Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi (IPTEK) dan globalisasi menuntut

kualitas sumber daya manusia yang berkualitas pula. Pendidikan adalah suata hal yang

sangat penting. Pendidikan juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan sumber

daya manusia sehingga mampu bersaing secara nasional maupun internasional.

Terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas tentunya akan membuat suatu

perubahan yang sangat berarti bagi bangsa Indonesia. Menurut Kusuma (2015:1)

mengemukakan bahwa proses pendidikan hendaknya perlu ada inovasi, metode atau model

pembelajaran yang mampu menciptakan hal baru yang dapat memotivasi, merangsang dan

menantang peserta didik untuk dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara

optimal. Dengan hal tersebut dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Pendidikan adalah suatu proses mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri

terhadap lingkungannya, sehingga akan menimbulkan perubahan pada dirinya yang

memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat. Pada

dasarnya pertumbuhan dan perkembangan siswa tergantung pada unsur yang saling

mempengaruhi, yakni bakat yang telah dimiliki siswa sejak lahir akan tumbuh dan

berkembang berkat pengaruh lingkungannya. Sebaliknya lingkungan akan lebih bermakna

apabila terarah pada bakat yang telah ada. Kendatipun tidak dapat ditolak tentang adanya

kemungkinan dimana pertumbuhan dan perkembangan itu semata-mata hanya disebabkan

oleh faktor bakat saja atau lingkungan saja. Lembaga pendidikan adalah lembaga atau

tempat berlangsungnya proses belajar mengajar yang dilakukan dengan tujuan untuk

1
2

mengubah tingkah laku individu menuju kearah yang lebih baik. Salah satu wadah untuk

melaksanakan kegiatan pendidikan adalah sekolah.

Pendidikan kejuruan mempunyai peran strategis dalam mendukung secara langsung

orientasi pembangunan nasional, khususnya dalam penyiapan tenaga kerja terampil dan

profesional yang dibutuhkan oleh dunia usaha atau industri. Menurut Sartana (2012:1)

pendidikan Kejuruan (Vocational Education) adalah sistem pendidikan yang menuntut

peserta didiknya untuk menguasai kompetensi tertentu dalam hal ini adalah siswa sekolah

menengah kejuruan. Sekolah menengah kejuruan (SMK), sebagai pendidikan kejuruan

menurut penjelasan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Nomor

20 Tahun 2003 Pasal 15, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta

didik terutama untuk bekerja dalam bidang keahlian tertentu. Secara khusus, tujuan SMK

adalah mempersiapkan peserta didik agar mampu: (1) Bekerja, baik secara mandiri atau

mengisi lowongan pekerjaan yang ada, sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai

dengan keahlian dan ketrampilannya. (2) Memilih karier, ulet dan gigih dalam

berkompetensi dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang

diminatinya. (3) Mengembangkan diri dikemudian hari melalui jenjang pendidikan yang

lebih tinggi.

Berdasarkan observasi yang dilakukan ketika melakukan Praktik Pengalaman

Lapangan (PPL) yang dimulai dari tanggal 1 sampai 31 Oktober 2018, memperlihatkan

proses belajar mengajar yang terjadi di SMK Negeri 1 Muara Batu masih belum kondusif.

Interaksi antara siswa dengan guru kurang efektif, cenderung diam yang mengakibatkan

rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran menggambar teknik. Nilai kriteria

ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan oleh SMK Negeri 1 Muara Batu adalah 70.

Pada saat observasi untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa, peneliti juga

melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran masih menggunakan model


3

pembelajaran konvensional. Pada saat pembelajaran berlangsung, sarana pembelajaran

praktik menggambar juga kurang memadai dengan tidak menggunakan meja gambar

melainkan hanya menggunakan meja belajar datar sehingga membuat siswa kesulitas saat

menggambar. Dari jawaban hasil wawancara bisa kita ketahui bahwa rendahnya hasil

belajar siswa dalam mata pelajaran menggambar teknik dapat disebabkan oleh proses

pembelajaran yang dilakukan guru masih bersifat konvensional.

Berdasarkan kondisi permasalahan di atas maka peneliti bermaksud mengadakan

penelitian yang diharapkan dengan penggunaan model pembelajaran Problem Based

Learning ini dalam proses pembelajaran dapat berpengaruh juga terhadap hasil belajar

siswa sehingga KKM siswa dapat meningkat. Pengaruh model pembelajaran Problem

Based Learning selanjutnya disingkat (PBL) adalah salah satunya. Solusi tersebut didapat

dengan mengesampingkan faktor yang kemungkinan menjadi penyebab siswa belum

memenuhi KKM seperti disebutkan di atas sehingga akan lebih efisien dan efektif. PBL

memiliki karakteristik yang khas, yaitu menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks

belajar bagi siswa untuk menemukan solusinya. PBL yang merupakan salah satu metode

pembelajaran yang bersifat student oriented learning ini menyajikan suatu permasalahan

yang nyata bagi siswa sebagai pembelajaran yang kemudian diselesaikan melalui

penyelidikan.

Peran guru pada model pembelajaran PBL yaitu sebagai pemberi masalah,

memfasilitasi investigasi dan dialog, serta memberikan dukungan dalam pembelajaran.

Selain itu, guru juga berperan dalam mengembangkan aspek kognitif siswa bukan sekedar

sebagai pemberi informasi. Sedangkan siswa berperan aktif sebagai penyelesai masalah

dan pembuat keputusan bukan sebagai pendengar pasif.

Model pembelajaran PBL dinilai mempunyai banyak kelebihan dibanding dengan

model pembelajaran konvensional. Peneliti juga melihat model pembelajaran PBL menitik
4

beratkan pada proses mempengaruhi hasil belajar siswa dalam mata pelajaran menggambar

teknik, sehingga model pembelajaran PBL dapat dijadikan sebagai salah satu solusi guru

dalam mengatasi permasalahan yang terjadi pada siswa. Dengan menggunakan model

PBL, siswa dituntut dapat berpikir kritis dan logis menyelesaikan masalah-masalah agar

kelak ketika siswa menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul: “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar

Siswa pada Mata Pelajaran Menggambar Teknik Kelas X Teknik Sepeda Motor Di SMK

Negeri 1 Muara Batu”.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah model pembelajaran Problem Based Learning berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa pada mata pelajaran menggambar teknik kelas X Teknik Sepeda Motor di

SMK Negeri 1 Muara Batu.

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran menggambar teknik kelas X Teknik

Sepeda Motor di SMK Negeri 1 Muara Batu.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan teoritis terkait dengan model

pembelajaran PBL untuk hasil belajar siswa di sekolah SMK.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi peneliti lain yang ingin mengkaji

tentang hasil belajar siswa.

2. Manfaat praktis
5

a. Bagi siswa, dengan menggunakan model pembelajaran PBL siswa mampu belajar

berpikir kritis, memecahkan permasalahan yang memiliki konteks dalam dunia nyata,

semakin aktif dalam proses belajar dan diharapkan mampu meningkatkan hasil

belajar siswa.

b. Bagi guru, dengan menggunakan model pembelajaran PBL dapat membantu guru

dalam meningkatkan minat belajar siswa, sehingga berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa.

c. Bagi sekolah, sebagai masukan dalam upaya meningkatkatkan hasil belajar siswa

dengan menggunakan model pembelajaran PBL.

d. Bagi peneliti, dapat menambahkan wawasan ilmu pengetahuan dan pemahaman

mengenai penggunaan model pembelajaran PBL.

1.5 Hipotesis

𝐻0 : 𝜇1 = 𝜇2 : Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning tidak

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran

menggambar teknik kelas X Teknik Sepeda Motor di SMK Negeri 1

Muara Batu.

𝐻𝑎 : 𝜇1 ≠ 𝜇2 : Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran

menggambar teknik kelas X Teknik Sepeda Motor di SMK Negeri 1

Muara Batu.

1.6 Definisi Operasional

1. Hasil belajar adalah penilaian yang dimaksudkan untuk melihat pencapaian target

pembelajaran, kemudian untuk menentukan seberapa jauh target pembelajaran yang

sudah tercapai, yang dijadikan tolak ukur adalah tujuan yang telah dirumuskan dalam
6

tahap perencanaan pembelajaran. Adapun hasil belajar yang peneliti maksudkan dalam

penelitian ini adalah pencapaian nilai akhir siswa setelah diberikan perlakuan, yaitu

dengan menggunakan model pembelajaran PBL.

2. Model pembelajaran PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan

menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan suatu masalah peserta didik

memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya. Model pembelajaran

PBL yang peneliti maksudkan ini akan menyajikan suatu masalah yang nyata bagi siswa

sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan melalui penyelidikan dan diterapkan

dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Dalam hal ini siswa secara aktif

dihadapkan pada masalah kompleks dalam situasi yang nyata.

3. Menggambar teknik adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan permasalahan benda kerja

yang dibuat di dalam industri permesinan. Menggambar teknik berfungsi untuk

penyampain informasi, penyimpanan dan penggunaan keterangan (data teknik), dan

cara-cara pemikiran (perencanaan) dalam penyiapan informasi. Menggambar teknik

harus menjadi alat komunikasi utama di antara orang-orang di dalam membuat desain,

komponen industri, bangunan, dan peralatan kontruksi, maka dari itu siswa SMK perlu

untuk mengetahui bagaimana yang di maksud dengan menggambar teknik yang

sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai