Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013

OLEH GURU MATA PELAJARAN PRODUKTIF


DI SMK NEGERI 5 BANTAENG

Rismayanti Syam, Heru Winarno, dan Panennungi T.

Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Program Studi Pendidikan Teknik
Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar, Makassar.
Reskisyam2@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the 2013 Curriculum Learning Implementation by Productive
Subject Teachers at SMK 5 Bantaeng. The 2013 curriculum is often referred to as a character-
based curriculum, this curriculum is a new curriculum issued by the Ministry of Education and
Culture of the Republic of Indonesia. This type of research is descriptive research with a
quantitative approach. This research was conducted at SMK 5 Bantaeng by following the
learning process in the classroom carried out by the teacher using the observation sheet. From
the results of the descriptive analysis of this study it can be seen that the average
implementation of the 2013 curriculum learning by productive subject teachers is in the
category of most implemented with a percentage of 69.2%. The obstacles experienced by the
teacher in the implementation of learning still lack students' learning motivation in independent
learning and frequent revisions to the curriculum that have not been fully informed and the
material mastered there is a new revision.

Keywords: Learning Implementation, 2013 Curriculum

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum


2013 Oleh Guru Mata Pelajaran Produktif di SMK Negeri 5 Bantaeng. Kurikulum 2013 sering
disebut juga dengan kurikulum berbasis karakter, Kurikulum ini merupakan kurikulum baru
yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jenis
penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif dengan pendekatan Kuantitatif. Penelitian ini
dilakukan di SMK Negeri 5 Bantaeng dengan cara mengikuti proses pembelajaran di kelas
yang dilaksanakan oleh guru dengan menggunkan lembar observasi. Dari hasil analisis
deskriktif penelitian ini dapat diketahui bahwa rata-rata pelaksanaan pembelajaran kurikulum
2013 oleh guru mata pelajaran produktif berada pada kategori sebagian besar terlaksana dengan
persentase 69,2%. Adapun hambatan yang dialami guru dalam pelaksanaan pembelajaran
masih kurangnya motivasi belajar siswa dalam belajar mandiri dan sering terjadi revisi pada
kurikulum yang belum sepenuhnya informasi dan materi di kuasai ada lagi revisi baru.

Kata Kunci: Pelaksanaan Pembelajaran, Kurikulum 2013.

