Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga pendidikan membutuhkan sarana dan prasarana dalam menunjang


keberhasilan program pendidikan yang diadakannya. Administrasi sarana dan
prasarana pendidikan adalah semua komponen yang secara langsung maupun
tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan
dalam pendidikan itu sendiri.sarana adalah alat yang secara langsung digunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan. Prasarana berarti alat yang tidak langsung
untuk memcapai tujuan. Kelengkapan serta pemeliharaan sarana dan prasarana
dengan baik merupakan hal penting agar tujuan pendidikan dapat dicapai.
Dikarenakan banyaknya sarana dan prasarana yang dimilik sekolah maka perlu
adanya manajemen tersendiri agar pengadaan, penggunaan, dan penghapusan
dapat diidentifikasi dengan mudah. Dengan demikian maka pemakalah akan
membahas mengenai administrasi sarana dan prasarana pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sarana dan prasarana?
2. Bagaimana mengenai pengadaan sarana dan prasarana?
3. Bagaimana cara pemeliharaan sarana dan prasarana?
4. Bagaimana inventarisasi sarana dan prasarana?
5. Bagaimana penghapusan sarana dan prasarana?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sarana dan prasarana
2. Untuk mengetahui pengadaan sarana dan prasarana
3. Untuk mengetahui cara pemeliharaan sarana dan prasarana
4. Untuk mengetahui inventarisasi sarana dan prasarana
5. Untuk mengetahui penghapusan sarana dan prasarana

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sarana dan Prasarana

Secara epistimologi, sarana adalah alat yang secara langsung digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Misalnya ruang, buku, perpustakaan, laboratorium,
dan sebagainya. Prasarana berarti alat yang tidak langsung untuk memcapai
tujuan, misalnya lapangan olah raga, masjid, tempat parkir, dan sebagainya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sarana adalah segala sesuatu
yang dapat dipakai sebagai alat untuk mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan
prasarana adalah segala sesuatu sebagai penunjang utama terselenggaranya suatu
proses (usaha, pembangunan, proyek).

Administrasi sarana dan prasarana pendidikan adalah semua komponen yang


secara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan
untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.

Administrasi sarana dan prasarana merupakan seluruh proses kegiatan yang


direncanakan dan diusahakan secra sengaja dan bersungguh-sungguh serta
pembinaan secara kontinu terhadap benda-benda pendidikan, agar senantiasa siap
pakai (ready for use) dalam PBM sehingga PBM semakin efektifdan efisien guna
membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.1

Proses belajar mengajar (PBM) akan semakin sukses jika ditunjang dengan
sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, sehingga pemerintah pun selalu
berusaha untuk terus menerus melengkapi sarana dan prasarana pendidikan bagi
seluruh jenjang dan tingkat pendidikan sehingga kekayaan fisik Negara yang
berupa sarana dan prasarana pendidikan telah menjadi sangat besar.

1
Ahmad Sabri, Administrasi Pendidikan, (Padang: IAIN-IB Press, 2000), Hal. 85

2
Menurut keputusan mentri P dan K No. 079/1975, sarana dan prasarana terdiri
dari tiga kelompok besar, yaitu:2

1. Bangunan dan perabot sekolah


2. Alat pelajaran yang terdiri atas pembukuan dan alat-alat peraga dan
laboratorium
3. Media pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audiovisual yang
menggunakan alat terampil
B. Pengadaan Sarana dan Prasarana

Pengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan


barang , benda atau jasa bagi keperluam pelaksaan tugas. Dalam pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan dapat dilakukan:3

1. Pengadaan tanah
Untuk pengadaan tanah dapat dilakukan dengan cara membeli, menerima
hibah, menerima hak pakai atau menukar.
2. Pengadaan bangunan
Untuk pengadaan bangunan ini dapat dilakukan dengan membangun atau
mendirikan bangunan baru, membeli, menyewa, menerima hibah atau
menukar.
3. Pengadaan perabot
Cara pengadaan perabot dapat dilakukan dengan membeli, membuat sendiri
atau menerima bantuan atau sumbangan.
4. Pengadaan kendaraan atau alat transportasi
Yang dimaksud dengan kendaraan adalah alat angkut orang atau barang untuk
darat, di air dan di udara. Namun khusus untuk sekolah hanya kendaraan darat
dan air, baik itu berupa mobil, sepeda motor, sepeda, becak, sampan, perahu
dan sebagainya.
5. Pengadaan sarana pendidikan, alat-alat kantor dan alat tulis kantor (ATK)

2
Yusak Burhanudin, Administrasi Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), Hal. 77
3
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), Hal. 135-138

3
Sarana pendidikan (alat pelajaran, alat peraga media, alat pratikum), alat
kantor (mesin ketik, mesin hitung, sapu dan sebagainya), alat tulis kantor
(kertas, tinta, map dan sebagainya), dapat diadakan melalui dana taksis,
menerima bantuan, hadiah dan sebagainya.

Prosedur pengadaan barang dan jasa harus sesuai mengacu pada Kepres No.
80 tahun 2003 yang telah disempurnakan denga Permen No. 24 tahun 2007.
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah umumnya melalui proses
sebagai berikut:

1. Menganalisis kebutuha dan fungsi sarana dan prasarana


2. Mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
3. Membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang ditujukan kepada
pemerintah bagi sekolah negeri dan pihak yayasan bagi sekolah swasta
4. Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk mendapat
persetujuan dari pihak yang dituju
5. Setelah dikunjungi dan disutui maka sarana dan prasarana akan dikirim ke
sekolah yang mengejukan permohonan pengadaan sarana dan prasarana
tersebut

Jadi pengadaan dilakukan sebagai bentuk realisasi atas perencanaa yang telah
dilakukan sebelumnya.4 Tujuannya untuk menunjang proses pendidikan agar
berjalan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

C. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan


suatu barang, sehingga barang tersebut selalu dalam kondisi baik dan siap pakai.
Kegiatan pemeliharaan ini sangatlah penting agar barang-barang yang dipakai
dapat terawat dengan baik. Barang-barang yang ada perlu dirawat secara baik dan
kontinu untuk menghindarkan dari perusakan. Dengan demikian kegiatan rutin

4
Bardawi dan M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Yogyakarta: Arruzz Media,
2012), Hal. 59

4
untuk mengusahakan agar barang tetap dalam keadaan baik dan berfungsi baik
pula (running well), disebut pemeliharaan atau perawatan (servis). Proses
pemeliharaan dimulai dari pemakai barang itu sendiri, yaitu dengan berhati-hati
dalam menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh
petugas professional yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang.5
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang pertama adalah pada
pemeliharaan sehari-hari dilakukan oleh setiap guru dan semua siswa,
pemeliharaan yang dilakukan seperti membersihkan ruang kelas, menyimpan alat-
alat pembelajaran setelah digunakan, dan perawatan buku-buku pelajaran. Hal
tersebut didukung oleh Gonzales intinya menyatakan bahwa dengan adanya
perawatan yang dilakukan setiap hari sarana dan prasarana pendidikan dapat
terpelihara dengan baik dan mampu mendukung proses pembelajaran. Selanjutnya
temuan di atas didukung teori Gunawan dan Benty yang pada intinya menyatakan
bahwa pemeliharaan setiap hari untuk mengkondisikan sarana dan prasarana
dalam keadaan siap pakai dan dapat mengurangi resiko kerusakan. Dengan
pemeliharaan harus dilakukan oleh seluruh warga sekolah untuk mempersiapan
sarana dan prasarana pembelajaran yang dapat digunakan setiap saat dalam
kondisi yang baik dan siap digunakan guru dan peserta didik. Sarana dan
prasarana yang sudah terkodisikan dengan baik akan dapat mendukung proses
pembelajaran secara baik.
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang kedua adalah
Pemeliharaan berkala mencakup pada pemeliharaan gedung sekolah pengecatan
tembok, penggantian plafon yang rusak, perbaikan kursi dan meja, LCD, dan
komputer.Hal tersebut selaras dengan teori yang diungkapkan oleh Gunawan dan
Benty (2017) intinya dalam pemeliharaan berkala mencakup sarana dan prasarana
yang digunakan dalam jangka yang panjang, pemeliharaan yang dilakukan seperti
penggantian spare-part, penggantian dengan spesifikasi terbaru. Dengan demikian
pemeliharaan berkala merupakan salah satu langkah yang dilakukan untuk
5
Ary Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),
hlm.23

