Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang..................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 2
1.3 Tujuan................................................................................................. 3
1.4. Manfaat ............................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Kehamilan ............................................................................... 4
2.2 Tanda dan Gejala Kehamilan ............................................................ 4
2.3 Perubahan Fisiologis pada Ibu Hamil ................................................ 5
2.4 Ketidaknyamanan pada Ibu Hamil dan Penatalaksanaannya ............ 9
2.5 Kebutuhan Ibu Hamil ........................................................................ 13

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan......................................................................................... 24
3.2 Saran.................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kehamilan adalah keadaan fisiologis pada suaktu waktu tapi hal ini
memerlukan perhatian khusus karena pada saat hamil terjadi perubahan
fisiologis.Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan,
pada manusia terdapat 46 kromosom dengan rincian 44 dalam bentuk
“autosom” sedangkan yang lain sebagai pembawa tanda seks. Wanita selalu
resesip dengan tanda “kromosom X”, sedangkan laki-laki dengan dua bentuk
kromosom yaitu “kromosom X dan Y”. Bila spermatozoa kromosom X
bertemu maka terjadi kehamilan wanita, sedang bila kromosom Y maka
terjadi kehamilan laki-laki.
Suatu kehamilan akan terjadi jika ada pertemuan antara sperma dan
ovum, setelah itu pertemuan itu akan membentuk zigot yang dalam beberapa
jam telah mampu membela dirinya menjadi dua dan seterusnya. Dengan
terjadinya kehamilan maka seluru system genetalia wanita mengalami
perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan
pertmbuhan janin dan rahim.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan kehamilan?


2. Bagaimanakah tanda-tanda dan gejala pada kehamilan?
3. Apa saja perubahan fisiologi pada ibu hamil?
4. Apa saja ketidak nyamanan yang dirasakan oleh ibu hamil dan
bagaimana penatalaksanaannya?
5. Apa saja kebutuhan pada ibu hamil?

2
1.3 Tujuan
A. Tujuan umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk
mengetahui fisiologi kehamilan dan memperoleh gambaran tentang
perubahan fisiologis, ketidaknyamanan dan kebutuhan pada saat
kehamilan.
B. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui tentang pengertian kehamilan.
2. Untuk mengetahui berbagai tanda dan gejala kehamilan.
3. Untuk mengetahui perubahan fisiologi pada ibu hamil.
4. Untuk mengetahui apa saja ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu
hamil dan penatalaksanaannya.
5. Untuk mengetahui kebutuhan ibu hamil.

1.4 Manfaat
A. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang konsep kehamilan.
B. Bagi Ibu Hamil
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan kepada ibu hamil khususnya
tentang fisiologi, ketidaknyamanan, dan kebutuhan selama kehamilan.
C. Bagi pendidikan
D. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa dalam megembangakan
pengetahuan dan dapat di jadikan sebagai referensi atau sumber informasi
untuk melakukan pembelajaran dan bahan bacaan bagi mahasiswa pda
umumnya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. TEORI KEHAMILAN

Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah masa dimulai dari kontrasepsi sampai janin lahir,


lama hamil normal yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari
pertama haid terakhir (Sarwono, 2000).

Kehamilan adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa


yang biasanya berlangsung di ampula tuba

2.2 Tanda dan Gejala Kehamilan

A. Tanda – tanda kehamilan


1. Adanya pigmentasi kulit atau garis-garis hipo
2. Adanya pembesaran payudara
3. Ada rasa mual dan munyah yang berlebihan atau hyperemesis
4. Amenore atau tidak datangnya haid
5. Frekuensi buang air kecil meningkat

Tanda kehamilan tidak pasti :

- Keputihan atau keluarnya cairan berlebihan dari vagina karena


pengaruh hormonal.
- Gusi bengkak terutama pada bulan-bulan pertama kehamilan.
- Pembesaran perut terutama tampak jelas setelah kehamilan 14 minggu.
- Test kehamilan memberikan hasil positif.

4
Tanda-tanda pasti :

- Pada perubahan di bagian perut dirasakan adanya janin serta gerk


janin.
- Bila didengarkan menggunakan alat Doppler maka akan terdengar
detak jantung janin.
- Pada pemeriksaan USG dilihat gambar janin.
- Pada pemeriksaan roentgen terlihat gambaran kerangka janin.
B. Gejala Kehamilan
Tidak haid adalah gejala pertama yang dirasakan oleh seorang
wanita yang menyadari kalau dirinya sedang hamil. Penting untuk dicatat
tanggal hari pertama haid, terakhir guna menentukan usia kehamilan dan
memperkirakan tanggal kelahiran. Rumus sederhana menentukan tanggal
kelahiran yaitu tanggal ditambah 7 sedangkan bulan dikurangi 3, dihitung
dari tanggal pertama haid terakhir. Biasanya gejla yang ti,bul pada
kehamilan seperti:
- mual dengan di ikuti muntah atau pun tidak sering terjadi bulan
pertama kehamilan.mengidam atau menginginkan sesuatu baik itu
makanan, minuman atau hal-hal yang lain.gangguan buang air besar
karena pengaruh hormonal.
- kencing terutama bila kehamilan sudah besar.
- kadang-kadang wanita hamil bias pingsan dikeramaian terutama pada
bulan awal kehamilan.
- tidak ada nafsu makan, mungkin ada hubungannya dengan mual-mual
diatas.

2.3. Perubahan Fisiologis pada Ibu Hamil


A. Perubahan pada Organ-organ Reproduksi
1. Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat
pertumbuhan isi konsepsi intrauterin. Estrogen menyebabkan
hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk elastisitas / kelenturan
uterus. Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit

5
ditentukan, pada kehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat.
Pada kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian dengan korpus, dan
pada kehamilan akhir di atas 32 minggu menjadi segmen bawah
uterus. Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis, mudah ruptur,
kontraksi minimal berbahaya jika lemah, dapat ruptur, mengancam
nyawa janin dan nyawa ibu.
Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi
estrogen dan perlunakan akibat progesterone warna menjadi livide /
kebiruan. Sekresi lendir serviks meningkat pada memberikan gejala
keputihan.
2. Vagina / vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan
progesteron, warna merah kebiruan (tanda Chadwick).
3. Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta,
terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan
ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan
pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus
hormonal menstruasi.
4. Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan
jaringan interstisial payudara. Hormon laktogenik plasenta
(diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan
pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-
zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum.
Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta
hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla
akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol.
B. Perubahan pada Sistem Respirasi
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma
juga terdorong ke cranial. Terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit)
akibat kompliansi dada (chest compliance) menurun. Volume tidal

6
meningkat. Volume residu paru (functional residual capacity) menurun.
Kapasitas vital menurun
C. Perubahan pada Sistem Gastrointestinal
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan
muntah-muntah, selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala
sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar / perasaan ingin makan
terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan
patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari
10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).
D. Perubahan pada Sistem Sirkulasi / kardiovaskular
Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah
perubahan Hemodinamik maternal, meliputi :
1. Retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung.
2. Anemia relatif.
3. Akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun.
4. Tekanan darah arterial menurun.
5. Curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap
sampai akhir kehamilan.
6. Volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%.
7. Volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian
bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan.

Pada trimester pertama, terjadi :

1. Penambahan curah jantung, volume plasma dan volume cairan


ekstraselular, disertai peningkatan aliran plasma ginjal dan laju filtrasi
glomerulus
2. Penambahan / retensi air dan natrium yang dapat ditukar di dalam
tubuh, peningkatan TBW / total body water
3. Akibatnya terjadi aktifasi sistem renin-angiotensin dan penurunan
ambang osmotik untuk pelepasan mediator vasopresin dan stimulasi
dahaga.

7
4. Akibatnya pula terjadi penurunan konsentrasi natrium dalam plasma
dan penurunan osmolalitas plasma, sehingga terjadi edema pada 80%
wanita yang hamil. Terjadi peningkatan volume plasma sampai 25-
45%, dengan jumlah eritrosit meningkat hanya sedikit (kadar
hemoglobin menurun akibat anemia relatif). Cardiac output meningkat
sampai 20-40%. Resistensi perifer juga menurun, sering tampak
sebagai varisces tungkai. Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3,
akibat reaksi antigen-antiibodi fisiologik yang terjadi pada kehamilan.
Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi 15.000/mm3. Trombosit
meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting untuk
hemostasis yang baik pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga
meningkat 350-750 mg/dl (normal 250-350 mg/dl). Laju endap darah
meningkat. Protein total meningkat, namun rasio albumin-globulin
menururn karena terjadi penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta
diikuti peningkatan globulin alfa-1, alfa-2 dan beta. Faktor-faktor
pembekuan meningkat.
E. Perubahan pada Sistem Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi
tiroid. Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan
2800 kal/hari (menyusui). Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk
menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol plasma meningkat sampai
300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum meningkat.
Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin
tambahan.
Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal,
terjadi kadar glukosa plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna
karena :
1. Ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat, produksi glukosa dari
hati menurun
2. Produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun,
aktifitas ekskresi ginjal meningkat.

8
3. Efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2
plasenta lainnya, hormon-hormon ovarium, hipofisis, pankreas,
adrenal, growth factors, dsb).
F. Perubahan pada Traktus Urinarius
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat
pengaruh estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju
filtrasi meningkat sampai 60%-150%. Dinding saluran kemih dapat
tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan mungkin
hidronefrosis sementara.
1. Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun
namun hal ini dianggap normal.
2. Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan
perubahan berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum),
payudara, linea alba (-> linea grisea), striae lividae pada perut.

2.4 Ketidaknyamanan pada Ibu Hamil dan Penatalaksanaannya

Hamil adalah karunia terindah bagi seorang wanita. Mendapati hasil


positif saat tes kehamilan merupakan saat yang membahagiakan, namun
menjalani sembilan bulan masa kehamilan adalah hal yang sama sekali
berbeda. Beberapa wanita hamil memiliki periode kehamilan yang
menyenangkan, sementara lainnya mengalami masa kehamilan yang berat.
Beberapa masalah yang kerap timbul saat hamil diantaranya:

A. Alergi dan penyakit kulit


Alergi bisa muncul dalam bentuk gatal-gatal, bersin-bersin, diare,
batuk, sampai sesak napas (asma). Hal ini disebabkan kehamilan membuat
kekebalan tubuh ibu menurun. Belum lagi adanya perubahan kadar
hormon progesteron yang akan mempermudah munculnya alergi. Peurigo
gestationalis adalah satu penyakit kulit yang kerap menyerang ibu hamil.
Gejalanya berupa beruntusan dan gatal-gatal pada seluruh tubuh. Keluhan
ini biasanya muncul di trimester kedua atau ketiga. Apa yang menjadi
penyebabnya, sampai saat ini belum diketahui.

