(Skripsi)
Oleh
ARYODI WIDIASWARA
Oleh
ARYODI WIDIASWARA
Martapura, Ogan Komering Ulu Timur, Sumatra Selatan adalah salah satu
kecamatan yang memiliki jalur kereta api di daerah lereng. Kemantapan suatu
lereng dipengaruhi oleh nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam tanah (φ) sebagai
parameter kuat geser tanah. Hubungan kedua nilai tersebut dapat diketahui dari
vane shear test dan direct shear test yang dilakukan dengan cara permodelan
didalam kotak kaca di laboratorium dan hasil pengujian tersebut dimasukan
kedalam analisa stabilitas lereng menggunakan metode fellenius untuk
mengetahui kemantapan lereng di daerah Martapura.
Penelitian ini menggunakan nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam tanah (φ) yang
didapat dari pengujian di laboratorium.
Hasil penelitian menunjukan hubungan nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam
tanah (φ) sangat berpengaruh terhadap kemantapan suatu lereng. Berdasarkan
hasil analisa menggunakan metode fellenius, nilai faktor keamanan pada kondisi
tanah jenuh lebih kecil dari pada kondisi tanah tak jenuh dengan nilai faktor
keamanan yang tertinggi ialah 0,58 dan nilai yang terendah 0,43. Nilai faktor
keamanan yang didapat menunjukan bahwa keadaan lereng tersebut biasa terjadi
kelongoran.
Kata kunci: vane shear test, direct shear test, metode fellenius, faktor keamanan
lereng.
THE RELATION BETWEEN COHESION VALUE AND THE ANGLE OF
INTERNAL FRICTION IS OBTAINED FROM VANE SHEAR TEST AND
DIRECT SHEAR TEST AS PARAMETERS OF GROUND SHEAR
STRENGTH FOR SLOPE STABILITY ANALYSIS
By
ARYODI WIDIASWARA
Martapura, West Ogan Komering Ulu, Southern Sumatera is one of kind sub-
district that has a railroad tracks on the slope area. The stability of a slope is
influenced by the cohesion value (c) and the angle of internal friction (φ) as the
parameter of the soil shear strength. The relation between this two value will be
known by vane shear test and direct shear test which is done by modeling in a
glass box on the laboratory and the result of it will substituted to slope stability
analysist using fellenius method for knowing the slope stability in Martapura.
This research using cohesion value (c) and the angle of internal friction (φ) which
is the result of test in laboratory.
The result of this research shows reflection between cohesion value (c) and the
angle of internal friction (φ) is very influential on slope stability. Based on the
analysis result using fellenius method, the value of safety factor on saturated
condition is less than unsaturated condition with the highest factor is 0,58 and the
lowest is 0,43. This safety factor value shows that those slope occurs avalanches.
Keywords: vane shear test, direct shear test, fellenius method, slope safety factor.
HUBUNGAN ANTARA NILAI KOHESI DAN SUDUT GESER DALAM
DIDAPAT DARI VANE SHEAR TEST DAN DIRECT SHEAR TEST
SEBAGAI PARAMETER KUAT GESER TANAH UNTUK
ANALISIS STABILITAS LERENG
Oleh
ARYODI WIDIASWARA
Skripsi
Pada
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
anak kedua dari tiga bersaudara dari ayah Albidin dan Ibu
Dra.Sri Sumarti.
diselesaikan pada tahun 2009 di SMP Negeri 2 Bandar Lampung dan Sekolah
Universitas Lampung pada tahun 2012 melalui jalur Seleksi Mandiri Tertulis.
olahraga dan organisasi Satuan Siswa, Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila
Pada tahun 2015 Penulis melakukan Kerja Praktek (KP) pada Proyek
juga telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sinar Luas, Kecamatan
Bangun Rejo, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari pada periode Januari-
Maret 2017.
MOTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
(Q.S. Al-Insyirah:6)
“Aku tak gagal dalam ujian. Aku hanya telah menemukan 100 cara yang
salah.”
(Benjamin Franklin)
“Kalau kamu ingin menjadi pribadi yang maju, kamu harus pandai
mengenal apa yang terjadi, pandai melihat, pandai mendengar, dan pandai
menganalisis.”
(Soeharto)
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat dan
Nilai Kohesi Dan Sudut Geser Dalam Didapat Dari Vane Shear Test Dan Direct
Shear Test Sebagai Parameter Kuat Geser Tanah Untuk Analisis Stabilitas
Leeng”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
Lampung.
1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Lampung;
2. Bapak Gatot Eko Susilo, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik
3. Ibu Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., selaku Dosen Pembimbing Utama atas
skripsi ini;
4. Bapak Opik Taufik Purwadi, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing 2 skripsi
5. Bapak Ir. Setyanto, M.T.., selaku Dosen Penguji skripsi terimakasih untuk
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung atas
Oska,, Rizki, serta anak-anak SAPMA PP Kota Bandar Lampung yang selalu
membantuku.
10. Abangku Mico Afriansyah dan adikku Fajar Novandi, yang telah membantu
11. Terakhir ucapan yang sebesar-besarnya untuk kedua orang tuaku Albidin dan
Dra. Sri Sumarti, terimakasih atas seluruh do’a, dukungan, dan motivasi yang
selalu diberikan;
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
Penulis
Aryodi Widiaswara
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................. i
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. iv
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Batasan Masalah ...................................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3
V PENUTUP ............................................................................................... 72
A. Kesimpulan .................................................................................... 72
B. Saran ............................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 74
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No. Lampiran
1 Data Laboratorium Dan Perhitungan
2 Dokumentasi Penelitian
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pusat penghasil batubara dan migas di pulau Sumatra. Selain itu provinsi
Sumatra karena itu daerah di provinsi ini banyak sekali perbukitan. Salah satu
jalur tengah dari provinsi Lampung. Martapura menjadi salah satu tempat yang
dilewati angkutan batu bara dari Baturaja menuju Lampung. Transportasi yang
ialah jalur kereta api. Daerah di Martapura ialah daerah yang berbukit, jadi
tidak heran jika banyaknya rel kereta api yang melalui perbukitan dan lereng di
daerah Martapura, akan tetapi banyaknya lereng yang dilewati jalur kereta api
Hal ini dikarenakan oleh air pada saat musim hujan, curah hujan yang jatuh ke
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kohesi dan sudut geser
dalam sebagai parameter kuat geser didalam suatu tanah serta faktor keamanan
kuat geser tanah ini didapat dari permodelan laboraorium dengan vane shear
test dan direct shear test dimana hasil pengujian tersebut digunakan untuk
keamanan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, rumusan masalah yang dibahas
adalah nilai dari kuat geser suatu tanah guna untuk menentukan faktor
penyelidikan tanah untuk mengetahui nilai kuat geser suatu tanah yang
merupakan hubungan antara kohesi dan sudut geser dalam yang terdapat pada
suatu tanah.
Hubungan kohesi dan sudut geser dalam bisa didapat dari pengujian vane shear
test dan direct shear test dilaksanakan pada permodelan laboratorium. Setelah
pengujian ini dilakukan, diperoleh data kohesi dan sudut geser dalam pada
tanah yang diteliti di daerah lereng Matapura. Data ini digunakan sebagai
parameter kuat geser pada tanah tersebut. Kemudian data yang didapat dari
C. Batasan Masalah
1. Material yang dipakai adalah tanah lempung lunak yang diambil dari daerah
lereng di Martapura.
2. Vane shear test dan direct shear test dilakukan dengan permodelan di
laboratorium untuk mengetahui hubungan dari nilai kohesi dan sudut geser
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui hubungan kohesi dan sudut geser dalam sebagai parameter kuat
geser suatu tanah didapat dari vane shear test dan direct shear test dengan
permodelan di laboratorium.
Fellenius dimana nilai kohesi dan sudut geser dalam yang digunakan adalah
A. Tanah
1. Definisi Tanah
Tanah ialah sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran), mineral-
mineral padat serta dari pelapukan bahan-bahan organik dengan zat cair dan
gas yang mengisi ruang kosong diantara partikel-partikel padat (Das, 1995).
Tanah adalah kumpulan dari butiran agregat pada mineral alami yang dapat
dipisahkan dengan cara mekanik bila agregat tersebut diaduk dalam air
(Terzaghi, 1987).
Tanah ialah akumulasi dari partikel suatu mineral yang ikatan antar
partikelnya lemah, hal ini dapat terbentuk karena pelapukan dari batuan
(Craig, 1987)
Pada umumnya suatu tanah terdiri dari tiga bahan, yaitu butiran tanah, air dan
Tanah merupakan suatu lapisan pada kerak bumi dimana lapisan tersebut tidak
yang ada dibawahnya, juga tidak beku untuk hal warna, sifat biologinya,
5
bangunan fisiknya, dan struktur susunan serta proses kimiawi dengan reaksi
2. Klasifikasi Tanah
Sistem klasifikasi tanah ialah sistem pengelompokan sifat dan ciri-ciri tanah
untuk menjelaskan sifat-sifat umum pada suatu tanah yang sangat bervariasi
1929. Klasifikasi ini memiliki tujuan untuk menentukan suatu kualitas tanah
a. Ukuran butir
b.Plastisitas
bentuk volume konstan tanpa adanya retakan, hal ini dipengaruhi oleh
kadar air yang terdapat didalamnya. Jika suatu tanah halus mempunyai
Sistem ini mulai dikenalkan oleh Casagrande pada tahun 1942 pada perang
dikelompokkan menjadi:
1. Tanah disebut berbutir kasar jika presentase lolos saringan No. 200 <
50%. Tanah berbutir kasar ialah tanah yang terbagi atas kerikil dan pasir.
2. Tanah disebut berbutir halus jika presentase lolos saringan No. 200 >
50%. Tanah berbutir halus ialah tanah yang terbagi atas lanau, lempung
7
serta lanau dan lempung organik, hal ini bergantung dimana tanah
B. Tanah Lempung
Tanah lempung ialah partikel suatu agregat dimana partikel tersebut berasal dari
pembusukan pada proses kimiawi yang selang kadar air dengan luasannya
bersifat plastis, dan ukuran partikel ini mikroskopik dan submikroskopik. Tanah
Butiran tanah ini sangat keras dan tidak mudah terkelupas dalam keadaan
kering, serta tanah ini memiliki permeabilitas yang sangat rendah (Terzaghi dan
Peck, 1987).
a) Hidrasi
Mineral ini dikelilingi oleh lapisan dimana molekul air dalam jumlah yang
mengalami hidrasi.
fisik tanah. Kondisi fisik tanah berkaitan dengan kapasitas untuk menyimpan
8
air kekuatan tanah sebagai pendukung dan plastisitas tanah tersebut. Hal ini
c) Aktivitas (A)
suatu tanah untuk mengembang atau sering disebut swelling potensial dapat
dipengaruhi oleh nilai aktivitas tanah. Nilai aktivitas ini memiliki nilai yang
Air dapat digunakan sebagai penentu sifat plastisitas dari lempung. Pada
molekul ini terdapat muatan positif dan negatif dengan dipolar pada satu
molekulnya.
Perubahan volume ketika kadar air berubah didalam tanah lempung dapat
a. Susunan tanah.
b. Kadar air.
e. Sementasi
Daya dukung dan parameter suatu tanah selalu berubah dikarenakan keadan tanah
tersebut berbeda-beda. Parameter daya dukung suatu tanah mencakup sudut geser
Kuat geser tanah ialah gaya-gaya perlawanan yang dibuat oleh butiran tanah
Dengan adanya kombinasi keadaan kritis dari tegangan normal dan tegangan
Tanah yang tidak berkohesi, memiliki kekuatan geser yang terletak pada gesekan
antara butir tanah (c = 0), sedangkan dalam kondisi jenuh tanah tersebut
τ = c + σ tan…………………………………………………………………....(1)
Keterangan:
c = kohesi (kg/cm2)
Unila untuk pengujian geser kipas (Vane shear test) dan Pengujian geser
langsung (Direct shear test) untuk mengetahui hubungan sudut geser dan kohesi
Vane Shear Test (VST) berfungsi untuk menentukan suatu nilai kuat geser tak
terdrainase pada tanah. Pengujian ini dapat berguna sebagai evaluasi kuat geser
tidak terdrainase (undrained) dari tanah lempung lunak dan lanau. Dari SNI 06-
2487 pengujian dilakukan dengan cara memasukan baling ke dalam tanah lempung
serta pemutaran yang dilakukan oleh alat pemuntir pada sumbu vertical.
Terdapat sebuah batang pada alat VST (vane shear test) dimana bagian ujung yang
bawah memiliki 4 (empat) buah pelat baja yang tipis, dan terdapat alat pencatat
berupa pegas untuk memberikan harga kekuatan geser tanah pada kondisi tidak
terjadi pengaliran.
Pengujian direct shear digunakan untuk mendapatkan nilai kuat geser tanah yaitu
kohesi (c) dan sudut geser dalam (υ). Pada pengujian ini dilakukan dengan bidang
yang dipaksakan dengan keruntuhan geser yang terjadi. Sehingga pada proses
dalam bidang geser, hal inilah salah satu kelemahan utama dalam percobaan ini.
1. Lereng
Lereng ialah permukaan suatu tanah miring yang dapat membentuk suatu
Lereng dapat terjadi secara alami ataupun buatan, lereng yang terbentuk
bentuknya yaitu:
perbukitan.
b. Lereng yang dibentuk dari tanah asli, contohnya tanah yang dipotong
c. Lereng dari tanah yang dipadatkan, sebagai contoh tanggul untuk jalan.
2. Longsoran
Tanah longsor (longsoran) adalah setiap massa tanah yang terletak di bawah
bawah dan ke arah luar. Longsoran bisa terjadi karena adanya ganguan
yang berasal dari dalam lereng seperti gaya gravitasi bumi, tekanan air pori
dalam tanah, dan gaya dari luar lereng seperti pembebanan kendaraan.
lingkaran, kurva bukan lingkaran, translasi, atau bentuk gabungan dari tipe-
raya, adanya kolam yang dibuat pada tanah lereng, perubahan tata lahan,
kegiatan pertanian dan pekerjaan galian atau timbunan. Lonsoran juga dapat
terjadi karena faktor alam, seperti gempa bumi, curah hujan yang tinggi,
Lereng yang mengalami kelongsoran baik itu karena bencana alam maupun
akibat campur tangan manusia membuat para ahli mencari cara untuk
1. Pemotongan lereng
3. Manajemen drainase
kondisi kestabilan suatu lereng yang akan digunakan untuk suatu konstruksi
H. Metode Fellenius
blok pada permukaan longsor dengan bentuk lingkaran dengan titik O titik pusat
Gaya-gaya yang dibutuhkan untuk terjadinya longsor haruslah lebih kecil dari
pada gaya-gaya yang ada supaya lereng tersebbut menjadi stabil sehingga faktor
Dari gambar diatas dapat dilihat gaya-gaya yang ada didalam metode fellenius
sebagai titik pusat menentukan irisan suatu lereng ambil garis dari titik O ke
tengah irisan untuk mendapatkan sudut dari irisan tersebut. Perbandingan antara
maksud dari faktor kemanan. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa dalam
MPenahan = R . r...………………………………………………………………(2)
Dimana;
R= gaya geser
r = jari-jari
∑
FK = ∑
……………………………………………………….(6)
17
Jika muka air mempengaruhi suatu lereng maka dapat diperhitungkan nilai
menjadi:
∑
FK = ∑
…………………………………………………(7)
G. Studi Literatur
1. (Nurdian, S 2015) Hasil Pengujian Kuat Geser Langsung (Direct Shear Test)
Nilai kuat geser langsung diperoleh dari hubungan nilai tegangan normal dan
tegangan geser tanah, yang dilakukan dengan uji Direct Shear. Pengujian ini
Dial pembacaan dari hasil uji geser langung masukan kedalam grafik hingga
dimasukan kedalam grafik yang sudah dibuat, didapat data berupa kohesi
dan sudut geser dalam dari garis linear antara data dari tegangan geser dan
tegangan normal.
Pada pengujian ini, masing-masing sampel diuji dalam kondisi basah dan
kondisi kering.
Pada saat pengujian, shear box atau kotak geser dimasuka air sampai
sampel didalam shear box terendam sehingga hal tersebut dapat disebut
pengujian dalam kondisi basah. Nilai kohesi dan sudut geser masing-
18
90 10 0,18 46,2
80 20 0,16 54,2
70 30 0,15 59,2
60 40 0,08 62,3
Pada pengujian kondisi kering, shear box atau kotak geser tidak diberi air
90 10 0,53 22,02
80 20 0,52 30,03
70 30 0,5 34,75
60 40 0,48 39,98
0.7
0.6
0.5 0.61
0.53
Kohesi (c)
0.5 0.52
0.4 0.48
0.3 kondisi basah
0.2 kondisi kering
0.23
0.1 0.18
0.15 0.16
0 0.08
55 65 75 85 95 105
Fraksi Lempung (%)
Nilai sudut geser antara pengujian pada kondisi basah dan kondisi kering
60
62.3
59.2
Sudut Geser (ɸ)
50
54.2
40 46.2
39.98 38.9 kondisi basah
30
34.75 kondisi kering
30.03
20
22.02
10 16.11
55 65 75 85 95 105
Fraksi Lempung (%)
2. (Riri, 2016) Pada penelitian ini dilakukan uji geser yang yang menggunakan
dua metode. Tujuan di lakukannya uji geser dengan 2 metode ialah untuk
Tabel 4. Hasil pengujian uji geser langsung tanah tak jenuh kedalaman 30
cm di Titik I (Riri, 2016)
Beban (gram) Tegangan Tegangan
normal geser (kg/cm2)
(kg/cm2)
3320 0,1 0,0435
0.4
0.2
0.1
υ
C
0.0
0 0.1 0.2 0.3 0.4
Tegangan Normal (σ) (kg/cm2)
Dari grafik didapatkan nilai sudut geser dalam (υ) sebesar 6,96º dan nilai
Tabel 5. Hasil pengujian uji geser langsung tanah tak Jenuh kedalaman 30
cm di titik II (Riri, 2016)
Beban (gram) Tegangan normal Tegangan geser
(kg/cm2) (kg/cm2)
0.4
0.2
0.1
υ
C
0.0
0 0.1 0.2 0.3 0.4
Tegangan Normal (σ) (kg/cm2)
Dari grafik didapatkan nilai sudut geser dalam (υ) sebesar 3,89º dan nilai
Tabel 6. Hasil pengujian uji geser langsung tanah tak jenuh kedalaman 30
cm di titik III (Riri, 2016)
Beban (gram) Tegangan normal Tegangan geser
(kg/cm2) (kg/cm2)
0.4
0.2
0.1
υ
0.0
0 0.1 0.2 0.3 0.4
Tegangan Normal (σ) (kg/cm2)
Dari grafik didapatkan nilai sudut geser dalam (υ) sebesar 5,46º dan nilai
Hasil dari pengujian geser langsung (Direct Shear Test) pada kedalaman 50
cm pada keadaan tanah tak jenuh dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 7. Hasil pengujian uji geser langsung tanah tak jenuh kedalaman 50
cm di titik I (Riri, 2016)
Beban (gram) Tegangan normal Tegangan geser
(kg/cm2) (kg/cm2)
3320 0,1 0,0652
0.4
0.2
0.1
υ
0.0
0 0.1 0.2 0.3 0.4
Tegangan Normal (σ) (kg/cm2)
Dari grafik didapatkan nilai sudut geser dalam (υ) sebesar 4,66º dan nilai
Tabel 8. Hasil pengujian uji geser langsung tanah tak jenuh kedalaman 50
cm di titik II (Riri, 2016)
Beban (gram) Tegangan normal Tegangan geser
(kg/cm2) (kg/cm2)
0.4
0.2
0.1
υ
C
0.0
0 0.1 0.2 0.3 0.4
Tegangan Normal (σ) (kg/cm2)
Dari grafik didapatkan nilai sudut geser dalam (υ) sebesar 6,96º dan nilai
Tabel 9. Hasil pengujian uji geser langsung tanah tak jenuh kedalaman 50
cm di titik III (Riri, 2016)
Beban (gram) Tegangan normal Tegangan geser
(kg/cm2) (kg/cm2)
0.4
0.2
0.1
υ
C
0.0
0 0.1 0.2 0.3 0.4
Tegangan Normal (σ) (kg/cm2)
Dari grafik didapatkan nilai sudut geser dalam (υ) sebesar 7,74º dan nilai
Adapun hasil yang di dapat dari pengujian geser baling (vane shear test)
Tabel 10. Pembacaan dial torsimeter dan kuat geser kedalaman 30 cm dan
50 cm keadaan tanah tak jenuh (Riri, 2016)
Dial Tinggi Tegangan
Bacaan
Kedalam Baling- Baling- Kalibrasi Terdrainase
Titik Awal
(cm) Baling Baling Alat (Su)
(kpa)
(cm) (cm) (kg/cm2)
1 30 3,32 4,95 1 10 0,38
50 3,32 4,95 1 20 0,77
2 30 3,32 4,95 1 12 0,46
50 3,32 4,95 1 14 0,54
3 30 3,32 4,95 1 8 0,31
50 3,32 4,95 1 16 0,61
27
0.90
0.80
0.70
kedalaman 30 cm
0.60
Su (kg/cm2)
0.50
kedalaman 50 cm
0.40
0.30
Poly. (kedalaman 30
0.20 cm)
0.10 Poly. (kedalaman 50
0.00 cm)
0 1 2 3
Titik percobaan
berikut :
Tabel 11. Hasil pengujian uji geser langsung tanah jenuh kedalaman 30 cm
di titik I (Riri, 2016)
Beban (gram) Tegangan normal Tegangan geser
(kg/cm2) (kg/cm2)
0.4
0.2
0.1
υ
C
0.0
0 0.1 0.2 0.3 0.4
Tegangan Normal (σ) (kg/cm2)
Dari grafik didapatkan nilai sudut geser dalam (υ) sebesar 6,98º dan nilai
Tabel 12. Hasil pengujian uji geser langsung tanah jenuh kedalaman 30 cm
di titik II (Riri, 2016)
Beban (gram) Tegangan normal Tegangan geser
(kg/cm2) (kg/cm2)
0.4
0.2
0.1
υ
C
0.0
0 0.1 0.2 0.3 0.4
Tegangan Normal (σ) (kg/cm2)
Dari grafik didapatkan nilai sudut geser dalam (υ) sebesar 5,43º dan nilai
Tabel 13. Hasil pengujian uji geser langsung tanah jenuh kedalaman 30 cm
di titik III (Riri, 2016)
Beban (gram) Tegangan normal Tegangan geser
(kg/cm2) (kg/cm2)
0.4
0.2
0.1
υ
C
0.0
0 0.1 0.2 0.3 0.4
Tegangan Normal (σ) (kg/cm2)
Dari grafik didapatkan nilai sudut geser dalam (υ) sebesar 5,43º dan nilai
Tabel 14. Hasil Pengujian Uji Geser Langsung Tanah Jenuh Kedalaman 50
cm di Titik I (Riri, 2016)
Beban (gram) Tegangan normal Tegangan geser
(kg/cm2) (kg/cm2)
3320 0,1 0,0679
0.4
0.2
0.1
υ
C
0.0
0 0.1 0.2 0.3 0.4
Tegangan Normal (σ) (kg/cm2)
Dari grafik didapatkan nilai sudut geser dalam (υ) sebesar 5,4552º dan nilai
Tabel 15. Hasil pengujian uji geser langsung tanah jenuh kedalaman 50 cm
di Titik II (Riri, 2016)
Beban (gram) Tegangan normal Tegangan geser
(kg/cm2) (kg/cm2)
0.4
0.2
0.1
υ
C
0.0
0 0.1 0.2 0.3 0.4
Tegangan Normal (σ) (kg/cm2)
Dari grafik didapatkan nilai sudut geser dalam (υ) sebesar 4,66º dan nilai
Tabel 16. Hasil pengujian uji geser langsung tanah jenuh kedalaman 50 cm
di titik III (Riri, 2016)
Beban (gram) Tegangan normal Tegangan geser
(kg/cm2) (kg/cm2)
0.4
0.2
0.1
υ
C
0.0
0 0.1 0.2 0.3 0.4
Tegangan Normal (σ) (kg/cm2)
Dari grafik didapatkan nilai sudut geser dalam (υ) sebesar 4,66º dan nilai
Untuk pengujian geser baling (vane shear test) diatas (Riri, 2016) pada
dalam box kaca agar dapat diuji. Pada pengujian geser baling (vane shear
Hasil perhitungan dan grafik uji geser baling (vane shear test) dapat dilihat
Tabel 17. Pembacaan Dial Torsimeter dan Kuat Geser kedalaman 30 cm dan
0.80
0.70
0.60
kedalaman 30 cm
Su (kg/cm2)
0.50
0.40 kedalaman 50 cm
0.30
Poly. (kedalaman 30
0.20 cm)
0.10 Poly. (kedalaman 50
cm)
0.00
0 1 2 3
Titik Percobaan
A. Bahan Penelitian
Dalam penelitian ini, sampel tanah yang digunakan berasal dari daerah
Sumber:Google Earth
permukaan tanah sedalam 30 cm, setelah itu diletakkan tabung besi dengan
diameter 4 inchi atau 10,16 cm dengan tinggi 50 cm, dimana tabung tersebut
ditekan kedalam tanah secara perlahan sampai seluruh tabung terisi penuh
dengan tanah. Setelah tabung terisi penuh kemudian diangkat keluar dan
dibagian ujung-ujung tabung yang terbuka dilapisi dengan lilin, setelah itu
ditutup dengan plastik, hal ini bertujuan untuk menjaga kelembaban dan kadar
cangkul lalu dimasukan kedalam karung. Tanah ini yang nantinya dimasukan
ke dalam kotak kaca dimana kotak kaca tersebut sebagai media atau tempat
37
C. Pelaksanaan Pengujian
Pelaksanaan pengujian yang dilakukan yaitu pengujian sifat fisik pada tanah asli
yang bertujuan untuk mengetahui sifat fisik tanah tersebut. Tahapan pengujian
Untuk menentukan kadar air yang ada didalam sampel tanah dilakukan
pengujian kadar air. Tata cara dari pengujian kadar air ini berdasarkan
ASTM D-2216.
Berat volume suatu tanah dalam keadaan asli dapat ditentukan dengan
pengujian berat volume. Tata cara dari pengujian berat volume ini
Nilai berat jenis pada sampel tanah yang akan diuji dimana sampel tersebut
lolos saringan No. 200 dapat ditentukan menggunakan pengujian berat jenis
Kadar air pada suatu jenis tanah terdapat batas antara keadaan plastis dan
keadaan cair hal inilah yang didapat dari pengujian batas atterberg, standar
Kadar air pada suatu tanah terdapat batas antara keadaan plastis dan
keadaan semi padat hal inilah yang didapat dari pengujian batas plastis,
6. Pengujian Hidrometer
Distribusi ukuran butir-butir tanah pada butiran tanah yang tidak tertahan
saringan no. 200 dapat diketahuin dengan pengujian hidrometer. Tata cara
Pengujian vane shear ialah salah satu metode yang digunakan untuk
memperkirakan kekuatan geser pada suatu tanah. Pada pengujian Vane Shear,
39
sampel tanah dimasukan ke dalam salah satu kotak kaca yang akan digunakan
untuk pengujian.
permodelan laboratorium.
Setelah pengujian selesai dilakukan, masukan air kedalam kotak kaca untuk
lalu dilakukannya pengujian vane shear dengan keadaan tanah yang dijenuhkan.
Pengujian direct shear bertujuan untuk menentukan sudut geser dalam (φ) dan
nilai kohesi (c) dari suatu jenis tanah. Pengujian ini dilakukan dengan beberapa
1. Sampel tanah dari kotak kaca dengan keadaan tanah tak jenuh di kedalaman
30 cm dan 60 cm.
2. Sampel tanah dari kotak kaca dengan keadaan tanah jenuh dikedalaman 30
cm dan 60 cm.
1. Pengolahan Data
2. Analisis Data
a. Pengujian kadar air pada sampel tanah, berguna untuk memperoleh nilai
b. Pengujian berat jenis sampel tanah, berguna untuk memperoleh berat jenis
(plastis limit), batas cair (liquid limit), dan indeks plastisitas (plastis
f. Dari pengujian direct shear di laboratorium diperoleh nilai kohesi (c) tanah,
keamanan dari lereng tersebut, dimana hal ini dapat bermanfaat sebagai
Dari proses penelitian yang telah dilakukan kita akan mendapatkan hasil dari
penelitian dan akan ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik hubungan serta
Mulai
Penjenuhan
Tanah
Uji Fisik Tanah Jenuh
Kesimpulan
Selesai
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Dari pengujian direct shear dan vane shear test dapat diketahui bahwa
semakin besar tegangan geser maka semakin besar kohesinya dan sudut yang
dibentuk dari hubungan antara tegangan geser dan tegangan normal tersebut
merupakan sudut geser dalam. Dalam kestabilan suatu lereng nilai kohesi dan
sudut geser dalam sangat berpengaruh terhadap kemampuan suatu tanah untuk
2. Dari hasil perhitungan stabilitas lereng yang menggunakan nilai kohesi (c) dan
sudut geser dalam (φ) dari permodelan di laboratorium dan data fisik tanah
dari pengujian karakteristik tanah serta data fisik lereng, dapat diketahui
bahwa nilai faktor keamanan lereng di daerah Martapura kurang dari 1,07.
Dilihat dari tabel keamanan suatu lereng, hasil dari perhitungan stabilitas
B. Saran
1. Tanah yang akan digunakan sebagai sampel sebaiknya jenis tanah yang tak
lereng ke dalam aplikasi seperti plaxis atau geoslope dengan data dan hasil
DAFTAR PUSTAKA
Arinda, Riri. 2017. Korelasi Daya Dukung Tanah Lempung Dengan Kuat Geser
Menggunakan Alat Vane Shear Dan Direct Shear. Universitas Lampung,
Bandar Lampung.
Ayudya Pradini, Gadis. 2016. Anallisis Angka Aman Stabilitas Lereng Jalan
Gunung Tunggel-Bayumas Dengan Metode Fellenius Dan Program Slope/W.
Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Yogyakarta.
Dodiek Wirya Ardana, Made. 2008. Korelasi Kekuatan Geser Undrained Tanah
Lempung Dari Uji Unconfined Compression Dan Uji Laboratory Vane Shear
(Studi Pada Remolded Clay). Universitas Udayana, Denpasar.
Hardiyatmo, Hary Christady. 2002. Mekanika Tanah II. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Madora, Yenni. 2015. Analisis Kemantapan Lereng Brdasarkan Hasil Uji Kuat
Geser Dengan Metode Direct Shear Test Di Pit Muara Tiga Besar Utara PT.
Bukit Asam (Persero) Tbk. Universitas Sriwijaya. Palembang.