Anda di halaman 1dari 6

BAHAN PRAKTIKUM ILMU RESEP (PRAKTIKUM KE 2-PERNAFASAN)

“KASUS FARMAKOTERAPI DI APOTEK”

Kasus 2
Ibu B, dengan terburu-buru datang ke apotek anda (hari minggu/libur), hendak
membeli obat untuk bayinya, Usianya 8 bulan, saat ini sedang menerima ASI dari
ibunya. Ia ingin membelikan Amoxicilline syr dan penurun demam. Ia meminta
saran untuk penurun demam yang cocok, apakah ibuprofen atau paracetamol.
Kemudian si ibu juga menyampaikan kalau dirinya akhir-akhir ini mengkonsumsi
obat gol. kortikosteroid (dexamethasone) yang di belinya di apotek, akibat alergi
makanan yang membuat asmanya kambuh (ia merasa sesak nafas ringan)
1. Bagaimana penanganan farmakologi dan non farmakologi demam?
2. Apa pilihan yang recommendable (ibuprofen vs paracetamol) untuk mengatasi
demam anak ibu B?
3. Bagaimana dengan amoxicillne syr yang ingin dibeli oleh ibu B? apa dan
bagaimana konseling yang perlu di berikan terhadap ibu B?
4. Bagaimana hubungan dexametasone (kortikosteroid) yang diminum oleh ibu
terhadap bayinya? Konseling apa yg mesti disampaikan ke ibu B?
5. Bagaimana penanganan non farmakologi untuk sesak nafas ibu B?
Jawab :
1. Terapi Non farmakologi
Menurut Jurnal Sari Pediatri, 2000
a. Memberikan lebih banyak cairan pada anak sedikit tapi sering untuk
mencegah terjadinya dehidrasi.
b. Istirahat yang cukup
c. Buka pakaian/selimut yang tebal agar terjadi radiasi dan evaporasi
d. Kompres menggunakan air hangat
Terapi Farmakologi
Menurut Kania, 2007
Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam
menurunkan demam dan sangat berguna khususnya pada pasien berisiko, yaitu
anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis, kelainan metabolik, penyakit
neurologis dan pada anak yang berisiko kejang demam.
Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan antipiretik terdiri dari golongan
yang bermacam-macam dan sering berbeda dalam susunan kimianya tetapi
mempunyai kesamaan dalam efek pengobatannya. Tujuannya menurunkan set
point hipotalamus melalui pencegahan pembentukan prostaglandin dengan
jalan menghambat enzim cyclooxygenase. Asetaminofen merupakan derivat
para-aminofenol yang bekerja menekan pembentukan prostaglandin yang
disintesis dalam susunan saraf pusat. Dosis terapeutik antara 10-15
mgr/kgBB/kali tiap 4 jam maksimal 5 kali sehari. Dosis maksimal 90
mgr/kbBB/hari. Pada umumnya dosis ini dapat ditoleransi dengan baik. Dosis
besar jangka lama dapat menyebabkan intoksikasi dan kerusakkan hepar.
Pemberiannya dapat secara per oral maupun rektal.
Turunan asam propionat seperti ibuprofen juga bekerja menekan
pembentukan prostaglandin. Obat ini bersifat antipiretik, analgetik dan
antiinflamasi. Efek samping yang timbul berupa mual, perut kembung dan
perdarahan, tetapi lebih jarang dibandingkan aspirin. Efek samping
hematologis yang berat meliputi agranulositosis dan anemia aplastik. Efek
terhadap ginjal berupa gagal ginjal akut (terutama bila dikombinasikan dengan
asetaminopen). Dosis terapeutik yaitu 5-10 mgr/kgBB/kali tiap 6 sampai 8 jam.
Metampiron (antalgin) bekerja menekan pembentukkan prostaglandin.
Mempunyai efek antipiretik, analgetik dan antiinflamasi. Efek samping
pemberiannya berupa agranulositosis, anemia aplastik dan perdarahan saluran
cerna. Dosis terapeutik 10 mgr/kgBB/kali tiap 6-8 jam dan tidak dianjurkan
untuk anak kurang dari 6 bulan. Pemberiannya secara per oral, intramuskular
atau intravena.
Asam mefenamat suatu obat golongan fenamat. Khasiat analgetiknya
lebih kuat dibandingkan sebagai antipiretik. Efek sampingnya berupa dispepsia
dan anemia hemolitik. Dosis pemberiannya 20 mgr/kgBB/hari dibagi 3 dosis.
Pemberiannya secara per oral dan tidak boleh diberikan anak usia kurang dari
6 bulan.
2. Menurut David, A, Perrot, 2004 (NBCI)
Pada anak-anak, dosis tunggal ibuprofen (4-10 mg / kg) dan
asetaminofen (7-15 mg / kg) memiliki kemanjuran serupa untuk
menghilangkan rasa sakit sedang hingga berat, dan keamanan serupa
dengan analgesik atau antipiretik. Ibuprofen (5-10 mg / kg) adalah
antipiretik yang lebih efektif daripada acetaminophen (10-15 mg / kg) pada
2, 4, dan 6 jam pasca perawatan.
Menurut Nancy, 1998. Acetaminophen merupakan obat pilihan
pertama dalam mengatasi demam pada anak, sedangkan ibuprofen
merupakan terapi lini pilihan kedua (cadangan).
Disarankan pemberian obat penurun demam pada anak adalah
dalam sediaan drops untuk memudahkan dalam penggunannya.
3. Pemberian amoxycillin untuk bayi disarankan dalam bentuk drops untuk
memudahkan dalam penggunaan. Menurut British National Formulary for
Children, 2009 penggunaan amoxycillin sebagai indikasi infeksi yang
rentan untuk anak berusia 1 bulan – 1 tahun adalah 62.5 mg 3 kali sehari.
Konseling penggunaan antibiotik amoxicillin adalah harus dihabiskan
untuk mencegah terjadinya resistensi bakteri.
4. Menurut Drugs and Lactation Database, NCBI Karena tidak ada informasi
yang tersedia tentang penggunaan deksametason sistemik selama
menyusui, kortikosteroid alternatif mungkin lebih disukai, terutama saat
menyusui bayi yang baru lahir atau bayi prematur. Akan tetapi kadang-
kadang dapat menyebabkan hilangnya pasokan ASI sementara.
Disarankan agar ibu berhenti mengkonsumsi obat dexamethasone
dengan pertimbangan karena penyakit asma yang dialami dapat diatasi
dengan terapi non farmakologi dan agar pemberian ASI eksklusif dapat
sampai ke bayi dengan maksimal.
5. Menurut Dipiro edisi 9. Terapi non farmakologi yang dapat dilakukan oleh
ibu adalah menghindari pemicu alergi yang telah diketahui penyebabnya
(makanan tertentu yang membuat asma menjadi kambuh). Sehingga
penggunaan obat dexamethasone dapat dihentikan.
Literatur amox

BNFC merekomendasikan
Menurut jurnal bjgp

pemberian penisilin oral dosis pada anak-anak


sesuai dengan pita usia, pita berat, atau
perhitungan berbasis berat, dan untuk
menggandakan dosis pada penyakit parah.

Dosis antibiotik yang tidak akurat dapat


menyebabkan kegagalan pengobatan, memicu
resistensi antimikroba dan meningkatkan efek
samping. Panduan British National Formulary
for Children (BNFC) merekomendasikan dosis
antibiotik oral menurut pita usia sebagai proksi
untuk berat badan. Jurnal ini bertujuan untuk
memperkirakan akurasi dosis amoksisilin oral
pada anak-anak Inggris sebelum dan sesudah
pedoman BNFC yang direvisi pada 2014.

Anda mungkin juga menyukai