9
B. Penyakit saluran pernafasan
Penyakit saluran pernapasan yang kerap muncul adalah influenza,
radang tenggorok, pneumonia, dan tuberkulosis. Penyebabnya dengan
makin besarnya kandungan, diafragma atau sekat rongga dada pun kian
tertekan ke atas. Akibatnya, ruang paru-paru jadi lebih sempit, sehingga
oksigen yang masuk ke paru-paru makin sedikit pula. Sebagai
kompensasinya, napas pun jadi semakin cepat yang membuat ibu hamil
gampang tersengal-sengal.
C. Gangguan jantung
Penyakit ini bisa terjadi karena sewaktu hamil terjadi perubahan
drastis pada tubuh ibu yang menyebabkan terjadinya peningkatan volume
darah, yang membuat kerja jantung jadi lebih berat. Oleh karena itu,
selama hamil perhatikan tanda-tanda adanya gangguan jantung ini.
Biasanya ibu gampang capek, baru melakukan aktivitas ringan saja
napasnya sudah tersengal-sengal. Lainnya adalah penyempitan ataupun
kebocoran pada katup jantung. Penyakit ini 80%-nya disebabkan penyakit
jantung rematik. Perubahan sistem imun sebagai reaksi tubuh terhadap
kuman penyebab infeksi yang masuk jauh-jauh hari sebelum ibu hamil
itulah menjadi penyebabnya. Bisa saja penetrasi kuman terjadi saat ibu
masih anak-anak atau remaja. Sekalipun begitu, dengan antenatal care
penyakit jantung katup bisa dideteksi. Asalkan bidan atau dokter yang
menanganinya cermat saat melakukan anamnesa maupun pemeriksaan
kesehatan secara umum. Terlebih pada mereka yang mengalami kehamilan
kembar ataupun punya riwayat keluarga yang mengalami tekanan darah
tinggi pada kehamilan.
D. Anemia
Penyakit anemia defisiensi besi memang paling sering dialami ibu
hamil. Masalahnya, saat hamil kebutuhan akan zat-zat makanan
bertambah. Konsentrasi darah dan sumsum tulang pun berubah.
Akibatnya, ibu hamil kekurangan zat besi dalam darahnya. Seperti kita
tahu, semasa hamil dan menyusui kebutuhan zat besi meningkat tajam.
Nah, kebutuhan zat besi akan bertambah sejalan dengan perkembangan

10
janin, plasenta, dan peningkatan sel darah merah ibu. Anemia defisiensi
besi paling banyak diderita ibu hamil yang justru membutuhkan asupan
unsur besi dari makanan lebih dari biasanya. Bisa juga karena adanya
gangguan pencernaan, sehingga unsur zat besi tidak diserap dengan baik
oleh tubuh.
Gejala klinis anemia yang mudah dikenali adalah gampang lelah,
lesu, sesak napas saat beraktivitas, kulit dan wajah pucat, mudah pusing,
dan gampang pingsan. Kerja jantung pun meningkat sehingga denyutnya
menjadi cepat. Jika kondisi jantung buruk, dapat berakibat gagal jantung.
Bagi ibu hamil, pemeriksaan dilakukan paling lambat pada usia 3 bulan
kehamilan.
Defisiensi besi diatasi dengan konsumsi suplemen zat besi dan
asam folat selain konsumsi makanan bergizi seimbang dan beragam.
Makanan terbaik yang mengandung zat besi adalah daging merah, hati,
ginjal, telur, roti, sereal, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran
berwarna hijau. Daging merah mengandung zat besi yang mudah diserap
tubuh. Agar penyerapannya optimal, zat besi sebaiknya dikonsumsi
bersamaan dengan sumber makanan yang mengandung vitamin C, karena
vitamin C mampu membantu penyerapan zat besi.
E. Penyakit saluran pencernaan
1. Hipersalivasi atau produksi air liur berlebihan akibat pengaruh hormon
estrogen. Gangguan ini tidak berbahaya.
2. Sariawan dan pembengkakan gusi. Penyakit yang dalam istilah
kedokteran disebut epulis ini disebabkan selain oleh perubahan
hormonal juga perubahan imunologi berupa penurunan mekanisme
daya tahan tubuh pada ibu hamil. Itu sebabnya ibu hamil mudah
terserang penyakit, baik akibat infeksi virus, infeksi jamur, dan
lainnya. Sariawan merupakan salah satu infeksi virus yang biasanya
dipicu oleh luka akibat gigitan tidak sengaja atau sodokan sikat gigi.
Mengatasinya, pakailah sikat gigi berbulu lembut. Gangguan ini pun
pada dasarnya tidak membahayakan ibu maupun janinnya.

11
3. Mag atau gastritis. Akibat rasa mual yang ditimbulkan, ibu hamil
biasanya jadi malas makan yang justru akan meningkatkan produksi
asam lambung. Cara pencegahanya dengan makan teratur.
F. Hipetensi
Hipertensi atau penyakit darah tinggi terjadi karena adanya
pembuluh darah yang menegang sehingga membuat tekanan darah
meningkat. Gejala yang umum dialami:
1. Pusing dan sakit kepala
2. Bengkak di daerah tungkai
3. Bila dilakukan pemeriksaan laboratorium akan ditemui adanya protein
yang tinggi dalam urin ibu.
4. Tekanan darah bisa mencapai 140/90 sementara batas normal untuk
tekanan darah atas antara 100 – 120 dan tekana bawah 70 – 80.

Ada ibu yang sudah mengidap hipertensi sebelumnya namun ada


juga hipertensi yang justru baru terjadi saat hamil. Kondisi yang disebut
terakhir inilah yang disebut dengan preeklamsia dan eklamsia. Preeklamsia
biasanya terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minggu dan harus segera
ditangani agar tak meningkat menjadi eklamsia yang tak saja bahaya buat
ibu tapi juga janin.

Preeklamsia yang masih ringan ditandai dengan tekanan darah yang


meninggi, protein yang berlebihan dalam urine, pembengkakan, serta
kenaikan berat badan yang cepat. Gejala klinisnya, penglihatan menjadi
kabur, perut terasa sakit atau panas, sakit kepala, serta denyut nadi yang
cepat. Kecuali itu, bengkak karena preeklamsia tidak hanya terjadi di kaki,
tapi juga pada wajah dan tangan. Nah, kalau terjadi pembengkakan di
wajah atau tangan, segera periksakan diri untuk mengetahui apakah
penyebabnya bersifat patologis atau fisiologis.

Risiko eklamsia sangat besar, ibu bisa mengalami kejang-kejang


hingga tak terselamatkan. Tentunya jika ibu sampai tidak tertolong, janin
pun bisa mengalami nasib yang sama. Kalaupun hidup, bisa terjadi

12
kelahiran prematur, gagal ginjal, dan kerusakan hati. Selain itu, jika aliran
darah ke janin berkurang, ia dapat mengalami keterlambatan pertumbuhan.

G. Hipotensi
Ada juga ibu hamil yang mempunyai tekanan darah rendah (ukuran
tekanan darah 90/60). Hanya saja hal ini tidak sampai berakibat fatal.
Gejala yang dialami umumnya sama dengan hipertensi yaitu pusing-
pusing dan sakit kepala disertai tubuh lemas. Hipotensi biasanya terjadi
karena ibu kurang tidur atau kurang istirahat dan kecapekan.
Penanganannya cukup dengan banyak istirahat dan cukup tidur.
Makanan berkolesterol tinggi selama porsinya tidak banyak boleh saja,
begitu juga makanan yang bergaram atau asin.

2.5 Kebutuhan Ibu Hamil


A. Perawatan Payudara Saat Hamil
Perawatan payudara selama kehamilan menyumbang pengaruh
besar untuk mewujudkan tercapainya program ASI eksklusif. Kapan
sebaiknya perawatan payudara mulai dilakukan? Ahli menganjurkan
setelah kehamilan berusia 5-6 bulan. Kalau sebelum itu, perangsangan
pada puting malah bisa menimbulkan kontraksi rahim. Nah, di bawah ini
adalah tata cara pelaksanaan perawatan payudara yang bisa ibu hamil
lakukan sehari-hari. Jangan lupa, sejak usia kehamilan lima bulan.
1. Pemijata
a) Sebelumnya siapkan air hangat dan air dingin di wadah yang
terpisah, minyak kelapa atau baby oil, handuk, dan kapas.
b) Bersihkan payudara dengan air hangat, lalu pijat menggunakan
minyak.
c) Cara pemijatannya dengan menggunakan kedua tangan. Sekeliling
payudara diurut memutar searah jarum jam kemudian berbalik
arah/berlawanan jarum jam. Setelah itu lakukan pengurutan dari
pangkal menuju puting. Namun, puting tak perlu dipijat.

13
d) Setelah itu ketuk-ketuklah payudara memakai ujung jari atau
ujung ruas jari supaya sirkulasi darah bekerja baik.
e) Selanjutnya bersihkan puting dengan menggunakan kapas dan
minyak. Minyak akan melenturkan dan melembapkan puting.
f) Terakhir, bersihkan payudara dan puting memakai air hangat dan
dingin. Tujuannya untuk memperlancar sirkulasi darah.
g) Keringkan payudara dengan handuk lembut. Kalau perlu oleskan
pelembap atau krim anti stertch marks yang aman untuk mencegah
rasa gatal akibat jaringan kulit merekah sering membesarnya
payudara.
2. Senam teratur
Payudara pun perlu dirawat dengan senam. Senam payudara
berguna untuk memperkuat otot pektoralis yang berada di dada.
Senam ini membantu mempertahakan kepadatan payudara dan
merangsang produksi ASI menjadi lebih baik. Ada dua macam senam
yang bisa ibu lakukan dan mudah di praktekkan.
Berikut urutannya senam hamil :
a) Posisi berdiri, tangan kanan memegang bagian lengan bawah kiri
dekat siku, sebaliknya tangan kiri memegang lengan bawah kanan
(seperti orang bersidekap). Kemudian tekan kuat-kuat ke arah
dada dengan cara mempererat pegangan, sehingga otot-otot dasar
payudara terasa tertarik. Selanjutnya lemaskan kembali. Lakukan
berulang-ulang hingga 30 kali.
b) Pegang bahu dengan kedua ujung tangan, kemudian siku diputar
ke depan sehingga lengan bagian dalam mengurut (massage)
payudara ke arah atas. Diteruskan gerakan tangan ke atas ke
belakang dan kembali pada posisi semula. Lakukan latihan ini 20
kali putaran.
c) Memakai bra yang pas
Untuk mengatasi rasa tak enak pada saat payudara
membesar, pakailah bra yang pas dan bisa menyangga payudara
dengan baik. Jangan gunakan yang terlalu ketat atau longgar. Bra

14
yang terlalu sempit akan menghambat perkembangan kelenjar
payudara, sedangkan yang terlalu longgar akan membuat payudara
tampak jatuh dan tidak nyaman kala dikenakan.
Bra untuk payudara yang sangat besar ada baiknya
memakai penyangga kawat. Sementara jika si ibu hamil tak
menjaga kebersihan dan kekeringan di bawah lipatan tersebut,
maka akan membuka peluang jamur untuk tumbuh.Pilihlah bra
dari bahan katun atau campuran katun sehingga nyaman dipakai
dan mudah menyerap keringat. Beberapa masalah payudara
1) Puting rata
Kelainan yang dikenal dengan retracted nipple ini
penyebabnya belum diketahui. Cara mengatasinya dengan
menarik-narik puting secara kontinu yang dimulai kala
kehamilan di atas 5 bulan. Cara menariknya dengan memutar
kiri-kanan, lantas tarik keluar. Setelah puting berhasil keluar,
ibu harus rajin menyusui.
2) Puting lecet
Penyebabnya tak lain karena teknik menyusui yang salah.
Untuk itu ketahui teknik menyusui dengan benar. Sebelum
menyusui, usahakan puting selalu dalam keadaan kering lalu
oleskan sedikit ASI pada puting. Ingat ASI memiliki zat-zat
untuk mengusir kuman disekitar areola.
3) Saluran tersumbat
Saluran tersumbat biasanya mengakibatkan benjolan lokal
di salah satu bagian payudara, sementara bagian yang lain
tidak. Cara mengatasinya dengan selalu berusaha menyusukan
ASI hingga payudara kosong. Massage-lah benjolan akibat
penyumbatan ASI tersebut. Kemudian kompres dengan handuk
yang telah direndam air hangat, selanjutnya kompres payudara
dengan handuk yang telah direndam air dingin. Lakukan terus
hingga benjolan hilang.
4) Payudara bengkak

15
Penyebabnya tak lain karena pengeluaran ASI yang tidak
lancar. Pembengkakan tak selalu terjadi pada kedua belah
payudara. Bisa saja hanya terjadi pada satu payudara.
Mengatasinya, sebaiknya dalam menyusui memakai cara
menggiring bola. Kalau bayi merasa nyaman menyusu di
payudara kiri ibu, berarti posisi pipi kananlah yang selalu
menempel ke payudara ibu, kan? Nah, gunakan taktik,
menggesernya dari payudara kiri ke payudara kanan dengan
tetap pada posisi pipi yang sama yang menempel di badan ibu.
Tentu bayi akan merasa ia tetap menyusu di payudara kiri ibu
padahal sudah bergeser ke payudara kanan.
5) Mastitis atau infeksi payudara
Ciri-cirinya bengkak, merah, dan terasa nyeri. Kalau sudah
begini mau tak mau ibu harus minum antibiotika untuk
mengatasi infeksi. Massage tidak boleh dilakukan.
6) Payudara abses
Penanganan mastitis yang terlambat bisa mengakibatkan
payudara abses. Jika sudah abses bayi tak boleh lagi menyusu
dan mau tak mau, kulit bagian itu harus diinsisi/dibuka dengan
operasi kecil untuk mengeluarkan nanahnya.
B. Nutrisi untuk ibu hamil
Bagi ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan yang harus
diperhatikan adalah vitamin dan mineral karena penting bagi kesehatan
dirinya dan janin. Nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan antara lain:
1. Protein, sangat besar peranannya dalam memproduksi sel-sel darah.
2. Karbohidrat, dibutuhkan untuk energi tubuh sehari-hari.
3. Kalsium, di masa kehamilan, kalsium penting untuk membantu
pertumbuhan si jabang bayi.
4. Zat besi, amat penting dalam membantu proses produksi sel-sel darah
merah, utamanya untuk mencegah timbulnya anemia.

