Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kegiatan sehari- hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli atau membayar
berbagai keperluan. Dan yang menjadi masalah terkadang kebutuhan yang ingin dibeli tidak
dapat dicukupi dengan uang yang dimilikinya. Kalau sudah demikian, mau tidak mau kita
mengurangi untuk membeli berbagai keperluan yang dianggap tidak penting, namun untuk
keperluan yang sangat penting terpaksa harus dipenuhi dengan berbagai cara seperti meminjam
dari berbagai sumber dana yang ada.

Pegadaian sebagai satu-satunya perusahaan diindonesia yang menyelenggarakan bisnis


gadai dan sarana pendanaan alternatif telah ada sejak lama dan banyak dikenal masyarakat
Indonesia, terutama dikota kecil. Selama ini Pegadaian selalu identik dengan kesusahan dan
kesengsaraan, orang yang datang biasanya berpenampilan lusuh dengan wajah tertekan, tetapi
hal itu kini semua berubah. Pegadaian telah berubah diri dengan membangun citra baru. Cukup
membawa agunan, seseorang terbuka peluang untuk mendapatkan pinjaman sesuai dengan nilai
taksiran barang tersebuta. Agunan dapat berbentuk apa saja asalokan berupa benda bergerak dan
bernilai ekonomis. Disamping itu, pemohon juga perlu menyerahkan surat atau bukti
kepemilikan dan identitas diri, selain itu, kini porum pegadaian banyak menawarkan produk lain
selain hanya gadai tradisional.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud Pegadaian ?


2. Bagaimana terbentuknya Pegadaian ?
3. Apa saja kegiatan usaha pegadaian ?
4. Bagaimana proses pinjaman atas dasar gadai ?
5. Apa Kelebihan dan kekurangan serta perbedaan antara Pegadaian dengan lembaga keuangan
lain?
6. Apa manfaat adanya Pegadaian itu?

1.3 Tujuan Masalah

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya sebagai berikut :


1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, diharapkan makalah ini dapat menambah khasanah
dinamika keilmuan apa itu Pegadaian.
2. Makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi
mengenai Pegadaian.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pegadaian


Gadai. Menurut kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150, gadai adalah hak
yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang
bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang
mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang.
Seorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang untuk
menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untung melunasi utang apabila
pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Perusahaan umum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang
secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa
pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti
dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150 diatas.

2.2 Sejarah Pegadaian


Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC)
mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit
dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20
Agustus 1746.
Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-
1816) Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi
keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah
Daerah setempat (liecentie stelsel).Namun metode tersebut berdampak buruk, pemegang
lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang dirasakan kurang
menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh karena itu, metode liecentie stelsel
diganti menjadi pacth stelsel yaitu pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang
mampu membayarkan pajak yang tinggi kepada pemerintah.
Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth stelsel tetap
dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak ternyata
banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah
Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan ‘cultuur stelsel’ dimana dalam
kajian tentang pegadaian, saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian
ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang
lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia
Belanda mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur
bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901
didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap
tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.
Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian yang
terletak di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan Kantor Pusat
Jawatan Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan
yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi kebijakan maupun Struktur
Organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam Bahasa Jepang disebut ‘Sitji
Eigeikyuku’, Pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang bernama
Ohno-San dengan wakilnya orang pribumi yang bernama M. Saubari.
Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan Pegadaian
sempat pindah ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang kian terus
memanas. Agresi militer Belanda yang kedua memaksa Kantor Jawatan Pegadaian
dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya, pasca perang kemerdekaan Kantor Jawatan
Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian kembali dikelola oleh Pemerintah
Republik Indonesia. Dalam masa ini Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu
sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan
PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN), selanjutnya berdasarkan
PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi
Perusahaan Umum (PERUM) hingga sekarang.
Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin dirasakan oleh
masyarakat, meskipun perusahaan membawa misi public service obligation, ternyata
perusahaan masih mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam bentuk pajak
dan bagi keuntungan kepada Pemerintah, disaat mayoritas lembaga keuangan lainnya
berada dalam situasi yang tidak menguntungkan.

