Oleh:
Nama : Rizky Raudhatul Jannah
NIM : 160210103052
Prodi : Pendidikan Biologi
Dosen Pembimbing Lapangan : Drs. Wachju Subchan, MS.,Ph.D
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui beberapa indikator
keberhasilan yakni : (1)Kecenderungan hasil belajar dan kemampuan berpikir
kritis dari siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Jember melalui pembelajaran model
PBL (Problem Best Learning). (2)Mengetahui perbedaan hasil belajar dari siswa-
siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Jember melalui pembelajaran model PBL
(Problem Best Learning). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
teknik observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
sangat signifikan antara hasil belajar IPA dengan model PBL dan dengan model
DI ditinjau dari kemampuan berpikir kritis siswa dalam mengikuti pembelajaran
dalam mengerjakan LKPD yang diberikan. Skor rata-rata hasil belajar UH IPA
dengan model PBL lebih tinggi daripada DI. Hal ini berarti bahwa model PBL
lebih efektif daripada model DI.
Kata kunci : PBL, Hasil Belajar IPA, Berpikir kritis
PENDAHULUAN
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu bidang studi
dari pendidikan di sekolah sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari
didalam lingkungan masyarakat. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan cabang ilmu
pengetahuan yang bertujuan mempelajari dan memahami kejadian atau fenomena
alam yang terjadi di lingkungan sekitar (Patonah, 2014). Proses pembelajaran IPA
yang sesungguhnya harus menekankan pada keterampilan proses dan sikap ilmiah
siswa dalam menemukan pengetahuan mengenai fenomena alam dalam kehidupan
sehari-hari. Sebagaimana menurut Kemendikbud (2016), dalam pembelajaran
IPA, peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan
informasi kompleks. Peserta didik harus diarahkan untuk mencerna pengetahuan
yang didapat agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan,
maka peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah,
menemukan segala sesuatu untuk dirinya dengan menggali secara mandiri ide-
idenya.
Efektivitas dalam suatu pembelajaran dapat diketahui apabila semua
indikator kompetensi dapat tercapai berdasarkan target pembelajaran baik proses
pembelajaran maupun hasil belajar peserta didik. Pembelajaran IPA terdapat
beberapa indikator kompetensi yang diharapkan dapat tercapai meliputi tiga aspek
yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan),
namun pada saat ini yang hanya dikembangkan aspek kognitif saja, sehingga
pembelajaran belum efektif dalam mencapai semua indikator kompetensi yang
diharapkan dan sesuai dengan kurikulum 2013 revisi. Sebagaimana
Permendikubud No. 22 Tahun 2016, yakni proses pembelajaran sepenuhnya
diarahkan pada pengembangan ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Pengembangan ranah yang satu tidak dapat dipisahkan dengan ranah lainnya,
dengan demikian proses pembelajaran secara utuh dapat menciptakan kualitas
pribadi yang mencerminkan keutuhan penugasan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran IPA di SMP Negeri
3 Jember, ditemukan bahwa masih banyak yang belum tercapai dari hasil belajar
siswa. Hal ini tampak dari rata-rata hasil ulangan harian VIII A tahun pelajaran
2019/2020 yaitu 75 yang berarti belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) yang ditetapkan sekolah yaitu 78. Kurangnya hasil belajar IPA siswa
disebabkan antara lain karena rendahnya pemahaman siswa dalam menerima
pelajaran yang diberikan, belum terjadi suasana kondusif dan aktif dalam
pembelajaran, dan kurangnya keterlibatan siswa secara langsung. Hal ini juga
yang menghambat kemampuan siswa dalam berpikir kritis terhadap berbagai
informasi. Sehingga siswa sulit dalam mengaitkan materi pelajaran dan
aplikasinya di kehidupan sehari-hari. Pentingnya mengembangkan kemampuan
berpikir kritis pada siswa karena merupakan salah satu kecakapan hidup (life skill)
yang menjadikan siswa terlatih dalam memecahkan masalah dan mengambil
keputusan.
Dalam mengatasi masalah tersebut perlu adanya inovasi model belajar
yang dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. Salah satu
caranya yaitu dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu cara untuk lebih
mengaktifkan peserta didik selama proses pembelajaran (Sujatmika, 2016).
Problem Based Learning (PBL) model pembelajaran yang bercirikan
menggunakan masalah dalam kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus
dipelajari peserta didik untuk melatih dan meningkatkan kemampuan berpikir,
pemecahan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep penting.
Hal tersebut memungkinkan siswa merumuskan, mengevaluasi pendapat
mereka sendiri. Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini
yaitu untuk mengetahui kecenderungan hasil belajar IPA dan kemampuan berpikir
ilmiah siswa SMP Negeri 3 Jember yang menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dan model pembelajaran langsung (direct
instruction). Serta perbedaan hasil belajar IPA siswa kelas VIII A SMP Negeri 3
Jember antara yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dengan model pembelajaran langsung (direct instruction) ditinjau dari
kemampuan berpikir ilmiah dasar.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian yang bersifat “Quasi Eksperiment”,
menurut Sukardi (2009), kuasi eksperimen yaitu penelitian yang mendekati
eksperimen. Lokasi Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 3 Jember. Penelitian
dilakukan pada bulan Agustus sampai September pada semester gasal tahun
pelajaran 2019/2020.
Berdasarkan kajian teori, hipotesis dalam penelitian ini adalah ada
perbedaan hasil belajar IPA siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Jember tahun
pelajaran 2019/2020 antara yang menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dengan model pembelajaran langsung (direct instruction)
ditinjau dari kemampuan berpikir ilmiah yakni nilai siswa setelah diberi model
pembelajaran PBL nilai ulangan harian dapat meningkat atau setidaknya dapat
mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah. Diduga model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) lebih efektif dibandingkan dengan model
pembelajaran langsung (direct instruction).
KESIMPULAN
1. Kecenderungan hasil belajar IPA siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Jember
tahun pelajaran 2019/2020 yang menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
dari rata-rata nilai UH 1 75 pada UH 2 sudah meningkat menjadi 78,5
2. Rata-rata skor kelompok siswa hasil belajar IPA dan kemampuan berpikir
kritis siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) lebih tinggi daripada model pembelajaran langsung (DI). Hal ini
berarti model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih efektif
dibandingkan dengan model pembelajaran langsung (DI).
DAFTAR PUSTAKA
Patonah, S. (2014). Elemen Bernalar Tujuan pada Pembelajaran IPA Melalui
Pendekatan
Metakognitif Siswa SMP, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3(2), 128-
133.