16
5. Asam folik, berdasar beberapa temuan para pakar kesehatan, wanita
hamil yang kekurangan asam folik besar risikonya mengalami
keguguran ataupun kerusakan pada janin.
6. Lemak, bagi wanita hamil, lemak besar sekali manfaatnya untuk
cadangan energi tubuh, agar sebentar-sebentar tubuh tidak terasa lelah.
7. Mineral sebagai zat pengatur dapat diperoleh dari buah-buahan dan
sayur – sayuran.
8. Vitamin B kompleks berguna untuk menjaga sistem saraf, otot dan
jantung agar berfungsi secara normal. Dapat dijumpai pada serealia, biji
– bijian, kacang-kacangan, sayuran hijau, ragi, telur dan produk susu.
9. Vitamin D berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi
Anda. Sumbernya terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur dan
susu.
10. Vitamin E berguna bagi pembentukan sel darah merah yang sehat.
Makanlah lembaga biji-bijian terutama gandum, kacang-kacangan,
minyak sayur dan sayuran hijau.
11. Asam folat berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah,
banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam,
kembang kol dan brokoli. Pada buah-buahan, asam folat terdapat
dalam jeruk, pisang, wortel dan tomat. Kebutuhan asam folat selama
hamil adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama
kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengganggu pembentukan
otak, sampai cacat bawaan pada susunan saraf pusat maupun otak
janin.
12. Kalsium, diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta
melindungi ibu hamil dari osteoporosis Jika kebutuhan kalsium ibu
hamil tidak tercukupi, maka kekurangan kalsium akan diambil dari
tulang ibu. Sumber kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan
kacang-kacangan. Saat ini kalsium paling baik diperoleh dari susu
serta produk olahannya. Susu juga mengandung banyak vitamin,
seperti vitamin A, D, B2, B3, dan vitamin C.

17
C. ASI
Idealnya proses menyusui dapat segera dilakukan begitu bayi lahir.
Bayi yang lahir cukup bulan akan memiliki naluri utk menyusu pada
ibunya di 20 – 30 menit setelah ia lahir. Itupun jika ia tidak mengantuk
akibat pengaruh obat ataupun anastesi yang diberikan ke ibu saat proses
melahirkan.
Di jam-jam pertama, bayi akan relatif tenang, terjaga dan memiliki
kemampuan bawaan utk melakukan proses latch-on (proses masuknya
sebagian besar ke dalam mulut bayi hingga ia dapat “mengunci” dan
menyusu dg baik) dan menyusu dengan baik. Riset menunjukkan bahwa
bayi baru lahir yang diletakkan di perut ibu sesaat setelah ia lahir, akan
mampu mencari payudara ibu dan menyusu dengan baik dalam kurun
waktu kurang dari 50 menit.
Memisahkan bayi dari ibunya sebelum hal tsb dilakukan akan
membuat bayi kehilangan kesempatan besar. Bayi akan mengantuk dan
kehilangan minatnya utk menyusu pada ibunya. Akibatnya proses inisiasi
menyusui mengalami hambatan. Oleh karena itu, pastikan bahwa bayi
mendapatkan kesempatan utk melakukan proses inisiasi menyusui paling
tidak satu jam pertama setelah ia lahir. Hal ini akan menunjang proses
lancarnya ASI di kemudian hari.
Meskipun proses menyusui dapat segera ibu lakukan setelah bayi
lahir, beberapa bayi nampak tidak dapat latch on dengan baik setelah ia
lahir. Hal ini disebabkan pengaruh epidural atau anastesi lainnya yang
diberikan ibu selama masa melahirkan. Beberapa jenis anastesi
mengurangi refleks bayi mencari payudara ibu dan menyusu pada ibunya,
juga meningkatnya temperatur tubuh bayi dan tangisan bayi. Namun perlu
dipahami bahwa jika bayi tidak dapat menyusu setelah ia lahir bukan
akhir dari segalanya. Segera minta bantuan dari ahli laktasi jika bayi sulit
menyusui atau melakukan latch on. Sehingga problem tersebut dapat
segera diatasi. Selanjutnya, semakin seringnya bayi disusui makin
meningkatkan reseptor hormon prolactin

18
Jika menyusui di jam-jam pertama kelahiran tidak dapat dilakukan,
alternative terbaik berikutnya adalah memerah ASI atau pompa ASI
selama 10-20 menit tiap 2 hingga 3 jam sekali, hingga bayi dapat
menyusu. Tindakan tsb dapat membantu memaksimalkan reseptor
prolaktin dan meminimalkan efek samping dari tertundanya proses
menyusui oleh bayi. Jika ibu melahirkan di RS atau di klinik melahirkan,
biasanya disediakan breastpumpelektrik dan ibu butuh bantuan
menggunakannya. Perawat, konsultan laktasi ataupun bidan dapat
membantu ibu dalam menggunakan alat tsb.
1. Tips memperbanyak ASI
a) Tingkatkan frekuensi menyusui/memompa/memeras ASI. Jika
anak belum mau menyusu krn masih kenyang, perahlah /
pompalah ASI. Ingat ! produksi ASI prinsipnya based on demand
sama spt prinsip pabrik. Jika makin sering diminta
(disusui/diperas/dipompa) maka makin banyak yg ASI yg
diproduksi.
b) Kosongkan payudara setelah anak selesai menyusui.
Bahasan ini masih terkait dg point di atas. Makin sering
dikosongkan, maka produksi ASI juga makin lancer
c) Yg tidak kalah pentingnya : ibu harus dalam keadaan RELAKS.
KONDISI PSIKOLOGIS ibu menyusui sangat menentukan
keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, > 80% lebih
kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah
faktor psikologis ibu menyusui. Ingat : 1 pikiran “duh ASI peras
saya cukup gak ya?” maka pada saat bersamaan ratusan sensor
pada otak akan memerintahkan hormon oksitosin (produksi ASI)
utk bekerja lambat. Dan akhirnya produksi ASI menurun. Relaks
saja ya bu. Disini sebetulnya peran besar sang ayah. Jika ayah
mendukung maka ASI akan lancar. Mendukung bisa dg berbagai
cara mulai dari menyemangati istri hingga hal2 lain spt
menyendawakan bayi setelah menyusu, menggendong bayi utk
disusukan ke ibunya, dsbnya.

