Anda di halaman 1dari 14

Laboratorium Kimia Farmasi

Program Studi S-1 Farmasi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FARMASI DASAR

PERCOBAAN V

ASAM BASA

Nama : Muhammad Rus’an Hidayat


NIM : SF19069
Kelompok/Shift : VII / II
Hari, Tanggal Praktikum : Sabtu, 21 Desember 2019
Asisten Praktikum : Gina Rizki Zanirah
Dosen Pembimbing : Nafila, M.Si.

Nilai kerja : Nilai laporan :

Paraf : Paraf :

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BORNEO LESTARI


PROGRAM STUDI S-1 FARMASI
BANJARBARU
2019
PERCOBAAN V
ASAM BASA

I. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
a. Menentukan asam atau basa suatu larutan.
b. Memprediksikan range pH larutan dengan menggunakan indicator.
c. Menentukan pH larutan dengan pH indicator universal dan pH meter.

1.2 Dasar Teori


Asam adalah zat dalam air, melepaskan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang
dalam air melepaskan ion OH-. Cara untuk mengetahui sifat keasaman dan kebasaan
suatu zat dapar menggunakan indera untuk memastikan dengan aman suatu zat
tersebut termasuk asam dan basa, karena beberapa asam dan basa sangat barbahaya.
Skala pH (Power Of Hydrogen) berkisar dari 1 sampai 14. Nilai 7 menunjukkan suatu
larutan atau zat bersifat normal atau netral. Suatu asam memiliki pH yang lebih kecil
dari 7, semakin nilai pH mendekati angka nol, maka tingkat keasamannya semakin
kuat, sedangkan jika nilai pH suatu zat mendekati 7, maka tingkat keasamannya
semakin lemah. Senyawa basa memiliki nilai pH mendekati nilai 14 yang tingkat
kebasaannya semakin kuat, basa memiliki nilai pH lebih besar dari 7 (Puji, 2016).
Perubahan nilai pH larutan asam terhadap penambahan larutan basa memiliki sifat
nonlinear. Pada umumnya pengendalian pH digunakan pada proses yang linear.
Namun demikian pada pengendalian pH merupakan proses nonlinear ini akan
diterapkan auto switch sebagai solusinya (Kurniawan, 2012).
Jika larutan asam ditetesi dengan larutan basa maka pH larutan akan naik,
sebaliknya jika larutan basa ditetesi dengan larutan asam maka pH larutan akan turun.
Grafik yang menyatakan perubahan pH pada penetesan asam dengan basa atau
sebaliknya disebut kurva titrasi. Kurva titrasi berbetuk S, yang pada ttik tengahnya
merupakan titik ekuivalen ( Yazid, 2011).
Bila dalam tubuh terdapat penambahan asam, pH akan turun karena asam akan
ditangkap oleh unsusr basa dari system penyangga sehingga perubahan pH dapat
dinetralkan. Demikian juga sebaliknya bila dalam tubuh terjadi penambahan basa, pH
akan naik, basa akan iikat oleh asam dari system penyangga (Suryadi, 2010).
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam
adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) lepada zat lain (yang disebut
basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Dalam suatu
reaksi penetrala untuk membentuk garam. Contoh dari suatu asam adalah asam asetat
dan asam sulfat. Asam umumnya berasa masam, tapi cairan asam pekat sangat
berbahaya yang dapat merusak kulit dan juga hati-hati terkena bagian mata bisa
berakibat kebutaan. Jika terkena asam pekat diharuskan langsung dicuci dengan
menggunakan air yang mengalir sampai benar-benar bersih (Adam, 2001).
Secara kimia, asam di definisikan sebagai senyawa yang menghasilkan ion
hydrogen ketikalarut dalam pelarut (biasanya cair). Senyawa asam banyak sitemukan
dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada makanan dan minuman. Sifat asam antara
lain: rasanya masam, dapat mengubah warna indicator (kertas lakmus biru menjadi
merah, sedangkan kertas lakmun merah tetap merah), menghantarkan arus listrik, dan
bereaksi dengan logam menghasilkan gas hydrogen. Sedangkan basa, secara kimia
dapat didefinisikan sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidroksida (OH) ketika
larut dalam pelarut air. Beberapa sifat basa yang dapat digunakan untuk
penenditifikasian antara lain: rasa pahit, terasa perih dikulit, mengubah warna
indicator (mengubah kertas lakmus merah menjadi biru, sedangkan lakmus biru tetap
biru), menghantarkan arus listrik, dan menetralkan sifat asam dan memiliki
kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu sehingga bisa digunakan untuk
berbagai keperluan, separti pembersih alat dapur, dan pembersih lantai (Lestari, 2016).
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh suatu molekul asam disebut valensi
asam, sedangkan ion negative yang terbentuk dari basa setelah melepaskan ion H+
disebut ion sisa asam. Jumlah ion OH- yang dapat dilepaskan oleh suatu molekul basa
disebut sebagai valensi basa (Yasin, 2010).
II. METODELOGI PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
a. Cawan petri
b. Gelas kimia
c. Rak tabung reaksi
d. Tabung reaksi

2.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada pada praktikum kali ini adalah:

a. CH3COOH
b. HCL
c. Indikator bromtimol biru
d. Indikator fenoftalein
e. Indikator kertas lakmus merah dan biru
f. Indicator metil jingga
g. Indicator mrtil merah
h. NaOH
i. NH4OH

2.2 Cara Kerja

a. Indikator kertas lakmus


Kertas lakmus
Ambil kertas lakmus letakkan pada pelat tetes dan tetesilah dengan
larutan diatas (larutan CH3COOH , NaOH, NH4OH, HCI dan H2O)
Amati perubahan warna dan catat hasilnya

Hasil
b. Indikator MM, MJ, BTB, dan PP
Kertas lakmus
Ambil cawal petri dan isilah dengan keempat larutan diatas, masing-
masing sebanyak 2 tetes
Tetesi larutan diatas masing-masing dengan indikaor sebanyak 1 tetes
Amati dan catat hasilnya

Hasil

c. Indikator kertas universal


Kertas indikator universal
Ambil kertas indikator universal celupkan pada larutan yang di uji
(larutan CH3COOH, NaOH, NH4OH, HCI, dan H2O)
Letakkan dan cocokan di pita warna PH
Amati dan catat hasilnya

Hasil

d. PH meter
Kertas indikator universal
Siapkan larutan diatas
Bilaslah terlebih dahulu PH meter yang akan digunakan dengan
aquades
Kemudian celupkan PH meter ke dalam larutan yang akan diukur
PHnya dibilas dengan aquades

Hasil
III. HASIL

3.1 Hasil Percobaan

No Larutan Dokumentasi Keterangan


1 NH4OH Masukkan larutan NH4OH
(Amoniak) (Amoniak) ke dalam gelas
beaker sebanyak 5 ml

Kemudian campurkan
dengan aquades sebanyak
45 ml

Lalu masukkan larutan


NH4OH yang sudah
diitambahkan aquades ke
dalam botol 100 ml
2. CH3COOH Kertas indikator universal
(As. Asam
asetatat)

NaOH Kertas indikator universal

HCI
Kertas indikator Universal

NH4OH Kertas indikator Universal


(Amoniak)
3 CH3COOH Hasil pH Meter
(As. Asam
asetatat)

NaOH Hasil pH Meter

HCI Hasil pH Meter

NH4OH
Hasil pH Meter
(Amoniak)

4 -HCI+PP Tidak berwarna


- CH3COOH+PP
-NH4OH+PP

NaOH+PP Berwarna merah

-HCI+MO Berwarna merah


-
CH3COOH+MO
-NH4OH+MO
-NaOH+MO

-HCI+MR Berwarna merah


-
CH3COOH+MR

-NH4OH+MO
-NaOH+MO Berwarna kuning
IV. PEMBAHASAN
Percobaan kali ini berjudul “Asam Basa”, percobaan ini dilakukan agar
praktikum dapat mengetahui cara untuk menentukan asam atau basa suatu larutan,
memprediksikan range pH larutan dengan menggunakan indikator, dan menentukan
pH larutan dengan pH indikator universal dan pH meter. Pada percobaan ini
penentuan asam atau basanya suatu larutan dilakukan dengan bantuan indikator metil
merah (MR), indikator metil jingga (MO) dan fenoflatein (PP), sedangkan penentuan
range pH dilakukan menggunakan indikator pH universal.
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutka dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7 (Adam, 2011).
Sedangkan basa adalah senyawa yang memiliki nilai pH lebih besar dari 7,
semakin mendekati 14 semakin kuat tingkat kebasaa cairan itu (Puji, 2016).
Menurut (Yasin, 2010) Asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+
sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH-.
Pada percobaan kali ini bahan yang digunakan adalah larutan CH3COOH, NaOH,
HCL dan NH4OH. Larutan-larutan tersebut akan ditetesi indikator larutan yaitu metil
merah (MR), metil jingga (MO) dan fenoflatein (PP) yang akan mengubah warna dari
larutan tersebut. Perubahan warna yang terjadi inilah yang diamati untuk menentukan
sifat asam basa setiap larutan. CH3COOH (Asam Asetat) saat ditetesi indikator metil
merah, metil jingga dan fenoflatein secara berurutan menghasilkan warna merah,
merah dan tidak berwarna. NaOH (Natrium Hidroksida) saat ditetesi indikator etil
merah, metil jingga dan fenofltein secara berurutan menghasilkan perubahan warna
berupa kuning, merah dan merah. HCL (Asam Klorida) saat ditetesi indikator metil
merah, metil jingga dan fenoflatein secara berurutan menghasilkan perubahan warna
merah, merah, dan tidak berwarna. NH4OH (Amonium Hidroksida) saat ditetesi
indicator metil merah, metil jingga dan fenoflatein secara berurutan menghasilkan
perubahan warna kuning, merah dan merah. Hal ini menunjukkan bahwa ammonium
hidroksida bersifat basa, asam asetat bersifat asam, natrium hidroksida bersifat basa,
dan asam klorida bersifat asam. Perubahan warna dari setia larutan yang telah ditetesi
indikator larutan ini sesuai dengan perubahan warna dari indikator larutan buku ilmu
pengetahuan alam (Arisworo, 2006) yang menyatakan apabila larutan asam ditetasi
indikator larutan metil merah, metil jingga dan fenoflatein secara berurutan maka
perubahan warna yang terjadi adalah merah, merah-jingga, dan tidak berwarna,
sedangkan untuk larutan basa apabila ditetesi larutan indikator metil merah, metil
jingga dan fenoflatein secara berurutan maka perubahan warna yang terjadi secara
berurutan juga adalah kuning, kuning dam merah muda.
Penentuan pH larutan pada percobaan ini menggunakan indikator universal,
kertas indicator dicelupkan kedalam larutan yang ingin diketahui pH nya, pada kertas
akan terjadi perubahan warna kemudian bandingkan dengan skala pH dari 0 sampai
14 yang terdapat pada kemasan kertas indicator, pada kertas ini akan terlihat 4
perubahan warna, dari percobaan ini diperoleh data CH3COOH memiliki pH 3,
NaOH memiliki pH 13, HCL memiliki pH 4, dan NH4OH memiliki pH 7. Perubahan
warna pada pada kertas sudah sesuai dengan skala pH pada kemasan indicator dan
sudah sesuai dengan skala Ph terkait warna dari 4 garis pada kertas.
PH meter adalah alat untuk mengukur yang bekerja dengan menguraikan derajat
tingkat kadar keasaman dari suatu larutan. pH merupakan singkatan dari potensial
hydrogen yang biasanya didefinisikan sebagai negative logaritma dari aktivitas ion
hydrogen. PH dibentuk dari informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat derajat
keasaman atau basa yang berkaitan dengan aktivitas ion hydrogen. Umumnya pH
meter terdiri dari probe pengukuran khusus (Elektroda gelas) yang terhubung dengan
meter elektronik yang mengukur dan menampilkan hasil pembacaan pH (Oxtoby,
2009).
V. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan kali ini dapat disimpulkan bahwa:
a. Secara kimia larutan terbagi menjadi 2 yaitu larutan asam dan larutan basa.
b. Asam merupakan zat yang dalam air melepaskan ion H+, memiliki pH 0-6,
semakin kecil nilai pH semakin asam suatu zat itu, demikian sebaliknya.
c. Basa merupakan zat yang dalam air melepaskan ion OH-, memiliki pH 8-14,
semakin besar nilai pH semakin basa suatu zat, demikian sebaliknya.
d. Indikator asam basa terdiri dari beberapa jenis, yaitu indikator metil merah, metil
jingga dan fenoflatein.
e. Kertas lakmus terbagi 2 macam yaitu merah dan biru.
f. HCL dan CH3COOH bersifat asam, NaOH dan NH4OH bersifat basa.
DAFTAR PUSTAKA

Adam, Wiryawan. 2011. Konsentrasi Larutan. Jakarta: Erlangga.

Arisworo, dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Grafindo Pratama.

Kurniawan, Hariadi dan Hendra C. 2013. Rancang Bangun Auto Switc PIP Pada Sistem
ILTM untuk Proses Netralisasi PH. Surabaya: ITS.

Oxtoby, D. 2009. Prinsif Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.

Puji, Lestari. 2016. Kertas Indikator Bunga Belimbing Wuluh (Averrheo Bilimbi L) untuk
Uji Larutan Asam Basa. Jurnal Pendidikan Madrasah. Vol. I. No. I.

Suryadi, dkk. 2013. Pengaruh HES 6% Dalam Laruran Berimbang Dengan HES 6%
Dalam Larutan NaCl 0,9% Terhadap PH, Strong Ion Difference dan Klorida
Pada Pasien Bedah Sesar Anestesi Spinal. Semarang: Undip.

Yazid, E. 2011. Kimia Fisik untuk Paramedis. Yogyakarta: Andipress.

Yasin, Yamin, 2010. Xpress Pro For Senior High School Chemistry. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai