Anda di halaman 1dari 8

KAJIAN OPTIMALISASI DAN STRATEGI SUMBER DAYA AIR

DI KABUPATEN REMBANG

Guswakhid Hidayat
PDAM Kabupaten Rembang. Jl. Pemuda Km .3 Rembang . Telp/fax ( )
Email: pdam_rembang@yahoo.com

Abstract: The increasing population and the need for land settlements and other activities
(cultivation) will lead to increased demand for water. Current water resources in the district of Apex
is quite difficult to obtain both surface water and ground water, while the rate of consumption is
increasing day by day. Of the calculations have been done, the existing water supply to meet the
needs of the peoples in Rembang district maximum reached a critical point in the year To
meet the water needs in the district of Apex, we need a policy that is environmentally friendly to
society based on the concept of social learning in which the policy will provide learning to the
community about the need for efforts to conserve water resources and stewardship of water
resources in Rembang district. Based on the principles and policies that support the use of
resources, organized strategy regarding water resource optimization in Rembang district, such:
optimization of ground water recharge channels; optimization function surface water; function
optimization of PDAM; making rorak, clogged drain, catch pit and biopori; controlling groundwater
abstraction; making ponds and seawater desalination..
Keywords : optimization, strategy, water resources, Kabupaten Rembang

Abstrak: Meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan lahan permukiman serta kegiatan lainnya
(budidaya) menyebabkan peningkatan permintaan akan air. Saat ini sumber daya air di Kabupaten
Rembang cukup sulit diperoleh baik air permukaan maupun air tanah, sementara tingkat konsumsi
dari hari ke hari semakin meningkat. Dari perhitungan yang telah dilakukan, ketersediaan air yang
ada untuk mencukupi kebutuhan masyarakat Kabupaten Rembang maksimal mencapai titik kritis
pada Tahun 2027. Untuk memenuhi kebutuhan air di Kabupaten Rembang, diperlukan suatu
kebijakan yang berwawasan lingkungan yang ramah terhadap masyarakat yang berdasar pada
konsep social learning yang mana pada kebijakan ini akan memberikan pembelajaran kepada
masyarakat tentang perlunya upaya menjaga kelestarian sumber daya air serta penatagunaan
sumber daya air yang ada di Kabupaten Rembang. Berdasarkan pada prinsip dan kebijakan yang
mendukung pemanfaatan sumber daya, disusun strategi mengenai optimalisasi sumber daya air di
Kabupaten Rembang yaitu: optimalisasi saluran peresapan air tanah; optimalisasi fungsi air
permukaan; optimalisasi fungsi PDAM; pembuatan rorak, saluran buntu, lubang penampungan air
dan biopori; pengendalian pengambilan air tanah; pembuatan embung dan desalinasi air laut.
Kata kunci : optimalisasi, strategi, sumber daya air, Kabupaten Rembang

PENDAHULUAN (Triadmojo,2008). Selain itu, kecenderungan


Air merupakan unsur yang vital untuk yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya
kehidupan manusia. Seseorang tidak dapat ketersediaan air bersih.
bertahan hidup tanpa air, karena itu air Penyediaan air bersih untuk masyarakat
merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam masih dihadapkan pada berbagai permasalahan
kelangsungan hidup bagi manusia. yang sampai saat ini belum dapat terpenuhi
Ketersediaan sumber daya air di Indonesia ini kebutuhannya. Kebutuhan air penduduk yang
begitu melimpah, namun yang dapat dikonsumsi ada di Kabupaten Rembang dilayani oleh PDAM
untuk keperluan air minum sangatlah sedikit. Kabupaten Rembang terutama untuk wilayah
Dari total jumlah air yang ada, hanya 5% saja Kota Rembang. Meningkatnya jumlah penduduk
yang tersedia sebagai air minum, sedangkan dan kebutuhan lahan permukiman serta
sisanya adalah air yang tidak dapat dikonsumsi kegiatan lainnya (budidaya) memerlukan
sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut peningkatan persediaan sumber daya air. Saat

