Laporan Mikro 2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 28

MODUL 2

“INOKULASI DAN PEREMAJAAN BIAKAN DALAM MEDIA


PADAT DAN CAIR”

I. Tujuan Percobaan
1. Memahami proses inokulasi
2. Melakukan inokulasi dan peremajaan biakan secara goresan maupun
tusukan pada media padat maupun cair
3. Melakukan inokulasi dengan teknik kerja aseptis
4. Mengetahui pertumbuhan dan warna koloni bakteri

II. Alat dan Bahan

Alat Bahan
6 00.01,78
Cawan petri Media nutrient agar cair bersuhu 50°C
Tabung reaksi steril Media nutrient Broth
Rak tabung reaksi Media Potato Dextrose Agar (PDA)
Pipet agar 20 mL steril Biakan jamur (Aspergillus sp)
Biakan bakteri (Staphylococcus aureus,
Pipet ukur 5 mL dan 10 mL steril Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis dan
Escherichia coli)
Pinset
Jarum ose bundar dan lurus
Bunsen
Papan pembentuk agar miring
Inkubator 37°C
Alat swab
III. Teori Dasar
Inokulasi merupakan pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang
lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk
melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar semua
alat yang ada di dalam hubungannya dengan medium agar tetap sterli, hal ini agar
menghindari terjadinya kontaminasi (dwijoeseputro, 1998).
Inokulasi adalah menanam inokula secara aseptis ke dalam media steril
baik pada media padat maupun media cair. Inokula merupakan bahan yang
mengandung mikroba atau biakan baik dalam keadaan cair maupun padat
(Winarni, 1997).
Tujuan dari inokulasi yaitu biakan murni untuk keperluan diagnostic,
karakterisasi mikroorganisme, industry farmasi atau kegiatan lain yang berkaitan
dengan mikroorganisme. Nutrisi dan lingkungan yang menunjang pertumbuhan
mikroorganisme serta suatu teknik kerja aseptis yangh dapat mencegah adanya
kontaminan dalam biakan diperlukan untuk mendapatkan kultur yang murni.
Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan
segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan
dengan tekhnik aseptis untuk mempertahankan kemurnian biaka selama
pemindahan berulang kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair
atau padat. Kekeruhan dalam suatu media cair menunjukan terjadinya
pertumbuhan miroorganisme. Bila mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung
maka akan membentuk sendimen, sedangkan pada permukaannya pertumbuhan
terlihat seperti partikel. Teknik aseptis sangat diperlukan pada saat memindahkan
biakan dari suatu tempat ke tempa lainnya. Penggunaanya teknik aseptis
mencegah terjadinya kontaminasi dengan biakan yang mungkin bersifat patogen
(Winarni, 1997 ).
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman
bakteri (inokulasi) yaitu:
a. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadaannya harus steril
agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaan dalam
laboratorium pembuatan serum vaksin dan sebagainya/ inokulasi dapat dilakukan
dalam sebuah kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut
dilewatkan saringan melalui suatu jalan agar terkena sinar ultraviolet
(Pelczar,1986).

b. Pemindahan dengan pipet


Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk
diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni
(Pelczar,1986).

c. Pemindahan dengan kawat inokulasi


Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina taua nikel, ujungnya boleh lurus
juga boleh berupa kolongan yang diameternya 1-3 mm. Dalam melakukan
penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai
cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi
dalam nyala api (Pelczar,1986).

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni


mikroorganisme, yaitu:
a. Metode Gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan
waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan
latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.
Inokulum digoreskan ke permukaan media agar nutrien dalam cawan petri dengan
jarum ose . Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah
sehingga dapat tumbuh menjadi koloni. Cara penggarisan dilakukan pada medium
pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang
paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing
laboratorium tapi tujuannya sama yaitu membuat goresan sebanyak mungkin pada
lempeng medium pembiakan (Winarni, 1997).
Ada beberapa teknik dalam metode goresan, yakni:
1) Goresan T
2) Goresan kuadranc
3) Goresan radiand
4) Goresan sinambung

b. Metode Tebar
Setetes inokulum diletakkan dalam sebuah medium agar nutrien dalam
cawan petri dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril.
Inokulasi itu disebar dalam medium betang yang sama dapat digunakan
menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang
merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni yang terpisah-
pisah (Winarni, 1997).

c. Metode Tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar
melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada
suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997).

d. Metode Tusuk
Metode tusuk yaitu dengan cara meneteskan atau menusukkan ujung jarum
ose yang didalamnya terdapat inokulum, kemudian dimasukkan ke dalam media
(Winarni, 1997).
IV. Prosedur Kerja
4.1. Pembuatan plat agar, agar miring, agar tegak, dan media cair dalam
tabung

Bunsen dinyalakan dan diatur nyala api bunsen hingga diperoleh nyala api biru
dan dibiarkan menyala selama 10 menit.

Disiapkan dan diletakkan tabung reaksi steril pad arak tabung reaksi dan
cawan steril di antara dua api Bunsen.

a. Pembuatan plat agar


Dibuat plat agar dengan memipet 20 ml media Nutrien agar cair 50°C kedalam
cawan petri steril dan dibiarkan memadat.

b. Pembuatan agar miring

Dibuat agar miring dengan memipet 5 ml media nutrien agar cair 50°C dalam
tabung reaksi steril lalu diletakkan miring pada papan miring dan dibiarkan
memadat.

c. Pembuatan agar tegak

Dibuat agar tegak dengan memipet 10 ml media nutrient agar cair 50°C dalam
tabung reaksi steril lalu diletakkan tegak pada rak tabung reaksi dan dibiarkan
memadat.

d. Pembuatan media cair dalam tabung

Dibuat media cair dengan memipet 10 ml media Nutrien Broth yang bersuhu
kamar kedalam tabung reaksi steril steril.

Semua pekerjaan diatas dilakukan dengan memperhatikan prosedur kerja


.aseptis
4.2. Teknik inokulasi pada plat agar, agar miring, agar trgak, dan media
cair

a. Inokulasi pada plat agar


1) Cara Streak (gores)

Dibuat empat area pada plat agar dengan menggunakan spidol pada
permukaan luar cawan petri bagian alas.

Diambil inokula dengan jarum ose bundar dan diinokulasikan bakteri ke


setiap bagian dari plat agar dengan goresan yang rapat.

2) Cara Swab (apus)


Dilakukan hal yang sama seperti pda pengerjaan cara streak.

Diambil inokula dengan cara mengapus alat swab pada permukaan inokula
dan diinokulasikan dengan cara mengapuskan alat swab pada permukaan pada
permukaan pedia plat agar.

b. Inokulasi pada agar miring

Diambil inokula dengan jarum ose bundar kemudian diinokulasikan bakteri


pada media dengan cara goresan rapat secara zigzag dimulai dari bagian
bawah sampai bagian atas media agar miring.

c. Inokulasi pada agar tegak

Diambil inokula dengan jarum ose lurus kemudian diinokulasikan bakteri pada
media dengan cara menusukkan jarum ose tepat pada poros tengah tabung
sampai mendekati dasar tabung kemudian ditarik kembali perlahan-lahan.
d. Inokulasi pada media cair

Diinokulasikan bakteri pada media cair dengan pipet pasteur jika inokula
berasal dari biakan cair dan jika inokula berasal dari agar miring maka ambil
dengan jarum ose bundar dan suspensikan pada Nutrien Broth.

Diinkubasikan semua media yang telah diinokulasi ke dalam inkubator 37°C


selama 24 jam.

Diamati dan dicatat pertumbuhan yang terjadi pada masing-masing media.


Gambarkan hasil pengamatan anda dengan memperlihatkan letak
pertumbuhan dan warna koloni bakteri, serta warna media yang digunakan.
V. Data Pengamatan
5.1. Tabel data pengamatan kelompok 1
Metode Gores Metode Apus Metode Tegak (Tusuk) Metode Miring Metode Cair
Bakteri
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu
inakulasi: pengamatan inakulasi: pengamatan inakulasi: pengamata inakulasi: pengamata inakulasi: pengamata
Selasa 28 : Rabu 29 Selasa 28 : Rabu 29 Selasa 28 n: Rabu 29 Selasa 28 n: Rabu 29 Selasa 28 n: Rabu 29
November November November November November November November November November November
2017 2017 Media 2017 2017 Media 2017 2017 2017 2017 2017 2017
Warna berwarna Warna berwarna Warna Media Warna Media Warna Media
media Kuning media Kuning media berwarna media berwarna media berwarna
Pseudomonas aeruginosa

kuning muda kuning muda kuning Kuning kuning Kuning kuning Kuning
bening bening bening bening bening bening bening bening bening muda
agak coklat kecoklatan agak coklat kecoklatan agak coklat kecoklatan agak coklat kecoklatan agak coklat bening
Koloni Koloni Koloni Koloni Koloni
berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna
putih putih putih putih putih
Kolono
berbentuk
Koloni Koloni Koloni
Koloni bintik''
berbentuk berbentuk berbentuk
berbentuk sesuai jalur
tidak terlalu bintik'' di bintik''
bintik'' tidak terdapat
rapat dan permukaan dibagian
terlalu rapat banyak
tipis (Aerob) permukaan
dibagian
bawah
Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu
inakulasi: pengamatan inakulasi: pengamatan inakulasi: pengamata inakulasi: pengamata inakulasi: pengamata
Selasa 28 : Rabu 29 Selasa 28 : Rabu 29 Selasa 28 n: Rabu 27 Selasa 28 n: Rabu 29 Selasa 28 n: Rabu 29
November November November November November November November November November November
2017 2017 Media 2017 2017 Media 2017 2019 2017 2017 2017 2017
Warna berwarna Warna berwarna Warna Media Warna Media Warna Media
media Kuning media Kuning media berwarna media berwarna media berwarna
kuning muda kuning muda kuning Kuning kuning Kuning kuning Kuning
bening bening bening bening bening bening bening bening bening muda
Escherichia coli

agak coklat kecoklatan agak coklat kecoklatan agak coklat kecoklatan agak coklat kecoklatan agak coklat bening
Koloni Koloni Koloni Koloni Koloni
berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna
putih putih putih putih putih
Kolono
Koloni
berbentuk
berbentuk Koloni
bintik''
Koloni bintik'' di berbentuk
Koloni tidak
berbentuk bawah bintik''
berbentuk beraturan
rapat dan dekat dibagian
bintik'' rapat terdapat
tebal permukaan dasar/
banyak
(Anaerob bawah
dibagian
Obligat)
bawah

5.1.1. Foto bakteri PA dan EC sebelum diinkubasi


Foto 5.1. Metode plat agar (gores) Foto 5.2. Metode plat agar (swab)

Foto 5.3. Metode agar tegak Foto 5.4. Metode agar miring Foto 5.5. Metode media cair

5.1.2. Foto bakteri PA dan EC setelah diinkubasi

Foto 5.6. Metode plat agar (gores) Foto 5.7. Metode plat agar (swab)

Foto 5.8. Metode agar tegak


Foto 5.9. Metode agar miring

Foto 5.10. Metode media cair


5.2. Tabel data pengamatan kelompok 2
Metode Hasil Bakteri
Pengamatan Bacillus subtilis Staphylococus aureus
Gores Sebelum
Waktu inokulasi: Selasa 26 Waktu inokulasi: Selasa 26
november 2017 november 2017
Warna media: Kuning Warna media: Kuning
kecoklatan kecoklatan
Sesudah

Waktu pengamatan: Rabu 27 Waktu pengamatan: Rabu


november 2017 27 november 2017
Warna media: Kuning Warna media: Kuning
kecoklatan kecoklatan
Warna koloni: Putih Warna koloni: Putih
Letak pertumbuhan: Letak pertumbuhan:
Tersebar tidak merata Tersebar tidak merata
Apus Sebelum
Waktu inokulasi: Selasa 26 Waktu inokulasi: Selasa 26
november 2017 november 2017
Warna media: Kuning Warna media: Kuning
kecoklatan kecoklatan
Sesudah

Waktu pengamatan: Rabu 27 Waktu pengamatan: Rabu


november 2017 27 november 2017
Warna media: Kuning Warna media: Kuning
kecoklatan kecoklatan
Warna koloni: Putih Warna koloni: Putih
Letak pertumbuhan: Letak pertumbuhan:
Tersebar tidak merata Tersebar tidak merata
Tegak Sebelum Waktu inokulasi: Selasa 26 Waktu inokulasi: Selasa 26
november 2017 november 2017
Warna media: Kuning Warna media: Kuning
kecoklatan jernih kecoklatan jernih
Sesudah

Waktu pengamatan: Rabu 27 Waktu pengamatan: Rabu


november 2017 27 november 2017
Warna media: Kuning Warna media: Kuning
kecoklatan jernih kecoklatan jernih
Warna koloni: Putih Warna koloni: Putih
Letak pertumbuhan: diatas Letak pertumbuhan: diatas
permukaan sampai dengan permukaan sampai dengan
dasar tusukannya dasar tusukannya
Miring Sebelum Waktu inokulasi: Selasa 26 Waktu inokulasi: Selasa 26
november 2017 november 2017
Warna media: Kuning Warna media: Kuning
kecoklatan jernih kecoklatan jernih
Sesudah

Waktu pengamatan: Rabu 27 Waktu pengamatan: Rabu


november 2017 27 november 2017
Warna media: Kuning Warna media: Kuning
kecoklatan jernih kecoklatan jernih
Warna koloni: Putih Warna koloni: Putih
Letak pertumbuhan: diatas Letak pertumbuhan: diatas
dan dibawah disepanjang dan dibawah disepanjang
kemiringan kemiringan

Cair Sebelum
Waktu inokulasi: Selasa 26 Waktu inokulasi: Selasa 26
november 2017 november 2017
Warna media: Kuning jernih Warna media: Kuning jernih

Sesudah

Waktu pengamatan: Rabu 27 Waktu pengamatan: Rabu


november 2017 27 november 2017
Warna media: Kuning jernih Warna media: Kuning jernih
Warna koloni: Putih Warna koloni: Putih
Letak pertumbuhan: diatas Letak pertumbuhan: diatas
permukaan dan dibawah permukaan dan dibawah
5.3. Tabel data pengamatan kelompok 3
Media gores Media apus Media tegak
Bakteri
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum sesudah
Waktu Inokulasi : 28 Waktu Pengamatan : 29 Waktu Inokulasi : 28 Waktu Pengamatan : 29 Waktu Pengamatan : 29
November 20017 Warna November 2017 Warna November 20017 Warna November 2017 Warna Warna media Kuning November 2017 Warna
media Kuning bening media kuning bening media Kuning bening media kuning bening bening agak coklat media kuning bening
agak coklat kecoklatan agak coklat kecoklatan pekat
Warna media kuning Warna koloni bakteri Warna koloni bakteri
bening kecoklatan putih putih
Letak pertumbuhan koloni Letak pertumbuhan koloni Letak pertumbuhan koloni
bakteri tersebar sesuai bakteri tersebar sesuai bakteri diatas permukaan
dengan tempat yang dengan tempat yang media (aerob)
Pseudomonas aeruginosa

digores dan goresannya goreskan dengan alat


renggang, rapat swab, berbentuk titik dan
tidak terlalu rapat

Waktu Pengamatan : 29 Waktu Pengamatan : 29 Waktu Pengamatan : 29


November 2017 Warna November 2017 Warna November 2017 Warna
Kuning bening agak coklat Kuning bening agak coklat
media kuning bening media kuning bening media kuning bening
Kuning bening agak coklat kecoklatan kecoklatan pekat
Warna koloni bakteri Warna koloni bakteri Warna koloni bakteri
putih putih putih
Letak pertumbuhan koloni Letak pertumbuhan koloni Letak pertumbuhan koloni
bakteri tersebar sesuai bakteri tersebar sesuai bakteri diatas permukaan
dengan tempat yang dengan tempat alat swab (aerob), tersebar pada
digores dan goresannya yang digoreskan, tempat yang sesuai
Escherichia coli

renggang, rapat berbentuk titik dan rapat dengan yang ditusukkan


Media miring Media cair
Bakteri
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

Waktu Pengamatan : 29
Waktu Pengamatan : 29
Warna media Kuning November 2017 Warna Kuning bening agak
November 2017 Warna
bening agak coklat media kuning bening coklat
media kuning muda keruh
kecoklatan
Warna koloni bakteri Warna koloni bakteri
putih putih
Letak petumbuhan koloni Letak pertumbuhan
bakteri tersebar secara koloni bakteri diatas
zigzag sesuai dengan permukaan media (aerob)
Pseudomonas aeruginosa

tempat yang digoreskan

Waktu Pengamatan : 29
Waktu Pengamatan : 29
November 2017 Warna
kuning bening agak coklat November 2017 Warna
media kuning bening
media kuning muda keruh
kecoklatan
Warna koloni bakteri Warna koloni bakteri
putih putih
Letak petumbuhan koloni Letak pertumbuhan koloni
bakteri tersebar secara bakteri tersebar sehingga
zigzag sesuai dengan warna menjadi keruh
tempat yang digoreskan
Escherichia coli
5.4. Tabel data pengamatan kelompok 4
5.5. Tabel data pengamatan kelompok 5
Warna Media Dokumentasi
Bentuk Metode Warna Letak
Sebelum Setelah Keterangan
Media Inokulasi Koloni Pertumbuhan
Inokulasi Inokulasi Sebelum Sesudah

Tersebar sesuai
dengan tempat
Kuning Kuning yang digores Pada kelompok
Streak bening coklat Putih dan goresan 1, 3 dan 5
agak coklat bening renggang, tidak terdapat hasil
terlalu rapat dan yang sama pada
tipis pengamatan.
Pada foto
Plat Agar sebelah kiri
sebelum dan
Tersebar sesuai sesudah
dengan tempat pengamatan
Kuning Kuning yang diswab hasil
Swab bening coklat Putih dan letak swab, dokumentasi
agak coklat bening berbentuk titik kelompok 1
dan tidak terlalu
rapat

Kuning
Kuning Diatas
coklat
Agar Tegak bening Putih permukaan
agak
agak coklat (aerob)
keruh

Kuning Tersebar secara


Kuning
Agar coklat zigzag sesuai
bening Putih
Miring agak dengan tempat
agak coklat
keruh yang digores

Kuning Kuning
Diatas
Media Cair bening coklat Putih
permukaan
agak coklat keruh
5.6. Tabel data pengamatan kelompok 6
5.7. Tabel data pengamatan kelompok 7
Metode Gores Metode Apus Metode Tusuk Media Miring Media Cair
Bakteri
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Waktu: 28-11-2017
Waktu: 29-11-2017 Waktu: 28-11-2017
Waktu: 29-11-2017 Waktu: 28-11-2017
Waktu: 29-11-2017 Waktu: 28-11-2017
Waktu: 29-11-2017 Waktu: 28-11-2017
Waktu: 28-11-2017
Staphylococcus aureus

Media berwarna kuning Media berwarna kuning


muda kecoklatan bening kecoklatan Media berwarna kuning
Media berwarna kuning Media berwarna kuning muda agak keruh
Media Media Media bening kecoklatan Media bening Media
berwarna Koloni berwarna putih berwarna Koloni berwarna putih berwarna Koloni berwarna putih berwarna Koloni berwarna putih berwarna Koloni berwarna putih
kuning Koloni tersebar dan rapat kuning kuning kuning kuning
bening bening Koloni berbentuk zigzag bening bening Koloni berbentuk bintik- bening
sesuai dengan pola Letak koloni berbentuk
kecoklatan goresan pada saat kecoklatan agak jarang seperti pola kecoklatan garis pada poros tengah kecoklatan bintik, letaknya lebih kecoklatan Letaknya tersebar
apusan pada saat banyak dibagian atas
inokulasi media
inokulasi tabung

Waktu: 28-11-2017
Waktu: 29-11-2017 Waktu: 28-11-2017
Waktu: 28-11-2017 Waktu: 28-11-2017
Waktu: 28-11-2017 Waktu: 28-11-2017
Waktu: 28-11-2017 Waktu: 28-11-2017
Waktu: 28-11-2017
Bacillus subtilis

Media berwarna kuning Media berwarna kuning


muda kecoklatan bening kecoklatan Media Media Media
berwarna berwarna berwarna
Media berwarna kuning Media berwarna kuning Media berwarna kuning
kuning kuning kuning
Media Media muda agak bening bening muda agak keruh
bening bening bening
berwarna berwarna kecoklatan kecoklatan kecoklatan
kuning kuning
bening Koloni berwarna putih bening Koloni berwarna putih Koloni berwarna putih Koloni berwarna putih Koloni berwarna putih
kecoklatan Koloni berbentuk seperti kecoklatan Koloni berbentuk zigzag Koloni berbentuk bintik-
kepingan-kepingan, ada agak rapat seperti pola Koloni berbentuk bintik-
bintik rapat dari bagian Bentuknya berupa
yang jarang ada juga yang apusan pada saat bintik di bagaia atas
bawah sampai bagian endapan di dasar tabung
agak rapat inokulasi media
atas media
VI. Pembahasan
Pada percobaan inokulasi dan peremajaan biakan dalam media padat dan
cair. Sebelum melakukan percobaan, tempat penanaman bakteri harus bersih dan
dalam keadaan steril. Ini dilakukan agar tidak terjadi kontaminasi dari lingkungan.
Meja sebagai tempat melakukan penanaman inokula harus dibersihkan dengan
menyemprotkan alkohol 70%. Hal ini dilakukan agar tidak terjadinya kontamisai.
Semua pekerjaan pada percobaan ini dilakukan dengan memperhatikan prosedur
teknik aseptis. Sebelum melakukan penanaman inokulasi nyalakan bunsen
terlebih dahulu bertujuan agar terjadinya radiasi sehingga mikroorganisme
menjauh. Kerja aseptis dilakukan dengan bekerja diantara 2 nyala api bunsen
dengan jarak kira-kira 30 cm.

A. Inokulasi Pada Plat Agar


Sebelum dilakukan inokulasi, jarum ose bundar harus dipanaskan terlebih
dahulu sampai membara ini berfungsi untuk mensterilkan jarum sehingga tidak
ada mikroorganisme lain yang menempel pada jarum. Sumbat tabung reaksi yang
berisi bakteri dilepaskan lalu bibir tabungnya diflambir agar tabung tetap steril
dari mikroorganisme lain. Lalu masukkan jarum ose bundar pada bakteri
kemudian goreskan jarum untuk mengambil bakteri. Pengambilan dengan ujung
bulat pada jarum ke media biakan, memungkinkan bakteri yang didapatkan
banyak. Setelah bakteri terambil, mulut tabung reaksi diflambil kembali dan
disumbat agar tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme lain. Kemudian inokula
digoreskan diatas permukaan media NA yang ada didalam cawan petri yang
sebelumnya sudah diflambir cawan petri tersebut. Teknik goresan yang digunakan
ada cara gores (streak), karena media NA komposisinya terdiri dari ekstrak daging
yang didalamnya mengandung protein, karbohidrat, vitamin dan sedikit lemak dan
supaya koloni yang terbentuk tersebar merata, tampak jelas dan tidak
bertumpukan. Lalu cawan petri diflambir agar tidak terjadi kontaminasi dari
mikroorganisme lain. Sedangkan cara apus (swab) digunakan agar bakteri yang
terambil dari biakannya lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan jarum
ose bundar.
B. Inokulasi Pada Agar Miring
Sebelum dilakukan inokulasi flambir jarum ose bundar sampai membara,
ini berfungsi untuk mensterilkan jarum sebelum digunakan untuk mengambil
biakan bakteri. Lalu sumbat tabung reaksi dibuka dan bibir tabung diflambir agar
tidak terjadi kontaminasi dari mikroorganisme lain. Lalu jarum ose bundar
dimasukkan ke dalam tabung reaksi untuk mengambil bakteri. Pengambilan
bakteri menggunakan ujung bundar jarum untuk memungkinkan bakteri yang
terambil banyak. Setelah terambil, flambir dan sumbat kembali tabung reaksi
berisi biakan bakteri agar tidak terjadi kontaminasi dari mikroorganisme lain.
Inokula atau bakteri digoreskan diatas permukaan media NA yang ada di dalam
tabung reaksi yang sebelumnya diflambir terlebih dahulu menggunakan metode
gores zigzag agar memungkinkan koloni yang terbentuk tersebar merata dan tidak
bertumpukan. Lalu sekeliling mulut tabung diflambir kemudian disumbat agar
tidak terjadi kontaminasi dari mikroorganisme lain.

