan menyeluruh.
Penyandang epilepsi berkisar 1% dari total jumlah penduduk, atau sebanyak 2 juta jiwa. Sebanyak 70% di antaranya
dapat disembuhkan dengan menggunakan pengobatan secara teratur. Sementara 30% belum mampu diobati dengan
mengonsumsi obat.

"Sebenarnya 30% penyandang epilepsi bisa dibantu melalui operasi bedah saraf, dengan tingkat keberhasilan 90%,"
tuturnya. Masih menurutnya, bila pengidap epilepsi sedang kejang, maka sejumlah sel sarafnya mengalami kerusakan.

Dalam kondisi kejang, kata dia, penyandang epilepsi menahan napas yang menyebabkan otak kekurangan oksigen. Hal
itu mengakibatkan 50 sel dari 10 miliar sel saraf mati. Dikhawatirkan, bila kejang berlangsung dalam frekuensi sering,
maka jumlah sel yang rusak semakin terakumulasi.

Bedah saraf bagi penyakit epilepsi telah dimulai sejak 15 tahun lalu di negara maju. Terutama epilepsi yang diakibatkan
gangguan pada otak samping atau lobus temporalis, dikenal dengan epilepsi psikomotorik. Di Jepang saja, setidaknya
150 operasi dilakukan setiap tahunnya. Sementara itu, di Indonesia baru dimulai sekitar 1999.

Penyakit epilepsi merupakan manifestasi klinis berupa muatan listrik yang berlebihan di sel-sel neuron otak berupa
serangan kejang berulang.

Penyebab epilepsi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu epilepsi idiopatik (tidak diketahui penyebabnya) dan epilepsi
simtomatik (peyebab diketahui, misalnya tumor otak, pasca trauma otak). Pengaruh faktor genetik atau herediter memang
ada tetapi kecil, biasanya termasuk pada yang idiopatik.

Jenis serangan kejang pada epilepsi sangat bermacam-macam, secara garis besar dibagi menjadi kejang parsial (lokal)
dan kejang umum (general).
Untuk menegakkan diagnose epilepsi biasanya dokter akan melakukan wawancara (anamnesis), pemeriksaan fisis
maupun pemeriksaan penunjang seperti EEG, CTScan, MRI dll.

Pengobatan epilepsi adalah pengobatan jangka panjang. Penderita akan diberikan obat antikonvulsan untuk mengatasi
kejang sesuai dengan jenis serangan. Penggunaan obat dalam waktu yang lama biasanya akan menyebabkan masalah
dalam kepatuhan minum obat (compliance) seta beberapa efek samping yang mungkin timbul seperti pertumbuhan gusi,
mengantuk, hiperaktif, sakit kepala, dll.

Penyembuhan akan terjadi pada 30-40% anak dengan epilepsi. Lama pengobatan tergantung jenis epilepsi dan
etiologinya. Pada serangan ringan selama 2-3th sudah cukup, sedang yang berat pengobatan bisa lebih dari 5th.
Penghentian pengobatan selalu harus dilakukan secara bertahap. Tindakan pembedahan sering dipertimbangkan bila
pengobatan tidak memberikan efek sama sekali.

Penanganan terhadap anak kejang akan berpengaruh terhadap kecerdasannya. Jika Anda terlambat mengatasi kejang
pada anak, ada kemungkinan penyakit epilepsi, atau bahkan keterbalakangan mental. Keterbelakangan mental di
kemudian hari. Kondisi yang menyedihkan ini bisa berlangsung seumur hidupnya.

Jangan mudah percaya bahwa minum kopi bisa menghindari dari kejang atau step. Secara medis, menurut salah satu
Dokter Anak di Jakarta, sebetulnya kopi tidak bergunauntuk mengatasi kejang. Kopi justrudapat menyebabkan
tersumbatnya pernapasan bila diberikan pada saat anak Anda mengalami kejang, yang akhirnya mengantarkan pada
kematian.

MENCEGAH KEJANG
 Demam tinggi pada anak dapat diatas dengan cara memberi obat demam dengan penurun panas dan
kompres dengan lap hangat (lebih kurang panasnya dengan suhu badan si kecil) selama kurang lebih 15
menit, bila mencapai 38.5 derajat celcius atau lebih

 Jangan melakukan pengkompresan dengan lap yang dingin, karena dapat menyebabkan korslet di otak
(akan terjadi benturan kuat karena atara suhu panas tubuh si kecil dengan lap pres dingin)

 Kalau dinyatakan epilepsi, segera minum obat resep dokter secara teratur

 Sediakan obat anti kejang lewat dubur di rumah jika kejang membuat anak tidak mungkin meminum
obat.
sedia selalu obat penurun panas di rumah seperti parasetamol.

 Lidah Buaya Mengobati Epilepsi


Epilepsi sebenarnya merupakan gangguan pada sistem syaraf otak. Penyebabnya beragam. Salah satunya
karena benturan,

Terapi awal yang bisa dilakukan di rumah, adalah dengan campuran daun lidah buaya dan es batu. Cari daun
lidah buaya secukupnya. Haluskan, kemudian dimasukkan ke dalam panci. Beri es batu, ditambah sedikit garam.
Selanjutnya campuran tadi, digunakan untuk mengompres kepala. Lakukan sehari satu kali, selama tujuh hari
berturut-turut.

Idiopathic epilepsy Epilepsi idiopatik


Elektroensefalografi (EEG)
dapat menunjukkan tempat
di otak yang mulai kejang-
kejang.

Dalam kasus jenis ini, penyebabnya tidak diketahui. Namun, diyakini bahwa serangan disebabkan oleh
kurangnya suatu kelompok tertentu dari zat kimia (neurotransmitter) yang digunakan untuk mengatur impuls
listrik di otak.

 Mungkin ada latar belakang (genetik) turun temurun, sejak epilepsi dari jenis yang sama sering terlihat di antara
kerabat. Moreover, Selain itu, penyimpangan EEG mirip dengan pasien sering terlihat di antara anggota keluarga,
bahkan jika mereka tidak menderita epilepsi - semacam tanda genetik. Penelitian baru menunjukkan bahwa
kasus-kasus tertentu epilepsi idiopatik jelas turun temurun, yang disebabkan oleh kelainan kromosom.
 Pasien tidak memiliki tanda-tanda penyakit saraf atau cacat mental. CT dan MRI scan normal.

Symptomatic epilepsy Gejala epilepsi

Epilepsi jenis ini disebabkan oleh penyakit yang dikenal di otak.

Epilepsy triggers Epilepsi memicu


Banyak penyakit atau jenis kerusakan otak dapat menyebabkan epilepsi. Berikut ini adalah yang paling umum.

Developmental anomalies Pembangunan anomali

Kerusakan yang terjadi pada otak seperti berkembang selama tiga bulan pertama kehamilan. Hal ini dapat
diungkapkan oleh modern scan MRI dan menyebabkan banyak-ke-kontrol kasus yang sulit pada anak-anak. Di
sisi lain, kerusakan yang ditimbulkan pada saat persalinan (cerebral palsy) adalah cukup jarang.

Trauma to the skull Trauma tengkorak

Tidak seperti biasa gegar otak , trauma bisa begitu serius bahwa pasien dirawat di bangsal neuro-bedah.
Kemungkinan trauma epilepsi berikut bervariasi dari 5 sampai 50 persen, dengan risiko tertinggi setelah patah
tulang tengkorak depresi di mana jaringan otak telah sebagian rusak, atau luka tembak di kepala.

Blood clots (infarcts) and haemorrhages in the brain Bekuan darah (infark) dan
pendarahan di otak

. Sekitar 10 persen dari otak semua infark menyebabkan epilepsi.

Brain tumours Tumor otak

Karena ini bisa diangkat dengan operasi, penting untuk memeriksa ini jika pasien mengembangkan epilepsi,
terutama jika serangan mulai di bagian terbatas dari otak (serangan fokus - baca artikel tentang jenis-jenis
serangan ). The most important techniques are CT scans and MRI scans. Yang penting teknik yang paling
adalah CT scan dan MRI scan.
Encephalitis Radang otak

kejang berkepanjangan dan kejang demam bisa menyebabkan kerusakan otak.

Alcohol abuse Penyalahgunaan alkohol

Dapat menyebabkan epilepsi sebagai akibat dari kram terkait dengan tremens delirium. Dalam kasus tertentu,
MRI scan mengungkapkan kelainan di otak, tetapi tidak ada bukti penyakit saraf. Such cases are called
cryptogenic (from Greek: kryptos = hidden). Kasus seperti ini disebut kriptogenik (dari bahasa Yunani: Kryptos
= tersembunyi).

Based on a text by Dr Jørgen Alving , consultant Berdasarkan teks oleh Dr Jørgen Alving , konsultan

Epilepsi

Definisi

Manifestasi gangguan otak dengan berbagai etiologi namun gejala tunggal yang khas, yaitu serangan berkala yang
disebabkan oleh lepas muatan listrik neuron kortikal secara berlebihan. Epilepsi adalah suatu penyakit yang ditandai
dengan kecenderungan untuk mengalami kejang berulang. 2% dari penduduk dewasa pernah mengalami kejang.
Sepertiga dari kelompok tersebut mengalami epilepsi.

Etiologi

Ditinjau dari penyebab epilepsi dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu :

1. epilepsi primer atau epilepsi idiopatik yang hingga kini tidak ditemukan penyebabnya
2. epilepsi sekunder yaitu yang penyebabnya diketahui.
Pada epilepsi primer tidak ditemukan kelainan pada jaringan otak. Diduga terdapat kelainan atau gangguan
keseimbangan zat kimiawi dalam sel-sel saraf pada area jaringan otak yang abnormal.

Epilepsi sekunder berarti bahwa gejala yang timbul ialah sekunder, atau akibat dari adanya kelainan pada jaringan
otak.Kelainan ini dapat disebabkan karena dibawa sejak lahir atau adanya jaringan parut sebagai akibat kerusakan otak
pada waktu lahir atau pada masa perkembangan anak.

Penyebab spesifik dari epilepsi sebagai berikut :


1. kelainan yang terjadi selama perkembangan janin/kehamilan ibu, seperti ibu menelan obat-obat tertentu yang
dapat merusak otak janin, menglami infeksi, minum alcohol, atau mengalami cidera.
2. kelainan yang terjadi pada saat kelahiran, seperti kurang oksigen yang mengalir ke otak (hipoksia), kerusakan
karena tindakan.
3. cidera kepala yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak
4. tumor otak merupakan penyebab epilepsy yang tidak umum terutama pada anak-anak.
5. penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan pembuluh darah otak
6. radang atau infeksi pada otak dan selaput otak
7. penyakit keturunan seperti fenilketonuria (FKU), sclerosis tuberose dan neurofibromatosis dapat menyebabkan
kejang-kejang yang berulang.
8. kecerendungan timbulnya epilepsy yang diturunkan. Hal ini disebabkan karena ambang rangsang serangan yang
lebih rendah dari normal diturunkan pada anak.

Factor pencetus

Faktor-faktor pencetusnya dapat berupa :

a. kuarng tidur
b. stress emosional
c. infeksi
d. obat-obat tertentu
e. alcohol
f. perubahan hormonal
g. terlalu lelah
h. fotosensitif

Patofisiologi

Dasar serangan epilepsi ialah gangguan fungsi neuron-neuron otak dan transmisi pada sinaps. Tiap sel hidup, termasuk
neuron-neuron otak mempunyai kegiatan listrik yang disebabkan oleh adanya potensial membrane sel. Potensial
membrane neuron bergantung pada permeabilitas selektif membrane neuron, yakni membrane sel mudah dilalui oleh
ion K dari ruang ekstraseluler ke intraseluler dan kurang sekali oleh ion Ca, Na dan Cl, sehingga di dalam sel terdapat
kosentrasi tinggi ion K dan kosentrasi rendah ion Ca, Na, dan Cl, sedangkan keadaan sebaliknya terdapat diruang
ekstraseluler. Perbedaan konsentrasi ion-ion inilah yang menimbulkan potensial membran.

Ujung terminal neuron-neuron berhubungan dengan dendrite-dendrit dan badan-badan neuron yang lain, membentuk
sinaps dan merubah polarisasi membran neuron berikutnya. Ada dua jenis neurotransmitter, yakni neurotransmitter
eksitasi yang memudahkan depolarisasi atau lepas muatan listrik dan neurotransmitter inhibisi yang menimbulkan
hiperpolarisasi sehingga sel neuron lebih stabil dan tidak mudah melepaskan listrik. Diantara neurotransmitter-
neurotransmitter eksitasi dapat disebut glutamate,aspartat dan asetilkolin sedangkan neurotransmitter inhibisi yang
terkenal ialah gamma amino butyric acid (GABA) dan glisin. Jika hasil pengaruh kedua jenis lepas muatan listrik dan
terjadi transmisi impuls atau rangsang. Hal ini misalnya terjadi dalam keadaan fisiologik apabila potensial aksi tiba di
neuron. Dalam keadaan istirahat, membrane neuron mempunyai potensial listrik tertentu dan berada dalam keadaan
polarisasi. Aksi potensial akan mencetuskan depolarisasi membrane neuron dan seluruh sel akan melepas muatan listrik.

Oleh berbagai factor, diantaranya keadaan patologik, dapat merubah atau mengganggu fungsi membaran neuron
sehingga membrane mudah dilampaui oleh ion Ca dan Na dari ruangan ekstra ke intra seluler. Influks Ca akan
mencetuskan letupan depolarisasi membrane dan lepas muatan listrik berlebihan, tidak teratur dan terkendali. Lepas
muatan listrik demikian oleh sejumlah besar neuron secara sinkron merupakan dasar suatu serangan epilepsy. Suatu sifat
khas serangan epilepsy ialah bahwa beberapa saat serangan berhenti akibat pengaruh proses inhibisi. Di duga inhibisi ini
adalah pengaruh neuron-neuron sekitar sarang epileptic. Selain itu juga system-sistem inhibisi pra dan pasca sinaptik
yang menjamin agar neuron-neuron tidak terus-menerus berlepasmuatan memegang peranan. Keadaan lain yang dapat
menyebabkan suatu serangan epilepsy terhenti ialah kelelahan neuron-neuron akibat habisnya zat-zat yang penting
untuk fungsi otak.

Gejala

Kejang parsial simplek

dimulai dengan muatan listrik di bagian otak tertentu dan muatan ini tetap terbatas di daerah tersebut. Penderita
mengalami sensasi, gerakan atau kelainan psikis yang abnormal, tergantung kepada daerah otak yang terkena.Jika terjadi
di bagian otak yang mengendalikan gerakan otot lengan kanan, maka lengan kanan akan bergoyang dan mengalami
sentakan; jika terjadi pada lobus temporalis anterior sebelah dalam, maka penderita akan mencium bau yang sangat
menyenangkan atau sangat tidak menyenangkan. Pada penderita yang mengalami kelainan psikis bisa mengalami d?j? vu
(merasa pernah mengalami keadaan sekarang dimasa yang lalu).

Kejang Jacksonian

gejalanya dimulai pada satu bagian tubuh tertentu (misalnya tangan atau kaki) dan kemudian menjalar ke anggota gerak,
sejalan dengan penyebaran aktivitas listrik di otak.

Kejang parsial (psikomotor) kompleks

dimulai dengan hilangnya kontak penderita dengan lingkungan sekitarnya selama 1-2 menit. Penderita menjadi goyah,
menggerakkan lengan dan tungkainya dengan cara yang aneh dan tanpa tujuan, mengeluarkan suara-suara yang tak
berarti, tidak mampu memahami apa yang orang lain katakan dan menolak bantuan.
Kebingungan berlangsung selama beberapa menit, dan diikuti dengan penyembuhan total.
Kejang konvulsif (kejang tonik-klonik, grand mal)

biasanya dimulai dengan kelainan muatan listrik pada daerah otak yang terbatas. Muatan listrik ini segera menyebar ke
daerah otak lainnya dan menyebabkan seluruh daerah mengalami kelainan fungsi.

Epilepsi primer generalisata


ditandai dengan muatan listrik abnormal di daerah otak yang luas, yang sejak awal menyebabkan penyebaran
kelainan fungsi. Pada kedua jenis epilepsi ini terjadi kejang sebagai reaksi tubuh terhadap muatan yang
abnormal. Pada kejang konvulsif, terjadi penurunan kesadaran sementara, kejang otot yang hebat dan sentakan-
sentakan di seluruh tubuh, kepala berpaling ke satu sisi, gigi dikatupkan kuat-kuat dan hilangnya pengendalian
kandung kemih. Sesudahnya penderita bisa mengalami sakit kepala, linglung sementara dan merasa sangat
lelah. Biasanya penderita tidak dapat mengingat apa yang terjadi selama kejang.
Kejang petit mal

dimulai pada masa kanak-kanak, biasanya sebelum usia 5 tahun. Tidak terjadi kejang dan gejala dramatis
lainnya dari grand mal. Penderita hanya menatap, kelopak matanya bergetar atau otot wajahnya berkedut-kedut
selama 10-30 detik. Penderita tidak memberikan respon terhadap sekitarnya tetapi tidak terjatuh, pingsan
maupun menyentak-nyentak.

Status epileptikus

merupakan kejang yang paling serius, dimana kejang terjadi terus menerus, tidak berhenti. Kontraksi otot sangat
kuat, tidak mampu bernafas sebagaimana mestinya dan muatan listrik di dalam otaknya menyebar luas. Jika
tidak segera ditangani, bisa terjadi kerusakan jantung dan otak yang menetap dan penderita bisa meninggal.

Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala yang disampaikan oleh orang lain yang menyaksikan terjadinya
serangan epilepsi pada penderita. EEG (elektroensefalogram) merupakan pemeriksaan yang mengukur aktivitas
listrik di dalam otak.
Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak memiliki resiko. Elektroda ditempelkan pada kulit
kepala untuk mengukur impuls listrik di dalam otak. Setelah terdiagnosis, biasanya dilakukan pemeriksaan
lainnya untuk menentukan penyebab yang biasa diobati.Pemeriksaan darah rutin dilakukan untuk:

- mengukur kadar gula, kalsium dan natrium dalam darah

- menilai fungsi hati dan ginjal

- menghitung jumlah sel darah putih (jumlah yang meningkat menunjukkan adanya infeksi).

EKG (elektrokardiogram) dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan irama jantung sebagai akibat dari tidak
adekuatnya aliran darah ke otak, yang bisa menyebabkan seseorang mengalami pingsan. Pemeriksaan CT scan
dan MRI dilakukan untuk menilai adanya tumor atau kanker otak, stroke, jaringan parut dan kerusakan karena
cedera kepala. Kadang dilakukan pungsi lumbal utnuk mengetahui apakah telah terjadi infeksi otak.

