ASII

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Ibu Menyusui, Anak Hebat Bangsa Kuat

Salah satu indikator untuk mengetahui status kesehatan masyarakat di suatu negara dapat dilihat
dari tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Disamping itu juga
salah satu target Sustainabel Development Goals (SDGs) yang akan dicapai adalah menurunkan
angka kematian anak dengan indikatornya yaitu menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi
12/1000 kelahiran hidup di tahun 2030.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat kematian bayi tersebut antara
lain dengan pemberian ASI secara Eksklusif.
Setiap orang tua pasti berharap bayinya lahir sebagai anak yang cerdas. Ternyata kecerdasan
dapat diupayakan lebih awal, yaitu ketika masa mengandung dan menyusui. Menyusui bukan hanya
sekedar memberikan susu pada bayi namun lebih dari itu. Menyusui adalah sebuah peristiwa alamiah
yang merupakan awal perekatan emosi antara ibu dan bayi, sebuah peristiwa pembentukan multi
kecerdasan bagi generasi penerus bumi (Kusumawardhani, 2010)
Pemberian ASI pada bayi merupakan hal yang vital bagi tumbuh kembang dan kesehatan bayi.
ASI memiliki manfaat yang sangat besar dalam jangka panjang. ASI adalah nutrisi terbaik dan
terlengkap, mengandung protein dan zat-zat gizi berkualitas tinggi serta memiliki zat antibodi yang
berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi. ASI juga melindungi tubuh bayi
dari alergi dan diare serta penyakit infeksi lainnya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pemberian ASI Eksklusif hanya memberikan ASI
saja tanpa memberikan bayi makanan dan minuman selain ASI termasuk air putih selama menyusui
(kecuali obat-obatan, vitamin dan mineral) sejak bayi lahir hingga berumur 6 bulan.
Setelah 6 bulan bayi dapat dikenalkan makanan pendamping ASI dan dianjurkan pemberian ASI
dilanjutkan hingga dua tahun atau lebih. Adapun tujuan dari pemberian ASI Eksklusif yaitu untuk
menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan
berusia enam bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya.
Sampai saat ini masih sedikit ibu yang memberikan ASI Eksklusif. Berdasarkan data
Kementrian Kesehatan (Kemenkes) pada tahun 2017 di Indonesia, pemberian ASI Eksklusif masih
sangat rendah yakni 35,70 % artinya terdapat sekitar 64,30 % yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif,
persentase ini masih jauh dari target cakupan ASI Eksklusif yang ditetapkan oleh WHO yaitu 50%.
Pemberian ASI Eksklusif khususnya di Jawa Barat pada tahun 2017 baru mencapai 53,0 %.
Disamping itu juga indikator lain yang masih rendah adalah Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
IMD adalah proses menyusui segera yang dilakukan satu jam pertama setelah bayi lahir. IMD
di Indonesia di tahun 2017 sebesar 57,90% tetapi masih jauh dari target WHO yaitu sebesar 90%.
Capaiannya masih terbilang sangat kecil jika dilihat dari pentingnya pemberian ASI pada kehidupan
anak.

1
ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi, mengandung protein untuk daya tahan
tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi, sehingga pemberian ASI Eksklusuf dapat
mengurangi resiko kematian pada bayi. Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan pada hari
pertama sampai hari ketiga. Hari keempat sampai hari kesepuluh ASI mengandung Immunoglobulin,
protein dan laktosa lebih sedikit dibandingkan kolostrum, tetapi kandungan lemak dan kalori lebih
tinggi dengan warna air susu lebih putih.
ASI Eksklusif memiliki kontribusi yang besar terhadap tumbuh kembang dan daya tahan tubuh
bayi. Bayi yang diberi ASI Eksklusif akan tumbuh dan berkembang secara optimal dan tidak mudah
sakit. Hal tersebut sesuai dengan beberapa kajian dan fakta global The Lancet Breastfeeding Series
(2016) telah membuktikan menyusui eksklusif menurunkan angka kematian karena infeksi
sebanyak 88% pada bayi berusia kurang dari 3 bulan, sebanyak 31,36% (82%) dari 37,94% anak sakit
karena tidak menerima ASI Ekslusif dan investasi dalam pencegahan BBLR, stunting dan
meningkatkan IMD, disamping itu juga ASI Eksklusif berkontribusi dalam menurunkan risiko
obesitas dan penyakit kronis (Patal, 2013).
Agar terlaksananya pemberian ASI Eksklusif perlu adanya dukungan dari berbagai pihak. Baik
dukungan dari ibu yang menyusui maupun dukungan dari luar ibu menyusui. Jika semua faktor
pendukung telah berfungsi dan berkontribusi maka capaian pemberian ASI Eksklusif akan terus
meningkat setiap tahunnya, sehingga hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif dapat terpenuhi
sepenuhnya sejalan dengan harapan dapat melahirkan anak-anak yang pertumbuhan dan
perkembangan berjalan dengan baik serta memiliki daya tahan tubuh yang kuat.

Anda mungkin juga menyukai