5
meminimalisir pembeliaan baru yang membutuhkan dana yang lebih besar.
Dengan dasar seperti itu maka pemeliharaan berkala dilakukan untuk merawat
prasarana sekolah supaya prasarana sekolah bisa terkontrol dengan baik.6
1. Perencanaan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Perencanaan adalah tindakan yang akan dilakukan untuk mendapatkan hasil
yang ditentukan dalam jangka dan ruang waktu tertentu. Perencanaan merupakan
proses pemikiran, baik secara garis besar maupun secara mendetail dari sutu
kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai kepastian yang paling
baik dan ekonomis. Perencanaan juga dapat disebut sebagai antisipasi dari suatu
yang akan terjadi, karena harus merupakan proses yang sebaik-baiknya.7 Dalam
Petunjuk Teknis Perawatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Pusat
Pengembangan dan pemerdayaan pendidikan dan Tenaga Kependidikan
(PPPPTK) menjabarkan bahwa ada tiga kegiatan perencanaan meliputi :
a. penetapan kebutuhan perbaikan dan perawatan sarpras PPPPTK
berdasarkan identifikasi kebutuhan yang dilakukan oleh lembaga secara
berkala
b. penetapan alokasi anggaran rutin sesuai kebutuhan perawatan sarana
prasarana
c. pemerdayaan personil yang secara khusus diberi tugas untuk melakukan
kegiatan perawatan dan perbaikan.
Kriteria yang diperlukan pada tahap perencanaan adalah :
a. pembuatan jadwal untuk perbaikan rutin dan service pada peralatan
b. service manual dari produsen peralatan perlu diperhatikan uuntuk
membuat perawatan pencegahan secara berkala
c. penyusunan daftar mengenai pihak yang resmi untuk menangani
perawatan dan perbaikan atau perwakilannya
d. implementasi perbaikan dan perawatan rutin yang bias ditangani melalui
program instruksional

6
Arifin .M dan Barnawi, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah,Swadaya,2017, hlm34
7
Efendy, Manajemen SuatuPendekatan Berdasarkan Ajaran Islam. (Jakarta: Bharata, 2003), hlm.45

6
e. penjelasan system yang harus dilakukan apabila terjadi perawatan dan
perbaikan darurat terhadap peralatan
f. pembuatan perencanaan untuk perawatan dan perbaikan besar (major)
g. penyimpanan catatan atau laporan mengenai perawatan dan perbaikan.

2. Pengorganisasian Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Pengorganisasian adalah kegiatan dasar dari manajemen dilaksanakan untuk
mengelola dan menhatur unsure manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
dengan sukses. Manusia adalah unsure terpenting karena melalui
pengorganisasian manusia dapat berada di dalam tugas-tugas yang saling
berhubungan. 8

Berdasarkan Petunjuk Teknis Pemeliharaan dan Perawatan Aset sarana-


Prasarana Sekolah Bersama Masyarakat, langkah-langkah pengorganisasian ada
dua, yaitu: (a) menyusun struktur organisasi, dan (b) pembagian
peran/tanggungjawab. Kegiatan pemeliharaan gedung dan lingkungan sekolah
adalah kegiatan semua warga sekolah, mulai dari siswa, guru, kepala sekolah,
komite, sampai warga masyarakat sekitar lingkungan sekolah. Artinya,
pemeliharaan dan penjagaan bukan tugas sekolah saja.

