Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN

Air SusuIbu (ASI) merupakan makanan utama dan terbaik bagi bayi. World Health
Organization (WHO) merekomendasikan agar bayi baru lahir langsung diberikan ASI saat satu
jam pertama sampai usia 6 bulan tanpa memberikan makanan atau cairan lain kecuali vitamin,
mineral atau obat yang telah diijinkan karena adanya alas an medis. Pengenalan makanan
pelengkap dengan nutrisi yang memadai dan aman diberikan saat bayi sudah berusia 6 bulan
dengan terus menyusui sampai 2 tahun atau lebih (WHO, 2016). Menurut The American
Academy of Pediatrics, MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung energy
menggantikan tempat atau jadwal pemberian ASI serta mengurangi asupan ASI. Kebiasaan di
masyarakat, seorang ibu seringkali memberikan makanan padat kepada bayi yang berumur di
bawah 6 bulan seperti memberikan nasi yang dihaluskan atau pisang, kemudian membuang ASI
nya tersebut dan menggantikannya dengan madu, gula, mentega, air atau makanan lain
(Kurniawati, 2010).
Cakupan ASI Eksklusif di Indonesia belum sesuai dengan harapan pemerintah. Tingkat
kesadaran masyarakat untuk memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya masih kurang walaupun
rata-rata sudah mencapai target. Data 3 cakupan pemberian ASI pada bayi 0-5 bulan tertinggi
pada Provinsi Nusa Tenggara Timur, di Provinsi Bali capaian sebesar 48,4% sudah melebihi
target secara nasional (Kemenkes RI, 2016). Mengacu pada program Dinas Kesehatan Provinsi
Bali Tahun 2018 dimana target pencapaian sebesar 80%, Provinsi Bali hanya memiliki cakupan
sebesar 60% dan belum mencapai target yang telah ditetapkan. Data kabupaten dan kota
pencapaian pemberian ASI Eksklusif tertinggi pada Kabupaten Buleleng sebesar 75 %. Kota
Klungkung memiliki pencapaian sebesar 66,4 % merupakan kota dengan pencapaian terendah
(Dinkes Provinsi Bali, 2018).
Studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Klungkung II didapatkan data bayi yang
tidak diberikan ASI Ekslusif pada tahun 2018 yaitu 47 % dari 164 jumlah bayi. Hasil pendataan
PIS PK seperti ibu tidak tahu kapan tepatnya bayinya diberikan MP-ASI sehingga ibu
memberikan MP ASI pada anaknya dan hanya 86 orang yang sudah memahami tentang MP-ASI
dan tidak memberikan MP-ASI pada bayinya.Untuk meningkatkan capaian Asi Eklusif maka
perlu adanya advokasi pada dinas terkait dan pada penentu kebijakan seperti Pemerintah Daerah
Kabupaten Klungkung.
PENDAHULUAN
Air SusuIbu (ASI) merupakan makanan utama dan terbaik bagi bayi. World
Health Organization (WHO) merekomendasikan agar bayi baru lahir langsung diberikan
ASI saat satu jam pertama sampai usia 6 bulan tanpa memberikan makanan atau cairan
lain kecuali vitamin, mineral atau obat yang telah diijinkan karena adanya alas an medis.
Pengenalan makanan pelengkap dengan nutrisi yang memadai dan aman diberikan saat
bayi sudah berusia 6 bulan dengan terus menyusui sampai 2 tahun atau lebih (WHO,
2016). Menurut The American Academy of Pediatrics, MP-ASI adalah makanan atau
minuman yang mengandung energy menggantikan tempat atau jadwal pemberian ASI
serta mengurangi asupan ASI. Kebiasaan di masyarakat, seorang ibu seringkali
memberikan makanan padat kepada bayi yang berumur di bawah 6 bulan seperti
memberikan nasi yang dihaluskan atau pisang, kemudian membuang ASI nya tersebut
dan menggantikannya dengan madu, gula, mentega, air atau makanan lain (Kurniawati,
2010). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
PuskesmasKlungkung II diketahui bahwa 47 % bayi usia 0-5 bulan telah diberi MP-ASI
berupa susu formula, madu, air gula, air putih, bubur, pisang, dan air tajin.Dampak
negative dari pemberian MP-ASI dini yaitu bayi yang diberikan makanan tambahan pada
usia kurang dari enam bulan lebih banyak yang terserang diare, batuk-pilek, dan panas
ketimbang bayi yang diberikan ASI saja (Eka, 2014).

Pemberian MP-ASI terlalu dini juga dapat meningkatkan resiko bayi mengalami
berat badan yang tidak normal yang diasosiasikan dengan sakit pada bayi. Data Program
Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS PK ) Th 2018
Menunjukkan bahwa 32 % bayi kurang dari dua bulan diberikan MP-ASI secara dini
dengan memberikan susu formula, sedangkan bayi usia tiga sampai lima bulan mencapai
15% sudah diberikan makanan lumat .Keadaan kurang gizi pada bayi disebabkan karena
pemberian MP-ASI yang tidak tepat karena kurangnya pengetahuan para ibu tentang
manfaat dan cara pemberian MP-ASI yang benar sehingga berpengaruh pada pemberian
MP-ASI dini. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) tepatnya diberikan kepada bayi
setelah berusia enam bulan. Selain MP-ASI, ASI pun harus tetap diberikan kepada bayi
dengan memberikan ASI terlebih dahulu baru kemudian memberikan MP ASI paling
tidak sampai usia 24 bulan. Adapun hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam
pemberian makanan tambahan untuk bayi yaitu makanan bayi (termasuk ASI) harus
mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi, dan diberikan kepada bayi yang
telah berumur enam bulan sebanyak empat kali sampai enam kali sehari, sebelum
berumur dua tahun bayi belum dapat mengkonsumsi makanan orang dewasa, makanan
campuran yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, dan sumber vitamin lebih cocok
bagi bayi (Krisnatuti, 2010). Cakupan ASI Eksklusif di Indonesia belum sesuai dengan
harapan pemerintah. Tingkat kesadaran masyarakat untuk memberikan ASI Ekslusif
kepada bayinya masih kurang walaupun rata-rata sudah mencapai target. Data 3 cakupan
pemberian ASI pada bayi 0-5 bulan tertinggi pada Provinsi Nusa Tenggara Timur, di
Provinsi Bali capaian sebesar 48,4% sudah melebihi target secara nasional (Kemenkes
RI, 2016). Mengacu pada program Dinas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2018 dimana
target pencapaian sebesar 80%, Provinsi Bali hanya memiliki cakupan sebesar 60% dan
belum mencapai target yang telah ditetapkan. Data kabupaten dan kota pencapaian
pemberian ASI Eksklusif tertinggi pada Kabupaten Buleleng sebesar 75 %. Kota
Klungkung memiliki pencapaian sebesar 66,4 % merupakan kota dengan pencapaian
terendah (Dinkes Provinsi Bali, 2018). Pencapaian ASI Eksklusif untuk Kabupaten
Klungkung Tahun 2018 sebesar 69,3 % Pada Tahun 2018 dihitung berdasarkan data
yang benar-benar mengkonsumsi ASI selama 6 bulan dan dibuktikan dengan catatan pada
setiap puskesmas. Dan tidak cukup hanya diberikan ASI saja. Selain itu masalah social
budaya menyangkut masalah kebiasaan yang berkembang di masyarakat seperti
pemberian pisang dan bubur yang di buat sendiri pada bayi sebelum berumur enam bulan
disebabkan ASI ibu dianggap tidak mencukupi kebutuhan makanan bayi. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pengetahuan ibu yang kurang sangat mendukung sikap ibu dalam
pemberian MP-ASI dini pada bayinya. Studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas
Klungkung II didapatkan data bayi yang tidak diberikan ASI Ekslusif pada tahun 2018
yaitu 47 % dari 164 jumlah bayi. Hasil pendataan PIS PK seperti ibu tidak tahu kapan
tepatnya bayinya diberikan MP-ASI sehingga ibu memberikan MP ASI pada anaknya
dan hanya 86 orang yang sudah memahami tentang MP-ASI dan tidak memberikan MP-
ASI pada bayinya.

REKOMENDASI
A.Untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung
1. Melanjutkan Penerapan program ASI Eklusif semua bayi baru lahir sampai umur 6
bulan, kecuali ada indikasi medis
2. Melanjutkan Program IMD pada ibu Bersalin disemua tempat bersalin
3. Melanjutkan Program Rawat Gabung disemua fasilatas kesehatan yang melayani
persalinan
4. Menerapkan inovasi Kabupaten tentang Remaja peduli ASI ,dengan pendampingan
remaja pada ibu hamil sampai melahirkan
5. MemotivasipetugasgizidanbidandesauntukmeningkatkanCakupanAsiekslusif
6. Melanjutkan program penyegaran kader kesehatan terkait pemantauan ASI ekslusif
secara kontinyu.

B. Untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Klungkung


1. Perlu dibuatkan Perda tetang pelarangan pejualan susu formula 0-6 bln. Kecuali
diapotik dengan resep dokter
2. PerlunyaPerda tentang pelarangan iklan susu formula di tempat-tempat umum , media
massa atau cetak
3. Peningkatan Sarana dan prasarana pojok laktasi disetiap institusi pemerintah / swasta
4. Perlunya perda tentang cuti melahirkan sampai bayi umur 6 bulan, baik pegawai
pemerintah atau swasta
C. Untuk Dinas Propinsi Bali
1. Melanjutkan Penerapan program ASI Eklusif semua bayi baru lahir sampai umur
6 bulan, kecuali ada indikasi medis disemua kabupaten /kota se Bali
2. Melanjutkan Program IMD pada ibu Bersalin disemua tempat bersalin disemua
kabupaten /kota se Bali
3. Melanjutkan Program Rawat Gabung disemua fasilatas kesehatan yang melayani
persalinan disemua kabupaten /kota se Bali
4. Menerapkan inovasi Kabupaten tentang Remaja peduli ASI ,dengan
pendampingan remaja pada ibu hamil sampai melahirkandisemua kabupaten /kota
se Bali
5. Memotivasi petugas gizi dan bidan desa untuk meningkatkan Cakupan Asi ekslusif
disemua kabupaten /kota se Bali
6. Melanjutkan program penyegaran kader kesehatan terkait pemantauan ASI
ekslusif secara kontinyu disemua kabupaten /kota se Bali

Anda mungkin juga menyukai