1
PENDAHULUAN Sebelum melaksanakan kegiatan
pembelajaran, terlebih dahulu guru harus
Kurikulum 2013 sering disebut juga
membuat persiapan pembelajaran yaitu
dengan kurikulum berbasis karakter.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Kurikulum 2013 memiliki empat aspek
karena keberhasilan dalam membuat
penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
perencanaan mengajar mencerminkan
keterampilan, aspek sikap dan perilaku.
keberhasilan dalam pelaksanaan
Pendekatan saintifik dalam Kurikulum
pembelajaran (Suherman, 2014). RPP
2013 merupakan proses pembelajaran yang
berbasis pendekatan saintifik, penanaman
dirancang sedemikian rupa agar peserta
karakter dan konservasi yang
didik secara aktif mengkonstruksikan
dikembangkan mengacu kepada salinan
konsep, hukum atau prinsip melalui
lampiran Permendiknas nomor 65 tahun
tahapan-tahapan 5 M yang meliputi
2013. Langkah-langkah pembelajaran pada
mengamati, menanya, mencoba, menalar
kegiatan inti mengacu pada pendekatan
dan mengkomunikasikan.
saintifik, penanaman karakter dan
Kurikulum 2013 membawa
konservasi (Machin, 2014).
perubahan mendasar peran guru dalam
SMK Negeri 5 Bantaeng
pembelajaran. Secara administratif,
merupakan salah satu sekolah kejuruan
pemerintah pusat telah menyiapkan
yang telah menerapkan kurikulum 2013
perangkat pembelajaran yang tidak perlu
sejak tahun 2015 dan tahun ini merupakan
lagi disiapkan oleh guru. Namun demikian,
tahun ke-3 menerapkan kurikulum 2013.
guru dituntut berperan secara aktif sebagai
Hasil pra observasi dari salah satu guru
motivator dan fasilitator atau membantu
produktif mengatakan bahwa pelaksanaan
siswa agar siswa mampu menguasai
penerapan kurikulum 2013 di sekolah
berbagai kompetensi yang diharapkan.
tersebut pada proses pembelajaran oleh
Permasalahan yang dialami guru senantiasa
guru masih memiliki beberapa kendala
mendapat tempat tersendiri dan mendapat
adapun kendalanya yaitu kompetensi guru
perhatian yang sangat serius. Hal ini
yang masih kurang memahami pelaksanaan
dikarenakan guru mengemban peran yang
pembelajaran dengan pendekatan saintifik
sangat penting dalam keberhasilan proses
juga masih kurang media pembelajaran
pendidikan.
seperti sarana dan prasarana. Sebagian guru
Proses pembelajaran pada
produktif sudah melakukan pelatihan
Kurikulum 2013 merupakan salah satu
namun pemahaman guru tentang metode
elemen dari standar proses yang mengalami
pembelajaran masih perlu di tingkatkan.
perubahan guna pencapaian keberhasilan
Penelitian ini bertujuan untuk
pembelajaran dan pembentukan
mengetahui Pelaksanaan Pembelajaran
kompetensi siswa. Perbedaan Kurikulum
Kurikulum 2013 Oleh Guru Mata Pelajaran
2013 dengan KTSP diantaranya yaitu guru
Produktif di SMK Negeri 5 Bantaeng.
tidak lagi menyusun dan mengembangkan
Mata pelajaran pilihan pada SMK
silabus karena telah mendapat dari Dinas
terdiri atas pilihan akademik dan
Pendidikan Pusat. Hal ini dimaksudkan
vokasional. Beban belajar SMK tiap
untuk menyeragamkan tujuan pendidikan
minggunya yang terdiri dari mata pelajaran
di sekolah menengah yang ada diseluruh
wajib dan pilihan adalah 48 jam dengan
Indonesia karena mempertimbangkan
ketentuan tiap jam berdurasi 45 menit.
karakteristik siswa di setiap sekolah tidak
Menurut SK Dirjen Nomor 4540 Tahun
sama. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2017 mata pelajaran muatan peminatan
(RPP) dikembangkan dari silabus untuk
kejuruan sebagai berikut:
mengarahkan kegiatan pembelajaran
a) Mata Pelajaran Prakarya dan
peserta didik dalam upaya mencapai
Kewirausahaan yang sebelumnya
Kompetensi Dasar (KD) (Mussolikhah &
masuk dalam mata pelajaran wajib B,
Suputra, 2015).
2
saat ini di ubah menjadi Mata Pelajaran masalah), merumuskan masalah,
Produk Kreatif dan Kewirausahaan dan mengajukan atau merumuskan hipotesis,
masuk ke dalam muatan peminatan mengumpulkan data dengan berbagai
kejuruan (C3). Untuk pemenuhan teknik, menganalisis data, menarik
kebutuhan guru, Mata Pelajaran ini kesimpulan dan mengomunikasikan
dapat di ampu oleh Guru konsep, hukum atau prinsip yang
Kewirausahaan dan atau guru kejuruan ditemukan (Machin, 2014).
(Produktif) sesuai program Guru produktif SMK adalah
keahliannya. pendidik profesional yang mempunyai
b) Mata Pelajaran Simulasi Digital kedudukan sebagai tenaga profesional
dirubah menjadi Mata Pelajaran pengampu mata pelajaran produktif pada
Simulasi dan Komunikasi Digital. satuan pendidikan formal yang
Mata Pelajaran ini dapat di ampu oleh menyelenggarakan pendidikan kejuruan
Guru KKPI dan atau guru kejuruan yaitu SMK (Fitriyadi, 2012).
(Produktif) sesuai program
keahliannya yang ahli dalam bidang METODE PENELITIAN
Teknologi Informasi dan Komunikasi.
c) Mata Pelajaran Fisika dan Kimia Pada A. Jenis Penelitian
Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa masing-masing 3 JP per Jenis penelitian ini adalah penelitian
minggu. Deskriptif, dengan pendekatan Kuantitatif.
Mata pelajaran produktif Ditegaskan bahwa penelitian deskriptif
merupakan mata pelajaran keahlian sesuai tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis
dengan bidang keahlian pada masing- tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa
masing jurusan di SMK yang berbeda adanya” tentang sesuatu variabel, gejala,
dengan mata pelajaran normatif adaptif. atau keadaan. Dalam penelitian ini, akan
Prestasi mata pelajaran produktif SMK dideskripsikan berkaitan pelaksanaan
merupakan hasil belajar siswa yang pembelajaran kurikulum 2013 oleh guru
tercermin dalam nilai raport siswa yang mata pelajaran produktif yang meliputi
merupakan rangkaian hasil belajar siswa aspek pelaksanaan pembelajaran berbasis
mata pelajaran produktif SMK sesuai kurikulum 2013 yang terdiri dari kegiatan
dengan bidang keahlian yang digeluti pada awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
semester tertentu.
Menurut Hendro (2016), Strategi B. Tempat dan Waktu Penelitian
penerapan kurikulum 2013 terdapat 3
bagian yaitu diklat guru kelas/mapel, 1. Tempat Penelitian
kepala sekolah dan pengawas, pengadaan Adapun tempat penelitian ini,
sarana dan prasarana, dan pendampingan. berlokasi di Jatia, Lembang Gantarang
Menurut Permendikbud No. 22 keke, Kec. Tompobulu, Kab. Bantaeng.
tahun 2016 Pelaksanaan pembelajaran Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri
merupakan implementasi dari RPP, 5 Bantaeng yang telah menerapkan
meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan kurikulum 2013.
penutup.
Pembelajaran melalui pendekatan 2. Waktu Penelitian
saintifik adalah proses pembelajaran yang Penentuan waktu penelitian
dirancang sedemikian rupa agar peserta mengacu pada kalender akademik SMK
didik secara aktif mengonstruksi konsep, Negeri 5 Bantaeng.
hukum atau prinsip melalui tahapan-
tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan

3
C. Populasi dan Sampel Penelitian kedalam proses pembelajaran di SMK
Negeri 5 Bantaeng.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah F. Teknik Pengumpulan Data
semua Guru Produktif di SMK Negeri 5
Bantaeng yaitu berjumlah 14 orang. Adapun Teknik Pengumpulan Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
2. Sampel Penelitian observasi. Peneliti melakukan observasi
langsung untuk mengetahui dengan pasti
Dalam penelitian ini bagaimana keterlaksanaan kurikulum 2013
sampel yang diteliti adalah Guru dimana dalam hal ini peneliti
produktif di SMK Negeri 5 mengobservasi guru saat melakukan proses
Bantaeng yang sudah dan belum balajar mengajar dengan menggunakan
mengikuti pelatihan kurikulum Instrumen lembar observasi.
2013.
G. Teknik Analisis Data
D. Variabel Penelitian
Analisis data dalam penelitian ini
Adapun yang menjadi variabel dilakukan secara deskriptif kuantitatif.
dalam penelitian ini yaitu Pelaksanaan Artinya data yang diperoleh dalam
Pembelajaran Kurikulum 2013 Oleh Guru penelitian ini disajikan apa adanya
Mata Pelajaran Produktif di SMK Negeri 5 kemudian dianalisis secara deskriptif untuk
Bantaeng. mendapatkan gambaran mengenai fakta
yang ada, sedangkan kuantitatif adalah
E. Definisi Operasional Variabel proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil
Identifikasi variabel dalam observasi dengan cara mengorganisasikan
penelitian ini merupakan jenis variabel data ke dalam kategori, menjabarkan dalam
tunggal, yaitu pelaksanaan pembelajaran unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
kurikulum 2013 di SMK Negeri 5 kedalam pola, memilih makna yang penting
Bantaeng. Pelaksanaan pembelajaran dan membuat kesimpulan sehingga mudah
merupakan rangkaian kegiatan yang dipahami oleh diri sendiri maupun orang
dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik lain.
dan siswa sebagai anak didik dalam
kegiatan pembelajaran yang saling 1. Analisis Statistik Deskriptif
mempengaruhi satu sama lain dalam rangka Analisis statistik deskriptif
tercapainya tujuan pembelajaran yang telah digunakan untuk menganilisis data dengan
dirumuskan melalui perencanaan cara mendeskripsikan atau memberi
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran gambaran dari data yang telah terkumpul
dan pelaksanaan penilaian hasil belajar tanpa membuat suatu kesimpulan yang
siswa yang disesuaikan dengan ketetapan berlaku untuk umum. Penggambaran nilai
dalam kurikulum. responden pada kelompok terdiri dari nilai
Dalam hal ini, proses pembelajaran Rata-Rata (Mean), Standar Deviasi, nilai
yang akan diteliti oleh peneliti adalah tertinggi (maksimum), dan nilai terendah
pelaksanaan pembelajaran yang berbasis (minimum). Adapun perhitungan nilai
kurikulum 2013 yang meliputi kegiatan responden tersebut dapat dihitung dengan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, menggunakan Statistical Package for
serta hambatan yang dialami oleh pendidik Sosial Science dan dapat pula dihitung
dalam rangka menerapkan kurikulum 2013 dengan cara manual. Penggunaan statistik
deskriptif dalam hal ini berfungsi untuk