Pengobatan
Jika penyebabnya adalah tumor, infeksi atau kadar gula maupun natrium yang abnormal, maka keadaan tersebut
harus diobati terlebih dahulu. Jika keadaan tersebut sudah teratasi, maka kejangnya sendiri tidak memerlukan
pengobatan. Jika penyebabnya tidak dapat disembuhkan atau dikendalikan secara total, maka diperlukan obat
anti-kejang untuk mencegah terjadinya kejang lanjutan. Sekitar sepertiga penderita mengalami kejang
kambuhan, sisanya biasanya hanya mengalami 1 kali serangan. Obat-obatan biasanya diberikan kepada
penderita yang mengalami kejang kambuhan. Status epileptikus merupakan keadaan darurat, karena itu obat
anti-kejang diberikan dalam dosis tinggi secara intravena.
Obat anti-kejang sangat efektif, tetapi juga bisa menimbulkan efek samping.
Salah satu diantaranya adalah menimbulkan kantuk, sedangkan pada anak-anak menyebabkan hiperaktivitas.
Dilakukan pemeriksaan darah secara rutin untuk memantau fungsi ginjal, hati dan sel -sel darah. Obat anti-
kejang diminum berdasarkan resep dari dokter. Pemakaian obat lain bersamaan dengan obat anti-kejang harus
seizin dan sepengetahuan dokter, karena bisa merubah jumlah obat anti-kejang di dalam darah.

Keluarga penderita hendaknya dilatih untuk membantu penderita jika terjadi serangan epilepsi. Langkah yang
penting adalah menjaga agar penderita tidak terjatuh, melonggarkan pakaiannya (terutama di daerah leher) dan
memasang bantal di bawah kepala penderita. Jika penderita tidak sadarkan diri, sebaiknya posisinya
dimiringkan agar lebih mudah bernafas dan tidak boleh ditinggalkan sendirian sampai benar-benar sadar dan
bisa bergerak secara normal. Jika ditemukan kelainan otak yang terbatas, biasanya dilakukan pembedahan untuk
mengangkat serat-serat saraf yang menghubungkan kedua sisi otak (korpus kalosum). Pembedahan dilakukan
jika obat tidak berhasil mengatasi epilepsi atau efek sampingnya tidak dapat ditoleransi.

Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati kejang

Obat Jenis epilepsi Efek samping yg mungkin terjadi

Karbamazepin Generalisata, parsial Jumlah sel darah putih & sel darah merah berkurang

Etoksimid Petit mal Jumlah sel darah putih & sel darah merah berkurang

Gabapentin Parsial Tenang

Lamotrigin Generalisata, parsial Ruam kulit

Fenobarbital Generalisata, parsial Tenang

Fenitoin Generalisata, parsial Pembengkakan gusi

Primidon Generalisata, parsial Tenang

Valproat Kejang infantil, petit mal Penambahan berat badan, rambut rontok

Prognosis

Prognosis epilepsy bergantung pada beberapa hal, di antaranya jenis epilepsi factor penyebab, saat pengobatan
dimulai, dan ketaatan minum obat. Pada umumnya prognosis epilepsy cukup menggembirakan. Pada 50-70%
penderita epilepsy serangan dapat dicegah dengan obat-obat, sedangkan sekitar 50 % pada suatu waktu akan
dapat berhenti minum obat. Serangan epilepsi primer, baik yang bersifat kejang umum maupun serangan lena
atau melamun atau absence mempunyai prognosis terbaik. Sebaliknya epilepsi yang serangan pertamanya mulai
pada usia 3 tahun atau yang disertai kelainan neurologik dan atau retardasi mental mempunyai prognosis
relative jelek.

Apa Itu Epilepsi?


30 Maret, 2009
Banyak orang tua yang menjadi frustasi begitu mengetahi anaknya terkena epilespi atau yang
lazim disebut ayan. Bayangan akan masa depan anak yang suram, ditambah lagi penderitaan anak yang sering
mendadak kejang-kejang terus berkelebatan. Meski belum ada pengobatan yang benar-benar dapat
menyembuhkan epilepsi, namun dengan pengobatan yang benar dan teratur lebih dari 80% anak pengindap
epilepsi dapat hidup dengan normal. Hal ini sesuai dengan pendapat dari William R. Turk, MD, Kepala Divisi
Neurology di Nemours Children’s’ Clinic, Jacksonville, Florida yang menyatakan bahwa: “Kita tak punya obat
untuk menyembuhkan epilepsi, dan malangnya terapi serangan mendadak praktis tak ada. Cuma ada cara
bagaimana mengelola serangan itu, namun demikian pada anak, tetap ada peluang.

Jika orangtua dapat memberikan pengobatan tepat, serangan mendadak mungkin bisa dienyahkan. Pandangan
yang selama ini berkembang, epilepsi adalah sebuah penyakit turunan yang menular dan tidak bisa diobati.
Ternyata hal ini dibantah oleh dua dokter anak yang merupakan pakar saraf anak FKUI/RSCM Jakarta, yakni
Dr. Hardiono S Pusponegoro, Sp A dan Dr. Irawan Mangunatmadja, Sp A. Menurut kedua pakar tersebut,
epilepsi bisa disembuhkan dengan total dan hanya 1% dari total penyandang epilepsi di Indonesia yang
diturunkan secara genetika atau keturunan. Dan deteksi serta perawatan yang dini bagi penyandang epilepsi,
terutama sejak balita sangat efektif menyembuhkannya dari penyakit epilepsi secara total.

Terdapat banyak definisi tentang epilepsi diantaranya adalah:

1. Epilepsi merupakan lepas muatan listrik yang berlebihan dan mendadak, sehingga penerimaan serta
pengiriman impuls dalam/dari otak ke bagian-bagian lain dalam tubuh terganggu.
2. Epilepsi adalah penyakit serebral kronik dengan karekteristik kejang berulang akibat lepasnya muatan
listrik otak yang berlebihan dan bersivat reversibel (Tarwoto, 2007)
3. Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-gejala yang datang dalam serangan-
serangan, berulang-ulang yang disebabkan lepas muatan listrik abnormal sel-sel saraf otak, yang bersifat
reversibel dengan berbagai etiologi (Arif, 2000)
4. Epilepsi adalah sindroma otak kronis dengan berbagai macam etiologi dengan ciri-ciri timbulnya
serangan paroksismal dan berkala akibat lepas muatan listrik neron-neron otak secara berlebihan dengan
berbagai manifestasi klinik dan laboratorik (anonim, 2008)