Kajian Optimalisasi dan Strategi Sumber Daya Air di Kabupaten Rembang – Guswakhid Hidayat
ini sumber daya air di Kabupaten Rembang kondisi perbandingan kebutuhan air dengan
cukup sulit diperoleh baik air permukaan ketersediaan yang ada, menghitung proyeksi
maupun air tanah, sementara tingkat konsumsi neraca air hingga Tahun 2032, dan meru-
dari hari ke hari semakin meningkat. Dengan muskan strategi optimalisasi sumber daya air.
demikian, diperlukan upaya dan strategi untuk
memenuhi kebutuhan air minum masyarakat. METODOLOGI
Meningkatnya jumlah penduduk dan Tipe penelitian adalah kuantitatif dengan
kebutuhan lahan permukiman serta kegiatan data yang digunakan terdiri atas data kualitatif
lainnya (budidaya) memerlukan peningkatan dan data kuantitatif.Dalam penelitian ini akan
persediaan sumber daya air. Saat ini sumber digunakan pendekatan yang berhubungan
daya air di Kabupaten Rembang cukup sulit dengan tingkat ketersediaan sumber daya air
diperoleh baik air permukaan maupun air tanah, yang ada serta kebutuhan air. Selanjutnya untuk
sementara tingkat konsumsi dari hari ke hari menjelaskan upaya optimasi potensi air yang
semakin meningkat. Dengan demikian, ada dimana data-data yang didapat bukan
diperlukan upaya-upaya dan strategi untuk hanya berupa angka-angka numerik saja,
memenuhi kebutuhan air minum masyarakat. namun juga digunakan pendekatan evaluatif
Penelitian ini bertujuan: mengetahui kondisi dengan cara mendeskripsikan data-data yang
sumber daya air yang ada saat ini, mengetahui didapatkan.

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 1 – Januari 201 , hal: –
HASIL DAN PEMBAHASAN Neraca Air Skenario III
Ketersediaan Air Perhitungan neraca air skenario IV yaitu
Berdasarkan data di lapangan, jumlah total mempertimbangkan hal sebagai berikut:
ketersediaan air di Kabupaten Rembang adalah: a. Banyaknya bulan hujan dalam satu
Sumber Air sebanyak 686 liter/detik = tahun di Kabupaten Rembang. Data
42.362.309 m /th. bulan hujan diambil data rata-rata
Sumber Mata Air sebanyak 1.343,3 curah hujan Kabupaten Rembang
liter/detik = 21.633.696 m /th. tahun 2005-
DAS sebanyak 2.761 liter/detik = b. Ketersediaan mata air, air sumber,
87.070.896 m /th. serta embung.
Embung sebanyak 9.013.000 m . c. Tidak mempertimbangkan kontribusi
Dengan demikian, jumlah total ketersediaan air ketersediaan DAS, sebab DAS hanya
160.439.935 m . ada pada musim hujan, sedangkan
pada musim kemarau DAS tidak
Neraca Air memberikan kontribusi, sebab sungai-
Pada penelitian ini telah dihitung neraca air sungai yang ada mengering.
dengan empat skenario dan asumsi - asumsi Neraca Air Skenario IV
perhitungan sebagai berikut: Perhitungan neraca air skenario IV yaitu
Neraca Air Skenario I mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut
Perhitungan neraca air skenario I dengan ini :
asumsi pertimbangan ketersediaan air di a. Penurunan ketersediaan air hingga
Kabupaten Rembang dianggap tetap dalam Tahun 2013-2022 sebesar 0,811%
satu tahunnya. atau 0,008/th.
Neraca Air Skenario II b. Penurunan ketersediaan air hingga
Perhitungan neraca air skenario memper- Tahun 2023-2032 sebesar 0,911%
timbangkan mempertimbangkan terjadinya atau 0,009/th.
degradasi lingkungan yang menyebabkan c. Mempertimbangkan ketersediaan
berkurangnya ketersediaan air. Degradasi mata air, air sumber, serta embung.
lingkungan diambil dari data penurunan d. Mempertimbangkan banyaknya bulan
rata-rata debit Sumber Semen Sale hujan dalam satu tahun ( bulan
November 2004 – November 2012 yaitu dalam bulan).
sebesar -0,008%. Perhitungan degradasi
lingkungan (ketersediaan air) pada Pada Gambar 2 – 4 berikut ini adalah grafik
skenario II dapat dijelaskan sebagai beikut proyeksi Neraca Air Skenario I - IV yang
ini: menggambarkan ketersedian air dan kebutuhan
a. Penurunan ketersediaan air Tahun air hingga tahun 2032 di Kabupaten Rembang.
- 2022 sebesar 0,811%/th
b. Penurunan ketersediaan air Tahun
- 2032 sebesar 0,911%/th

Kajian Optimalisasi dan Strategi Sumber Daya Air di Kabupaten Rembang – Guswakhid Hidayat
Gambar 2. Neraca Air Skenario I

Gambar 3. Neraca Air Skenario II

Gambar 4. Neraca Air Skenario III

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 1 – Januari 201 , hal: –
Gambar 5. Neraca Air Skenario IV

Kebutuhan air di Kabupaten Rembang terbangun menjadi lahan terbangun


pada Tahun 2012 berdasarkan skenario I masih khususnya untuk daerah yang berfungsi
tercukupi hingga Tahun 2026, sedangkan pada sebagai kawasan resapan air dan kawasan
Tahun 2027 mulai terjadi defisit ketersediaan lindung. Perban-dingan lahan terbangun dan
air. Apabila menggunakan Skenario IImaka tidak terbangun 70% : 30%. Kedua,
ketersediaan masih tercukupi air hingga Tahun membuat sumur resapan kolektif maupun
2025, sedangkan pada tahun berikutnya akan sumur resapan individual.
terjadi defisit air. Pada Skenario III maka di
Optimalisasi Fungsi Air Permukaan
Kabupaten Rembang akan mulai mengalami
Strategi untuk mengoptimalkan fungsi
kekurangan air pada Tahun 2016. Sedangkan
air permukaan dapat ditempuh dengan
pada Skenario IVdari hasil perhitungan terlihat
beberapa cara, yaitu: perbaikan kualitas air
bahwa pada Tahun 2012 ini sudah mengalami
sungai, implementasi Konsep ORPIM (One
defisit air.
River One Plan One Integrated
Management), penangangan wilayah sungai,
Strategi Optimalisasi Sumber Daya Air
konsep ekohidrolik dan konsep hidrolik murni
Ada dua strategi untuk mengoptimalkan
(conventional hydraulics), program
sumber daya air di Kabupaten rembang yaitu
penanggulangan banjir dengan konsep
strategi untuk mempertahankan dan
ekohidrolik, pembangunan wilayah yang
meningkatkan ketersediaan air (Supplay) dan
berbasis sungai dan restorasi sungai.
Strategi untuk menurunkankan jumlah
kebutuhan air (dari segi demandnya). Optimalisasi Fungsi PDAM
Strategi untuk mempertahankan dan Optimalisasi fungsi PDAM dilakukan
meningkatkan ketersediaan air (supply) dengan: untuk memudahkan perhitungan kebutuhan
air masyararkat dan proyeksi kebutuhan air
Optimalisasi Saluran Peresapan Air Tanah
yang akan datang. Pelayanan PDAM pada
Cara ditempuh dengan: pertama,
wilayah-wilayah tertentu dapat mengurangi
mengenda- likan pembangunan lahan tidak
ketergantungan penduduk untuk mencari

Kajian Optimalisasi dan Strategi Sumber Daya Air di Kabupaten Rembang – Guswakhid Hidayat
sumber air lain secara tidak terkendali yang permukiman teratur sebaiknya kebutuhan air
berakibat dapat merusak lingkngan yang disediakan oleh pihak pengembang melalui
pada akhirnya terjadi degradasi lingkungan. sistem distribusi air minum sederhana.
Optimalisasi fungsi PDAM diharapkan dapat Sumber air yang digunakan bisa berasal dari
mengefisienkan penggunaan air secara air tanah maupun air permukaan.
terukur sehingga dapat mengoptimalkan
Pembuatan Embung
keberlanjutan fungsi sumber air dengan
Embung adalah kolam buatan sebagai
target capaian pelayanan sebesar 80%
penampung air hujan dan aliran permukaan.
sampai dengan Tahun 2032.
Embung sebaiknya dibuat pada suatu
Pembuatan Rorak, Saluran Buntu, Lubang cekungan di dalam daerah aliran sungai
Penampungan Air (Catch Pit) dan Biopori (DAS) mikro. Selama musim hujan, embung
Rorak adalah lubang kecil berukuran akan terisi oleh air aliran permukaan dan
panjang/lebar 30-50 cm dengan kedalaman rembesan air di dalam lapisan tanah yang
30-80 cm, yang digunakan untuk berasal dari tampungan mikro di bagian
menampung sebagian air aliran permukaan. atas/hulunya. Air yang tertampung dapat
Rorak cocok untuk daerah dengan tanah digunakan untuk menyiram tanaman,
berkadar liat tinggi di mana daya serap atau keperluan rumah tangga, dan minuman
infiltrasinya rendah dan curah hujan tinggi ternak selama musim kemarau.
pada waktu yang pendek. Saluran buntu
Strategi Panen Hujan
adalah bentuk lain dari rorak dengan panjang
Melihat potensi hujan di Kabupaten
beberapa meter (sehingga disebut sebagai
Remabng yang sangat sedikit, atau
saluran buntu).
cenderung di bawah normal diri daerah lain
Sistem “catch pit” merupakan lubang
di Jawa Tengah, maka strategi panen hujan
kecil untuk menampung air, sehingga
ini perlu dilakukan untuk menanhab suppaly
kelembaban tanah di dalam lubang dan di
air pada musim kemarau. Strategi ini
sekitar akar tanaman tetap tinggi. Biopori
dilakukan di daerah perkotaan dengan cara
atau rumah cacing dibuat dengan membuat
membangun dan memisahkan saluaran
lubang silindris dengan diameter 10 cm dan
draimase untuk air kotor dan limbah dengan
berkedalaman kurang lebih 100 cm. Cara ini
saluran pelimpasan air hujan. Saluran
akan menjadi cara yang efektif untuk
pelimpasan air hujan dibangun tersendiri dan
menyerap kembali air hujan yang biasanya
dihunungkan dengan penampungan yang
menggenangi daerah-daerah rawan banjir.
dibuat signifikan dengan luasan saluran
Pengendalian Pengambilan Air Tanah pelimpasan air di perkotaan.Tempat
Strategi mengendalikan pengambilan air penamupngan tersebut selanjutnya dapat
tanah, dapat ditempuh dengan usaha-usaha digunakan untuk memenuhi kebutuhan air
antara lain: memperketat izin pengambilan minum masyaraka perkotaan.
air tanah untuk industri, dan menerapkan
konsep daur ulang untuk industri, untuk

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 1 – Januari 201 , hal: –
Desalinasi Air Laut padi; (b) mengurangi kebutuhan air dengan
Desalinasi adalah proses pemisahan caramemnafaatkan kemabali air bekas
yang digunakan untuk mengurangi pemakaian dan memanfaatkankannya kembali
kandungan garam terlarut dari air garam untuk memenuhi kebutuhan air; (c) meman-
hingga level tertentu sehingga air dapat faatkan air laut untuk keperluan pencucian atau
digunakan. Desalinasi air laut mengacu pada flashing, sehingga akan mengurangi
proses pembuatan air minum dari air laut penggunaan air bersihnya. Strategi ini dapt
asin. Distilasi merupakan metode desalinasi dilakukan di daerah perkotaan dan pesisir
yang paling lama dan paling umum pantai di Kabupaten Rembna seperti di
digunakan. Distilasi adalah metode Kecamatan Kota Rembang, Kecamatan Lasem
pemisahan dengan cara memanaskan air dan Kecamatan Sarang, terlebih lagi di ketiga
laut untuk menghasilkan uap air, yang kecamatan tersebut sudah memiliki jumlah
selanjutnya dikondensasi untuk penduduk yang cukup besar dibandingkan
menghasilkan air bersih. Metode lain dngan daerah lainnya.
desalinasi adalah dengan menggunakan
Implementasi Strategi Embung dan
membran. Terdapat dua tipe membran yang
Desalinasi
dapat digunakan untuk proses desalinasi,
Strategi tersebut di atas diharapkan dapat
yaitu reverse osmosis (RO) dan
memenuhi kebutuhan air di Kabupaten
electrodialysis (ED).
Rembang sampai tahun 2032 atau selama 20
Strategi untuk menurunkankan jumlah tahun ke depan. Gambar 6. Di bawah ini adalah
kebutuhan air (dari segi demandnya) dengan grafik ilustrasi implementasi strategi hasil
cara: (a) mengurangi kebutuhan air dengan Usulan Penambahan/Pembuatan Embung dan
menurunkan kebutuhan air irigasi dengan cara Desalinasi guna memenuhi kebutuhan air di
mengatur pola tanam dari padi-padi-palawija Kabupaten Rembang hingga Tahun 2032
menjadi padi-palawija-palawija dan atau sekaligus rencana lokasinya.
palawija untuk daerah yang memang kondisi
airnya tidak memungkinkan untuk paertanian

Gambar 6. Grafik ImplementasiEmbung dan Desalinasi

Kajian Optimalisasi dan Strategi Sumber Daya Air di Kabupaten Rembang – Guswakhid Hidayat
Penambahan embung sebanyak 13 lokasi Strategi yang berkaitan dengan demand,
dimulai pada tahun 2017 dengan lokasi di dengan cara: menurunkan Kebutuahn air
Kecamatan Sulang berikutnya secara berturut- irigasi dengan cara mengatur pola tanam,
turut pada tahun 2018, tahun 2019 sampai mendaur ulang air bekas peamakian (waste
dengan Tahun 2029. Sedangkan desalinasi air water), dan memanfaatkan air laut untuk
laut dimulai pembangunannya pada tahun 2020 kebutuhan falshing dan pembersihan
dengan kapasitas mulai 10 liter/detik hingga Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa
tahun 2029 dengan kapasitas sapai dengan 40 tingkat kebutuhan air sangat tinggi, sehingga
liter/detik. diperlukan penambahan ketersediaan air yang
tinggi pula. Jika kemampuan untuk
KESIMPULAN penambahan ketersediaan air terbatas, maka
Kebutuhan air di Kabupaten Rembang diperlukan upaya tambahan dengan cara
pada Tahun 2012 berdasarkan skenario I masih menurunkan tingkat kebutuhan air atau
tercukupi hingga Tahun 2026, sedangkan pada mengefisienkan pemakaian air, seperti
Tahun 2027 mulai terjadi defisit ketersediaan pemakaian air irigasi.
air. Apabila menggunakan Skenario II maka
ketersediaan masih tercukupi air hingga Tahun DAFTAR PUSTAKA
2025, sedangkan pada tahun berikutnya akan Kepmen No.534/KPTS/M/1997
mengenai Standar Pelayanan Minimal
terjadi defisit air. Pada Skenario III maka di
Fasilitas Umum.
Kabupaten Rembang akan mulai mengalami
..... Undang-Undang Republik Indonesia
kekurangan air pada Tahun 2016. Sedangkan Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber
pada Skenario IVdari hasil perhitungan terlihat Daya Air.
bahwa pada Tahun 2012 ini sudah mengalami Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
defisit air. Strategi yang dilakukan untuk 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum.
mengoptimalkan sumber daya air di Kabupaten
Rembang ini sebagai berikut: Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Strategi yang berkaitan dengan supplay, Perlindungan dan Pengelolaan
dengan cara: mengoptimalkan resapan air Lingkungan Hidup

tanah, mengoptimalkan fungsi air Profil PDAM Kabupaten Rembang,


permukaan, strategi untuk mengoptimalkan
fungsi PDAM, manajemen penyimpanan air Delinom, Robert M. dan Dyah Marganingrum
(Ed.). 2007. Sumber Daya Air dan
hujan dengan cara pembuatan embung, Lingkungan, Potensi, Degradasi dan
rorak, saluran buntu, lubang penampungan Masa Depan. LIPI Press. Jakarta.
air (catch pit), biopori serta penampungan air Rees, W. 1990. Sustainable Development and
hujan, memanen air hujan dengan membuat The Biosphere. Teilhard Studies Number
23. American Teilhard Association for the
saluran dan penampungan air hujan yang Study of Men,: The Ecologyof Sustainable
terpisah dengan air limbah, mengendalikan Development.

pengambilan air tanah dan desalinasi air laut Triadmojo, B. 2008. Hidrologi Terapan. Beta
untuk kebutuhan air minum. Offset, Yogyakarta.

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 1 – Januari 201 , hal: –

Anda mungkin juga menyukai