4
menjawab permasalahan pertama, kedua f. Persentase
dan ketiga. Menurut Sugiyono (2012),
untuk menjawab rumusan masalah tersebut 𝐟
𝑷= 𝐱 𝟏𝟎𝟎 %
maka digunakan rumus-rumus sebagai 𝐍
berikut: Dimana:
P = Angka persentase
F = Frekuensi yang di cari
a. Rentang (RT) adalah nilai terbesar persentasenya
dikurangi nilai terkecil. N = Banyaknya sampel responden
RT = NT - NR 2. Kategorisasi

b. Banyak kelas interval Untuk kategori terkait dengan hal


ini, maka penulis menggunakan konsep
Banyak kelas interval = 1+(3,3) log n dasar-dasar statistika sebagai berikut:
a. Menentukan nilai maksimum (jumlah
c. Panjang kelas interval item x nilai skala item tertinggi).
b. Menentukan nilai minimum (jumlah
𝑹 item x nilai skala item terendah).
𝑷=
𝑲 c. Menentukan rentang kelas atau selisih
Dimana: (nilai maksimum-nilai minimum).
P = panjang kelas (interval kelas) d. Mencari nilai kelas dengan rumus, K =
K = banyaknya kelas 1 + 3,3 log n
R = rentang atau jangkauan e. Menentukan nilai interval dengan cara
membagi nilai rentang dengan
d. Menghitung rata-rata (mean) dengan banyaknya kategori.
menggunakan rumus: f. Menghitung kategorisasi
keterlaksanaan kurikulum 2013 pada
∑𝒇 𝒊𝑿𝒊 aspek pembelajaran berbasis
𝐱̅ =
∑𝒇𝒊 kurikulum 2013.
Dimana: Analisis deskriptif kuantitatif dalam
x̅ = Rata-rata variabel penelitian ini digunakan untuk menjelaskan
𝑓𝑖 = Frekuensi untuk variabel data ordinal berupa skor ketercapaian
X𝑖 = Tanda kelas interval variable pelaksanaan Kurikulum 2013 yang
diperoleh dari hasil penelitian. Adapun
e. Menghitung simpangan baku (standar pedoman pemberian skor pada setiap
deviasi) dengan menggunakan rumus: indikator adalah sebagai berikut:
a. Skor 1-3 diberikan dengan melihat
√∑𝒇𝒊(𝑿𝒊−𝒙̅) aktualisasi yang dicapai. Aktualisasi
SD = 𝒏−𝟏
diperoleh berdasarkan kriteria yang
Dimana: terpenuhi dari satu indikator
SD = Standar Deviasi b. Perolehan skor dari masing-masing
𝑓𝑖 = Frekuensi untuk variabel indikator disajikan dalam tabel-tabel.
X𝑖 = Tanda kelas interval variable c. Skor dari masing-masing indikator
x̅ = Rata-rata kemudian dijumlahkan dan dibuat rata-
n = Jumlah populasi ratanya pada setiap aspek yang
dievaluasi sehingga memunculkan
sebuah rata-rata skor dari seluruh
responden.