Jenis Epilepsi meliputi, epilepsi tonik klonik (grandmal), epilepsi absans (petit mal), epilepsi parsial sederhana,
epilepsi parsial komplek, epilepsi atonik, dan epilepsi mioklonik. Penyakit efpilepsi disebabkan oleh bayak hal
diantaranya: faktor genetik/turunan (meski relatif kecil antara 5-10 persen), kelainan pada menjelang-sesudah
persalinan, cedera kepala, radang selaput otak, tumor otak, kelainan pembuluh darah otak, adanya genangan
darah/nanah di otak, atau pernah mengalami operasi otak. Selain itu, setiap penyakit atau kelainan yang
mengganggu fungsi otak dapat pula menyebabkan kejang. Bisa akibat trauma lahir, trauma kepala, tumor otak,
radang otak, perdarahan di otak, hipoksia (kekurangan oksigen dalam jaringan), gangguan elektrolit, gangguan
metabolisme, gangguan peredarah darah, keracunan, alergi dan cacat bawaan

Secara umum masyarakat di Indonesia salah mengartikan penyakit epilepsi. Akibatnya, penderita epilepsi sering
dikucilkan. Padahal, epilepsi bukan termasuk penyakit menular, bukan penyakit jiwa, bukan penyakit yang
diakibatkan “ilmu klenik”, dan bukan penyakit yang tidak bisa disembuhkan.

Sekitar 400.000 anak di AS mengidap epilepsi, dan mereka dapat mengendalikan serangan mendadak itu serta
mampu hidup normal.Lalu bagaimana jika anak kena serangan mendadak? Biasanya serangan ini berlangsung
amat cepat, dan Anda tak punya cukup banyak waktu untuk berbuat sesuatu. Peristiwa kejang-kejang, dengan
mulut mengeluarkan busa, seringkali menjadi momen yang mencekam bahkan menakutkan. Dalam manghadapi
hal tersebut, kita harus waspada dan tetap tenang sehingga dapat memberikan bantuan yang optimal.

Hal yang harus dilakukan pada saat penderita terkena serangan adalah:

1. Hindarkan penderita dari benda-benda berbahaya yang berpotensi melukai dirinya


2. Kendorkan pakaian di area leher, termasuk ikat pinggang
3. Taruh bantal atau sesuatu yang lembut di bawah kepala
4. Baringkan dia menghadap ke satu sisi

Hal yang tidak boleh dilakukan selama penderita terkena serangan:

1. 1. Meletakkan benda di mulutnya. Jika penderita mungkin menggigit lidahnya selama serangan
mendadak, menyisipkan benda di mulutnya kemungkinan tak banyak membantu. Anda malah mungkin
tergigit, atau parahnya, tangan Anda malah mematahkan gigi si penderita.
2. Mencoba membaringkan penderita. Orang, bahkan anak-anak, secara ajaib memiliki kekuatan otot yang
luar biasa selama mendapat serangan mendadak. Mencoba membaringkan si penderita ke lantai bukan
hal mudah dan tidak baik juga.
3. Berupaya menyadarkan si penderita dengan bantuan pernapasan mulut ke mulut selama dia mendapat
serangan mendadak, kecuali serangan itu berakhir. Jika serangan berakhir, segera berikan alat bantu
pernapasan dari mulut ke mulut jika si penderita tak bernapas.

Kejang yang tiba-tiba datang pada penderita epilepsi dapat dicegah dengan cara:

1. Demam tinggi pada penderita dapat diatas dengan cara memberi obat demam dengan penurun panas
dan kompres dengan lap hangat (lebih kurang panasnya dengan suhu badan si penderita) selama kurang
lebih 15 menit, bila mencapai 38.5 derajat celcius atau lebih
2. Jangan melakukan pengkompresan dengan lap yang dingin, karena dapat menyebabkan korslet di otak
(akan terjadi benturan kuat karena atara suhu panas tubuh si penderita dengan lap pres dingin)
3. Kalau dinyatakan epilepsi, segera minum obat resep dokter secara teratur
4. Sediakan obat anti kejang lewat dubur di rumah jika kejang membuat penderita tidak mungkin
meminum obat.
5. Sedia selalu obat penurun panas di rumah seperti parasetamol.

Terapi awal yang bisa dilakukan di rumah, adalah dengan campuran daun lidah buaya dan es batu. Cari daun
lidah buaya secukupnya. Haluskan, kemudian dimasukkan ke dalam panci. Beri es batu, ditambah sedikit
garam. Selanjutnya campuran tadi, digunakan untuk mengompres kepala. Lakukan sehari satu kali, selama tujuh
hari berturut-turut.

Epilepsy(Seizure Disorder)
Eclampsia
Eclampsia adalah kondisi yang mengancam nyawa yang dapat berkembang pada wanita-wanita hamil. Gejala-
gejalanya termasuk peningkatan-peningkatan tekanan darah yang tiba-tiba dan seizure-seizure. Wanita-wanita
hamil yang mengembangkan seizure-seizure yang tidak diharapkan harus segera dilarikan kerumah sakit.
Eclampsia dapat dirawat di rumah sakit dan biasanya tidak berakibat pada seizure-seizure tambahan atau
epilepsy sekali kehamilan berlalu.

Mendiagnosa Epilepsy
Dokter-dokter telah mengembangkan sejumlah tes-tes yang berbeda untuk menentukan apakah seseorang
mempunyai epilepsy dan, jika begitu, jenis apa dari seizure-seizure orang itu punya. Pada beberapa kasus-kasus,
orang-orang mungkin mempunyai gejala-gejala yang terlihat sangat mirip seperti seizure namun faktanya
adalah nonepileptic events yang disebabkan oleh penyakit-penyakit lain. Bahkan dokter-dokter mungkin tidak
mampu untuk memberitahu perbedaan antara penyakit-penyakit ini dan epilepsy tanpa pengamatan dekat dan
pengujian intensif.

