Anda di halaman 1dari 10

Panduan Assessment

LAMPIRANPMI 1

Karakteristik Bencana

1. Bencana Alam
Bencana adalah kejadian luar biasa yang disebabkan oleh fenomena
alam atau ulah manusia, yang dampaknya melampaui "kemampuan mengatasi" dari
masyarakat yang terpengaruh.

Ditinjau dari aspek Geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak
pada pertemuan empat lempeng tektonik yakni lempeng benua Asia, Australia, Samudra
Hindia dan Samudra Pasifik. Bagian selatan dan Timur Indonesia terbentang sabuk
vulkanik yang memanjang dari Pulau Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Sulawesi
yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian
didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi ini sangat berpotensi menimbulkan bencana gunung
meletus, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi
didunia, yakni lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan diAmerika Serikat.

Wilayah Indonesia juga terletak didaerah iklim tropis dengan dua musim yang berbeda
yakni musim panas dan hujan. Kondisi iklim seperti ini digabungkan dengan kondisi
topografi permukaan dan batuan yang relatif beragam, baik secara fisik maupun kimiawi,
menghasilkan tanah yang subur. Sebaliknya, kondisi ini dapat menimbulkan beberapa
akibat buruk bagi manusia seperti terjadinya bencana Hidrometeorologi seperti banjir
dan tanah longsor, kebakaran hutan dan kekeringan. Bencana jenis Hidrometeorologi
juga dipacu oleh semakin meningkatnya aktivitas manusia serta kemajuan tekhnologi
moderen. Kerusakan hutan yang sengaja dibabat mengurangi serapan air secara alami
dan membuka struktur tanah lebih longgar akibatnya sangat mudah bergerak menjadi
labil.

Sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 telah terjadi 1.429 kali bencana alam yang
disebabkan oleh beberapa faktor dan faktor Hidrometeorologi menepati rangking
pertama yakni banjir dan tanah longsor sampai mencapai 53,3 persen.

Masing-masing wilayah di Indonesia juga memiliki risiko hazard yang berbeda-beda


namun ada beberapa emiliki ncaman yang sama seperti, Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa
Tenggara sampai Sulawesi sama-sama memeiliki hazard gunung berapi artinya daerah
tersebut juga terancam dengan gempa tektonik. Pesisir utara Sumatra dan selatan
adalah ancaman tsunami, demikian pula selatan Pulau Jawa dan selatan Bali. Banjir
dan Tanah longsor acapkali terjadi didaerah Sumatra dan Jawa. Sedangkan bagian
utara garis khatulistiwa masih sangat rawan terhadap gempa bumi sampai ke timur
Papua.

2. Konflik
Konflik adalah perseteruan antara dua pihak atau lebih dengan intensitas yang
bervariasi, yang dapat mengganggu aktivitas dan stabilitas kehidupan manusia.
Sebagai pengetahuan umum, berikut adalah beberapa tipe konflik menurut ICRC:
- Konflik Bersenjata Internasional adalah ketika angkatan bersenjata dari 2 atau lebih
negara saling berhadapan, meskipun salah satu dari mereka mungkin tidak
mengakui adanya keadaan perang.

1
Panduan Assessment
LAMPIRANPMI 1

Contoh: Konflik antara Irak - Amerika, Inggris, dan sekutu. Konflik antara Pakistan -
India. Perjuangan kemerdekaan RI melawan Belanda.
- Konflik Bersenjata Non-Internasional adalah suatu konfrontasi yang terjadi di dalam
wilayah suatu negara antara angkatan bersenjata reguler negara itu dengan
kelompok bersenjata yang teridentifikasi, atau antara kelompok-kelompok bersenjata
yang terorganisir.
Contoh: Konflik antara Angkatan bersenjata RI melawan separatis GAM. Konflik
antara milisi merah putih melawan separatis fretilin (Timor Timur). Konflik antara
angkatan bersenjata Srilanka melawan separatis Macan Tamil.
- Gangguan Internal adalah bentrokan kekerasan dalam intensitas dan priode tertentu
yang terjadi dalam satu negara akibat perseteruan antar kelompok. Pemerintah
terkait dapat meminta polisi atau bahkan tentara untuk memulihkan hukum dan
ketertiban. Gangguan internal dapat merupakan awal ataupun akibat dari konflik
bersenjata non-internasional.
Contoh: Konflik etnis Dayak - Madura di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Konflik agama Islam - Kristen di Poso, Maluku & Maluku Utara. Konflik etnis Hutu -
Tutsi di Rwanda.
- Ketegangan Internal dapat digambarkan sebagai situasi mencekam yang
disebabkan faktor politik, agama, ras, sosial, ekonomi, ataupun ideologi, yang
biasanya diikuti dengan penahanan, tapi tidak berkembang menjadi bentrokan
bersenjata. Negara menurunkan aparta keamanan sebagai suatu tindakan preventif
untuk mempertahankan hukum. Ketegangan internal dapat merupakan awal dari
gangguan internal.
Contoh: Demostrasi mahasiswa menolak kenaikan BBM, truk tangki Pertamina
disandera dan jalanan di blok selama 5 jam. Perkelahian antara supporter tim
sepakbola Persebaya – Persib yang berakhir dengan huru hara selama 3 jam. Polisi
diturunkan untuk tindakan preventif.
Batas antara ketegangan internal dan gangguan internal tidaklah mudah ditentukan
karena perbedaannya berkaitan dengan tingkat keseriusannya.

Karakteristik bencana dan konflik dikaji dari aspek Lingkungan, Penerimaan bantuan,
Kebutuhan dan Respons bantuan, dapat dijelaskan dengan matrik sebagai berikut :

ASPEK KAJIAN PERSAMAAN PERBEDAAN


Lingkungan • Menimbulkan konsekuensi • Hadirnya elemen-
humaniter yang parah dan elemen bersenjata
mengancam kehidupan • Dampak konflik pada
bersifat memecah-belah
• Dapat terjadi secara • Penyebab bencana
perlahan ataupun secara biasanya adalah alam,
mendadak sementara konflik selalu
bersifat "manusia lawan
manusia"
• Dampak konflik dapat
lebih lama pengaruhnya

2
Panduan Assessment
LAMPIRANPMI 1

Penerimaan Bantuan • Orang yang rentan adalah • Dalam konflik, penyebab


yang paling menderita kerentanan melebar
hingga ke penyebab
• Terjadi pengungsian konflik itu sendiri
• Konflik menimbulkan
kelompok rentan baru
Kebutuhan • Kebutuhannya akan • Konflik menimbulkan
bantuan serupa kebutuhan akan
perlindungan keamanan
• Kebutuhan akan dukungan • Penanganan untuk
psikologi konflik bisa berlangsung
lebih lama
Respon Palang Merah • Bantuan yang diberikan • Perlunya perlindungan
sama korban (dalam konflik)
• Jika LSM yg hadir
• Sarana pendukung yang sedikit, maka makin
dibutuhkan sama besar tekanan bagi PMI
(dalam konflik).
• Sama-sama membutuhkan: • Cara melakukan &
negosiasi & koord. dengan pelaku kegiatan
pemerintah, rencana mungkin berbeda
pelaksanaan bantuan & karena masalah
SOP keamanan (dalam hal
konflik)
• Perhatian khusus
mengenai manajemen
personel dan operasi
dengan pendekatan
keamanan (dalam
konflik)
Sumber: safer access review, Jakarta 2004

REVIEW /
EVALUATIONEVALUAS ASSESSMENT
I

MONITORING
ALL WAY
THROUGH
THE PROJECT
IMPLEMENTATIONI CYCLE PROGRAMMING /
MPLEMENTASI PLANNINGPEREN
CANAAN

3
Panduan Assessment
LAMPIRANPMI 1

 

– Tipe pertanyaan yang direkomendasikan



–Tipe pertanyaan yang tidak direkomendasikan


4
Panduan Assessment
LAMPIRANPMI 1

5
Panduan Assessment
LAMPIRANPMI 1

Pedagang, petani, buruh harian, pegawai, perusahaan angkutan.

Contoh:

6
Panduan Assessment
LAMPIRANPMI 1

45 5
Dimakan Bibit
Barter Dijual
30 20

7
Panduan Assessment
LAMPIRANPMI 1

Bantuan

Bantuan adalah kegiatan yang bertujuan untuk membatasi dampak suatu konflik
pada populasi yang terkena pengaruh; memelihara atau memulihkan kehidupan
korban; dan memastikan agar korban dapat memperoleh kembali atau memelihara
akses terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi pokok.
Sumber bantuan bisa didapatkan dari berbagai kalangan seperti: Pemerintah,
Gerakan Palang Merah, LSM, PBB, Masyarakat, dll.
Ada banyak jenis bantuan yang bisa dilakukan untuk membantu korban akibat
konflik. Beberapa diantaranya adalah distribusi pangan, distribusi uang, proyek yang
memberikan penghasilan, food for work (proyek yang upahnya adalah makanan),
cash for work (proyek yang upahnya adalah uang). Palang Merah harus mencoba
memberikan bantuan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan yang ada. Jangan
memberikan bantuan semata-mata berdasarkan stok yang ada di dalam gudang kita.

1. Manajemen Bantuan
Manajemen bantuan memegang peranan yang sangat penting dalam suatu kegiatan
pemberian bantuan. PMI Pusat telah membuat suatu panduan Manajemen Bantuan
untuk memudahkan PMI melaksanakan kegiatan pemberian bantuan.
Pada prinsipnya, bantuan PMI harus didistribusikan secara langsung oleh petugas
PMI kepada korban konflik. Bantuan itu harus dilengkapi dengan logo PMI (pada
kemasan barang maupun pada lokasi distribusi).
Prosedur Distribusi Bantuan PMI:

Sebelum distribusi Pada saat distribusi Setelah distribusi


 Meregistrasi ulang para penerima  Mengatur para  Rekapitulasi/
bantuan penerima bantuan review kegiatan
 Menyiapkan keperluan administrasi  Memberikan pendistribusian
(formulir logistik) pengumuman  Monitoring
 Mempersiapkan transportasi untuk  Mendistribusikan dan evaluasi
distribusi bantuan
 Mengatur personil PMI di lokasi
distribusi
 Menentukan tempat pendistribusian

Dalam pendistribusian bantuan, PANCA-T harus diperhatikan.


Tepat Waktu: distribusi dilakukan tepat pada waktunya dan sesuai dengan
kebutuhan pada saat itu. Untuk bantuan darurat, waktu pendistribusian harus
sesegera mungkin setelah assessment.
Tepat Tempat: distribusi dilaksanakan pada tempat yang tepat. Tempat tersebut
harus mudah di akses oleh penerima bantuan dan petugas distribusi, cukup luas
sehingga dapat menampung semua penerima bantuan, harus aman bagi penerima
bantuan, petugas distribusi dan barang bantuan dari gangguan hujan dan panas
demikian pula halnya dengan keamanan.

8
Panduan Assessment
LAMPIRANPMI 1

Tepat Sasaran: barang bantuan diberikan kepada penerima bantuan sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan hasil assessment. Prioritas diberikan kepada yang paling
rentan.
Tepat Jumlah: barang bantuan yang didistribusi harus sesuai dengan jumlah
penerima bantuan berdasarkan hasil assessment.
Tepat Kualitas: mutu barang bantuan yang didistribusi harus diperhatikan. Pastikan
bahwa barang tersebut dalam kondisi yang baik dan tidak kadaluarsa.
Sebelum memulai distribusi, hendaknya memilih tempat pendistribusian yang mudah
di akses, baik oleh penerima bantuan maupun oleh petugas distribusi dan logistik.
Tempat tersebut harus cukup luas sehingga dapat menampung semua penerima
bantuan. Barang bantuan harus aman dari gangguan hujan dan panas, demikian
pula halnya dengan petugas distribusi dan penerima bantuan.

2. Efek Samping Distribusi Pangan


Sangat penting untuk menentukan apakah risiko yang timbul akibat distribusi
seimbang dengan risiko tidak mendistribusikan bantuan. Berikut ini adalah beberapa
contoh resiko-resiko yang patut dipertimbangkan sebelum memutuskan pemberian
bantuan pangan:
 Terkumpulnya penerima bantuan dalam jumlah yang besar di satu titik
distribusi dapat menimbulkan risiko penyakit epidemis (misal: TBC dan penyakit
kulit).
 Pihak logistik akan menjadi kewalahan dalam menyiapkan bantuan.
 Penerima bantuan dan petugas distribusi dapat mengalami penjarahan
(penerima bantuan saat kembali dari titik distribusi, demikian pula halnya dengan
petugas distribusi saat menuju ke titik distribusi).
 Distribusi pangan dapat menyebabkan ketergantungan korban akan
bantuan dari luar sehingga korban menjadi tertahan dalam situasi krisis.
 Kelompok-kelompok bersenjata dan pendukungnya terdorong untuk
tetap meneruskan krisis yang ada (eksploitasi bantuan secara politik/finansial).
 Pertanian lokal (produsen makanan) tersaingi dengan masuknya bahan
pangan dari luar.

3. Penerima Bantuan
Penerima bantuan adalah korban konflik (orang/rumah tangga/kelompok) yang
menderita secara mental/fisik dan tak mampu mengatasi keadaan tersebut, serta
membutuhkan dukungan/bantuan langsung maupun tak langsung.
Agar bantuan yang diberikan tepat sasaran, maka analisa penerima bantuan perlu
dilakukan. Analisa penerima bantuan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menyeleksi orang-orang yang pantas menerima bantuan berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu seperti:
 Yang paling rentan dalam komunitas yang terkena dampak (ibu hamil, anak-
anak, lansia, janda, dll)
 Yang kehilangan alat-alat produksi dan aset (alat pertanian, lahan pertanian,
peralatan nelayan, mesin jahit, warung, dll)
 Orang-orang yang mengungsi
 Yang kehilangan anggota keluarga

9
Panduan Assessment
LAMPIRANPMI 1

10

Anda mungkin juga menyukai