C. Inokulasi Pada Agar Tegak


Sebelum dilakukan inokulasi diflambir terlebi dahulu jarum ose lurus
sampai membara, hal ini dilakukan untuk mengurangi kontaminasi saat
dimasukan ke dalam biakan bakteri yang akan dilakukan peremajaan. Kemudian
diambil inokula dari dalam tabung secara perlahan agar tidak merusak medianya,
lalu buka penutup tabung reaksi berisi media NA yang akan diisi inokula dan
diflambir agar tidak terjadi kontaminasi dari mikroorganisme lain. Lalu
ditusukkan jarum ose lurus secara tegak sampai mendekati ke dasar tabung. Hal
ini untuk melihat jenis bakteri yang dapat berkembang didalam dasar media yang
biasanya terdapat anaerob obligat atau fakultatif. Setelah itu diflambir tabung
reaksi dan tutup kembali dengan penyumbat agar tidak terjadi kontaminasi dari
mikroorganisme lain.
D. Inokulasi Pada Media Cair
Sebelum dilakukan inokulasi diflambir terlebih dahulu jarum ose bundar
sampai membara, hal ini dilakukan untuk mengurangi kontaminasi saat
dimasukan ke dalam biakan bakteri yang akan dilakukan peremajaan. Kemudian
diambil inokula dari dalam tabung secara perlahan agar tidak merusak medianya,
lalu buka penutup tabung reaksi berisi media cair yang akan diisi inokula dan
diflambir agar tidak terjadi kontaminasi dari mikroorganisme lain. Lalu
ditusukkan jarum ose bundar lalu diaduk agar tidak ada inokula yang masih
menempel pada jarum ose. Setelah itu diflambir tabung reaksi dan tutup kembali
dengan penyumbat agar tidak terjadi kontaminasi dari mikroorganisme lain.

a) Pseudomonas aeruginosa
1. Pada plat agar : berdasarkan hasil praktikum bakteri ini tumbuh
membentuk bintik-bintik tidak terlalu rapat mengikuti alur goresan yang
dibuat oleh praktikan. Bakteri terlihat berwarna putih diatas permukaan
plat. Bakteri ini bersifat aerob. Bakteri aerob adalah organisme yang
membutuhkan oksigen.

2. Pada agar miring : bakteri ini berwarna putih tumbuh pada permukaan dan
sesuai dengan goresan yang dibuat oleh praktikan. Bakteri ini bersifat
aerob dan terdapat banyak dibagian ujung/bawah.

3. Pada agar tegak : bakteri berwarna putih yang tumbuh hanya dibagian
pemukaan. Karena itu bakteri tersebut bersifat aerob.

4. Pada media cair : bakteri ini tumbuh dibagian permukaan media cair
berbentuk bintik-bintik berwarna putih, maka bakteri ini bersifat aerob.
b) Escherichia coli

1. Pada plat agar : berdasarkan hasil praktikum bakteri ini tumbuh


membentuk bintik-bintik rapat mengikuti alur goresan yang dibuat oleh
praktikan. Bakteri terlihat berwarna putih diatas permukaan plat. Bakteri
ini bersifat aerob. Bakteri aerob adalah organisme yang membutuhkan
oksigen.

2. Pada agar miring : bakteri ini berwarna putih tumbuh pada permukaan dan
kurang sesuai dengan goresan yang dibuat oleh praktikan. Bakteri ini
bersifat aerob dan terdapat banyak dibagian ujung/bawah.

3. Pada agar tegak : bakteri berwarna putih yang tumbuh hanya dibagian
dekat dengan dasar atau di bawah. Karena itu bakteri tersebut bersifat
anaerob obligat. Anaerob obligat yaitu organisme yang hidup tidak
membutuhkan oksigen.

4. Pada media cair : bakteri ini tumbuh dibagian bawah atau dekat dengan
dasar media cair berbentuk bintik-bintik berwarna putih, maka bakteri ini
bersifat anaerob obligat.

c) Staphylococcus aureus
5. Pada plat agar : berdasarkan hasil praktikum bakteri ini tumbuh
membentuk bulatan mengikuti alur goresan yang dibuat oleh praktikan.
Bakteri terlihat berwarna kuning pucat hampir putih diatas permukaan plat.
Bakteri ini bersifat aerob dan anaerob fakultatif. Bakteri aerob adalah
organisme yang membutuhkan oksigen, sedangkan bakteri fakultatif
adalah organisme yang masih bisa hidup ditempat yang mengandung
oksigen.
6. Pada agar miring : bakteri ini berwarna putih tumbuh pada permukaan dan
sesuai dengan goresan yang dibuat oleh praktikan. Bakteri ini bersifat
aerob dan tidak ada bakteri yang sampai tembus ke bawah permukaan.

7. Pada agar tegak : bakteri berwarna putih yang tumbuh sesuai dengan
tusukan yang diberikan oleh praktikan yaitu dari atas pemukaan sampai
mendekati dasar tabung reaksi. Karena itu bakteri tersebut bersifat anaerob
fakultatif

8. Pada media cair : bakteri ini berwarna putih tumbuh hampir diseluruh
media cair, akan tetapi banyakkoloni bakteri yang mengendap dibawah
permukaan. Warnanya menjadi keruh, ini menandakan adanya bakteri
yang tumbuh didalam media. Walaupun media cair, bakteri ini akan tetap
tumbuh karena bersifat anaerob fakultatif dan bakteri ini tidak bergerak
mendekati permukaan media.

d) Bacillus subtilis
1. Pada plat agar : bakteri ini berwarna putih kekuningan tumbuh diatas
permukaan media, ini menunjukkan bahwa bakteri ini bersifat aerob.
Aerob ini adalah organisme yang membutuhkan oksigen dengan ditujukan
dengan pertumbuhan bakteri yang menuju ke atas untuk mendapatkan
oksigen yang lebih banyak.

2. Pada agar miring : bakteri ini tumbuh sesuai goresan yang diberikan oleh
praktikan. Warna bakteri ini adalah putih dan bakteri ini bersifat aerob.

3. Pada agar tegak : pertumbuhan pada agar tegak lebih sedikit karena bakteri
tidak dapat menyebar seperti pada media sebelumnya. Bakteri ini tumbuh
melintang kedala media tegak hampir kedasar tabung tetapi pertumbuhan
bakteri pada permukaan agak lebih banyak. Bakteri ini bersifat aerob
karena pergerakannya menuju ke atas permukaan karena bakteri jenis ini
membutuhkan oksigen.

4. Pada media cair : warna media NB menjadi keruh setelah dimasukkan


bakteri, ini menunjukkan bahwa bakteri ini tumbuh di dalam media cair ini
secara menyebar. Bakteri ini bersifat aerob karena banyak berkumpul
disekitar permukaan atas media karena bakteri ini sangat membutuhkan
banyak oksigen.
VII. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa Inokulasi adalah
menanam inokula secara aseptis ke dalam media steril baik pada media padat
maupun media cair. Inokula merupakan bahan yang mengandung mikroba atau
biakan mikroba baik dalam keadaan cair maupun padat.
Melakukan inokulasi dan peremajaan biakan secara goresan maupun
tusukan pada media padat maupun media cair dengan hasil inokulasi adalah
Staphylococcus aureus bersifat anaerob
Escherichia coli bersifat aerob
Pseudomonas aeruginosa bersifat aerob
Bacillus subtilis bersifat aerob.
Teknik inokulasi merupakan menanam inokula secara aseptic ke dalam
media steril baik pada media padat maupun cair. Teknik aseptis
mencegah terjadinya kontaminasidengan biakan yang mungkin bersifat pathogen.
Teknik kerja aseptis, teknikdekontaminasi, serta penyelesaian pekerjaan secara
cepat dan efisien perlu dipahamiuntuk menunjang pekerjaan yang berkaitan
dengan mikroorganisme. Semua pekerjaan pada praktikum ini dilakukan dengan
memperhatikan prosedur aseptic.
VIII. Daftar Pustaka

Becton Dickison. Nutrient Agar. http://www.bd.com/ds/technicalCenter/


inserts/L007481(09)(201102).pdf Diakses pada 25 November 2017.
Darmadi. 2008. Infeksi Nosokimial Problematika dan Penyelesaiannya .Salemba
Merdeka. Jakarta.
Dwijoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Djambatan: Malang
Himedia. 2003. Technical Data for Nutrient Agar. Mumbai: HiMedia
Laboratories Pvt. Ltd.
Jawetz, E, J. melnick, et al., 2005. Jakarta: EGC Jawetz, melnick & Adelberg
Mikrobiologi Kedokteran.
Pelczar, M. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Erlangga: Jakarta
Surbakti, Triananda. (2010). Inokulasi Mikroba. Jatinangor: Universitas
Padjajaran.
Todar, K., 2006. Todar’s Online Textbook of Bacteriology. University of
WisconsinMadison Department of Bacteriology.
Winarni, D. (1997) . Diktat Teknik Fermentasi. Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS :Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai