PENDAHULUAN
B. Pencemaran Udara
Pencemaran Udara adalah peristiwa masuknya, atau tercampurnya,
polutan (unsur-unsur berbahaya) ke dalam lapisan udara (atmosfer) yang
dapat mengakibatkan menurunnya kualitas udara (lingkungan). Menurut
Salim yang dikutip oleh Utami (2005) pencemaran udara diartikan sebagai
keadaan atmosfir, dimana satu atau lebih bahan-bahan polusi yang jumlah dan
konsentrasinya dapat membahayakan kesehatan mahluk hidup, merusak
properti, mengurangi kenyamanan di udara. Berdasarkan definisi ini maka
segala bahan padat, gas dan cair yang ada di udara yang dapat menimbulkan
rasa tidak nyaman disebut polutan udara. Pencemaran udara diartikan sebagai
adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan
perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya.
Jadi, Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-
unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta
menurunkan kualitas lingkungan. Pencemaran dapat terjadi dimana-mana.
Bila pencemaran tersebut terjadi di dalam rumah, di ruang-ruang sekolah
ataupun di ruang-ruang perkantoran maka disebut sebagai pencemaran dalam
ruang (indoor pollution). Sedangkan bila pencemarannya terjadi di
lingkungan rumah, perkotaan, bahkan regional maka disebut sebagai
pencemaran di luar ruang (outdoor pollution).
Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan
asap tersebut berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak
sempurna, yang dihasilkan oleh mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan
kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan asap tersebut merupakan hasil
oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar, yaitu: CO2
(karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang oksida) dan NOx
(nitrogen oksida).
Berdasarkan definisi ini maka segala bahan padat, gas dan cair yang ada
diudara yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman disebut polutan udara.
Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara
lain karbon monoksida, nitrogen dioksida, partikulat, hidrokarbon, CFC,
timbal dan karbondioksida.
e. Hidrokarbon (HC)
Uap bensin yang tidak terbakar. Digasilkan dari pembakaran bahan bakar
yang tidak sempurna.
f. Chlorofluorocarbon (CFC)
Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada
diatmosfer bumi. Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas,
AC, alat pemadan kebakaran, pelarut, pestisida, alat penyemprot (aerosol)
pada parfum dan hair semprot.
g. Timbal (Pb)
Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran
pada kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal
oksida yang berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.
h. Karbon Dioksida (CO2)
Gas yang dihasilkan dari hasil pembakaran sempurna bahan bakar
kendaraan bermotor dan pabrik serta gas hasil kebakaran hutan.
b. Partikel
Partikel yang diatmosfer mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat
berupa zat padat maupun suspensi aerosol cair sulfur di atmosfer. Bahan partikel
tersebut dapat berasal dari proses kondensasi, proses (misalnya proses
penyemprot/ spraying) maupun proses erosi bahan tertentu.
2. Polutan Sekunder
Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi
pencemar-pencemar primer di atmosfer ekunder biasanya terjadi karena reaksi
dari dua atau lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Sebagai
contoh adalah disosiasi NO2 yang menghasilkan NO dan O radikal.
Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara
lain:
- Konsentrasi relatif dari bahan reaktan
- Derajat fotoaktivasi
- Kondisi iklim
- Topografi lokal dan adanya embun.
2. Efek Negati
Selain menimbulkan dampak yang negatif terdapat pula efek positif dari
terjadinya pencemaran udara. Hal itu antara lain :
- Manusia mulai sadar akan kelestarian dan kebersihan alam
- Munculnya banyak ide tentang gerakan peduli lingkungan
- Munculnya ide untuk menciptakan alat pembersih udara (air purifier)
Gas Analyzer adalah alat suatu alat instrument yang bermanfaat untuk
mengukur proporsi dan komposisi dari gabungan gas. Gas yang biasa diukur oleh
perangkat ini ialah gas karbon dioksida (CO2), oksigen (O2), dan karbon
monoksida (CO).
Gas analyzer tidak jarang kali digunakan dengan tujuan setiap seperti pada
pabrik semen memakai gas analyzer guna mengoptimalkan proses dan safety
proses, guna dunia otomotif dan industryseringkali digunakan guna mengukur gas
pengasingan dengan tujuanmeneliti untuk mengerjakan serangkaian tindakan
supaya penyetelan mesin menjadi lebih efektif.
Prinsip kerja Gas Analyzer: Gas Sample yang diambil melalui probe akan
masuk ke setiap sample cell secara bergiliran dimana gas sample akan
dibandingkan dengan gas standar melalui pemancaran sistem infrared dimana
akan menghasilkan perbedaan panjang gelombang yang akan dikonversi receiver
menjadi signal analog (4-20) mA.
Gambar 2. Diagram Informasi Gas Analyzer
Untuk Kalibrasi gas analyzer dilakukan dengan menginjeksikan gas
standar (zero dan span gas) yang sudah diketahui nilainya, dengan itu kita akan
mengetahui apakah ada penyimpangan dalam pengukuran. Jika ada
penyimpangan (error) maka gas analyzer kembali di adjust melalui panel
control.
Adapun Maintenance yang dilakukan terhadap Gas Analyzer :
Inspeksi sistem setiap hari untuk meyakinkan bahwa sistem berjalan dengan
normal
Setelah sistem beroperasi normal check system display dan alarm setiap hari
Check kondensor dan pompa setiap minggu
Kalibrasi analyzer setiap minggu
Merk : Honda
Jenis : SPD-MTR
Volume Koreksi
Sampel Konsentrasi (mg/m3)
(L)
1 27,45 -0,0204
Volume Koreksi
Sampel Konsentrasi (mg/m3)
(L)
1 27,45 1,3770
No Konsentrasi (mg/m3)
1 983,6066
Kertas saring
1679
Sampel dalam percobaan ini adalah gas buang dari motor Honda
Beat tahun 2013. Alat yang digunakan dalam uji emisi ini Flue Gas
Analyzer S-1400. Prinsip dari alat ini yaitu pada pembuangan motor
(knalpot) dimasukan pipa besi yang terhubung dengan selang ke tabung
penjerap yang didalamnya berisi larutan H2O2 yang bergelembung akibat
adanya daya tekan dari gas sample pada knalpot, kemudian Flue Gas
Analyzer S- 1400 menyerap gas hasil penjerapan tadi melalui tabung
penjerap pada lubang yang berbeda dengan laju alir 1,5 L/min. Sempel
diambil selama 20 menit.
Saat percobaan dimulai volume awal yang terbaca pada alat yaitu
13,197 m3 dan volume akhirnya 13,225 m3, adapun hasil dari volume
koreksi yang didapatkan untuk SOx dan NOx sebesar 27,45 L. Selama
percobaan, penentuan kadar CO dan temperatur di Udara sekitar di ukur
setiap 30 detik, kadar CO. Keadaan yang tidak stabil tersebut bisa
disebabkan karena motor terkadang digas dan kondisi lingkungan terbuka
sehingga CO dan temperatur dapat langsung terbawa oleh udara di
lingkungan sekitar. Kadar CO di lingkungan terbesar terdapat pada detik
ke 180 yaitu 169,9 ppm.
Kemudian sampel SOx dan NOx yang telah dijerap oleh H2O2
dianalisa menggunakan UV-Vis. Setelah dihitung diperoleh konsentrasi
SOx sebesar -0,0204 mg/m3 sedangkan pada NOx sebesar 1,3770 mg/m3
dan didapatkan konsentrasi debu dari hasil perhitungan sebesar 983,6606
mg/m3. Nilai kadar ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan baku
mutu emisi udara berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
nomor 23 tahun 2012 yaitu sebesar 0,15 g/km untuk NOx.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam praktikum uji emisi menggunakan motor merk Honda dengan
tahun pembuatan 2013 didapatkan konsentrasi SOx sebesar -0,0204
mg/m3 dan konsentrasi NOx sebesar 1,3770 mg/m3 dan konsentrasi
debu dari hasil perhitungan sebesar 983,6606 mg/m3
4.2 Saran
0.5
0.45
0.4
y = 9.521x - 0.0135
0.35
Absorbansi, nm
R² = 0.9938
0.3
0.25 Absorbansi (nm)
0.2
Linear (Absorbansi
0.15
(nm))
0.1
0.05
0
0 0.02 0.04 0.06
Konsentrasi, mg/L
= -0,00014 mg
Volume Sampel (V3)
= Volume Akhir – Volume Awal
= 13,197 m3- 13,225 m3
= 0,028 m3
= 28 L
Koreksi Volume (Vs)
P 298 K
= V3
T 760 mmHg
760 mmHg 298 K
= 28 L
304 K 760 mmHg
= 27,45 L = 0.02745 m3
Konsentrasi SOx pada motor
x′ 1000 L
= fp
Vs m3
−0,00014 mg L
= X 4 𝑋 1000
27,45 L m3
𝑚𝑔
= -0,0204
𝑚3
0.4
Absorbansi (nm)
0.3
Linear (Absorbansi (nm))
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5
Konsentrasi, mg/L
= 0,00945 mg
Volume Sampel (V3)
= Volume Akhir – Volume Awal
= 13,197 m3- 13,225 m3
= 0,028 m3
= 28 L
Koreksi Volume (Vs)
298 𝑃 𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙
= V3 *Asumsi Pactual = Pgauge
273+T 𝑃 𝑔𝑎𝑢𝑔𝑒
298 K
= 28 L ×1
304 K
= 27,45 L = 0.02745 m3
Konsentrasi NOx pada motor
x′ 1000 L
= fp
Vs m3
0,00945 mg L
= X 4 𝑋 1000
27,45 L m3
𝑚𝑔
= 1,3770
𝑚3