19
d) Hindari pemberian susu formula.
Terkadang karena banyak orangtua merasa bahwa ASInya
masih sedikit atautakut anak gak kenyang, banyak yg segera
memberikan susu formula. Padahal pemberian susu formula itu
justru akan menyebabkan ASI semakin tidak lancar. Anak relatif
malas menyusu atau malah bingung puting terutama pemberian
susu formula dg dot. Begitu bayi diberikan susu formula, maka
saat ia menyusu pada ibunya akan kekenyangan. Sehingga
volume ASI makin berkurang. Makin sering susu formula
diberikan makin sedikit ASI yg diproduksi.
e) Hindari penggunaan DOT, empeng, dkknya
Jika ibu ingin memberikan ASI peras/pompa (ataupun
memilih susu formula) berikan ke bayi dg menggunakan sendok,
bukan dot ! Saat ibu memberikan dg dot, maka anak dapat
mengalami BINGUNG PUTING (nipple confusion). Kondisi
dimana bayi hanya menyusu di ujung puting seperti ketika
menyusu dot. Padahal, cara menyusu yang benar adalah seluruh
areola (bag. gelap disekitar puting payudara) ibu masuk ke mulut
bayi. Akhirnya, si kecil jadi ogah menyusu langsung dari
payudara lantaran ia merasa betapa sulitnya mengeluarkan ASI.
Sementara kalau menyusu dari botol, hanya dengan menekan
sedikit sajadotnya, susu langsung keluar. Karena itu hindari
penggunaan dot dsbnya.
f) Datangi klinik laktasi. Jangan ragu untuk menghubungi atau
konsultasi dg klinik laktasi. Disana ibu dan ayah mendapatkan
masukan secara teknis agar ASI tetap optima agar ASI lancar di
awal masa menyusui.
Idealnya proses menyusui dapat segera dilakukan begitu
bayi lahir. Bayi yang lahir cukup bulan akan memiliki naluri utk
menyusu pada ibunya di 20 – 30 menit setelah ia lahir. Itupun jika
ia tidak mengantuk akibat pengaruh obat ataupun anastesi yang
diberikan ke ibu saat proses melahirkan.

20
Di jam-jam pertama, bayi akan relatif tenang, terjaga dan
memiliki kemampuan bawaan utk melakukan proses latch-on
(proses masuknya sebagian besar ke dalam mulut bayi hingga ia
dapat “mengunci” dan menyusu dg baik) dan menyusu dengan
baik. Riset menunjukkan bahwa bayi baru lahir yang diletakkan
di perut ibu sesaat setelah ia lahir, akan mampu mencari payudara
ibu dan menyusu dengan baik dalam kurun waktu kurang dari 50
menit.
Memisahkan bayi dari ibunya sebelum hal tsb dilakukan
akan membuat bayi kehilangan kesempatan besar. Bayi akan
mengantuk dan kehilangan minatnya utk menyusu pada ibunya.
Akibatnya proses inisiasi menyusui mengalami hambatan. Oleh
karena itu, pastikan bahwa bayi mendapatkan kesempatan utk
melakukan proses inisiasi menyusui paling tidak satu jam pertama
setelah ia lahir. Hal ini akan menunjang proses lancarnya ASI di
kemudian hari.
Meskipun proses menyusui dapat segera ibu lakukan
setelah bayi lahir, beberapa bayi nampak tidak dapat latch on
dengan baik setelah ia lahir. Hal ini disebabkan pengaruh epidural
atau anastesi lainnya yang diberikan ibu selama masa melahirkan.
Beberapa jenis anastesi mengurangi refleks bayi mencari
payudara ibu dan menyusu pada ibunya, juga meningkatnya
temperatur tubuh bayi dan tangisan bayi.
Namun perlu dipahami bahwa jika bayi tidak dapat
menyusu setelah ia lahir bukan akhir dari segalanya. Segera minta
bantuan dari ahli laktasi jika bayi sulit menyusui atau melakukan
latch on. Sehingga problem tersebut dapat segera diatasi.
Selanjutnya, semakin seringnya bayi disusui makin meningkatkan
reseptor hormon prolactin.
Jika menyusui di jam-jam pertama kelahiran tidak dapat
dilakukan, alternative terbaik berikutnya adalah memerah ASI
atau pompa ASI selama 10-20 menit tiap 2 hingga 3 jam sekali,