8
Terry, G. R, Prinsip-prinsip Manajemen (Terjemahan J Smith D. E. M)., (Jakarta: Bumi Aksara , 2003)

7
Langkah-langkah penyusunan organisasi pemeliharaan meliputi :

a. Mengadakan pertemuan dengan stakeholders sekolah, yaitu kepala sekolah,


guru, penjaga sekolah, wakil siswaa, wakil komite, dan wakil warga.
b. Mengingatkan lagi akan pentingnya upaya bersama dalam pemeliharaan
gedung dan lingkungan sekolah.
c. Menyampaikan lingkup tugas pemeliharaan rutin (harian, mingguan) dan
pemeliharaan berkala kepada para hadirin.
d. Menunjukan tipikal (pola) struktur organisasi pemeliharaan, meminta
pendapat untuk persetujuan atas struktur.
e. Membahas tugas, tanggungjawab, wewenang, dan membacakan hasilnya.
f. Mendiskusikan siapa-siapa saja personil yang mengisi struktur organisasi
tersebut.
g. Khusus untuk pemeliharaan rutin. Dilanjutkan dengan membagi tugas atau
area halaman yang jadi tanggungjawab tiap kelas (untuk siswa dan guru kelas
yang membimbing).
h. Menyampaikan hasil pembagian tugas tersebut ke semua hadirin.

3. Pelaksanaan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Pelaksanaan akan berjalan dengan baik apabila semua anggota berkomitmen
tinggi, dan berpartisipasi dalam mencapai tujuan lembaga peniddikan semampu
dan semaksimal mungkin. Dalam melaksanakan tugas masing-masing, semangat
dan motvasi berperan penting agar anggota lembaga meletakkan kepentingan
lembaga setelah kepentingan pribadi.

Kegiatan pelaksanaan pemeliharaan sarana prasarana sekolah meliputi :

a. Menyepakati jenis kegiatan yang dilaksanakan untuk pemeliharaan rutin


(harian, mingguan).
b. Membagi tugas dan area pemeliharaan harian/mingguan yang dilaksanakan
oleh siswa, guru, kepala sekolah, penjaga sekolah.

8
c. Menjelaskan penggunaan daftar periksa dalam pelaksanaan pemeliharaan.

Secara umum, pemeliharaan rutin (harian, mingguan) mencakup kegiatan :

a. Membersihkan dan menjaga kebersihan semua komponen did alam kelas, luar
kelas dan lingkungan.
b. Merapikan peletakan bendabenda seperti meja, kursi, bangku, sapu, penggaris,
alat tulis, dang sebagainya.
c. Saling mengingatkan untuk menggunakan dan meletakkan alat atau
komponen bangunan secara benar (parkir kendaraan pada tempatnya, menutup
pintu tidak dibanting, tidak bermain dengan kunci, dan sebagainya).
d. Mengisi formulir laporan kegiatan dan kondisi komponen yang ada.9

4. Pengawasan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Pengawasan adalah suatu usaha untuk meneliti kegiatan-kegiatan yang
telah akan dilaksanakan. Pengendalian berorientasi pada objek yang dituju
dan merupakan alat untuk menyuruh orang-orang bekerja menuju sasaran
yang ingin dicapai. 10
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana keterandalan program atau
rencana perawatan, efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kerja perawatan, serta
keberhasilan perawatan. Evaluasi yang dilakukan mencakup evaluasi
perencanaan perawatan, evaluasi pelaksanaan perawatan, dan evaluasi hasil
perawatan.11
Selanjutnya dilakukan kegiatan pelaporan tentang perawatan dan perbaikan
sarana prasarana lembaga. Kegiatan pelaporan berisi hasil pemeriksaan
menyeluruh dari kegiatan perawatan dan perbaikan yang disampaikan kepada
pihak manajemen. Hasil dan saran dari pelaporan ini kemudian dijadikan

9
Matin dan Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan prasarana,( Depok: PT RajaGrafindo,2016)
10
Terry, G. R, Prinsip-prinsip Manajemen (Terjemahan J Smith D. E. M.), (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
11
Soenarto dan Satunggalno, Strategi, Implementasi, Motivasi, dan Evaluasi Kebijakan dalam
Perawatan Sarana dan Prasarana Peniddikan, (Jakarta: Depdikbud, 1999)

9
sebagai bahan pertimbangan untuk merencanakan kegiatan perawatan dan
perbaikan sarana prasarana pada masa yang akan datang.
D. Inventarisasi Sarana dan Prasarana

Inventarisasi berasal dari kata “inventaris” (Latin: inventarium) yang berarti


daftar barang-barang, bahan, dan sebagainya. Jadi Inventarisasi merupakan
kegiatan untuk mencatat dan menyusun daftar barang-barang/ bahan yang ada
secara teratur menurut ketentuan yang berlaku.

Inventarisasi ini dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan pengurusan


dan pengawasan yang efektif terhadap barang-barang milik Negara atau swasta.
Inventarisasi juga memeberikan masukan (input) yang sangat berharga/berguna
bagi efektivitas pengelolaan sarana dan prasarana, seperti perencanan, analisis
kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan, rehabilitasi dan
penghapusan.

1. Klasifikasi dan kode barang inventaris

Dalam inventaris digunakan penggolongan/klasifikasi dan pemberian kode


barang untuk kelancaran tugas. Pada dasarnya tindakan tersebut adalah agar
terdapat cara yang cukup mudah dan efesien untuk mencatat dan sekaligus untuk
mencari dan menemukan kembali barang tertentu, baik secara fisik maupun
melalui daftar catatan atau ingatan orang. Untuk keperluan tersebut maka di
buatlah lambang/ sandi/ kode sebagai pengganti nama bagi tiap golongan/
kelompok/ jenis barang.

Sandi atau kode barang menggunakan bentuk angka bilangan (numerik) yang
pada umumnya terdiri atas 7 (tujuh) angka yang tersusun dua kelompok bilangan,
yaitu tiga angka di depan dan empat angka di belakang. Kedua kelompok tersebut
di pisahkan dengan menggunakan tanda titik. Misalnya 110.0101.

Angka pertama dari susunan tiga angka di depan titik, menyatakan jenis
formulir atau kode gulungan barang. Dua angka berikutnya menunjukan sandi/

10
kode pokok untuk kelompok barang (main division). Empat angka di belakang
titik menunjukan kelompok barang serta nomor urut barang.

Berikut ini dicuplikan beberapa contoh dari tabel klasifikasi dan kode barang
inventaris pada Depdikbud sebagai berikut :

Kode Golongan Angka Sandi Penjelasan Kelompok Barang dan


Barang Inventaris (Nomor Kode) Nomor Unit
A 100.000 Barang-barang Tidak Bergerak
A1 110.000 Tanah
0100 Tanah untuk bagunan bukan
tempat tinggal
0200 Tanah untuk bangunan tempat
tinggal
0300 Tanah lapangan olahraga
0301 Lapangan sepak bola
0302 Lapangan basket
A2 120.000 Bangunan bukan tempat tinggal
0100 Bangunan sekolah
0200 Bangunan lap/workshop/studio
A3 130.000 Bangunan tempat tinggal
0100 Rumah tempat tinggal
0200 Rumah peristirahatan/ bunga low
0300 Asrama
B 200.000 Barang-barang Bergerak
B1 210.000 Alat-alat besar
0100 Traktor
0400 Bulldozer
B2 250.000 Peralatan Kantor
0100 Mesin tulis
110 Mesin tulis baby portable (8-11
inchi)
B2a 231.000 Alat peraga/ demonstrasi
0200 Alat peraga fisika
B2b 232.000 Alat audio visual
0200 Proyektor
Dan
seterusnya

11
Kode Golongan Angka Sandi Penjelasan Kelompok Barang dan
Barang Inventaris (Nomor Kode) Nomor Unit
B 200.000 Barang-barang Bergerak
B1 210.000 Alat-alat besar
0100 Traktor
0400 Bulldozer
B3 250.000 Peralatan Kantor
0100 Mesin tulis
110 Mesin tulis baby portable (8-11
inchi)
B3a 231.000 Alat peraga/demonstrasi
0200 Alat peraga fisika
B3b 232.000 Alat audio visual
0200 Proyektor
Dan
seterusnya

2. Pelaksanaan Inventarisasi

Kegiatan wajib yang dilakukan dalam pelaksanaan inventarisasi adalah :

a. Mencatat semua barang inventaris di dalam “Buku Induk Inventaris” dan


buku pembantu “Buku golongan Inventaris”.
b. Memberikan koding pada barang-barang yang diinventarisasikan.
c. Membuat laporan triwulan tentang mutasi barang.
d. Membuat daftar isisan/format inventaris.
e. Memebuat daftar rekapitulasi tahunan.12

E. Penghapusan Sarana dan Prasarana

Bila besarnya biaya rehabilitasi sesuatu barang inventaris telah tidak sesuai
dengan daya pakainya, artinya bila biaya rehabilitasi terlalu besar sedang daya
pakainya terlalu singkat, maka barang tersebut lebih baik tidak dipakai lagi dan
dikeluarkan dari daftar inventaris. Proses kegitan yang bertujuan untuk

12
Ary H. Gunawan, AdministrasiSekolah(Jakarta: RinekaCipta, 2011) hal. 141-143

12
mengeluarkan/ menghilangkan barang-barang milik Negara dari daftar inventaris
Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, disebut
penghapusan.

Penghapusan sebagai salah satu fungsi administrasi sarana pendidikan


mempunyai arti :

a. Mencegah atau sekurang-krangnya membatasi kerugia/ pemborosan biaya


untuk keperluan pemeliharaan/ perbaikan/ pengamanan barang-barang
yang berkelebihandan/ atau tidak dapat diperlukan lagi.
b. Meringankan beban kerja dan tanggung jawab pelaksanaan inventari.
c. Membebaskan satuan organisasi dari perguruan dan pertanggungjawaban
barang yang tidak produktif lagi.
d. Membebaskan ruangan atau perkarangan kantor dari penumpukan barang
yang tidak dipergunakan lagi, sehingga seluruh kantor pada umumnya
kelihatan bersih dan rapi serta sehat.
1. Pelaksaan Penghapusan

Pelaksanaan penghapusan di tiap instansi dari pusat sampai daerah pada


tiap permulaan tahun anggaran dilakukan oleh “Panitia Penelitian/
Penghapusan barang inventaris” dengan Keputusan Unit Utama masing-
masing yang terdiri sekurang-kurangnya toga orang yang masing-masing
mewakili unsur keuangan, perlengkapan dan bidang teknis. Panitia tersebut
bertugas untuk menelit, menilai barang-barang yang ada dan perlu
dihapuskan, membuat berita acara, melaksanakan keputusan sampai melelang
atau memusnahkan barang-barang tersebut.

2. Syarat-syarat Penghapusan

Barang-barang inventari yang dapat dipertimbangkan untuk dihapus


memenuhi salah satu syarat tersebut dibawah ini :

13
a. Dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau dipergunakan
lagi.
b. Perbaikan terhadap barang tersebut akan menelan biaya yang besar sekali,
sehingga akan merupakan pemborosan uang negara.
c. Secara teknis dan ekonomis kegunaan nya tidak seimbang lagi dengan
besarnya biaya pemeliharaan.
d. Tidak mutakhir lagi, sehingga tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini.
e. Hilang akibat susut di luar kekuasaan pengurus barang
f. Musnah akibat bencana alam, seperti gempa bumi, banjir ,tanah longsor,
angina rebut/claret tahun, dan sebagainya.
g. Merupakan kelebihan persediaan, sehingga bila makin lama disimpan akan
makin merugi karena rusak.
h. Hilanga kibat pencurian/ perampokan, diselewengkan, dan sebagainya.
i. Hewan/ ternak dan tanaman yang mati atau cacat.