EEG Monitoring

EEG merekam gelombang-gelombang otak yang dideteksi oleh elektrode-elektrode yang ditempatkan pada
kulit kepala. Ini adalah tes diagnostik yang paling umum untuk epilepsy dan dapat mendeteksi kelainan-
kelainan dalam aktivitas elektrik otak. Orang-orang dengan epilepsy seringkali mempunyai perubahan-
perubahan dalam pola normal dari gelombang-gelombang otak mereka, bahkan ketika mereka tidak mengalami
seizure. Sementara tipe dari tes ini dapat menjadi sangat bermanfaat dalam mendiagnosa epilepsy, ia adalah
tidak foolproof (dengan mudah sehingga orang dungu pun bisa). Beberapa orang-orang terus menerus
menunjukan pola-pola gelombang otak yang normal bahkan setelah mereka telah mengalami seizure. Pada
kasus-kasus lain, gelombang-gelombang otak yang biasa dihasilkan jauh didalam otak dimana EEG tidak
mampu untuk mendeteksi mereka. Banyak orang-orang yang tidak mempunyai epilepsy juga menunjukan
beberapa aktivitas otak yang tidak biasa pada EEG. Kapan saja mungkin, EEG harus dilakukan dalam 24 jam
dari seizure pertama pasien. Idealnya, EEGs harus dilakukan ketika pasien sedang tidur serta ketika ia bangun,
karena aktivitas otak selama tidur adalah seringkali sangat berbeda darpada pada saat-saat yang lain.

Pengamatan video seringkali digunakan dalam hubungan dengan EEG untuk menentukan sifat dari seizure-
seizure seseorang. Ia juga dapat digunakan dalam beberapa kasus-kasus untuk menyampingkan penyakit-
penyakit lain seperti cardiac arrythmia atau narcolepsy yang mungkin terlihat seperti epilepsy.

Scan-Scan Otak

Salah satu dari cara-cara yang paling penting dalam mendiagnosa epilepsy adalah melalui penggunaan dari
scan-scan otak. Scan-scan otak yang paling umum digunakan termasuk CT (computed tomography), PET
(positron emission tomography) dan MRI (magnetic resonance imaging). Scan-scan CT dan MRI mengungkap
struktur dari otak, yang dapat bermanfaat untuk mengidentifikasi tumor-tumor otak, cysts (kista-kista), dan
kelainan-kelainan struktur lain. PET dan jenis MRI yang diadaptasi yang disebut functional MRI (fMRI) dapat
digunakan untuk memonitor aktivitas otak dan mendeteksi kelainan-kelainan dalam bagaimana ia bekerja.
SPECT (single photon emission computed tomography) adalah jenis yang relatif baru dari scan otak yang
adakalanya digunakan untuk menemukan seizure foci dalam otak.

Pada beberapa kasus-kasus, dokter-dokter mungkin menggunakan tipe yang bersifat percobaan dari scan otak
yang disebut magnetoencephalogram, atau MEG. MEG mendeteksi sinyal-sinyal magnet yang dihasilkan oleh
neuron-neuron untuk mengizinkan dokter-dokter untuk memonitor aktivitas otak pada titik-titik yang berbeda
dalam otak melalui waktu, yang mengungkapkan fungsi-fungsi otak yang berbeda. Sementara MEG adalah
serupa dalam konsepnya pada EEG, ia tidak memerlukan elektrode-elektrode dan ia dapat mendeteksi sinyal-
sinyal dari yang lebih dalam dalam otak daripada EEG. Dokter-dokter juga sedang mengadakan percobaan
dengan scan-scan otak yang disebut magnetic resonance spectroscopy (MRS) yang dapat mendeteksi
kelainan-kelainan dalam proses-proses biokimia otak, dan dengan near-infrared spectroscopy, teknik yang dapat
mendeteksi tingkat-tingkat oksigen dalam jaringan otak.
Sejarah Medis

Mengambil sejarh medis yang mendetil, termasuk gejala-gejala dan durasi dari seizure-seizure, adalah masih
salah satu dari metode-metode yang terbaik yang tersedia untuk menentukan apakah seseorang mempunyai
epilepsy dan jenis apa dari seizur-seizura yang dia punya. Dokter akan menanyakan pertanyaan-pertanyaan
tentang seizure-seizure dan segala penyakit-penyakit dahulu atau gejala-gejala laian seseorang mungkin telah
mempunyai. Karena orang-orang yang elah menderita seizure seringkali tidak ingat apa yang telah terjadi,
hitungan-hitungan sizure dari pemberi perawatan adalah vital pada evaluasi ini.

Tes-Tes Darah

Dokter-dokter seringkali mengambil contoh-contoh darah untuk pengujian, terutama ketika mereka sedang
memeriksa seorang anak. Contoh-contoh darah ini seringkali disaring untuk penyakit-penyakit metabolik atau
genetik yang mungkin berhubungan dengan seizure-seizure. Mereka juga mungkin digunakan untuk memeriksa
persoalan-persoalan yang mendasainya seperti infeksi-infeksi, keracunan timah, anemia, dan diabetes yang
mungkin menyebabkan atau mencetuskan seizure-seizure.

Tes-Tes Perkembangan, Neurological, dan Kelakuan

Dokter-dokter sering menggunakan tes-tes yang dipikirkan untuk mengukur kemampuan-kemampuan motor,
kelakuan, dan kapasitas intelektual sebagai cara untuk menentukan bagaimana epilepsy mempengaruhi orang
itu. Tes-tes ini juga dapat menyediakan petunjuk-petunjuk tentang jenis apa dari epilepsy orang itu punya.

FARMAKOLOGI PENGOBATAN PENYAKIT EPILEPSI

A. Latar Belakang
Pada dasarnya setiap orang dapat mengalami epilepsi. Setiap orang memiliki otak dengan ambang bangkitan
masing-masing apakah lebih tahan atau kurang tahan terhadap munculnya bangkitan. Selain itu penyebab
epilepsy cukup beragam; cedera otak, keracunan, stroke, infeksi, infestasi parasit, tumor otak. Epilepsy dapat
terjadi pada laki-laki maupun perempuan, umur berapa saja, dan ras apa saja. Jumlah penderita epilepsy
meliputi 1-2% dari populasi. Secara umum diperoleh gambaran bahwa insidensi epilepsy menunjukkan pola
bimodal: puncak insidensi terdapat pda golongan anak dan usia lanjut.
Factor etiologi berpengaruh terhadap penentuan prognosis. Penyebab utama, ialah epilepsy idopatik, remote
symptomatic epilepsy (RSE), epilepsy simtomatic akut dan epilepsy pada anak-anak yang didasari oleh
kerusakan otak pada saat peri-atau antenatal. Dalam klasifikasi tersebut ada dua jenis epilepsy menonjol, ialah
epilepsy idiopatik dan RSE. Dari kedua tersebut terdapat banyak etiologi dan sindro yang berbeda, masing-
masing dengan prognosis yang baik dan yang buruk. (1)
Epilepsy simtomatik yang didasari oleh kerusakan jaringan otak yang tampak jelas pada CT scan atau magetic
resonance imaging (MRI) maupun kerusakan otak yang tak jelas tetapi dilatarbelakangioleh masalah antenatal
atau perinatal dengan difisit neurologik yang jelas. Semntara itu, dipandang darikemungkinan terjadinya
bangkitan ulang pasca-awitan, definisi neurologik dalam kaitannya dengan umur saat awitan mempunyai nilai
prediksi sebagai berikut :
· Apabila pada saatlahir telah terjadi deficit neurologik maka dalam waktu 12 bulan pertama seluruh kasus

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud epilepsy ?
2. Sebutkan penyebab dari epilepsy ?
PEMBAHASAN

A. Pengertian Epilepsi
Epilepsy merupakan gangguan susu saraf pusat (SSP) yang dicirikan oleh terjadinya bangkitan (seizure, fit,
attact, spell) yang bersifat spontan (Unprovoked) dan berkala. Bangkitan dapat diartikan sebagai modifikasi
fungsi otak yang bersifat mendadak dan sepintas, yang berasal dari sekelompok besar sel-sel otak, dominant
dari pada proses inhibisi. Perubahan-perubahan di dalam eksitasi aferen, disinhibisi, pergeseran konsentrasi ion
ekstraselular, voltage-gated ion-channel opening dan menguatkan sinkroni neuron sangat penting artinya dalam
hal inisiasi dan perambatan aktivitas bangkitan epileptic. Aktivitas neuron diatur oleh konsentrasi ion di dalam
ruang ekstraselular dan intraselular, dan oleh gerakan keluar masuk ion-ion menerobos membrane neuron.
Epilepsy yang sukar untuk mengendalikan secara medis atau pharmacoresistant, sebab mayoritas pasien dengan
epilepsy adalah bersifat menentang, kebanyakan yang sering terserang terlebih dahulu yaitu bagian kepala. Obat
yang bisa menenangkan antiepileptic yang standar. Berkaitan dengan biomolekular basis kompleksnya. Sakit
kepala yang menyrang sukar sekali untuk diperlakukan secara pharmakologis, walaupun obat antiepileptic
sudah secara optimal diberikan, sekitar 30-40% tentang penderita epilepsy yang terjangkit, biasanya pasien
melakukan operasi pembedahan untuk menghilangkan rasa sakit sementara. Akan tetapi gejala epilepsy akan
timbul sesekali, karena epilepsy sukar untuk dihilangkan rasa sakit kepala yang menyerang.
Setiap orang punya resiko satu di dalam 50 untuk mendapat epilepsy. Penggunaan narkotik dan peminum
alcohol punya resiko lebih tinggi. Pengguna narkotik mungkin mendapat seizure pertama karena menggunakan
narkotik, tapi selanjutnya mungkin akan terus mendapat seizure walaupun sudah lepas dari narkotik. Di Inggris,
satu orang diantara 131 orang menyindap epilepsy. Jadi setidaknya 456000 penyidap epilepsy di Inggris.
Epilepsy dapat menyerang anak-anak, orang dewasa, para orang tua bahkan bayi yang baru lahir, angka
kejadian epilepsy pada pria lebih tinggi dibandingkan pada wanita, yaitu 1-3% penduduk akan menderita
epilepsy seumur hidup. Di Amerika Serikat, satu diantara 100 populasi (1%) penduduk terserang epilepsy dan
kurang lebih 2,5 juta diantraranya telah menjalani pengobatan pada lima tahun terakhir. Menurut World Health
Organization (WHO sekira 50 juta penduduk di seluruh dunia mengidap epilepsy (2004 Epilepsy,com).

B. Gejala Epilepsi
· Epilepsi Grand Mal
Epilepsi grand mal ditandai dengan timbulnya lepas muatan listrik yang berlebihan dari neuron diseluruh area
otak-di korteks, dibagian dalam serebrum dan bahkan di batang otak dan thalamus, kejang grand mal
berlangsung selama 3 atau 4 menit.
· Epilepsy Peti mal
Epilepsy ini biasanya ditandai dnegan timbulnya keadaan tidak sadar atau penurunan kesadaran selama 3
sampai 30 detik, dimana selama waktu serangan ini penderita merasakan beberapa kontraksi otot seperti
sentakan (twitch-like), biasanya di daerah kepala, terutama pengedipan mata.
· Epilepsy Fokal
Epilepsy fokal dapat melibatkan hamper setiap bagian otak, bagi regoi setempat pada korteks serebri atau
struktur-struktur yang lebih dalam pada serebrum dan batang otak. Epilepsy fokal disebabkan oleh resi organic
setempat atau adanya kelainan fungsional.
System saraf merupakan communication network (jaringan komunikasi). Otak berkomunikasi dengan organ-
organ tubuh yang lain melalui sel-sel saraf (neuron). Pada kondisi normal, impuls saraf dari otak secara elektrik
akan dibawah neurotransmitter seperti GABA (gamma-aminobutiric acid) dan glutamate melalui sel-sel saraf
9neuron) ke organ-organ tubuh yang lain.
Factor mencetus epilepsy :
· Tekanan
· Kurang tidur atau rehat
· Sensitive pada cahaya yang terang (photo sensitive), dan
· Minum minuman keras
· Kejadian paroksismal
Diagnosis banding untuk kejadian yang bersifat paroksismal meliputi sinkrop, migren, TIA (Transentlschaemic
Attack), paralysis periodic, gangguan gastrointestinal, gangguan gerak dan breath holding spesll. Diagnosis ini
bersifat mendasar
· Epilepsy parsial sederhana
Diagnosis ini meliputi TIA, migren, hiperventilasi, tics, mioklonus dan spasmus hemifasialis. TIA dapat muncul
dengan gejala sensorik yang dibedakan dengan epilepsy parsial sederhan. Keduanya paroksimal, bangkitan
dapat berupa kehilangan pandangan sejenak dan mengalami penderita lanjut usia.
· Epilepsy parsial kompleks
Diagnosis banding ini berkaitan dengan tingkat kehilangan kesadaran, mulai dari drop anttacks sampai dengan
pola perilaku yang rumit. Secara umum diagnosis ini meliputi sinkrop, migren, gangguan tidur, bangkitan non
epileptic, narkolepsi, gangguan metabolic dan transient global amnesia.

