KIMIA ORGANIK II
“ESTER“
Disusun Oleh :
Kelompok IV
PRODI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA
KENDARI
2019
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ester adalah salah satu dari kelas senyawa organik yang sangat bermanfaat
dan sering dijumpai di alam. Ester dalam bentuk yang sederhana cenderung
menghasilkan bau wangi (seperti buah-buahan). Dalam beberapa kasus,
karakterisasi rasa dan bau (wewangian) dari bunga dan buah terdapat senyawa
dengan gugus fungsional ester. Kualitas organoleptis (bau dan aroma) dari
buah dan bunga jarang ditemukan dalam single ester, tetapi dalam campuran
kompleks dimana single ester lebih dominan. Ester sering digunakan sebagai
aditif untuk meningkatkan bau dan rasa baik pada minuman maupun makanan.
Misalnya rasa atau bau yang tidak terjadi secara alami adalah juicy fruit yaitu
iso pentenil asetat.
Ester merupakan salah satu senyawa organik yang terbentuk melalui
pergatian satu atau lebih atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan suatu
gugus organik (biasa dilambangkan dengan ‘R). Contoh CH3COOCH3 dengan
nama metil asetat. digunakan untuk polimer sintetik dan dapat diubah menjadi
aneka ragam senyawa lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering
mengkonsumsi berbagai macam minuman rasa buah yang mungkin
kebanyakan tidak benar-benar berasal dari buah asli tetapi hanya dicampuri
essens (aroma buah). Essens terbuat dari senyawa ester yang aromanya
bermacam-macam dan tergantung dari ester penyusunnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ester dan bagaimana struktur kimia ester?
2. Apa saja contoh senyawa dari ester dan kegunannya?
3. Apa saja penggolongan dari ester?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian dan struktur kimia ester.
2. Untuk mengetahui contoh senyawa ester kegunannya
3. Untuk mengetahui penggolongan senyawa ester.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ester
Ester merupakan salah satu gugus fungsi dari golongan senyawa karbon.
Ester adalah senyawa dengan gugus fungsi – COO – dengan struktur R – COO
– R’ (dimana R menyatakan suatu rantai karbon atau atom H, sedangkan R’
merupakan rantai karbon). Ester merupakan senyawa turunan dari alkana silat
yaitu alkanoat. Ester mempunyai rumus umum molekul Cn H2n O2. Ester
merupakan turunan dari asam karboksilat dimana gugus hidroksi (-OH) dari
asam karboksilat digantikan oleh gugus alkoksi (-OR). Dengan demikian
struktur kimia ester adalah sebagai berikut :
Contoh :
1) CH3–COO–CH3 R = R1 yaitu CH3
2) CH3–CH2–COO–CH3 R = CH3–CH2(C2H5) dan R1=CH3
Ester yang memiliki 3 sampai 5 atom karbon dapat larut dalam air dan
selebihnya tidak larut dalam air. Ester merupakan kelompok senyawa organik
yang memiliki aroma yang wangi seperti bunga dan buah sehingga banyak
digunakan sebagai pengharum (essence), sari rasa dalam industri makanan dan
minuman. Ester yang digunakan biasanya yang berwujud cair pada suhu dan
kamar.
Titik leleh dan titik didih ester lebih rendah dibanding asam karboksilat
dan alkohol asamnya. Hal ini disebabkan dalam ester tidak terbentuk ikatan
hidrogen antarmolekulnya sedangkan pada alkohol dan asam karboksilat
5
terjadi ikatan hidrogen antarmolekulnya. Adanya ikatan hidrogen inilah yang
menyebabkan titik leleh dan titik didih alkohol asalnya lebih tinggi.
6
Etil format Buah lemon
7
C. Reaksi Ester
a. Reaksi hidrolisis
Reaksi hidrolisis ester dalam suasana asam menghasilkan asam
karboksilat dan alkohol, namun bila reaksi hidrolisis dilangsungkan dalam
suasana basa diperoleh garam karboksilat dan alkohol. Hidrolisis ester
dengan basa disebut reaksi Penyabunan (Saponifikasi).
b. Reaksi Esterifikasi
Reaksi asam karboksilat dengan alkohol menghasilkan senyawa ester
melalui reaksi yang dikenal dengan nama esterifikasi, dan biasanya
menggunakan katalis asam. Reaksi akan berlangsung dengan baik jika
direfluks bersama sedikit asam sulfat atau asam klorida (Liza dkk, 2015).
8
Esterifikasi adalah reaksi pembuatan ester dari suatu asam karboksilat
dengan alkohol. Reaksi ini bersifat reversibel (bolak-balik) dan terdapat
produk samping berupa air. Oleh sebab itu, reaksi kesetimbangan dapat
digeser kearah pembentukan ester dengan cara melebihkan jumlah mol
salah satu reaktan (asam karboksilat atau alkohol) atau memisahkan air yang
terbentuk supaya reaksi sebaliknya tidak berlangsung.
Secara umum reaksi esterifikasi dapat dituliskan :
9
D. Kegunaan Ester
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12