tunggangnya yang menembus kuat ke dalam tanah sehingga pohon tidak mudah
tumbang oleh tiupan angin. Pohon petai cina mempunyai batang yang kuat,
sehingga tidak mudah patah. Warna batang coklat kemerahan sehingga menarik
untuk dilihat. Batang pohon petai cina dalam waktu satu tahun dapat mencapai
garis tengah 10-15 cm. Daun petai cina berbentuk simetris, dengan tipe daun
majemuk ganda dan daun berwarna hijau. Buah petai cina berbentuk polong
dalam tandan. Disetiap tandan buah dapat mencapai 20-30 buah polong,
sedangkan dalam satu polongnya dapat mencapai 15-30 biji. Selain itu batang
tandan memiliki bentuk besar dan agak pendek. Bijinya berbentuk lonjong dan
pipih, jika sudah tua biji tersebut berwarna coklat kehitaman (Riefqi, 2014).
Gambar 2.1 (a) Tanaman Petai Cina, (b) Bunga Muda, (c) Bunga Tua, (d) Buah
dan (e) Daun.
5
Petai cina tersebar secara luas di Mexico dan Amerika Tengah pada tahun
1520 saat datangnya orang Spanyol ke negara tersebut. Akhir abad ke-20 lebih
peneduh untuk tanaman perkebunan, kayu bakar dan sebagai pakan ternak makin
meluas. Sebelum tahun 1950-an hanya satu varietas yang dikenal yaitu varietas
tanaman ini seperti varietas Hawaii (tipe shrubby) yang sebetulnya tidak berasal
dari Hawaii, Peru (tipe low branching) tidak berasal dari Peru, Salvador (tipe
arboreal) yang juga tidak berasal dari Salvador. Varietas Cunningham yang telah
persilangan antara tipe varietas Salvador dengan tipe varietas Peru (Dalimartha,
2017).
Petai cina memiliki banyak manfaat dan kegunaan. Petai cina memiliki
tradisional dan untuk penyakit infeksi karena, kandungan dan manfaat yang
masih sangat banyak dan masih belum banyak diketahui dan dikembangkan
lapisan dinding sel tidak berbentuk secara utuh dan mengaibatkan kematian sel
memiliki sifat kooggulator protein. Tanin dapat mengerutkan dinding sel atau
Senyawa yang terkandung dalam isolat aktif daun petai cina merupakan senyawa
yang dapat menghambat antibakteri dan berasal dari daun petai cina. Senyawa
tersebut adalah lupeol yang terdpat pada daunnya saja (Sartinah, 2010).
Petai cina memiliki banyak manfaat mulai dari akar, batang, daun, biji dan
bunganya. Biji dan daun dapat digunakan sebagai obat diabetes (kencing manis),
patah tulang, cacingan, bisul, terlambat haid, radang ginjal (nephiritis) dan susah
tidur (Yuniarti, 2014). Daun petai cina dapat digunakan sebagai pakan ternak dan
batang pohonnya dimanfaatkan sebagai perabot dan kayu bakar (Arifin, 2013).
7
Selain itu bijinya juga dapat dimanfaatkan sebagai makanan tradisional seperti
botok.
Kingdom : Bacteria
Filum : Protrobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordo : Aeromonadales
Famili : Aeromonadaceae
Genus : Aeromonas
hydrophila berjumlah satu dan berada pada ujung selnya, hal ini menunjukkan
bahwa bakteri ini bersifat motil atau bergerak maju kedepan (Samsundari, 2016).
8
kandungan bahan organik di perairan atau sedimen dasar. Bakteri ini diakui
sebagai patogen dari hewan aquatik yang berdarah dngin. Penyakit yang
disebabkan oleh bakteri A. hydrophila ini lebih banyak menyerang ikan di daerah
tropis dan sub tropisdibandingkan dengan daerah dingin. Karena daerah topis dan
daerah sub tropis kandungan bahan organiknya lebih tinggi dibandingkan daerah
dingin. Di daerah tropis dan sub tropis penyakit Haemorrhagic Septicaemia pada
umumnya muncul pada musim kemarau (panan), karena pada musim tersebut
dalam perairan yang bebas polutan dan perairan yang tercemar dan pada
lingkungan payau, kecuali pada salinitas yang terlalu tinggi (Robert, 2012).
pada perubahan di dalam hasil panen sel (pertambahan total massa sel) dan
9
yang lain seperti DNA, RNA, dan protein (Pelczar dan Chan, 2008).
waktu pertumbuhan sel. Jumlah sel bakteri biasanya dalam skala logaritma untuk
disajikan pada Gambar 2.3. Menurut Harti (2015), pertumbuhan bakteri terbagi
1. Fase lag, adalah fase dimana kecepatan pertumbuhan nol atau > 0 (tidak
terjadi pengurangan nutrienmaka jumlah total sel mati dan hidup tetap
4. Fase kematian, adalah fase dimana laju kematian secara eksponensial dan
mikroba yaitu :
pertumbuhan bakteri.
2. Suhu, setiap mikroba mempunyai kisaran suhu dan suhu optimum tertentu
untuk pertumbuhannya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Muwarni, Qosimah dan Amri (2017), bakteri A.
teraktivasi begitu A. hydrophilla menempel pada organ atau sel. Act menginduksi
secara langsung pada reseptor sel dan mukosa hospes. Bakteri kemudian
b. Kulitnya akan kesat dan timbul pendarahan yang selanjutnya akan menjadi
borok (haemorrhagic)
d. Sering terjadi pendarahan pada organ dalam, seperti hati, ginjal, maupun
mendenaturasi protein sel dan menghambat kerja enzim dalam sel (Prajitno,
2010).
bakteri dengan mengganggu kerja enzim yang diperlukan untuk sintesis lapisan
13
peptidoglikan. Sintesis dinding sel juga dapat dihambat dengan adanya pengikatan
zat anti mikroba pada residu terminal D-alanin dari rantai awal peptidoglikan
dalam sel bakteri dengan melakukan pengikatan pada sub unit ribosom. Terdapat
senyawa antimikroba yang dapat mengikat pada sub unit 30S ribosom dan subunit
50S ribosom.
sehingga menghambat sintesis DNA. Selain itu, terdapat juga antimikroba yang
menyebabkan bocor atau keluarnya isi dari sel bakteri. Depolarisasi membrane
A. Metode Dilusi
Metode dilusi terdiri dari dua teknik pengerjaan, yaitu teknik dilusi
perbenihan cair dan teknik dilusi agar yang bertujuan untuk penentuan aktivitas
kaldu, yang kemudian ditanami bakteri yang akan dites. Setelah diinkubasi
semalam, konsentrasi terendah yang dapat di serum dan cairan tubuh lainnya
volume yang digunakan lebih dari 1 ml, sedangkan mikrodilusi volume yang
digunakan 0,05 ml sampai 0,1 ml. Antimikroba yang digunakan disediakan pada
jelas baik dilihat secara visual atau alat semiotomatis dan otomatis, disebut
concentration).
2. Dilusi Agar
15
terendah bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan hasil yang
dilihat dari pertumbuhan koloni pada agar atau kekeruhan pada pembiakan cair.
99,9% pada biakan selama waktu yang ditentukan. Absorpsi obat dan distribusi
bakteri pada perbenihan cair yang digunakan untuk MIC ke dalam agar kemudian
diinkubasi semalam pada 37°C. MBC adalah ketika tidak terjadi pertumbuhan lagi
pada agar.
B. Metode Difusi
ditempatkan pada media yang telah ditanami organisme yang akan diuji secara
merata. Tingginya konsentrasi dari antimikroba ditentukan oleh difusi dari cakram
yang hampir linear (berbanding lurus) antar log MIC, seperti yang diukur oleh
metode dilusi dan diameter zona daya hambat pada metode difusi.
hambat cakram antimikroba pada metode difusi berbanding terbalik dengan MIC.
Semakin luas zona hambat, maka semakin kecil konsentrasi daya hambat