C. Penyebab Epilepsi
Setelah diagnosa ditetapkan maka tindakan terapeutik diselenggarakan. Semua orang yang menderita epilepsy,
baik yang idiopatik maupun yang non idiopatik, namun proses patologik yang mendasarinya tidak bersifat
progresi aktif seperti tumor serebri, harus mendapat terapi medicinal. Obat pilihan utama untuk pemberantasan
serangan epileptic jenis apapun, selain petit mal, adalah luminal atau phenytoim. Untuk menentukan dosis
luminal harus diketahuiumur penderita, jenis epilepsinya, frekuensi serangan dan bila sudah diobati dokter lain.
Dosis obat yang sedang digunakan. Untuk anak-anak dosis luminal ialah 35 mg/kg/BB/hari, sedangkan orang
dewasa tidak memerlukan dosis sebanyak itu. Orang dewasa memerlukan 60 sampai 120 mg/hari. Dosis
phenytoin (Dilatin, Parke Davis) untuk anak-anak ialah 5 mg.kg/BB/hari dan untuk orang dewasa 5-15
mg/kg/BB/hari. Efek phenytoin 5 mg.kg/BB/hari (kira-kira 300 mg sehari) baru terlihat dalam lima hari. Maka
bila efek langsung hendak dicapai dosis 15 mg/kg/BB/hari (kira-kira 800 mg/hari) harus dipergunakan.
Efek anti konvulsan dapat dinilai dari “follow up”. Penderita dnegan frekuensi serangan umum 3 kali seminggu
jauh lebih mudah diobati dibanding dengan penderita yang mempunyai frekuensi 3 kali setahun. Pada
kunjungan “follow up” dapat dilaporkan hasil yang baik, yang buruk atau yang tidak dapat dinilai baik atau
buruk oleh karena frekuensi serangan sebelum dan sewaktu menjalani terapi baru masih kira-kira sama. Bila
frekuensinya berkurang secara banding, dosis yang sedang dipergunakan perlu dinaikkan sedikit. Bila
frekuensinya tetap, tetapi serangan epileptic dinilai oleh orang tua penderita atau penderita epileptic Jakson
motorik/sensorik/’march’ sebagai ‘enteng’ atau’jauh lebih ringan’, maka dosis yang digunakan dapat
dilanjutkan atau ditambah sedikit. Jika hasilnya buruk, dosis harus dinaikkan atau ditambah dnegan
antikonvulsan lain.
· Pemeriksaan pencitraan otak
MRI bertujuan untuk melihat struktur otak dan melengkapid ata EEG. Yang bermanfaat untuk membandingkan
hipokampus kanan dan kiri. Disamping itu juga dapat mengidentifikasi kelainan pertumbuhan otak, tumor yang
berukuran kecil, malformasi vascular tertentu dan penyakit demielinisasi.

D. Pencegahan Epilepsi
Evaluasi penderita dnegan gejala yang bersifat paroksismal, terutama dengan factor penyebab yang tidak
diketahui, memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus untuk dapat menggali dan menemukan data yang
relevan. Diagnosis epilepsy didasarkan atas anamnesis dan pemeriksaan klinik dikombinasikan dengan hasil
pemeriksaan EEG dan radiologist. Penderita aqtau orang tuanya perlu diminta keterangannya tentang riwayat
adanya epilepsy dikeluarganya. Kemudian dilanjutkan dengan beberapa pemeriksaan antara lain :
· Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan ini menapis sebab-sebab terjadinya bangkitan dnegan menggunakan umur dan riwayat penyakit
sebagai pegangan. Pada usia lanjut auskultasi di daerah leher penting untuk menditeksi penyakit vascular. Pada
anak-anak dilihat dari pertumbuhan yang lambat, adenoma sebasea (tuberous sclerosis) dan organomegali
(srorage disease).
· Elektro-ensefalograf
Pada epilepsy pola EEG dapat membantu untuk nenetukan jenis dan lokasi bangkitan. Gelombang epileptiform
berasal dari cetusan paroksismal yang bersumber pada sekelompok neuron yang mengalami depolarisasi secara
sinkron. Gambaran epileptiform anatarcetusan yang terekam EEG muncul dan berhenti secara mendadak, sering
kali morfologi yang khas.
· Pemeriksaan pencitraan otak
MREI bertujuan untukmelihat struktur otak dan melengkapi data EEG. Yang bermanfaat untuk membandingkan
hipokampus kanan dan kiri. Disamping itu juga dapat mengidentifikasi kelainan pertumbuhan otak, tumor yang
berukuran kecil, malformasi vascular tertentu dan penyakit demielinisasi.

E. Pengobatan Epilepsi
Obat pertama yang paling lazim dipergunakan
(seperti: sodium valporat, Phenobarbital dan phenytoin).
· Ini adalah anjuran bagi penderita epilepsy yang baru
· Obat-obat ini akan memberi efek samping seperti gusi bengkak, pusing, jerawat dan badan berbulu
(Hirsutisma), bengkak biji kelenjar dan osteomalakia.
Obat kedua yang lazim digunakan :
(seperti: lamotrigin, tiagabin dan gabapetin)
· Jika tidak terdapat perubahan kepala penderita setelah menggunakan obat pertama, obatnya akan di tambah
dengan obatan kedua
· Lamotrigin telah diluluskan sebagai obat pertama di Malaysia
· Obat baru yang diperkenalkan tidak dimiliki efek samping, terutama dalam hal kecacatan sewaktu kelahiran.

A. Kesimpulan
Epilepsy merupakan gangguan saraf pusat (SSP) yang dicirikan oleh terjadinya bangkitan (seizure, fit, attact,
spell) yang bersifat spontan (unprovoked) dan berkala. Bangkitan dapat diartikan sebagai modifikasi fungtsi
otak yang bersifat mendadak dan sepintas yang berasal dari sekelompok besar sel-sel otak, bersifat sinkron dan
berirama.
Penyebab terjadinya epilepsy :
1. Cedera otak
2. Keracunan
3. Infeksi
4. Infestasi parasit
5. Tumor otak
6. Epilepsi idopatik

B. Saran
Saran kami tujuan kepada masyarakat dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi minuman keras yang akibatnya
akan mengalami kehilangan kesadaran, karena hal itu merupakan factor utama epilepsy kompleks
Dianjurkan kepada petugas kesehatan untuk tidak melakukan operasi pembedahan sembarangan karena hal itu
hanya menghilangkan rasa sakit sementara dan suatu saat gejala epilepsy akan timbul kembali.

Anda mungkin juga menyukai