5
d. Adapun penetapan predikat tingkat terdiri dari 14 orang guru mata pelajaran
keterlaksanaan Kurikulum 2013 ini Produktif yang telah mengikuti dan belum
adalah sebagai berikut: mengikuti pelatihan kurikulum 2013, akan
tetapi pada penelitian ini hanya 13 orang
Tabel 3. 3 guru yang bersedia menjadi responden
Data Pengelompokan Kecenderungan karena ada 1 orang guru yang mengambil
Skor Rata-Rata cuti, maka tahap-tahap yang dilakukan oleh
Rentang Kategori peneliti adalah sebagai berikut:
Sepenuhnya 1. Deskripsi Data
X > (Mi + 1,5SDi)
Terlaksana Penelitian ini merupakan penelitian
Sebagian besar dengan menggunakan variabel tunggal,
Mi s.d. (Mi +1,5SDi)
terlaksana yaitu keterlaksanaan Kurikulum 2013
X antara (Mi–1,5SDi) Sebagian kecil dalam proses pembelajaran, Tujuan dari
s.d. <Mi terlaksana penelitian ini adalah untuk
X < (Mi – 1,5SDi) Belum terlaksana mendeskripsikan penerapan kurikulum
2013 dalam pelaksanaan pembelajaran
Penentuan jarak 1,5 SD untuk yang meliputi indikator secara keseluruhan,
kategori ini berdasarkan pada kurva pengambilan data dengan menggunakan
distribusi normal yang secara teori berjarak lembar observasi yang berjumlah 20 butir
6 simpangan baku (6SDi). Untuk pengamtan, yang dimodifikasi dengan skor
menghitung besarnya rerata ideal (Mi) dan 1 sampai 3 dan di sebar kepada 13 orang
simpangan baku ideal (SDi) digunakan responden guru produktif di sekolah SMK
rumus sebagai berikut: Negeri 5 Bantaeng.
Mi = ½ (nilai max + nilai min)
SDi = 1/6 (nilai max – nilai min) 2. Analisis Data
Untuk menjelaskan sebaran data, Dalam penelitian ini data dianalisis
maka dapat disajikan dalam bentuk berdasarkan penerapan Kurikulum 2013
diagram. Diagram dibuat berdasarkan data dalam pelaksanaan pembelajaran yang
frekuensi yang telah ditampilkan dalam disesuaikan dengan pengembangan
bentuk tabel distribusi frekuensi. Kurikulum 2013, yaitu mengenai
Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif pembelajaran siswa aktif, mandiri, kritis,
kuantitatif yaitu mendeskripsikan dan pembelajaran berbasis pemecahan masalah,
memaknai tiap data yang telah dianalisis. pola pembelajaran berbasis tim,
penggunaan karakteristik pembelajaran
HASIL DAN PEMBAHASAN yang disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi dan penerapan pembelajaran
A. Hasil Penelitian discovery learning yang terangkum di
dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti
Data penelitian ini diperoleh dengan dan kegiatan penutup yang dilaksanakan
tiga cara, yaitu: (1) Mendatangi sekolah selama kegiatan belajar mengajar
yang menjadi tempat penelitian (2) berlangsung.
Bertemu dengan guru mata pelajaran
Hasil dari data observasi langsung
produktif yang menjadi responden (3) penerapan kurikulum 2013 pada
Kemudian dua kali pertemuan pelaksanaan pembelajaran Produktif
mengobservasi guru pada saat melakukan Berdasarkan hitungan dengan Sturges
proses pembelajaran serta melakukan sebagai berikut :
wawancara sebagai data pendukung pada
penelitian ini. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti terhadap
sekolah SMK Negeri 5 Bantaeng yang
6
a. Menghitung jumlah kelas interval Berdasarkan analisis hasil
Jumlah kelas interval (K) = 1+3,3log n penelitian Tabel 4.1, memberikan
= 1+3,3log 20 gambaran bahwa penerapan kurikulum
= 5,29 2013 pada pelaksanaan pembelajaran oleh
Dibulatkan jadi 5 guru mata pelajaran Produktif di SMK
b. Menghitung rentang data Negeri 5 Bantaeng diperoleh Rata-rata
Rentang = Nmax – Nmin (Mean) dan Standar Deviasi sebagai
= 55 – 36 = 12 berikut:
c. Menghitung panjang kelas a. Menghitung Rata-Rata (Mean)
Rentang 12 ∑ 𝑋𝑖
Interval = = = 3,8 𝑥̅̅ =
Kelas 5 𝑛
Dibulatkan 4 577
𝑥̅̅ =
Data penerapan Kurikulum 2013 13
dalam pelaksanaan pembelajaran di SMK x̅ = 44,38
Negeri 5 Bantaeng diukur melalui lembar
observasi yang berjumlah 20 butir b. Menghitung Standar Deviasi (SD)
pengamatan, dimodifikasi dengan skor 1 √∑𝒇𝒊(𝑿𝒊−𝒙̅)
sampai 3. Pada skor ketercapaian skor 1 SD =
𝒏−𝟏
(Apabila kegiatan tidak terlaksana sama √320,08
sekali), skor 2 (Apabila kegiatan sebagian =
13− 1
yang terlaksana), skor 3 (Apabila kegiatan
√320,08
terlaksana sepenuhnya). Disebar kepada 13 =
responden kemudian dianalisis 12
= √26,67
menggunakan bantuan perangkat lunak
= 5,16
excel sehingga hasilnya dilihat pada Tabel
4.1 sebagai berikut:
Jadi pelaksanaan pembelajaran
kurikulum 2013 oleh guru mata pelajaran
Tabel 4. 1
Data Hasil Analisis Pelaksanaan Pembelajaran
Produktif di SMK Negeri 5 Bantaeng
Kurikulum 2013 diperoleh Rata-Rata (Mean) dari 13 guru
Xi Produktif yaitu 44,38 dan Standar Deviasi
Skor Skor (Rata- 5,16 dengan nilai maximum 55 dan nilai
Observasi Observasi rata Skor (Xi - x̅) (Xi - x̅)2 minimum 36.
1 2 Observasi Dari rumus Sturges untuk
1 & 2)
mengetahui rentang nilai dan frekuensi
50 52 51 6.62 43.82
pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013
40 39 40 -4.88 23.81
dengan hasil sebagai berikut:
47 46 47 2.12 4.49
48 48 48 3.62 13.10 Tabel 4. 2
48 48 48 3.62 13.10 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan
55 53 54 9.62 92.54 Pembelajaran Kurikulum 2013
Rentang Frekuensi
45 45 45 0.62 0.38 No Frekuensi Persentase
Nilai Kumulatif
44 43 44 -0.88 0.77 1 36 – 39 2 2 15,38%
40 44 42 -2.38 5.66 2 40 – 43 3 5 23,08%
48 42 45 0.62 0.38 3 44 – 47 4 9 30,77%
41 39 40 -4.38 19.18 4 48 – 51 3 12 23,08%
38 38 38 -6.38 40.70 5 52 – 55 1 13 7,69%
36 37 37 -7.88 62.09 Jumlah 13 100%
Jumlah 577 320.08