2.3 Kegiatan Usaha Pegadaian


Pegadaian tentunya memiliki kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan keuangan
yaitu :
1. Penghimpunan Dana
Dana yang diperlukan oleh Perum Pegadaian untuk melakukan kegiatan usahanya
berasal dari :
a. Pinjaman jangka pendek dari perbankan
b. Dana jangka pendek sebagian besar adalah dalam bentuk ini (sekitar 80% dari
total dana jangka pendek yang dihimpun)
c. Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya (utang kepada rekanan, utang kepada
nasabah, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan diterioma
dimuka, dan lain-lain)
d. Penerbitan obligasi
e. Sampai dengan tahun 1994, Perum Pegadaian sudah 2 (dua) kali menerbitkan
obligasi yang jangka waktunya masing-masing 5 tahun. Penerbitan pertama
adalah pada tahun 1993 sebesar Rp 25 miliardan penerbitan yang kedua kalinya
adalh pada tahun 1994 juga sebesar Rp 25 miliar, sehingga sampai tahun 1994
total nilai obligasi yang telah diterbitkan adalah Rp 50 miliar.
f. Modal sendiri
Modal sendiri yang dimiliki oleh Perum Pegadaian terdiri dari:
 Modal awal: kekayaan Negara diluar APBN sebesar Rp 205 miliar
 Penyertaan modal pemerintah
 Laba ditahan: laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak perusahaan
pegadaian ini berdiri pada masa Hindia Belanda.
2. Penggunaan Dana
Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai kegiatan
usaha Perum Pegadaian. Dana tersebut antara lain digunakan untuk hal-hal berikut:
a. Uang kas dan dana likuid lain
Perum Pegadaian memerlukan dana likuid untuk berbagai kebutuhan
seperti:kewajiban yang jatuh tempo, penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan
atas dasar hukum gadai, pembayaran pajak, dan lain-lain.
b. Pembelian dan pengadaan berbagai bentuk aktiva tetap dan inventaris
Aktiva tetap berupa tanah dan bangunan serta inventaris ini tidak secara
langsung dapat menghasilkan penerimaan bagi perum pegadaian namun sangat
penting agar kegiatan usahanya dapat dijalankan dengan baik. Aktiva tetap dan
peralatan ini antara lain adalah berupa tanah, kantor atau bangunan, computer,
kendaraan, meubel, brankas, dan lain-lain.
c. Pendanaan kegiatan operasional
Kegiatan operasional Perum Pegadaian memerlukan dana yang tidak kecil. Dana
ini antara lain digunakan untuk: gaji pegawai, honor, perawatan peralatan, dan
lain-lain.
d. Penyaluran dana
Pengunaan dana yang utama adalah untuk disalurkan dalam bentuk pembiayaan
datas dasar hukum gadai. Lebih dari 50% dana yang telah dihimpun oleh Perum
Pegadaian tertanam dalam bentuk aktiva ini, karena memang ini merupakan
kegiatan utamanya. Penyaluran dana ini diharapkan akan dapat menghasilkan
keuntungan, meskipun tetap dimungkinkan untuk mendapatkan penerimaan dari
bunga yang dibayarkan oleh nasabah. Penerimaan inilah yang merupakan
penerimaan utama bagi Perum Pegadaian dalam menghasilkan keuntungan,
meskipun tetap ,dimungkinkan untuk mendapatkan penerimaan dari sumber
yang lain seperti investasi surat berharga dan pelelangan jaminan gadai.
e. Investasi lain
Kelebihan dana (idle fund) yang belum diperlukan untuk mendanai kegiatan
operasional maupun belum dapat disalurkan kepada masyarakat, dapat
ditanamkan dalam berbagai macam bentuk investasi jangka pendek dan
menengah. Investasi ini dapat menghasilkan penerimaan bagi Perum Pegadaian,
namun penerimaan ini bukan merupakan penerimaan utama yang diharapkan
oleh Perum Pegadaian. Sebagai contoh, Perum Pegadaian dapat memanfaatkan
dananya untuk investasi dibidang property, seperti kantor dan took. Pelaksanaan
investasi ini biasanya bekerja sama dengan pihak ketiga seperti pengembang
(developer), kontraktor, dan lain-lain.

3. Produk dan Jasa Perum Pegadaian


a. Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai\
Hal ini berarti mensyaratkan pemberian pinjaman atas dasar penyerahan barang
bergerak oleh penerima pinjaman.
b. Penaksiran nilai barang
Jasa ini dapat diberikan oleh Perum Pegadaian karena perusahaan ini
mempunyai peralatan penaksir serta petugas-petugas yang sudah berpengalaman
dan terlatih dalam menaksir nilai suatu barang yang akan digadaikan.
c. Penitipan barang
Perum Pegadaian dapat menyelenggarakan jasa ini karena perusahaaan ini
mempunyai tempat penyimpanan barang bergerak yang cukup memadai.
d. Jasa lain