21
hingga bayi dapat menyusu. Tindakan tsb dapat membantu
memaksimalkan reseptor prolaktin dan meminimalkan efek
samping dari tertundanya proses menyusui oleh bayi. Jika ibu
melahirkan di RS atau di klinik melahirkan, biasanya disediakan
breastpump elektrik dan ibu butuh bantuan menggunakannya.
Perawat, konsultan laktasi ataupun bidan dapat membantu ibu
dalam menggunakan alat tsb.
g) Kehebatan Kolostrum
Tiap ibu perlu mengetahui dan menghargai betul betapa
berharganya kolostrum.
Kolostrum, cairan bening kekuningan yang sering disebut
“Pre-milk”, akan diproduksi di hari-hari pertama menyusui.
Kolostrum, kemudian disusul dengan ASI “matang”, akan
menjaga dan melindungi bayi seperti plasenta saat ia dalam
kandungan ibu. Kolostrum relatif rendah lemak dan karbohidrat,
tetapi kaya akan protein. Kandungan tsb sangat tepat sesuai
dengan kebutuhan bayi di hari-hari pertama. Kolostrum mudah
dicerna dan mengandung sel-sel hidup yang memberikan proteksi
terhadap berbagai bakteri, virus dan alergen.
Kolostrum ini akan melindungi bagian dalam usus bayi dan
menjaganya dari absorpsi substansi-substansi yang dapat
menyebabkan terjadinya alergi. Faktor imun seperti IgG dan IgA
sangat banyak jumlahnya dalam kolostrum dibandingkan dengan
ASI matang. Kedua zat imun tsb akan menstimulasi dan
meningkatkan sistem imun bayi. Dan penelitian menunjukkan
bahwa manfaat tsb akan terus didapatkan bayi selama hidupnya.
Lebih jauh lagi, kolstrum beraksi sebagai laxative (“obat pencuci
perut”) yg efektif, mulai dari membuang meconium dari usus,
hingga memecahkan bilirubin (substansi yg dapat membuat bayi
menjadi kuning).
Dua minggu kemudian, kolostrum akan berubah komposisi
menjadi ASI matang. Namun kondisi tsb tidak terjadi secara

22
sekaligus. Kolostrum akan secara perlahan berubah menjadi ASI
matang. Karena itu ASI yang dihasilkan di saat-saat tsb terlihat
lebih kekuningan dibandingkan ASI yg dihasilkan kemudian.
Terkadang kita jumpai beberapa ibu yang belum dapat
menghasilkan ASI di awal setelah kelahiran bayinya. Ibu-ibu
yang tidak melihat kolostrum saat menyusui bayinya akan merasa
khawatir jika dirinya tidak dapat memproduksi ASI. Namun,
kenyataan bahwa tidak terlihatnya ASI saat bayi menyusu, bukan
berarti ASI (kolostrum) tidak keluar. Kolostrum yang dihasilkan
ibu umumnya diproduksi dalam jumlah yang sangat kecil, yaitu
sekitar 7.4 sendok teh (36.23 ml) per harinya. Atau sekitar 1.4
hingga 2.8 sendok teh (6.86-13.72 ml) sekali menyusu. Dan
jumlah yang sangat sedikit tsb akan segera diminum dan ditelan
oleh bayi . Kenyataan bahwa warna dari kolostrum yang bening
kekuningan dan tampak spt air liur menyebabkan kolostrum sulit
untuk diidentifikasi. Sehingga tak jarang ibu yang merasa ASInya
belum keluar, padahal ASI (kolostrum) nya sudah keluar.
Memerah ASI di awal-awal pasca melahirkan akan terasa sulit,
karena payudara terasa bengkak. Disini ibu membutuhkan
bantuan dari konsultan laktasi. Selanjutnya seiring dengan waktu
dan makin seringnya ibu memerah ASI, maka ibu akan lebih
terampil dalam memerah ASI.
Karena sedemikian berharganya kolostrum, maka pastikan
ibu memberikannya ke bayi meskipun hanya dalam jumlah yg
amat sangat sedikit. Kolostrum ini akan menjadi hadiah yang tak
ternilai harganya utk anak. Karena manfaatnya yang demikian
hebat, maka segala macam upaya dalam memberikan kolostrum
akan menjadi hal yang patut diperjuangkan.

23
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kehamilan adalah masa dimulai dari kontrasepsi sampai janin lahir,


lama hamil normal yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari
pertama haid terakhir (Sarwono, 2000).

Kehamilan adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa


yang biasanya berlangsung di ampula tuba (Sarwono, 2008).

3.2 SARAN

A. Bagi tenaga kesehatan,

Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan harus lebih mengutamakan


kondisi ibu hamil dengan memper luas cakupan pelayanan kesehatan dan
pengadaan penyuluhan kesehatan, bidan bisa juga megadakan promosi-
promosi yang sifatnya mendidik, memberi informasi tentang hal-hal yang
perlu di perhatikan pada saat hamil dan bahaya-bahaya yang mungkin
dihadapi ibu hamil selam trisemester I sampai trisemester III.

B. Bagi Ibu hamil,

Banyak kasusnya bahwa ibu hamil identik dengan bahaya kematian,


bahkan tak sedikit lagi angka kematian ibu dan bayi, memng sebaiknya ibu-
ibu hamil harus lebih dulu mempersiapkan kondisi fisik sebelum
memutuskan untuk hamil, setelah itu ibu hamil harus menyiapkan mental
dan selalau menjaga kesehatan, menggontrol setiap asupan energi menjaga
pola makan dengan pert imbangan gizi-gizi yang harus diperlukan.

24

Anda mungkin juga menyukai