7
23,08% Sebagian Besar Terlaksana
Variabel
Pelaksanaan Pembelajaran = Mi s.d. (Mi + 1,5SDi)
Kurikulum 2013 = 40 s.d.50
Sebagian Kecil Terlaksana
35
30,77% = (Mi – 1,5SDi) s.d. < Mi
30 = 29,9 s.d. < 40
25 23,08% 23,08% Belum Terlaksana
20 = < (Mi – 1,5SDi)
15,38%
15 = < 29,9
10 7,69%
5 Tabel 4. 3
Klasifikasi Pelaksanaan Pembelajran
0
36 – 39 40 – 43 44 – 47 48 – 51 52 – 55
Kurikulum 2013
Kelas Frekuensi
Frekuensi Kumulatif No. Frekuensi Kategori
Interval Relatif %
Sepenuhnya
1 > 50,00 2 15,4
Terlaksana
Gambar 4. 1 40,00 Sebagian
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan 2 s.d 9 69,2 Besar
Pembelajaran Kurikulum 2013 50,00 Terlaksana
29,90 Sebagian
3 s.d. 2 15,4 Kecil
Berdasarkan data pada Tabel 4.2 < 40,00 Terlaksana
dan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa Belum
4 < 29,90 0 0
mayoritas skor jawaban responden terdapat Terlaksana
pada kelas interval 44 - 47 yaitu sebanyak 4
responden atau 30,77% dari total Berdasarkan tabel distribusi
responden. Sedangkan untuk frekuensi frekuensi Tabel 4.3 dapat digambarkan
terkecil sebanyak 1 responden atau 7,69% dalam bentuk diagram berikut:
pada kelas interval 52 - 55.
Pelaksanaan pembelajaran 80
Kurikulum 2013 diukur melalui observasi 69,2%
70
langsung dengan menggunakan lembaran
obsevasi yang berjumlah 20 butir 60
pengamatan yang dimodifikasi dengan skor 50
1 sampai 3, sehingga dapat diketahui nilai- 40
nilai parameter idealnya sebagai berikut: 30
Skor minimum ideal = 20 x 1 = 20
20 15,4% 15,4%
Skor maksimum ideal = 20 x 3 = 60
10
Nilai rata-rata ideal (Mi)
= ½ (nilai max + nilai min) 0
> 50,00 40,00 s.d.50,00 29,90 s.d. < < 29,90
= (60 + 20)/2 = 40 40,00
Nilai standar deviasi ideal (SDi)
Frekuensi Komulatif
= 1/6 (nilai max – nilai min)
= (60-20)/6 = 6,67
Untuk mengetahui kecenderungan Gambar 4.2
Diagram Kecenderungan Penerapan
skor pelaksanaan pembelajaran Kurikulum
Kurikulum 2013
2013 (Tabel 3.3) dilakukan dengan Pada Pelaksanaan Pembelajaran
hitungan sebagai berikut:
Sepenuhnya Terlaksana Berdasarkan Tabel 4.3 tersebut
= > (Mi + 1,5SDi) menunjukkan bahwa dalam kecenderungan
= > 50 pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013

8
dalam terdapat 2 (Dua) guru 15,4% berada Rerata (Mean) 44,38 dari hasil analisis
dalam kategori sepenuhnya terlaksana, 9 menggunakan bantuan perangkat lunak
(Sembilan) guru 69,2% berada dalam Komputer microsof excel terletak pada
kategori sebagian besar terlaksana, 2 (Dua) kelas interval skor (44 s.d. 47) dengan
guru 15,4% berada dalam kategori sebagian kategori sebagian besar terlaksana dengan
kecil terlaksana dan tidak ada pada kategori persentase sebesar 30,77% sehingga dapat
belum terlaksana. disimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran Kurikulum 2013 di SMK
Tabel 4. 4 Negeri 5 Bantaeng berada pada kategori
Hasil Analisis Butir Pengamatan sebagian besar terlaksana.
No. No. Kategori tersebut menunjukkan
Mean Mean
Item Item bahwa, guru sebagian besar menerapkan
1 3 11 3 Kurikulum 2013 dalam pelaksanaan
2 3 12 3 pembelajaran sesuai dengan
3 2.3 13 2 pengembangan Kurikulum 2013, yaitu
4 3 14 2 mengenai pembelajaran siswa aktif,
5 1.7 15 1 mandiri, kritis, pembelajaran berbasis
6 1 16 1.2
pemecahan masalah, pola pembelajaran
berbasis tim, penggunaan karakteristik
7 2 17 1.5
pembelajaran yang disesuaikan dengan
8 2 18 2.7 karakteristik kompetensi dan penerapan
9 2 19 2.8 pembelajaran discovery learning yang
10 2.2 20 2.9 terangkum di dalam kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup yang
dilaksanakan selama kegiatan belajar
Berdasarkan hasil analisis butir mengajar berlangsung.
pengamatan 4. 4, diketahui bahwa analisis Berdasarkan pada observasi melalui
setiap butir pengamatan diperoleh nilai hasil penelitian ini menjadi sebuah sumber
rata-rata yang pada setiap butir pengamatan informasi dan bahan perbaikan bagi guru
dengan nilai rerata terendah terdapat pada dalam pelaksanaan pembelajaran untuk
butir nomor 6 dan nomor 15 dari lembar lebih meningkatkan kreativitasnya dalam
observasi pada Lampiran 1. kegiatan belajar mengajar sehingga dalam
kegiatan belajar mengajar guru dapat
B. Pembahasan membuat peserta didik berpikir kritis dalam
melaksanakan bembelajaran sehingga
Berdasarkan analisis deskriptif siswa bersemangat dalam belajar.
dengan mengkategorikan kecenderungan Pada hasil wawancara dari salah
Penerapan Kurikulum 2013 dalam satu guru produktif, Bapak Nasrun,
pelaksanaan pembelajaran terdapat 2 (Dua) ST.,MM mengatakan bahwa dalam
guru 15,4% berada dalam kategori penerapan kurikulum 2013 terdapat
sepenuhnya terlaksana, 9 (Sembilan) guru beberapa hal yang menjadi kendala dalam
69,2% berada dalam kategori sebagian penerapan pembelajaran berbasis
besar terlaksana, 2 (Dua) guru 15,4% kurikulum 2013 antara lain pelaksanaan
berada dalam kategori sebagian kecil pembelajaran menggunakan pendekatan
terlaksana dan tidak ada pada kategori scientific approach, project based learning,
belum terlaksana. discovery learning masih sulit untuk
Data yang diperoleh dari lembar diterapkan, hal tersebut dikarenakan siswa
observasi yang disebarkan pada 13 dalam proses belajar mengajar cenderung
responden menunjukkan bahwa tidak aktif karena karakter mereka yang
pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013 tidak ingin mencari tahu, sehingga
di SMK Negeri 5 Bantaeng diperoleh
9
responden masih kesulitan untuk menunjukkan pada kategori sebagian besar
menjadikan siswa mandiri dalam belajar. terlaksana.
Hambatan-hambatan lain yang Penelitian Budiman (2015),
dialami oleh respoden dalam penerapan kesiapan guru dalam
kurikulum 2013 ke dalam pelaksanaan mengimplementasikan kurikulum 2013
pembelajaran, yaitu terbatasnya bahan ajar, dilihat dari perencanaan proses
buku pegangan siswa dan buku pegangan pembelajaran masuk dalam kategori Siap.
guru yang belum terbagi secara merata, Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian
kurangnya fasilitas di sekolah dalam saya pada tingkat keterlaksanaan yang
menunjang pelaksanaan pembelajaran, menunjukkan pada kategori sebagian besar
kemampuan dasar yang dimiliki siswa yang terlaksana.
berbeda-beda baik pengetahuan,
keterampilan maupun sikap, input siswa KESIMPULAN
yang sulit atau kurang semangat untuk
berdiskusi, kesulitan dalam menumbuhkan Berdasarkan hasil penelitian dan
keberanian dan kemauan siswa, kesulitan pembahasan yang telah dipaparkan pada
memacu siswa untuk aktif belajar mandiri bab sebelumnya, maka dapat ditarik
dan mau berapresiasi menjadikan hambatan kesimpulan bahwa pelaksanaan
bagi para guru di SMK Negeri 5 Bantaeng pembelajaran kurikulum 2013 oleh guru
dalam penerapan Kurikulum 2013 ke dalam mata pelajaran produktif di SMK Negeri 5
pelaksanaan pembelajaran. Bantaeng dinilai sebagian besar terlaksana
Selain itu kendala yang dihadapi sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran
guru mata pelajaran produktif yaitu sering kurikulum 2013 meskipun ada sebagian
terjadi revisi pada kurikulum yang belum kecil yang belum terlaksana.
sepenuhnya informasi dan materi di kuasai
ada lagi revisi, mereka berharap bahwa ada DAFTAR RUJUKAN
satu model yang paten dari pemerintah.
Berdasarkan hasil observasi, Budiman, A. 2015. Implementasi
pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 Kurikulum 2013 di SMK Ma’arif
pada proses pembelajaran, masih terdapat Salam. Skripsi. Fakultas Teknik
guru yang belum familiar dalam penerapan Universitas Negeri Yogyakarta.
pembelajaran berbasis kurikulum 2013. Yogyakarta.
Selain itu dalam pelaksanaan pembelajaran
kurikulum 2013 guru dituntut untuk Fitriyadi, H. 2012. Keterampilan Tik Guru
menciptakan suasana belajar yang Produktif Smk Di Kabupaten
menyenangkan dan kondusif, akan tetapi Hulu Sungai Utara Dan
dari hasil observasi yang dilakukan peneliti Implementasinya Dalam
dari 13 guru masih terdapat guru dengan Pembelajaran. Jurnal
cara mengajar berpusat pada guru. Pendidikan Vokasi 2 (2): 213-
Penelitian Hardianti (2017), 233.
menunjukkan bahwa nilai rata-rata
implementasi kurikulum 2013 oleh guru Hardianti, S. 2017. Implementasi
mata pelajaran fisika dengan kategori Kurikulum 2013 pada Proses
sebagian besar terlaksana. Sedangkan dari Pembelajaran Oleh Guru Mata
hasil observasi langsung dengan Pelajaran Fisika Tingkat SMA
menggunakan lembar observasi tingkat Negeri di Kabupaten Bone.
implementasi kurikulum 2013 berada pada Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan
kategori sebagian besar terlaksana. Hal ini Keguruan. UIN Alauddin
sejalan dengan hasil penelitian saya dari Makassar. Makassar.

10
Hendro, E. 2016. Evaluasi Implementasi
Kurikulum 2013 di tingkat
Sekolah Menengah Atas (SMA)
di Kabupaten Belu, Nusa
Tenggara Timur. Tesis.
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Yogyakarta.

Machin, A. 2014. Implementasi


Pendekatan Saintifik,
Penanaman Karakter dan
Konservasi Pada Pembelajaran
Materi Pertumbuhan. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia 3 (1):
28-35.

Mussolikhah, D.T., & Suputra, I.N. 2015.


Implementasi Kurikulum 2013
Pada Program Keahlian
Administrasi Perkantoran (APK)
SMK Negeri 1 Turen Kabupaten
Malang. Jurnal Pendidikan
Bisnis dan Manajemen 1 (3):
206-213.

Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah.

Sugiyono. (2012). Statistika untuk


Penelitian. Bandung: Alfabeta.

11

Anda mungkin juga menyukai