3. Jenis-jenis Penghapusan

Dalam pelak sana anpenghapusan dikenal 2 jenis cara, yaitu :

a. Menghapus dengan menjual barang-barang melalui Kantor Lelang Negara.

Prosedurnya adalah sebagaiberikut:

a) Pembentukan Panitia penjualan oleh Pimpinan Utama (Rektor, Kopertis,


Kakanwil, dan sebagainya) yang bersangkutan.
b) Melaksanakan sesuai prosedur lelang.
c) Mengikuti cara pelelangan yang berlaku.
d) Pembuatan “risalah lelang” oleh Kantor Lelang, yang menyebutkan
banyaknya nama barang, keadaan barang yang dilelang serta nama dan
alamat pelelang serta harga jualnya.
e) Pembayaranuanglelang yang disetorkanpadaKas Negara, selambat-
lambatnya 3 harikerjasetelahharilelang.

14
f) Biiayalelangdanbiayalainnya (dana social, MPO, dansebagainya) yang
dibebankanpadapembeli/pemenanglelang
b. Pemusnahan

Terhadap barang-barang yang diusulkan untuk dihapus sesuai suurat


keputusan untuk /harus dimusnahkan, maka pemusnahannya dilakukan oleh unit
kerja yang bersangkutan dengan disaksikan oleh pejabat pemerintah daerah
setempat (minimal lurah/kades) dan/atau Kepolisian Negara, serta mengikuti
segala tata cara pemusnahan yang berlaku (dibakar, dikubur, dan sebagainya).13

13
Ary H. Gunawan, AdministrasiSekolah(Jakarta: RinekaCipta, 2011) hal. 149-152

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
sarana adalah alat yang secara langsung digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Misalnya ruang, buku, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya.
Prasarana berarti alat yang tidak langsung untuk memcapai tujuan, misalnya
lapangan olah raga, masjid, tempat parkir, dan sebagainya.

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang pertama adalah pada


pemeliharaan sehari-hari dilakukan oleh setiap guru dan semua siswa,
pemeliharaan yang dilakukan seperti membersihkan ruang kelas, menyimpan
alat-alat pembelajaran setelah digunakan, dan perawatan buku-buku pelajaran.

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang kedua adalah


Pemeliharaan berkala mencakup pada pemeliharaan gedung sekolah pengecatan
tembok, penggantian plafon yang rusak, perbaikan kursi dan meja, LCD, dan
komputer.
B. Saran

Dengan pembuatan dan penyajian makalah ini, dharapkan pemakalah dapat


memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai administrasi sarana dan
prasarana.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sabri. 2000. Administrasi Pendidikan. Padang: IAIN-IB Press.

Ary H. Gunawan. 2000. Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro).


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ary H. Gunawan. 2002. Administrasi Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ary H. Gunawan. 2011. Administrasi Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bardawi, M. Arifin. 2012. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.Yogyakarta:


Arruzz Media

Efendy. 2003. Manajemen SuatuPendekatan Berdasarkan Ajaran Islam Jakarta:


Bharata.

Matin, Nurhattati Fuad. 2016. Manajemen Sarana dan prasarana. Depok: PT


RajaGrafindo.

Soenarto, Satunggalno. 1999. Strategi, Implementasi, Motivasi, dan Evaluasi


Kebijakan dalam Perawatan Sarana dan Prasarana Peniddikan. Jakarta:
Depdikbud

Terry, G.R. 2003. Prinsip-prinsip Manajemen (Terjemahan J Smith D. E. M). Jakarta:


Bumi Aksara.

Yusak Burhanudin. 1998. Administrasi Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.

17

Anda mungkin juga menyukai