Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“CA LARING”
DI RUANG 13 RS SAIFUL ANWAR MALANG

OLEH:
AKADEMI KEPERAWATAN DIAN HUSADA MOJOKERTO
STIKES PANTI WALUYO MALANG
POLKESMA V TRENGGGALEK

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG
MALANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Satuan Acara Penyuluhan CA Laring
Di Ruang 13 RS Saiful Anwar Malang

Telah Disetujui Pada


Hari:
Tanggal:

Pembimbing Instansi Pembimbing CI Lahan

..................................... ........................................

Kepala Ruangan 13

....................................
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Pokok Pembahasan : CA Laring
Sub pokok pembahasan : Pencegahan CA Laring
Sasaran : Semua pasien dan keluarga di Ruang 13 RSSA Malang
Hari/tanggal : Jumat,15 November 2019
Tempat : Ruang 13 RSSA Malang
Pukul : 10.00 WIB sampai slesai

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang CA Laring diharapkan keluarga
pasien mengetahui tentang cara pencegahan CA Laring.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga pasien mampu :
a. Menjelaskan pengertian CA Laring
b. Mengetahui penyebab CA Laring
c. Mengetahui faktor risiko CA Laring
d. Menyebutkan tanda dan gejala CA Laring
e. Mengetahui cara pencegahan CA Laring
B. Materi (terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :
1. pengertian CA Laring
2. penyebab CA Laring
3. Mengetahui faktor risiko CA Laring
4. Menyebutkan tanda dan gejala CA Laring
5. Mengetahui cara pencegahan CA Laring
C. Media
1. LCD/Proyektor
2. Leaflet
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Pengorganisasi
1. Moderator :
2. Penyuluh :
3. Fasilitator :
4. Observer :
Pembagian Tugas
1. Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir
2. Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan
3. Fasilitator : Memotifasi peserta untuk bertanya
4. Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir

F. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta

1 Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam


(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menggali memperhatikan
pengetahuan 3. Menjawab pertanyaan
keluarga pasien 4. Mendengarkan dan
tentang CA Laring memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan 5. Menyetujui kontrak
Penyuluhan waktu
5. Membuat kontrak
waktu
2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan dan
(20 menit)  Pengertian CA memperhatikan
Laring penjelasan Penyuluh
 Penyebab CA
Laring
 Faktor resiko CA
Laring
 Tanda dan gejala
CA Laring
 Cara Pencegahan
CA Laring
2. Memberikan 2. Aktif bertanya
kesempatan untuk
bertanya
3. Menjawab 3. Mendengarkan
pertanyaan peserta
3 Penutup 1. Menyimpulkan 1. Mendengarkan dan
(5 menit) materi yang Memperhatikan
disampaikan oleh
penyuluh
2. Mengevaluasi 2. Menjawab pertanyaan
peserta atas yang diberikan
penjelasan yang
disampaikan dan
penyuluh
menanyakan kembali
mengenai materi
penyuluhan
3. Salam Penutup 3. Menjawab salam

G. Evaluasi
1. Evaluasi Lisan
a. Apa pengertian CA Laring?
b. Apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya CA Laring ?
c. Apa saja Faktor resiko CA Laring?
d. Sebutkan tanda dan gejala CA Laring ?
e. Bagaimana cara pencegahan CA Laring ?
2. Evaluasi struktur
Struktur persiapan sarana dan prasarana keluarga pasien.
3. Evaluasi proses
Evaluasi yang dilakukan saat penyuluhan berlangsung apakah keluarga pasien
mendengarkan dengan baik dan menfeedback.
4. Evaluasi akhir
Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui keluarga pasien memahami dari
penyuluhan yang telah disampaikan.
MATERI CA LARING

A. Defenisi Kanker Laring


Papiloma adalah salah satu tumor jinak laring. Tumor ini kecil, tumbuh seperti jengger yang
diduga akibat virus. Papiloma dapat diangkat secara eksisi bedah maupun dengan laser. Ahli
bedah harus berhati-hati karena bagian laring yang tidak ditumbuhi tumor harus
dipertahankan untuk mempertahanka fungsi. Tumor jinak lain pada laring adalah nodul dan
polip sering terjadi pada orang yang menggunakan suaranya secara berlebihan.
Kanker laring diklasifikasikan dan diterapi berdasarkan lokasi anatomisnya. Kanker laring
(kotak suara) dapat terjadi pada glotis (pita suara sejati), struktur supraglotis (di atas pita
suara) atau struktur subglottis (di bawah pita suara).
American Cancer Society memperkirakan 8.900 kasus baru kanker laring setiap tahun,
kebanyakan terjadi pada pria. Akan tetapi insiden kanker laring pada wanita terus meningkat.
Jika tidak diobati, kanker laring sangat fatal, 90% penderita yang tidak di terapi akan
meninggal dalam 3 tahun. Kanker ini sangat mungkin dapat disembuhkan jika terdiagnosis
dan diterapi lebih awal.
B. Etiologi dan Faktor Resiko
Agen etiologi primer kanker laring adalah merokok sigaret. Tiga dari 4 klien yang mengalami
kanker laring adalah mantan perokok atau masih merokok. Alkohol juga bekerja sinergis
dengan tembakau untuk meningkatkan resiko perkembangan tumor ganas pada saluran
pernapasan atas. Faktor risiko tambahan meliputi paparan pekerjaan terhadap asbes, debu
kayu, gas mustard, dan produk petroleum/minyak dan inhalasi asap beracun lain. Laringitis
kronis dan penggunaan suara yang berlebihan juga dapat berkontribusi. Penelitian
menunjukkan kaitan antara paparan tembakau dan mutasi gen p53 pada karsinoma sel
skuamosa dari kepala dan leher.
C. Manifestasi Klinis
Tanda peringatan awal kanker laring bergantung pada lokasi tumor. Secara umum suara
parau atau serat yang berlangsung lebih dari 2 minggu harus dievaluasi. Serak terjadi ketika
tumor menginvasi otot dan kartilago di sekitar laring, menyebabkan kekakuan pita suara.
Kebanyakan klien menunggu sebelum mencari pertolongan karena diagnosis serak kronis.
Tumor pada glotis mencegah penutupan glotis selama berbicara yang akan menyebabkan
suara serak atau perubahan suara. Tumor supraglotis dapat menyebabkan nyeri pada
tenggorok (terutama saat menelan), aspirasi saat menelan, sensasi benda asing di tenggorok,
massa leher, atau nyeri yang menjalar ke telinga melalui nervus vagus dan glosofaringeus.
Tumor subglotis dapat tidak menunjukkan manifestasi klinis sampai lesi tumbuh dan
mengonstruksi jalan napas.
D. Penatalaksanaan Medis
Kanker laring terjadi pada 2 sampai 3% keganasan. Perawatan klien dengan kanker laring
memberikan tantangan unik pada perawat karena deformitas fungsional sering terjadi akibat
gangguan ini dan terapinya. Tumor jinak dan ganas stadium dini dapat diterapi dengan bedah
terbatas dan klien dapat sembuh dengan sedikit penurunan fungsi. Tumor lanjut
membutuhkan terapi ekstensif, meliputi bedah, radiasi dan kemoterapi. Jika dibutuhkan
laringektomi total, pascaoperasi klien tidak dapat berbicara, bernafas lewat mulut atau hidung
dan makan secara normal. Pembuatan trakeostomi permanen akibat bedah akan menghasilkan
efek yang buruk pada kemampuan fungsional klien dan kualitas hidupnya.
E. Pemeriksaan Fisik dan Diagnostik
Diagnosa kanker laring dibuat dengan pemeriksaan visual pada laring dengan menggunakan
laringoskopi direk/ langsung atau direk/tidak langsung. Nasofaring dan palatum molle
posterior diinspeksi secara tidak langsung dengan kaca kecil atau instrumen menyerupai
teleskop. Saat kaca kecil dimasukan, tekanan ringan diberikan pada lidah dan klien diminta
mengucapkan "ei" lalu "i" yang akan mengangkat palatum molle. Instrumen sebaiknya tidak
menekan lidah karena klien akan muntah.
Nasofaring diinspeksi untuk melihat adanya cairan perdarahan, ulserasi, atau massa.
Visualisasi langsung laring dapat dilakukan dengan penggunaan instrumen berbeda,
kebanyakan perangkat ini adalah endoskopi dengan cahaya. Klien diinstruksikan untuk
menjulurkan lidah dan pemeriksa dengan perlahan menahan lidah dengan spon kassa lidah
dan menariknya ke depan. Kaca laringeal atau endoskop telescopic diinsersikan ke orofaring;
sekali lagi, hindari menekan kuat lidah. Klien diminta bernapas keluar masuk melalui mulut
atau "terengah-engah seperti anak anjing". Terengah-engah menurunkan sensasi muntah
akibat pemeriksaan. Selama pernapasan tenang, dasar lidah, epiglotis, dan pita suara
diperiksa untuk melihat adanya infeksi atau tumor. Klien diinstruksikan untuk mengucapkan
“I” bernada tinggi untuk menutup pita suara. Pemeriksa mengamati gerakan pita suara warna
membran mukosa dan adanya lesi.
Sebelum terapi definitif untuk tumor perlu dilakukan panendoskopi dan biopsi untuk
menentukan lokasi pasti, ukuran, dan penyebaran tumor primer. CT atau MRI digunakan
untuk membantu proses ini. Analisis laboratorium meliputi pemeriksaan darah lengkap,
penentuan kadar elektrolit serum meliputi kalsium, dan uji fungsi ginjal dan hati. Data ini
membantu menentukan kesiapan klien secara fisik untuk menjalani pembedahan. Oleh karena
jalan nafas akan terganggu setelah operasi, klien membutuhkan pengkajian menyeluruh pada
paruh dengan analisis gas darah arterial untuk identifikasi gangguan paru yang akan
mengganggu pernapasan. Klien yang menjalani laringektomi parsial harus memiliki cadangan
paruh yang adekuat untuk menghasilkan batuk yang efektif pascaoperasi. Operasi juga
berhubungan dengan peningkatan resiko aspirasi, dan klien harus dapat batuk untuk
menghindari aspirasi pada saluran pernapasan. Untuk memastikan penyebaran tumor atau
tumor primer lain, perlu dilakukan radiografi dada dan dengan kontras barium peroral atau
esofagografi.
Setelah tumor dapat diidentifikasi, dan dilakukan biopsi, tumor dapat ditentukan stadiumnya.
Penentuan stadium ini penting untuk pilihan terapi dan prognosis. Penting untuk menentukan
luas tumor untuk memilih intervensi yang paling tepat. Penentuan stadium dapat dilakukan
dengan (1) mengukur ukuran tumor primer, (2) menentukan adanya kelenjar getah bening
yang membesar, (3) menetukan adanya metastasis jauh.

F. Pencegahan Kanker Laring


Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi risiko munculnya kanker laring
meliputi:

1. Hindari merokok.
2. Hentikan mengonsumsi minuman beralkohol.
3. Makan makanan yang kaya gizi, terutama makanan yang mengandung antioksidan, seperti
stroberi, kacang-kacangan, dan bayam.
4. Gunakan alat pelindung diri saat melakukan aktivitas atau bekerja di tempat yang berisiko
menyebabkan paparan racun.
DAFTAR PUSTAKA

Aziz Alimul Hidayat, S.kp, "Buku Saku Praktikum Keperawatan Medikal Bedah" Penulis: A.
Aziz Alimul Hidayat, S.kp, Musrifatul Uliyah, S.kp; Editor: Monica Ester.-Jakarta : EGC :
2004

Potter dan Perry.2005.Fundamental keperawatan.Jakarta : EGC

Tarwoto, wartonah.2015. Keperawatan Medikal Bedah dan Proses Keperawatan.Jakarta :


Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai