Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PERHITUNGAN PPH 21”


Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Laboratorium Perpajakan


Dosen Akademik : Nurul Istiqamah S.E, M.Ak

Disusun Oleh :

Agustin Yakob / 17 501 011


Maria D. Dua Soru / 18 501 065
Muh. Erfin / 17 501 143

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA


STIE – INDONESIA (STIKI)
MAKASSAR
2019/2020
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan hikmat dan

karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang

Perhitungan PPH 21.

Tugas makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat refrensi

dari beberapa sumber buku dan internet, dan juga atas bimbingan dari dosen.

Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah

berkontribusi dalam pembuatan tugas makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena

itu dengan tangan terbuka kami menerima segala kritikan agar saya dapat

memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, saya berharap semoga makalah tentang Perhitungan PPH 21 ini dapat

memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Makassar, 19 Oktober 2019

Penyusun :

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

Daftar isi ...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

A. Latar Belakang ...................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..............................................................................................2

C. Tujuan .................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3

A. Definisi Pajak ......................................................................................................3

B. Pengertian PPh pasal 21 ......................................................................................3

C. Subjek atau Wajib Pajak PPh pasal 21 ................................................................3

D. Kebijakan Pajak PPh pasal 21 .............................................................................4

E.Siapa Pemotong PPh pasal 21...............................................................................5

F. Penghasilan apa saja yang dipotong PPh pasal 21 (objek pajak).........................6

G. Bagaimana Cara Perhitungsn PPh pasal 21 atas penghasilan ..........................7

BAB III PENUTUP .................................................................................................11

A. Kesimpulan ........................................................................................................11
B. Saran .................................................................................................................11

Daftar Pusaka ..........................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang digunakan untuk

membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup kepentingan

pribadi individu seperti kepentingan rakyat, pendidikan, kesejahteraan

rakyat, kemakmuran rakyat dan sebagainya. Sehingga pajak merupakan

salah satu alat untuk mencapai tujuan Negara.

Pemungutan pajak yang dilakukan oleh pemerintah merupakan sumber

terpenting dari penerimaan Negara. Lagipula penerimaan Negara dari

pajak dapat dijadikan indicator atas peran serta masyarakat (sebagai subjek

pajak) dalam kontribusinya melakukan kewajiban perpajakan, karena

pembayaran pajak yang dilakukan akan dikembalikan lagi kepada

masyarakat dalam bentuk tidak langsung. PPh Pasal 21 merupakan pajak

atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan

pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan

dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh

wajib pajak orang pribadi dalam negeri.

1
Pajak Penghasilan Pasal 21 atau biasa disebut dengan PPh Pasal 21

adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan,

dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan

dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh

orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri. Saat ini PPh pasal 21 harus

menjadi perhatian bagi wajib pajak yang dikenakan PPh pasal 21, oleh

karena itu kita akan membahasnya secara perlahan-lahan agar mudah

dimengerti.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Defenisi Pajak

2. Apa Pengertian Pajak Penghasilan PPh Pasal 21

3. Siapa subjek atau Wajib Pajak PPh pasal 21

4. Bagaimana Kebijakan Pajak Penghasilan PPh pasal 21

5. Siapa pemotong PPh pasal 21

6. Penghasilan apa saja yang dipotong PPh Pasal 21 (Objek Pajak)

7. Bagaimana Cara Perhitungan PPh pasal 21 atas penghasilan

C. Tujuan
Untuk mengetahui semua rumusan masalah yang telah di rumuskan
tentang PPH 21

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pajak

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-


Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan dan digunakan untuk
membayar pengeluaran Umum.
Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang digunakan untuk
membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup
kepentingan pribadi individu seperti kepentingan rakyat, pendidikan,
kesejahteraan rakyat, kemakmuran rakyat dan sebagainya. Sehingga
pajak merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan Negara.

B. Pengertian PPH pasal 21

PPh Pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,


honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam
bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan
kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri.

C. Subjek atau Wajib Pajak PPH pasal 21

Wajib pajak yang dipotong PPh pasal 21 dan/atau PPh pasal 26


adalah orang pribadi yang merupakan :
1. Pegawai.
2. Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun,
tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua termasuk ahli warisnya.
3. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan
sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan.

Yang tidak termasuk Wajib Pajak PPh Pasal 21 yaitu :


1. Pejabat perwakilan diplomatic dan konsulat atau pejabat lain dari
Negara asing dan orang – orang yang diperbantukan kepada
mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka,
dengan syarat bukan warga Negara Indonesia dan di Indonesia
tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan
atau pekerjaannya tersebut, serta Negara yang bersangkutan
memberikan perlakuan timbal balik.
3
2. Pejabat perwakilan organisasi internasional dimaksud dalam pasal
3 ayat (1) huruf c Undang – Undang Pajak Penghasilan, yang telah
ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dengan syarat bukan warga
Negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau
pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.

D. Kebijakan Pajak PPH pasal 21

Dasar hukum Pajak Penghasilan PPh pasal 21 yaitu :


1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-undang No. 28 Tahun 2007.
2. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36
Tahun 2008.
3. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
541/KMK.04/2000 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
184/PMK.03/2007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo
Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran
Pajak, dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan Pajak,
serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak.
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-254/PMK.03/2008 tentang
Penetapan Bagian Penghasilan Sehubungan Dengan Pekerjaan dari
Pegawai Harian dan Mingguan serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya
yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan.
5. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2009
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-57/PJ/2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara
Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal
21/26.
6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
162/PMK.011/2012 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Kena
Pajak.
7. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-31/PJ/2012 tentang
Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan
Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26
Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.
4
E. Siapa Pemotong PPh Pasal 21

Pemotong PPh pasal 21 adalah setiap orang pribadi atau badan yang
diwajibkan oleh UU adalah :

1. Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan, baik
merupakan pusat maupun cabang, perwakilan atau unit yang
membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain
dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan
sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh
pegawai atau bukan pegawai.
2. Bendahara atau pemegang kas pemerintah termasuk bendahara atau
pemegang kas yang membayarkan gaji, upah, honorarium,
tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk
apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan
kegiatan.
3. Dana pensiun, badan penyelenggara jaminan social tenaga kerja
dan badan – badan lain yang membayar uang pensiun dan
tunjangan hari tua atau jaminan hari tua.
4. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas serta badan yang membayar :
a. Honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan
dengan jasa dan atau kegiatan yang dilakukan oleh orang
pribadi dengan status subjek pajak dalam negeri, termasuk jasa
tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas dan bertindak
untuk dan atas namanya sendiri, bukan untuk dan atas nama
persekutuannya.
b. Honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan
sehubungan dengan kegiatan dan jasa yang dilakukan oleh
orang pribadi dengan status subjek pajak luar negeri.
c. Honorarium atau imbalan lain kepada peserta pendidikan,
pelatihan dan magang.

5
d. Penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah,
organisasi yang bersifat nasional dan internasional,
perkumpulan, orang pribadi, serta lembaga lainnya yang
menyelenggarakan kegiatan, yang membayar honorarium,
hadiah atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada wajib
pajak orang pribadi dalam negeri berkenaan dengan suatu
kegiatan.

F. Penghasilan apa saja yang dipotong PPh Pasal 21 (Objek Pajak)

Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah :


1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai tetap, baik
berupa penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur;
2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh Penerima paensiun
secara teratur berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya;
3. Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan
penghasilan sehubungan dengan pensiun yang diterima secara
sekaligus berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan
hari tua atau jaminan hari tua dan pembayaran lain jenis;
4. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa
upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau
upah yang dibayarkan secara bulanan;
5. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium,
komisi, fee, dan imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan
kegiatan yang dilakukan;
6. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku,
uang representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau
penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun,dan imbalan
sejenis dengan nama apapun.

6
G. Cara Perhitungan Pajak Penghasilan PPh pasal 21

PTKP 2019 Wajib Pajak

Keterangan PTKP
Wajib Pajak 54.000.000
K0 58.500.000
K1 63.000.000
K2 67.500.000
K3 72.000.000

PTKP 2019 Wajib Pajak Kawin, penghasilan istri dan suami digabung

Uraian Status PTKP


WP Kawin K/I/0 112.500.000,-
Tanggungan 1 K/I/1 117.000.000,-
Tanggungan 2 K/I/2 121.500.000,-
Tanggungan 3 K/I/3 126.000.000,-

Catatan:

Tunjangan PTKP untuk anak atau tanggungan maksimal 3 orang

 Tarif pajak

Penghasilan Netto Tarif pajak


0 Sampai dengan 50 juta 5%
50 juta keatas sampai dengan 250 juta 15%
250 juta keatas sampai dengan 500 juta 25%
Diatas 500 juta 30%

7
 Perhitunganya :

Contoh soal :

1. Ny. Maria D. Dua Soru bekerja pada perusahaan PT. Maju


Mundur sejak tahun 2018 dengan memperoleh gaji sebebesar Rp
4.500.000 perbulan dan membayar iuran pensiun sebesar Rp
150.000 Ny. Maria Memiliki Suami Bernama Tn. Sofyan dan
mereka belum mempunyai anak.

Hitunglah PPh Pasal 21 Ny. Maria !


Jawab:

Gaji sebulan Rp 4.500.000

Pengurangan :
- Biaya Jabatan : 5% x Rp 4.500.000 Rp 225.000
- Iuran pensiun Rp 150.000 (+)
Rp 375.000 (-)
Penghasilan neto sebulan Rp 4.125.000

Penghasilan neto setahun adalah 12x Rp 4.125.000 = Rp 49.500.000

PTKP setahun
– untuk WP sendiri Rp 54.000.000
– tambahan WP kawin Rp 4.500.000(+)
Rp 58.500.000(-)

PKP = Pendapatan setahun – PTKP


= Rp. 4.125.000 – Rp. 58.500.000 = Nihil (-)

Jadi, Penghasilan Kena Pajak setahun PPh Pasal 21 terutang = Nihil

2. Bapak Erfin bekerja di PT. Indomarco Makassar dengan gaji


sebulan Rp. 5.000.000,-. Perusahaan ikut program BPJS
Ketenagakerjaan sebesar 1% yang di bayar oleh perusahaan setiap
bulannya dan Bapak Erfin membayar uang pensiun sebesar 2%
dari gaji. Dalam tahun yang bersangkutan menerima THR 1 Bulan
Gaji.

8
Berapa PPh Pasal 21 yang dipotong setiap bulannya dan PPh 21
bila menerima THR?

Jawab :

 PPh 21 atas gaji dan THR

Gaji setahun (12x5.000.000) Rp. 60.000.000


THR Rp. 5.000.000
BPJS (1% x 5.000.000)x12 Rp. 600.000 (+)
Penghasilan Bruto setahun Rp 65.500.000

PTKP Wajib Pajak Rp. 54.000.000

PKP = Pengasilan Bruto setahun – PTKP


= 65.500.000 – 54.000.000 Rp. 11.600.000

Jadi, PPh 21 yang terutang adalah :


5% x 11.600.000 = Rp. 580.000 (setahun)
580.000 : 12 = Rp. 48.333,3 (perbulan)

 PPh 21 atas Gaji Setahun

Gaji setahun (12x5.000.000) Rp. 60.000.000


BPJS (1% x 5.000.000)x12 Rp. 600.000 (+)
Penghasilan Bruto setahun Rp 60.600.000

Pengurangan:
Biaya Jabatan 5% x 60.600.000 = Rp. 3.030.000
Iuran pensiun = RP. 100.000 (+)
Rp. 3.130.000 (-)
Penghasilan Netto Setahun Rp. 57.470.000

PTKP Wajib Pajak Rp. 54.000.000

PKP = Pengasilan Bruto setahun – PTKP


= 57.470.000 – 54.000.000 Rp. 3.470.000

Jadi, PPh 21 yang terutang adalah :


5% x 3.470.000 = Rp. 173.500 (setahun)
173.500 : 12 = Rp. 14.458,3 (perbulan)
9
 PPh 21 atas THR
Rp. 580.000 – Rp. 173.500 = Rp. 406.500

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pajak Penghasilan Pasal 21 atau biasa disebut dengan PPh Pasal 21
adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan,
dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan
dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh
orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri. Saat ini PPh pasal 21 harus
menjadi perhatian bagi wajib pajak yang dikenakan PPh pasal 21, oleh
karena itu kita akan membahasnya secara perlahan-lahan agar mudah
dimengerti.
Pemungutan serta tarif pajak pph didasarkan atas undang – undang yang
ada.Pajak merupakan penyumbang terbesar bagi kas negara. Ingat,
bayarlah pajak sesuai dengan UU yang berlaku. Demikianlah kesimpulan
ini, Semoga tulisan ini dapat bermanfaat.

B. Saran
Penulis sangat berharap jika pemungutan wajib pajak tersebut harus bisa
dipertanggung jawabkan dengan sebaik-baiknya, jangan sampai pajak
tersebut selalu disalahgunakan. Tujuan adanya pajak adalah untuk
pembangunan bersama bukan untuk segelintir orang. ORANG TAAT,
BAYAR PAJAK.

11
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Supramono, SE., MBA., DBA & Theresia Woro Damayanti SE., Perpajakan
Indonesia – mekanisme dan perhitungan, 2010. Yogyakarta: CV Andi Offset

Safri Nurmantu, Pengantar Perpajakan, 2005, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

12

Anda mungkin juga menyukai