Kantor Perum Pegadaian tertentu juga menawarkan jasa lain seperti:


a. Penjualan Koin Emas ONH
Koin emas ONH adalah emas yang berbentuk koin yang bisa digunakan untuk
tujuan persiapan dana pergi haji bagi pembelinya.
b. Krasida (Kredit Angsuran Sistem Gadai)
Krasida merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro dan kecil
(dalam rangka mengembangkan usaha) atas dasar gadai yang pengembalian
pinjamannya dilakukan melalui angsuran.
c. Kreasi (Kredit Angsuran Fidusia)
Kreasi merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro dan kecil
dengan konstruksi penjaminan secara fidusia (pengalihan hak kepemilikan suatu
benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak
kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda) dan
pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran.
d. Kresna (Kredit Serba Guna)
Merupakan pemberian pinjaman kepada pegawai/karyawan dalam rangka
kegiatan produktif/konsumtif dengan pengembalian secara angsuran.
e. Galeri 24
Galeri 24 yaitu toko emas yang khusus merancang desain dan menjual perhiasan
emas dengan Sertifikat Jaminan sesuai karatase perhiasan emas.

2.4 Proses Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai


 Barang yang dapat digadaikan
Pada dasarnya, hampir semua barang bergerak dapat digadaikan di pegadaian
dengan pengecualian untuk barang-barang tertentu. Barang-barang yng dapat
digadaikan meliputi:
a. Barang perhiasan
b. Perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan, mutiara, dan batu
mulia.
c. Kendaraan
d. Mobil, sepeda motor, sepeda,dan lain-lain
e. Barang elektronik
f. Kamera, refrigerator, freezer, radio, tape recorder, video player, televise, dan
lain-lain
g. Barang rumah tangga
h. Perlengkapan dapur, perlengkapan makan, dan lain-lain
i. Mesin-mesin
j. Tekstil
k. Barang lain yang dianggap bernilai oleh Perum pegadaian.

Namun mengingat keterbatasan tempat penyimpanan, keterbatasan sumber


daya manusia di pegadaian, perlunya meminimalkan resiko yang ditanggung oleh
Perum Pegadaian, serta memperhatikan peraturan yang berlaku, maka ada barang-
barang tertentu yang tidak dapat digadaikan. Barang-barang yang tidak dapat
digadaikan meliputi :
a. Binatang ternak, karena memerlukan tempat penyimpanan khusus dan
memerlukan cara pemeliharaan khusus.
b. Hasil bumi, karena mudah busuk atau rusak
c. Barang dagangan dalam jumlah besar, karena memerlukan tempat
penyimpanan sangat besar yang tidak dimiliki oleh pegadaian.
d. Barang yang cepat rusak, busuk, atau susut
e. Barang yang amat kotor
f. Kendaraan yang sangat besar
g. Barang-barang seni yang sulit ditaksir
h. Senjata api, amunisi, dan mesin
i. Barang yang disewabelikan
j. Barang milik pemerintah
k. Barang illegal

 Penaksiran
Pinjaman atas dasar hukum gadai mensyaratkan penyerahan barang bergerak
sebagai jaminan pada loket yang telah ditentukan pada kantor.pegadaian setempat.
Mengingat besarnya jumlah pinjamna sangat tergantung pada nilai barang yang
akan digadaikan, maka barang yang diterima dari calon peminjam terlebih dahulu
harus ditaksir nilainya oleh petugas penaksir. Petugas penaksir adalah orang-orang
yang sudah mendapatkan pelatihan khusus dan berpengalaman dalam melakukan
penaksiran barang-barang yang akan digadaikan. Pedoman dasar penaksiran telah
ditetapkan oleh Perum Pegadaian agar penaksiran atas suatu barang bergerak
dapat sesuai dengan nilai sebenarnya. Pedoman penaksiran yang dikelompokkan
atas dasar jenis barang adalah sebagai berikut :
 Barang berkantong
1. Emas
a. Petugas menaksir melihat Harga Pasar Pusat (HPP) dan standar taksiran
logam yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Harga pedoman untuk
keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan perkembangan
harga yang terjadi.
b. Petugas penaksir melakukan pengujian karatase dan berat.
c. Petugas penaksir menentukan nilai taksiran
2. Permata
a. Petugas penaksir melihat standar taksiran permata yang telah ditetapkan
oleh kantor pusat. Standar ini selalu disesuaikan dengan perkembangan
pasar permata yang ada.
b. Petugas penaksir melakukan pengujian kualitas dan berat permata
c. Petugas penaksir menentukan nilai taksiran
3. Barang gudang (mobil, mesin, barang elektronik, tekstil, dan lain-lain)
a. Petugas penaksir melihat Harga Pasar Setempat (HPS) dari barang.
Harga pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan
dengan perkembangan harga yang terjadi.
b. Petugas penaksir menentukan nilai taksiran

Nilai taksiran terhadap suatu objek barang yang akan digadaikan tidak
ditentukan sebesar harga pasar, melainkan setelah dikalikan dengan presentase
tertentu. Sebagai contoh, emas yang menurut harga pasar adalah senilai Rp
100.00, nilai taksirannya tidak sebesar Rp 100.000. Nilai taksiran emas tersebut
adalah sebesar Rp 88.000. angka pengali sebesar 88% ditentukan oleh Perum
Pegadaian, dan angka ini bukanlah angka baku yang tetap sepanjang masa, dengan
kata lain angka ini bisa mengalami perubahan. Perum pegadaian sudah
menetapkan pengali untuk berlian adalah 45%, angka pengali untuk tekstil adalah
83%, dan seterusnya. Nilai taksiran inilah yang dijadikan acuan untuk
menentukan besarnya pinjaman yang akan diberikan kepada nasabah.

 Pemberian Pinjaman
Nilai taksiran atas barang yang akan digadaikan tidak sama dengan besarnya
pinjaman yang diberikan. Setelah itu ditentukan, maka petugas menentukan
jumlah uang pinjaman yang dapat diberikan. Penentuan jumlah uang pinjaman ini
juga berdasarkan persentase tertentu terhadap nilai taksiran, dan presentase ini
juga telah ditentukan oleh Perum Pegadaian berdasarkan golongan yang besarnya
berkisar antara 80-90%.

 Pelunasan
Sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan pada waktu pemberian
pinjaman, nasabah mempunyai kewajiban melakukan pelunasan pinjaman yang
telah diterima. Pada dasarnya nasabah dapat melunasi kewajibannya setiap saat
tanpa harus menunggu waktu jatuh tempo. Pelunasan pinjaman beserta sewa
modalnya (bunga) dibayarkan langsung ke kasir disertai surat gadai. Setelah
adanya pelunasan atau penebusan yang disertai dengan pemenuhan kewajiban
nasabah yang lain, nasabah dapat mengambil kembali barang yang digadaikan.

 Pelelangan
Penjualan barang yang digadaikan melalui suatu pelelangan akan dilakukan
oleh Perum Pegadaian pada saat yang telah ditentukan dimuka apabila terjadi hal-
hal berikut:
1. Pada saat masa habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa menebus barang
yang digadaikan dan membayar kewajiban lainnya karena berbagai alasan,
dan
2. Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak
memperpanjang batas waktu pinjamannya karena berbagai alasan
Hasil pelelangan barang yang digadaikan akan digunakan untuk melunasi
seluruh kewajiban nasabah kepada Perum pegadaian yang terdiri dari :
1. Pokok pinjaman
2. Sewa modal atau bunga
3. Biaya lelang

Apabila barang yang digadaikan tidak laku dilelang atau terjual dengan harga
yang lebih rendah daripada nilai taksiran yang telah dilakukan pada wal
pemberian pinjaman kepada nasabah yang bersangkutan, maka barang yang tidak
laku dilelang tersebut dibeli oleh negara dan kerugian yang timbul ditanggung
oleh perum pegadaian.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Serta Keuntungan Pegadaian Dibandingkan Dengan


Lembaga KeuanganBank

Pegadaian sebagai lembaga pengkreditan milik pemerintah tentunya mempunyai


kelebihan maupun kekurangan dibandingkan dengan bank.
a. Kelebihan-kelebihan tersebut yaitu:
1. Persyaratan mudah dan murah
2. Prosedurnya sederhana
3. Tidak dipungut biaya administrasi
4. Tidak perlu membuka rekening seperti tabungan, deposito, ataupun giro
5. Suatu saat uang dibutuhkan, saat itu juga uang diperoleh
6. Keanekaragaman barang yang dapat dijadikan jaminan
7. Angsuran ringan karena tidak ditentukan besarnya, sehingga dapat diangsur sesuai
kemampuan
8. Penetapan bunga dengan sistem bunga menurun, jadi bunga dibebanka atas dasar
sisa pinjaman
9. Apabila jatuh tempo pinjamannya dan hutang pokok belum dapat dibayar, maka
jangka waktu pinjaman dapat diperpanjang, dengan membayar bunga terlebih
dahulu
10. Memperoleh tenggang waktu pelunasan dua minggu setelah jatuh tempo tanpa
dibebani bunga (masa tunggu lelang)

b. Adapun kelemahan pegadaian yaitu:


1. Sewa modal pegadaian relatif lebih tinggi dari tingkat suku bunga perbankan
2. Harus ada jaminan berupa barang bergerak yang mempunyai nilai
3. Barang bergerak yang digadaikan harus diserahkan ke pegadaian, sehingga barang
tersebut tidak dapat dimanfaatkan selama digadaikan
4. Jumlah kredit gadai yang dapat diberikan masih terbatas

Pegadaiaan menyediakan pinjaman uang dengan jaminan barang berharga,


meminjam uang kepegadaian bukan saja prosedurnya mudah dan cepat, tetapi biaya yang
dibebankan juga lebih ringan. Hal ini dilakukan sesuai dengan salah satu tujuan dari
pegadaian, dalam pemberian pinjaman kepada masyarakat dengan motto “mengatasi
masalah tanpa masalah”.
Hal tersebut berbeda dengan meminjam uang dibank, yang membutuhkan prosedur
yang rumit, dan waktu yang relatif lama, persyaratan administrasi juga sulit dipenuhi.
Seperti dokumen harus lengkap, jaminan harus barang tertentu, karena tidak semua
barang bisa dijadikan jaminan di bank.
Pihak penggadai juga tidak menanyakan untuk apa meminjam uang, hal ini tentu
bertolak belakang dengan pihak perbankan yang menanyakan terlebih dahulu untuk apa
uang dipinjam sebelum mengabulkan pinjaman kepada nasabah. Sanksi yang diberikan
juga ringan, karena apabila tidak dapat melunasi maka barang akan dilelang untuk
menutupi kekurangan pinjaman yang telah diperolehnya.
Jadi keuntungan perusahaan pegadaian apabila dibandingkan dengan lembaga
keuangan bank atau lembaga keuangan lainnya yaitu:
1. Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu pada hari itu juga, hal ini
disebabkan prosedurnya yang sederhana
2. Persyaratan yang sangat sederhana, sehingga memudahkan konsumen untuk untuk
memenuhinya
3. Pihak pegadaian tidak mempersalahkan uang tersebut digunakan untuk apa, jadi sesuai
dengan kehendak masyarakat atau nasabahnya

2.6 Manfaat Pegadaian


1. Bagi Nasabah
Manfaat utama yang diperoleh oleh nasabah yang meminjam dari Perum
Pegadaian adalah ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan
dalam waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit
perbankan. Disamping itu, mengingat jasa yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian
tidak hanya jasa pegadaian, maka nasabah juga dapat memperoleh manfaat antara
lain:
a. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah
berpengalaman dan dapat dipercaya.
b. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.

2. Bagi Perum Pegadaian


Manfaat yang diharapkan dari Perum Pegadaian sesuai jasa yang diberikan
kepada nasabahnya adalah:
a. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam
dana.
b. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah
memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian.
c. Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara
yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada
masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang relatif
sederhana.
d. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh oleh
Perum Pegadaian digunakan untuk:
 Dana pembangunan semesta (55%)
 Cadangan umum (20%)
 Cadangan tujuan (5%)
 Dana sosial (20%)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut.
1. Perum Pegadaian adalah suatu lembaga keuangan non bank yang memusatkan kegiatan
usahanya di bidang penyaluran kredit dengan menggunakan system gadai, dalam upaya
untuk membantu menunjang kestabilan perekonomian pemerintah
dan mensejahterakan kehidupan masyarakat terutama masyarakat dengan golongan ek
onomi menengah kebawah.
2. Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan
BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem
gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.
3. Pegadaian tentunya memiliki kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan keuangan
4. Pegadaian sebagai lembaga pengkreditan milik pemerintah tentunya mempunyai
kelebihan maupun kekurangan dibandingkan dengan bank
5. Banyak manfaat yang diperoleh dengan adanya pegadaian baik bagi nasabah maupun
bagi pegadaian itu sendiri
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku
Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. 2006.
Sholikul Hadi, Muhammad, Pegadaian Syariah, Salemba Diniyah, 2003.
2. Peraturan Perundang – undangan
KUHPerdata
3. Media Elektronik
a. Sjifa Aulia , Bank dan Bukan lembaga keuangan lain :pegadaian,
http://ampundeh.wordpress.com/2013/06/24/bank-dan-lembaga-keuangan-lain-pegadaian/
b. Putri Nazha,Pegadaian
http://putrinazha.blogspot.com/2013/05/makalah-pegadaian_1.html/
c. Zuriana, Pegadaian Umum dan Syariah
http://zuriana05011993.blogspot.com/2013/01/pegadaian-umum-dan-syariah.html/
d. Arianisiti, Bank dan Lembaga Keuangan
http://ariyanisiti.wordpress.com/2012/10/16/makalah-mata-kuliah-bank-dan-lembaga-
keuangan/
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai