1. Definisi
atau reversibel parsial, serta adanya respons inflamasi paru terhadap partikel
dispnea saat aktivitas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-
2. Penyebab
1. Kebiasaan merokok
2. Polusi Udara
(2007) adalah:
1. Asma Bronchiale suatu penyakit yang ditandai dengan tanggap reaksi yang
dalam bentuk batuk kronis dan pembentuk sputum selama 3 bulan dalam
alveolar.
3. Merokok.
dirasakan.
6. Polusi udara.
obstuksi kronik.
9. Kurangnya alfa anti tripsin. Ini merupakan kekurangan suatu enzim yang
kekurangan enzim ini dapat terkena empisema pada usia yang relatif muda,
3. Patofisiologi
karbondioksida dan air sebagai hasil metabolisme. Proses ini terdiri dari tiga
tahap, yaitu ventilasi, difusi dan perfusi. Ventilasi adalah proses masuk dan
keluarnya udara dari dalam paru. Difusi adalah peristiwa pertukaran gas
ekspirasi paksa detik pertama (VEP1), dan rasio volume ekspirasi paksa
2001).
dan menyebabkan penumpukan mukus kental dalam jumlah besar dan sulit
memanjang dan sulit dilakukan akibat mukus yang kental dan adanya
Dengan demikian, apabila tidak terjadi recoil pasif, maka udara akan
1. Bronchitis Kronis
a. Definisi Bronchitis
batuk kronis dan pembentuk sputum selama 3 bulan dalam setahun, paling
2. Emfisema
a. Definisi
Suddarth, 2002).
3. Asthma Bronchiale
a. Definisi
Suatu penyakit yang ditandai dengan tanggap reaksi yang meningkat dari
5. Manifestasi klinis
pasien PPOK. Batuk bersifat produktif, yang pada awalnya hilang timbul
lalu kemudian berlangsung lama dan sepanjang hari. Batuk disertai dengan
produksi sputum yang pada awalnya sedikit dan mukoid kemudian berubah
lama, sepanjang hari, tidak hanya pada malam hari, dan tidak pernah hilang
sama sekali, hal ini menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas yang
akut meliputi:
1. Pemeriksaan radiologi
a. Pada bronchitis kronik secara radiologis ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan:
1) Tubular shadows atau farm lines terlihat bayangan garis-garis
3. Pemeriksaan EKG
Kelainan yang paling dini adalah rotasi clock wise jantung. Bila
pulmonal pada hantaran II, III, dan aVF. Voltase QRS rendah Di V1 rasio
R/S lebih dari 1 dan V6 rasio R/S kurang dari 1. Sering terdapat RBBB
inkomplet.
7. Komplikasi
1. Hipoxemia
mmHg, dengan nilai saturasi Oksigen <85%. Pada awalnya klien akan
2. Asidosis Respiratory
3. Infeksi Respiratory
Infeksi pernafasan akut disebabkan karena peningkatan produksi mukus,
dyspnea.
4. Gagal jantung
ini sering kali berhubungan dengan bronchitis kronis, tetapi klien dengan
5. Cardiac Disritmia
Timbul akibat dari hipoxemia, penyakit jantung lain, efek obat atau
asidosis respiratory.
6. Status Asmatikus
seringkali terlihat.
8. Penatalaksanaan
harian.
sesuai dengan kuman penyebab infeksi yaitu sesuai hasil uji sensitivitas
kontroversial.
5. Pengobatan simtomatik.
bronkus.
2. Latihan pernapasan, untuk melatih penderita agar bisa melakukan
baik.
c. Fisioterapi
6. Terapi oksigen jangka panjang bagi pasien yang mengalami gagal napas
menemui kesulitan bekerja, merasa sendiri dan terisolasi, untuk itu perlu
1. Pengkajian
untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk tinggi · Dispnea pasa saat
massa otot
2. Sirkulasi
menunjukkan anemia.
3. Integritas Ego
4. Makanan/ cairan
5. Hyegene
melakukan aktivitassehari-hari
6. Pernafasan
secara terus-menerus.
atau tidak adanya bunyi nafas (asma) · Perkusi : Hiperesonan pada area
paru (mis. Jebakan udara denganemfisema); bunyi pekak pada area paru
dari 4 atau 5 kata sekaligus. · Warna : pucat dengan sianosis bibir dan
(emfisema).
7. Keamanan
8. Seksualitas
9. Interaksi Sosial
2. Diagnose keperawatan
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8
Jakarta: EGC