Anda di halaman 1dari 6

KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN KARUMKIT

BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN NOMOR : SKEP / /I /2018


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BALIKPAPAN TANGGAL : JANUARI 2018

PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI


DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. III BALIKPAPAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya. Guna mencapai kondisi maupun fungsi peralatan
kesehatan yang baik serta dapat mendukung pelayanan kesehatan maka perlu
adanya pengelolaan peralatan kesehatan yang terpadu.
Peralatan medis adalah alat yang digunakan untuk tujuan medis pada
pasien, diagnosis, terapi serta tindakan pembedahan. Peralatan medis di r umah
sakit merupakan alat penunjang dalam pelayanan yang sangat vital. Peralatan
medis dirumah sakit dapat berupa peralatan sekali pakai (single-use).
(single-use). Terkait
single-use peralatan
single-use peralatan habis pakai ada risiko meningkatnya infeksi dan ada risiko
bahwa kekuatan peralatan habis pakai tersebut mungkin tidak adekuat atau
tidak memuaskan setelah diproses kembali. Rumah sakit harus membuat
kebijakan yang menjadi panduan untuk pengelolan bahan medis habis pakai
(single-use).
(single-use).
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis
Medis Habis Pakai harus dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir
dan menggunakan proses yang efektif untuk menjamin
menjami n kendali mutu
dan kendali biaya. Dalam ketentuan Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyatakan bahwa Pengelolaan
 Alat Kesehatan, Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai di
Rumah Sakit harus
h arus dilakukan oleh Instalasi Farmasi sistem satu pintu.
 Alat Kesehatan yang dikelola oleh Instalasi Farmasi sistem satu pintu berupa
alat medis habis pakai/peralatan non elektromedik, antara lain alat
kontrasepsi (IUD), alat pacu jantung, implan, dan stent .
Dengan kebijakan pengelolaan sistem satu pintu, Instalasi Farmasi
sebagai satu-satunya penyelenggara Pelayanan Kefarmasian, sehingga
Rumah Sakit akan mendapatkan manfaat dalam hal pelaksanaan
pengawasan dan pengendalian penggunaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, standarisasi Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, penjaminan mutu Sediaan Farmasi,
 Alat Kesehatan, dan Bahan MedisHabis Pakai, pengendalian harga Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai pemantauan terapi
Obat, penurunan risiko kesalahan terkait penggunaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai (keselamatan pasien), kemudahan
akses data Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang akurat, peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit dan citra Rumah Sakit
dapeningkatan pendapatan Rumah Sakit dan peningkatan kesejahteraan
pegawai.
 Agar bahan medis habis pakai kesehatan dapat dikelola dengan baik,
Rumah Sakit Bhayagkara yang antara lain mempunyai tugas penyusunan
standar teknis, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang peralatan
kesehatan yang menyusun ‘’Pedoman Pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai
Di Rumah Sakit Bhayngkara’’.
Pedoman ini diharapkan dapat memberikan arahan dalam pengelolaan
Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat melaksanakan pelayanan kesehatan
secara efektif dan efisien yang sesuai dengan kebutuhan layanan kesehatan
kepada masyarakat serta memenuhi kaidah dan standar sebagai pedoman
peralatan kesehatan yang baik dan benar.
B. Tujuan
Tujuan dibuatnya pedoman ini adalah:
1) Meningkatkan pemahaman tentang proses pengelolaan bahan medis habis
pakai
2) Manajemen dan penanggung jawab/pengelola unit farmasi di rumah sakit
mampu melakukan pengelolaan bahan medis habis pakai kesehatan dengan
baik dan sesuai
3) Memastikan tersedianya peralatan kesehatan yang aman, bermutu dan
layak pakai serta efisien di rumah sakit sehingga meminimalkan risiko yang
terkait dengan pengunaan peralatan kesehatan tersebut
4) Menjamin ketersediaan bahan medis habis pakai yang dibutuhkan untuk
pelayanan kesehatan
C. Maksud
Maksud penyusunan “Pedoman Pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai’’
ini adalah memberi acuan langkah dan tindakan yang diperlukan dalam
pengelolaan pengadaan peralatan kesehatan.
D. Sasaran
1. Perencana peralatan kesehatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
2. Pihak manajemen/pengelola farmasi rumah sakit, melakukan pengelolaan
bahan medis habis pakai.
3. Produsen dan penyalur peralatan kesehatan yang diharapkan memahami
alur pengelolaan peralatan kesehatan, sehingga dapat menyediakan
peralatan kesehatan yang bermutu, aman dan layak pakai.
E. Pengertian
Pengelolaan pengadaan alat kesehatan adalah panduan yang berisi
tentang perencanaan pengelolaan pengadaan alat kesehatan yang merupakan
salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
sehingga dapat melaksanakan pelayanan kesehatan secara efektif dan efisien
yang sesuai dengan kebutuhan layanan kesehatan kepada masyarakat serta
memenuhi kaidah dan standar sebagai pedoman peralatan kesehatan yang
baik dan benar. Peralatan medis adalah peralatan yang digunakan untk
keperluan terapi, rehabilitasi dan pelatihan medik, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai merupakan salah satu kegiatan
pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan, permintaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan
pelaporan serta pemantauan dan evaluasi.
BAB II
RUANG LINGKUP

Sasaran yang telibat dalam Pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai Rumah Sakit
Bhayangkara adalah
1. Kepala Rumah Sakit Bhayangkara TK. III Balikpapan
2. Manajemen penanggung jawab dan pengelola farmasi di Rumah Sakit
Bhayangkara TK. III Balikpapan
3. Staf medis, perawat, dan bidan
4. Semua peralatan kesehatan difasilitas pelayanan kesehatan khususnya
peralatan medis habis pakai di Rumah Sakit Bhayangkara TK. III Balikpapan
BAB III
KEBIJAKAN

1. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1191/MENKES/PER/VIII/2010 tentang
Penyalur Alat Kesehatan.
4. Departemen Kesehatan RI, Ditjen Binfar dan Alkes, Dit. Bina Obat Publik dan
Perbekes, Pedoman Obat Publik dan Bahan Medis Habis Pakai, 2005
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sedian
Farmasi dan Alat Kesehatan
6. Permenkes RI No 58 tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan Dan Bahan Medis Habis
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Spo tentang pengelolaan pengadaan alat kesehatan

Ditetapkan di : Balikpapan
Pada tanggal : Januari 2018

KARUMKIT BHAYANGKARA TK. III


BALIKPAPAN

dr. H. YUDI PRASETYO, Sp.P, M.Kes.


 AKBP NRP 73120879

Anda mungkin juga menyukai